Dive Massively Multiplayer Online Role Playing Game. Disebut juga sebagai DMMO-RPG. Game yang dimainkan dengan merasakannya langsung di dunia khayalan.
Yggdrasil, game yang diluncurkan pada 2126, dan di antara DMMO-RPG lainnya, karena memiliki peta yang luas dan diberikannya kebebasan bertindak kepada pemainnya membuat kepopulerannya melonjak di negara Jepang.
Dua belas tahun berlalu, Yggdrasil sudah mendekati akhirnya.
...
Written by Yamanbagiri Kunihirou
...
Crossover Naruto x Overlord
Naruto dan Overlord bukan punya saya
Rate : M is Safe
Warn!!! mungkin sama dengan yang dicanon cuman beda ada Naruto doang, Dont Like Dont Read
Summary : Berniat untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai Ketua Serikat dan juga menikmati hari terakhir Yggdrasil, Naruto malah terdampar di dunia lain bersama Momonga.
Chapter 3
.
.
"Namikaze-sama, kenapa kau...". Albedo memelankan suaranya dengan rona merah di pipinya.
Pria yang menggunakan armor emas itu hanya memandang ke arah bulan yang terlihat di matanya. Ia mengerti dengan pertanyaan dari gadis Succubus di dekatnya namun, dia masih nampak ragu.
"Ah itu ya, entahlah aku juga tak tahu". Balasnya pelan.
Albedo menatap iris biru tuannya itu, "Jika Namikaze-sama sangat menginginkan saya, maka saya dengan senang hati akan melakukannya".
Seketika Naruto berjengit mendengarnya, "H-haha, aku sudah pernah berkata kan bahwa saat ini belum waktu yang pas untuk melakukan 'itu' ".
"Hai', gomenasai telah mengungkapkan hal tak penting, Namikaze-sama". Maafnya dengan menundukkan kepalanya.
Naruto menggeleng, "Tak masalah". Ujarnya singkat.
"Aku memiliki sesuatu untukmu Albedo". Naruto merogoh dimensi penyimpanannya kemudian mengambil sebuah kalung dengan berlian berbentuk daun semanggi berwarna ungu.
Albedo melihat ke arah kalung yang ada di tangan Tuannya itu. "Kalung?".
"Hm, pakailah". Perintah Naruto.
Albedo menerima kalung pemberian Naruto kemudian memakainya di lehernya. Saat telah terpakai sekilas terlihat sinar ungu timbul di kalung itu.
"Kalung itu merupakan item berbayar langka yang kubeli dulu. Gunanya sebagai penghubung antara satu orang dengan yang lainnya. Kau bisa tahu di mana posisiku dan keadaanku melalui kalung itu".
Gadis bertanduk itu memegang kalung di lehernya nampak tak percaya. "Tapi mengapa Anda memberikan ini kepada saya?".
Naruto tersenyum tipis, "Karena aku telah menerimamu sepenuhnya, Albedo. Entah takdir apa yang mempermainkan hidupku saat ini namun, aku tak masalah menjalankannya dan mencoba menerimanya".
"E-eh? Apa yang Anda maksud...". Albedo menghentikan perkataannya melihat anggukan Naruto.
Dengan cepat ia memeluk Tuannya itu atau sekarang menjadi pasangannya. "Yokatta, aku bersyukur diizinkan untuk mendampingi Namikaze-sama. Aku sangat senang.."
Naruto membalas pelukan itu, "Tak usah formal kepadaku Succubus-chan". Ucap Naruto membuat Albedo merona.
Albedo nampak bergetar, "Saya mengerti, Namikaze..k-kun".
Naruto menatap ke arah bulan yang bersinar indah, menjadi saksi bisu kejadian yang barusan terjadi di antara dua sosok insan yang terbawa suasana itu.
"Ayo kembali, Albedo". Ajak Naruto dibalas anggukan Albedo kemudian mengikuti kemana perginya Naruto.
Lantai Satu Makam Nazarick
"Yah, dengan perlengkapan ini aku tidak bisa menggunakan sihir, tapi dengan adanya item pasti bisa". Gumam seorang dibalik armor hitam dengan jubah merah di bagian kanannya.
