Mr. Opportunity

Chanyeol-Baekhyun

tokoh lain berdasarkan pengembangan cerita XD

BL /no GS!

Happy Reading!!

I hope you like this story

Love you

Park Chanyeol (31)

Byun Baekhyun (24)

--5 Juni 2018

BRUK!!

"Ini benar-benar tidak akan bisa diterbitkan, Byun!", tegas seorang pria berkemeja navy seraya melemparkan seberkas naskah ke atas meja didepan seorang pria bertubuh mungil.

"Ini sesuatu bersifat ilmiah!--keilmuan! kau harus memiliki lisensi tentang keilmuan ini, seminimal kalau lulus strata 1", lanjut si pria yang kini berkacak pinggang menghadap pada pemuda dengan surai baby blue.

"Tapi Hyung, kau tau… aku--",

"Itulah kenapa seharusnya kau menyelesaikan studi-mu dulu, dapatkan ijasah dan kau bisa menulis ilmiah. How?",

"kau bisa memikirkan nya dulu, atau kau bisa menggunakan nama orang lain seperti biasa… aku benar-benar menyesal tidak dapat membantu lebih banyak", final dari pria yang menjabat sebagai pimpinan editorial itu dengan wajah menyesal. Bahkan dengan sangat menyesal, dia melepas kaca mata bundar nya yang selalu menggantung di atas hidung bangirnya. Sebagai gambaran bahwa dirinya benar-benar tidak bisa membantu editor kesayanganya itu.

"Aku bisa memberimu waktu hingga kapan pun, hubungi aku jika kau sudah memiliki keputusan, Baek…",

Disitulah percakapan itu berakhir. Menjadikan seorang Byun Baekhyun, si cerdas yang menakjubkan, terobsesi dengan selembar kertas berlabelkan 'Lisensi Penelitian'. Dilanjutkan dengan berderet-deret kesalahan, yang menjadikanya sebagai manusia paling menyesal!!

Sejak awal Baekhyun benar-benar tau bahwa naskahnya akan ditolak secara mutlak! Bukan karena naskahnya yang kosong tanpa muatan, justru naskahnya lebih dari layak untuk diterbitkan, masalahnya jenis buku yang dia buat. Ayolah, Baekhyun adalah pemuda berusia 24tahun yang hanya bermodalkan ijasah tingkat atas tapi bagaimana bisa menulis buku ilmiah psikologis umum? Apa kata mahasiswa dan ilmuwan yang akan menggunakanya sebagai refesensi? meskipun tulisan Baekhyun luar biasa ilmiah, banyak referensi yang dia bubuhkan dalam tulisannya, bahkan menurut Minseok--staff keilmiahan psikologi--draft milik Baekhyun masuk dalam daftar 'fresh!". Banyak pemikiran baru yang sangat berbobot!! Jangan heran! Baekhyun sesungguhnya adalah mahasiswa psikologi sampai di tahun ke empat!! Bahkan dirinya telah sampai pada tahap sidang proyek akhir! Jadi wajar jika ilmu yang dia miliki cukup membuatnya 'berilmiah!", bahkan progam koas nya untuk psikologi klinik telah dia rampungkan hampir sepuluh bulan lalu!!

Itulah kenapa Junmyeon--pimpinan editorial, tempat Baekhyun selama ini bekerja-- menyuruh Baekhyun untuk membawa lisensi bidang keahliannya, tapi bagaimana caranya?

Tidak ada sedikitpun niat Junmyeon untuk menolak naskah milik Baekhyun, karena Junmyeon sangat tau sepak-terjang Baekhyun sebagai ghost writer selama ini. Otak anak bersurai baby blue itu benar-benar encer, bukan hanya dalam satu bidang psikologi seperti jurusan dia ambil, nyatanya beberapa bulan yang lalu dia usai merampungkan salah satu buku ilmiah kedokteran milik salah satu profesor! Sudah Junmyeon bilang, Baekhyun itu cerdas, hanya saja dia terlalu malas dengan hal berbau formalitas dan prosedur! titik!

"jadi, apa saran mu?", tanya Baekhyun usai menceritakan duduk persoalanya pada teman bersurai pinkish yang disibukkan dengan racikan alkohol di depanya.