Kakinya ia langkahkan satu demi satu di atas tangga yang berada di lantai satu Makam Nazarick.
Belum sepenuhnya sampai ke atas tangga, dirinya dikejutkan oleh tiga ekor makhluk berbentuk iblis.
'Ugh! Dengki, Tamak dan Murka. Tiga Jenderal di bawah pimpinan langsung Demiurge, kenapa ada di lantai satu'
Entah kebetulan apa, Demiurge lewat di belakang tiga makhluk itu dan melihat Momonga berdiri di depan bawahannya.
'Demiurge?!'. Batin Momonga saat melihat kehadiran salah satu penjaga lantai itu di sana.
"Ternyata ada Momonga-sama. Mengapa Anda datang ke sini tanpa pengawal?". Demiurge bertanya setelah memposisikan dirinya menjadi berlutut.
"Dan jubah itu?". Demiurge sedikit penasaran dengan itu.
'K-kenapa bisa tahu?'. Batin Momonga gugup.
'Tidak, yang bisa berpindah tempat dengan bebas di Nazarick hanya pemilik cincin serikat. Wajar saja kalau ketahuan'.
"Ya, ada berbagai alasan". Balas Momonga singkat.
Demiurge sedikit terkejut, "Begitu rupanya. Sebagai penguasa, pemikiran Momonga-sama dan Namikaze-sama memang sempurna".
'Eh, nani?'. Momonga bingung dengan perkataan NPC yang disetel iblis itu.
'Aku hanya ingin mencari udara segar, tak lebih'. Batinnya.
"Akan tetapi, saya tak bisa membiarkan Momonga-sama pergi tanpa pengawal". Ujar Demiurge.
Momonga berpikir sebentar, "Jika begitu, aku izinkan kau sendiri yang menemaniku".
Momonga berjalan hingga melewati Demiurge dan para bawahannya yang masih berlutut hormat.
"Terima kasih sudah mau menerima permintaan egois saya". Kata Iblis berkacamata itu kemudian bangkit mengikuti Momonga.
Butuh waktu tak lama hingga mereka sampai di bagian depan Makam Nazarick. Momonga berhenti berjalan kemudian mendongakkan kepalanya menuju langit.
'Wah'. Mata merahnya nampak bersinar saat melihat langit di penuhi oleh bintang-bintang yang bertebaran.
"Hebat sekali. Aku belum pernah melihat langit berbintang sejelas ini. Langit yang dibuat Blue Planet di lantai enam juga indah, tapi ini...'.
Momonga mengambil sesuatu di dimensi penyimpanannya kemudian mengeluarkan kalung dengan bandul putih seperti sayap lalu memainkannya di lehernya.
"Fly". Bandul itu bersinar, Momonga dengan cepat terbang ke langit.
Tak mau ketinggalan, Demiurge juga mengeluarkan sayap iblisnya kemudian menyusul Tuannya.
Momonga terbang ke atas hingga menembus awan, dia dapat melihat bulan besar yang berada di depannya dan sebagian bumi. Jubahnya berkibar turut terkena hembusan angin malam.
'Bahkan yang terlihat cuma cahaya bintang dan bulan saja. Aku tidak menyangka ini hanyalah dunia khayalan, Blue Planet'.
"Berkilau terang, bagaikan isi kotak permata". Ucapnya dengan memandang ke depan.
"Saya yakin keindahan dunia ini untuk menghiasi diri Anda dan Namikaze-sama dengan permata tersebut". Momonga menoleh ke belakangnya dan melihat Demiurge yang melayang dengan sayapnya.
"Hm, mungkin memang begitu. Kami datang ke sini untuk mengambil permata yang belum pernah diambil siapa pun".
"Tidak, ini bukan sesuatu yang bisa kami kuasai sendiri". Lanjut Momonga masih menatap mata dibalik kacamata itu.
"Mungkin untuk menghiasi Nazarick, teman-temanku, Ainz Ooal Gown".
Demiurge memegang bahunya dan menunduk, "Jika Momonga-sama menginginkannya, akan kami gunakan semua pasukan Nazarick untuk merebutnya". Ucapnya.
Momonga terkekeh pelan, "Sampai pada batas misteri keberadaan dunia ini? Hanya saja, bagaimana ya..".
Momonga menatap bulan dengan mata merahnya, "Mungkin menguasai dunia ada menariknya juga". Ujarnya tanpa sadar membuat
'Ugh'. Demiurge menampilkan raut muka terkejut mendengar itu.
Momonga berbalik membelakangi Demiurge, 'Yah, mana mungkin itu bisa dilakukan'. Batinnya.
"Terima kasih telah menemaniku malam ini, Demiurge. Aku pergi dulu, ada Namikaze-san menyuruhku melakukan sesuatu". Momonga kemudian menghilang menjadi cahaya biru.
Demiurge menatap diam kepergian salah penguasa Makam Nazarick itu, "Begitukah?!". Gumamnya.
Keesokan Harinya
Di sebuah ruangan luas nan mewah terlihat seorang pria berarmor emas sedang melihat ke sebuah cermin bundar, di sampingnya juga berdiri seorang perempuan bersurai hitam panjang dengan tanduk di kepalanya.
Kedua tangan pria itu nampak ia gerakkan dari kanan ke kiri kemudian mengamati cermin dengan seksama.
Di dalam cermin sendiri menampilkan sebuah pemandangan yaitu sebuah dataran dengan banyak pohon-pohon menumbuhinya.
'Jika saja aku tahu cara memakai Mirror of Remote Viewing, ini akan berguna sekali untuk keamanan sekitar Nazarick'. Batin pria itu.
~Plokk ~Plokk ~Plokk
Sebuah suara tepuk tangan membuat pria itu menoleh. "Selamat, Namikaze-sama". Ucap perempuan di sampingnya.
"Arigatou, Albedo. Dan juga mau repot-repot menemaniku". Balas pria itu aka Naruto.
"Tetap berada di sisi Namikaze-sama dan mematuhi perintahnya, itulah arti keberadaan saya sebagai pelayan yang telah dibuat oleh Tabula-sama". Ujar Albedo dengan senyum di wajahnya.
"Begitukah?". Naruto menatap ke arah cermin, "Baiklah, mari kita lihat tempat yang ada orangnya".
Matanya memicing saat cermin menampilkan sebuah desa, "Hm...ada perayaan kah?".
Albedo ikut melihat cermin, "Tidak, saya rasa bukan". Ujarnya.
Naruto menggerakkan tangannya kemudian membuat jarak pandangan cermin semakin dekat. Terlihat dalam cermin seorang prajurit yang menggunakan armor besi menunggangi kuda sedang mengejar seorang penduduk kemudian menyabetkan pedangnya ke leher penduduk itu.
Naruto menatap heran kejadian dalam cermin itu, "Sepertinya mereka bukan prajurit bayarannya". Ucapnya kemudian menggeser pandangan cermin ke kanan.
Ia lihat banyak prajurit penunggang kuda itu membunuh para penduduk desa. Ada yang di tebas punggungnya dan ada juga yang ditusuk dadanya.
'Ugh..ini aneh. Sebelum aku datang ke dunia ini, aku pasti langsung panik. Kenapa aku bisa melihatnya dengan tenang?'.
Naruto melihat ke cermin menampilkan seorang warga yang sudah berlumuran darah dan terlihat menggunakan sesuatu.
"Abaikan saja, Namikaze-sama. Menyelamatkan mereka juga tidak ada untungnya". Saran Albedo.
Naruto terdiam sejenak, 'Meskipun begitu, aku juga masih manusia. Sebenarnya apa yang terjadi pada desa itu'.
'Bagaimana pun juga, cepat atau lambat aku harus menguji kekuatanku di dunia ini'. Batinnya lagi.
Naruto mengarahkan pandangannya ke cermin dan melihat dua orang yaitu seorang gadis kecil dengan gadis muda sedang berlari dari kejaran para prajurit.
"Albedo, aku akan pergi ke desa ini. Cepat kau siapkan perlengkapanmu dan susul aku. Suruh Demiurge meningkatkan keamanan Nazarick sampai level tertinggi".
"Saya mengerti, Namikaze-sama". Ucap Albedo lalu menunduk hormat.
"Portal : Open"
Sebuah portal berwarna biru muncul di samping Naruto. Naruto berjalan pelan menuju portal itu.