"Kembalilah ke kampus, lalu temui profesormu, lanjutan penelitianmu! e-nd!", jawab si pinkish tak mau terlalu ribet memberikan saran.

"Arrgghtt ini menyebalkan! Aku benar-benar benci dengan formalitas dan prosedur, kenapa tidak dengan aku sidang lalu selesai? mereka bilang penelitianku great! Tapi nyatanya masih banyak prosedur menyebalkan lainnya!! ", Baekhyun benar-benar menyampaikan segala kekesalannya pada hal yang disebut pro-se-dur! menyisakan teman pinkish nya merotasikan mata, pertanda bahwa dia benar-benar lelah dengan si Byun.

"What's up guys!!", seorang pria dengan pakaian top crop datang menghampiri Baekhyun, tangannya menepuk bahu Baekhyun yang tertutup hoddy hitam dengan sangat friendly, seolah menunjukkan mereka adalah teman karib-- meski nyatanya 'ya' pria itu merupakan teman akrab di dalam club selain Yuta si bartender pinkish.

"KAI!!!", teriak Baekhyun dengan berpura manja pada si top crop bernama Jongin a.k.a Kai.

"Wae? Kau akan kembali ke kampus? Aku mendengarnya dari Junmyeon hyung", jawab Jongin usai meminta beer pada Yuta.

"Tapi ini sudah satu tahun usai sidang penelitianku! Mungkin saja aku sudah di drop out!", Baekhyun kini tampak memutar-mutar slot martini-nya.

"Aku sering mengingatkan mu untuk ke kampus, dan kau menolak!", Yuta yang pada akhirnya menjawab usai terus diam dengan rengekan Baekhyun seperti rel kereta. Tak berujung.

"Bukankah kau hanya membutuhkan lisensi kelulusannya? Bagaimana dengan pergi ke Daehyuk?", Jongin memberikan masukan.

"Tidak bisa! Dia memang handal tentang pasport, dan identitas palsu! Tapi tidak dengan lisensi SNU! Minimal itu akan di verifikasi di belakang buku yang dia tulis", jawab Yuta dengan logis. Sebagai yang selalu diharapkan dari seorang Yuta, mematahkan saran secara logis, sekaligus membuyarkan binar mata pada si baby blue. Hell, kau tertarik dengan ide tak masuk akal itu?? batin Yuta menjerit, melihat raut wajah temannya yang entah bagaimana bisa menjadi anak emas seorang Kim Jumyeon-- orang kaya yang berlabelkan sebagai kekasih bosnya. Benar-benar cerminan dari lulusan mahasiwa pendidikan filsafat.

"Huh! Aku jadi ingat dengan rumor kelulusan Minyoung, 2 tahun lalu… ", kata Baekhyun-- "apakah menurut kalian itu benar?", lanjut Baekhyun yang sedikit lelah mengangkat beban kepalanya--efek 3 shot martini! Ingat kan itu hanyalah koktail tapi sudah bukan tandinganya!.

"Maksudmu, kau ingin membayar kelulusan mu? Gorgeous, Baekh !", pekik Jongin seraya menandaskan beer nya dalam sekali teguk. Diikuti senyum bangga dari si paling mungil diantara mereka bertiga.

Brak! Satu bunyi bantingan botol dari meja bartender, tampak Yuta mengebrakan sebotol vodka yang entah akan disajikan pada siapa. Matanya tampak menyalang pada Baekhyun yang sadar bahwa Yuta 'sedikit' marah dengannya. Ayolah, setahun yang lalu Yuta mendapatkan lisensi pendidikan filsafat-nya dengan penyelesaian project akhirnya yang meskipun tidak camlaude setidaknya dia tidak curang seperti rencana Baekhyun beberapa menit yang lalu. Ya, Baekhyun yakin itulah yang membuat Yuta marah dengan perkataanya.

"Kau pikir berapa uang yang kau miliki untuk membeli tanda tangan Rektor?", kata Yuta pada akhirnya usai menyajikan sebotol vodka dengan shotter kepada salah satu pelanggan diujung meja counter.

"…bahkan kau menunggak 3 bulan uang listrik.", tandas Yuta berhasil menyentak Baekhyun yang diimbangi wajah shock Jongin.