Di Tempat kedua gadis itu
Terlihat seorang gadis muda nampak mengerang kesakitan setelah melindungi adiknya dari sabetan pedang prajurit yang mengejar mereka.
Punggungnya nampak berdarah dengan luka melintang. Gadis kecil yang dilindungi terlihat shock dengan perlindungan yang dilakukan kakaknya.
"Onee-chan". Ucapnya pelan penuh takut.
Para prajurit terlihat mendekati mereka dan mencoba menebaskan pedangnya lagi.
"Nemu!". Ucap gadis muda itu masih memeluk erat adiknya.
Pikirannya menerawang ke kejadian yang beberapa saat lalu terjadi dimana orang tuanya dibunuh oleh para prajurit kerajaan.
'Aku harus mengalihkan perhatian mereka, agar Nemu bisa lari'. Batinnya sambil mengatur nafasnya yang memburu.
~Singgg
Belum juga pedang menebas kedua gadis itu, para prajurit di kejutkan dengan sebuah portal biru yang muncul di depan mereka
"A-apa i-itu?". Ucap salah satu dari mereka.
Gadis itu yang melihat prajurit kerajaan terkejut kemudian menolehkan kepalanya ke depan.
Dari portal keluarlah seorang laki-laki menggunakan full armor warna emas dengan bentuk kepala singa di tengahnya. Rambut pirangnya nampak berkibar saat hembusan angin menerpanya setelah keluar dari portal itu.
Para prajurit dan kedua gadis itu terkejut dengan manusia di depan mereka. Naruto melihat ke arah kedua perempuan di depannya kemudian menatap ke arah prajurit yang tak jauh darinya.
~Wush ~Jleb ~Jleb ~Jleb
Tak ingin menunggu lama Naruto telah berpindah ke samping salah satu prajurit kemudian menusukkan belatinya di leher prajurit itu. Prajurit lainnya pun juga ia bunuh dengan hal serupa.
Tiga prajurit itu telah tumbang dengan darah mengucur di leher mereka. Naruto menatap belatinya yang berlumuran darah.
'Apa skill magic milikku mempan pada manusia di sini ya?'. Batinnya sedikit berpikir.
"B-bakemono!". Ucap salah satu prajurit yang tersisa.
Naruto menatapnya datar, "Hm, meski membunuh manusia aku tak merasakan apapun". Gumamnya.
"Sepertinya hatiku berubah layaknya di game, tidak lagi seperti manusia normal". Naruto berjalan mendekati prajurit itu yang terlihat bersiaga dengan pedangnya.
"Jika perempuan dan anak kecil sampai kau kejar, tapi saat berhadapan dengan yang lain tidak bisa? Aku sudah datang ke sini, dengan terpaksa akan dijadikan kalian uji cobaku". Ujar Naruto.
~Grep ~Krakkk
Naruto mengunci leher prajurit itu kemudian mematahkannya. Prajurit itu menjerit memilukan kemudian tergeletak dengan leher yang patah.
"Lemah. Hanya dengan kekuatan fisik sudah mati mengenaskan". Ucap Naruto melihat mayat-mayat prajurit yang tergeletak.
"Gate : Death Knight".
Ucap Naruto kemudian muncul gerbang yang mengeluarkan prajurit tengkorak dengan armor dan pedang yang melekat di tubuhnya.
"Death Knight. Bunuh semua prajurit yang menyerang desa ini". Perintahnya sambil menunjuk mayat prajurit.
~Groarrr
Death Knight meraung keras kemudian berlari menuju desa yang diserang para prajurit itu.
'Eh? Kenapa malah meninggalkan orang yang harus dilindungi. Alah biarlah..'
'Huh, untung saja di Gate milikku masih memiliki pasukan Undead yang diberi oleh Momonga'. Batin Naruto.
~Tap ~Tap
Seseorang terlihat keluar dari portal yang sama dengan Naruto yaitu seorang dengan armor dan helm warna hitam berpadu ungu dengan bagian dada berwarna silver serta membawa kapak.
"Mohon maaf, persiapan saya memakan banyak waktu". Ucap orang itu dengan suara wanita.
"Tidak, justru waktumu tepat sekali, Albedo". Balas Naruto.