"Baek, kau!",

"Aku tidak menunggak! pemilik apartemen yang tidak menagihku! Aishh!! Untuk uang Rektor, aku akan mengambil royalti dari buku Profesor Lau, kupikir itu akan menjadi jumlah yang lumayan", jawab Baekhyun benar-benar merasa positif. Seperti rollcouster, senyum itu kembali merekah seperthg anak kecil yang tiba-tiba tau jalan menuju taman bermain.

"Dan kau tidak akan makan selama sebulan?",

PYARR!!

satu kalimat dari sarjana Yuta berhasil menghancurkan bangunan positif atas nama uang royalti! Gambar imajiner yang sebelumnya adalah tentang anak kecil dengan taman bermain itu, akhirnya terganti dengan si anak kecil yang bergelung dalam selimut usai mengingat bahwa tarif taksi itu mahal!

9 Juni 2018

Sudah ku jelaskan sejak awal, Baekhyun itu alergi dengan prosedur dan formalitas! Usai percakapan gilanya dengan Yuta dan Jongin a.k.a Kai di club beberapa hari yang lalu, Baekhyun benar-benar memutuskan untuk mendatangi kampus yang pernah dicintai dan dibanggakan. Bahkan hingga sekarang, masa study nya dikampus adalah hal yang menurut patut dia jadikan sebagai kumpulan dari 'kenangan indah' dalam kehidupannya. Setidaknya--sebelum hubunganya dengan kedua memburuk seperti sekarang. Adapun alibi Baekhyun berada dalam salah satu gedung 'mantan kampusnya' adalah, sekedar menanyakan peluang mendapatkan lisensi yang benar dia butuhkan. Berawal dari pimpinana jurusan, berlanjut bidang adminitrasi, bahkan prosedurnya menggiring Baekhyun pada profesor wali, sampai Rektor! Hell, benar-benar prosedur yang rumit, bahkan kaki pendeknya yang berbalut celana bahan harus melangkah menyusuri 3 gedung dalam sehari.

Disinilah puncak dari semua prosedur yang harus Baekhyun jalani demi lisensi yang digadang Junmyeon untuk melahirkan karya literisa-nya. Tidak dipungkiri, hampir dua tahun usai sidang penelitianya yang tidak berlanjut, ini adalah untuk pertama kalinya Baekhyun kembali menginjakan kaki dalam gedung kampusnya. Ada debar yang membuatnya mual dan pusing mengingat prosedur-prosedur sebelumnya yang mengharuskan Baekhyun memberikan alasan penundaan penelitian 2tahun lalu. Dan bagi Baekhyun, itu bukan cerita yang menyenangkan.

Tepat didepan pintu dengan berukir kata "Rektor", Baekhyun sedikit merapikan surai baby blue yang sedikit basah karena keringan serta merapikan kemeja senadanya yang Baekhyun tebak tampak sedikit kusut.

Tok tok tok

Baekhyun mengetuk, sebuah suara bass mengintrupsinya untuk masuk. Langkah Baekhyun terasa sedikit berat, mungkin karena udara air conditioner yang lebih berat dibandingkan gedung lain atau karena sosok rektor yang untuk pertama kali Baekhyun temui. Park Jisung, nama rektor yang Baekhyun baru tau, sepertinya dirinya baru menjabat 1 tahun yang lalu. Sosoknya lumayan tinggi, mungkin 180 an, dan badannya sangat mencerminkan bahwa dia menyukai makanan enak dan kenyamanan. Huh, Baekhyun sempat berpikir mungkin saja adalah orang yang tampan, bisa ditakhlukkan dengan ranjang mungkin? Atau setidaknya dengan orang yang bisa menciptakan line romance seperti dalam cerita novel mungkin?

"Jadi kau mahasiwa taun ke tujuh yang ingin mendapatkan lisensi?", kalimat seorang pria yang mendapat kedudukan sebagai rektor itu menyentak Baekhyun dari lamunan gila.

"Iya, Prof",

"hanya lanjutkan proyek penelianmu, atau jika itu sulit buat penelitian baru, Kepala Jurusan pasti membantu", jawab orang yang sejak pertama telah di-labeli 'tambun' oleh Baekhyun seraya menyerahkan selembar kertas yang sempat Baekhyun dapatkan dari kantor jurusan. Mereka bilang semacam 'surat rujukan'.

"Tidak bisakah jika tanpa penelitian? Artikel ilmiah mungkin?", kata Baekhyun mencoba peruntungan dalam bernegosiasi.

"kau bukan program degree, tapi strata! tidak bisa tentu saja. Ikuti prosedur nya jika mau! ", nada tegas meluap dari sosok rektor tersebut.

Baekhyun bungkam, begitu pula rektor yang mungkin berusia 50an tidak menunjukan intimidasi secara terang-terangan pada Baekhyun, seolah memberikan jeda berpikir pada si surai baby blue.

"Apa yang kau lakukan selama dua tahun ini?", kata si rektor.

"saya bekerja…", jawab Baekhyun yang sedikit berharap jawabanya akan membantu prosedur menyebalkan ini--atau tidak sama sekali.

"Ah! Atau kau bisa mengganti kertas lisensi yang kau butuhkan dengan beberapa won",

Deg!

great!!

Ini gerbang penawaran yang Baekhyun harapkan! sorak batin Baekhyun dengan sangat berisik!!

"Bisakah?", tanya Baekhyun antusias. Jongin bilang, jika rektor telah sedikit membuka 'gerbang' maka dirinya harus menunjukan raut bahagia, tapi bukan wajah malaikat yang membenci keburukan-- melainkan sebaliknya dari malaikat.

"50juta, dan kau dapat lisensi mu",

"Whats?? Semahal itu?", jika seharga itu, tebakan Yuta benar tak meleset. Baekhyun pikir hanya akan seharga uang 4 semester? Sial, ini benar tidak dalam jangkauanya!

"Ada penawaran lain, Prof?"

"Astaga! Kau tak bisa? Itu setengah dari nominal yang biasa kugunakan, pekerjaan apa yang kau kerjakan selama ini?--cih", entahlah secara mengejutkan kebrengsekan orang diseberang Baekhyun mulai tampak--dan Baekhyun semakin tenang dengan kenyataan itu. Bukankah kebrengsekan lebih nyaman disandingkan dengan kebrengsekan lain?

"…atau…", dan kini mata si tambun tampak lebih kelihatan brengsek daripada penawaran 50jutaa sebelumnya. "…kau bisa dengan tubuhmu, sebenarnya sedikit kecewa dengan kau adalah laki-laki, tapi sepertinya tak buruk",

boom!!

Jika saja ini berada ditempat umum dan dalam kondisi yang normal, dapat dipastikan satu kaki Baekhyun akan melayang membungkan mulut kurang ajar yang sialnya sekarang adalah Rektor-nya sendiri. Pemegang kunci lisensi yang dia butuhkan.

"Aahgrh!", Baekhyun membuang nafasnya kasar. Kalimat yang Baekhyun pikir hanya ada dalam kamus pria brengsek ternyata bisa berada dalam pria berpangkat didepannya.

Disatu sisi Baekhyun benar tergoda dengan penawaran tersebut. Bukankah sejak awal, mendapatkan lisensi tanpa mengikuti prosedur adalah keinginanya? Tapi semua tetap tak sesuai prediksi, Baekhyun yang sejak awal menganggap dirinya telah berada dalam lingkup kebrengsekan, nyatanya tetap merasa 'sedikit' takut dengan kebrengsekan yang ditawarkan orang terhormat didepanya.

"Jangan hanya diam, ini bukanlah penawaran tanpa expired. Setelah kau keluar dari ruangan ini maka semua penawaran itu berakhir", bukankah ini ancaman klise seorang brengsek? Tiba-tiba rasa pening benar menyerang saraf kepala Baekhyun, jantungnya bekerja terlalu cepat, bahkan ac ruangan yang sebelum terasa terkutuk, sekarang tidak mampu membantu sedikit pun.

Ruang rektor secara ajaib terasa sangat sunyi, hanya detik jam diatas kursi sang rektor yang terdengar. Tirai disepanjang jendela besar di depan Baekhyun nyatanya menghasilkan suara dari kibaranya karena angin. Tak ada ekspresi apapun pada wajah si pemegang kekuasaan--Park Jisung. Benar-benar cerminan si pengendali yang berkuasa, bisik Baekhyun dalam hati.

Haruskah aku menerima tawaran shit-sialannya sangat menggoda?

tbc

anyeoong !!!!