"Arigatou, Namikaze-sama". Ucap Albedo dengan menunduk hormat.
"Lalu, makhluk rendahan ini ingin Namikaze-sama singkirkan dengan cara apa?". Tanya Albedo sembari melihat kedua gadis di depannya.
Naruto menunjuk ke arah mayat prajurit, "Untuk saat ini, musuh kita adalah orang yang mengenakan armor besi itu".
"Saya mengerti". Patuh Albedo.
Naruto melihat ke arah kedua gadis itu, "Sepertinya kau terluka". Naruto menawarkan sebuah potion merah. "Minumlah!".
Kedua gadis itu memandangnya dengan takut, 'Darah'. Pikir gadis muda itu.
"A-akan kuminum, jadi jangan apa-apakan ad--Nee-chan, jangan diminum!". Perkataan gadis itu terpotong oleh suara adiknya sambil memegang tangannya agar tak menerima potion itu.
'kenapa ini? Aku benar-benar tak percaya. Apanya yang salah?'. Batin Naruto bingung.
~Sringg
"Makhluk rendahan tak tahu diuntung!". Kesal Albedo dengan mengangkat kapaknya ingin menebas kedua gadis itu.
"M-matte Succubus-chan. Turunkan senjatamu!". Perintah Naruto.
"Saya mengerti".Ucap Albedo kemudian menurunkan senjatanya.
Naruto menatap kembali kedua gadis itu, "Ini adalah obat penyembuh. Cepat diminum!".
Gadis yang terluka itu mengambilnya kemudian menengguk isi potion pemberian Naruto. Tak lama kemudian lukanya mengeluarkan cahaya hijau dan menghilang tak berbekas.
"Mustahil". Gumam gadis itu tak percaya saat tak melihat bekas luka lagi di tubuhnya.
"Sepertinya lukamu sudah hilang". Naruto kembali berbicara.
"I-iya". Jawab gadis muda itu mengangguk.
Naruto memegang dagunya, "Apa kalian tahu sesuatu tentang sihir?". Tanyanya.
"H-hai', terkadang temanku seorang ahli pengobatan datang ke desa menggunakan sihir". Jawab gadis muda itu sambil memeluk adiknya.
"Souka, jika begitu jadi mudah. Aku seorang Warrior sekaligus Magic Caster". Ucap Naruto kemudian menaruh tangannya ke depan kedua gadis itu.
"Anti Life Cocoon, Wall of Protection from Arrows".
Seketika lingkaran sihir kecil berwarna hijau muncul di telapak tangannya dan diikuti sihir pelindung melindungi kedua gadis itu.
"Aku sudah memasang sihir pelindung di sekelilingmu. Seharusnya kalian tetap aman selama masih di dalam". Naruto merogoh sesuatu di inventorinya.
"Dan aku berikan ini untuk berjaga-jaga". Naruto melemparkan benda berbentuk terompet kecil ke mereka.
"Seharusnya saat kau tiup itu, prajurit goblin akan muncul dan mematuhi perintahmu. Gunakan itu untuk melindungi dirimu". Jelas Naruto kemudian berbalik ingin pergi.
"A-ano..". Sela gadis muda itu, "Arigatou gozaimasu telah menyelamatkan kami". Ucapnya dengan menunduk.
Naruto menatapnya datar, "Tak usah dipikirkan".
"S-saya harus memanggil nama Anda siapa?". Tanya gadis muda itu.
'Nama...benar juga, apa aku harus menggunakan nama asliku..'. batin Naruto.
Naruto berpikir sebentar, "Ketahuilah namaku, Namaku adalah Namikaze Naruto". Ucap Naruto dengan lantang.
Sedangkan itu di Desa
"Arghhh". Terdengar suara jeritan dari salah satu prajurit berarmor besi setelah sebuah pedang terselimuti kegelapan menikam perutnya.
Sang pelaku penikaman yaitu Death Knight panggilan Naruto telah berada di desa dan membunuh satu demi satu dari prajurit kerajaan. Para warga desa yang berkumpul nampak sama terkejutnya melihat makhluk itu.
~Groarrr
Terdengar teriakan Death Knight yang menggelegar. Death Knight berubah jadi asap kemudian muncul di belakang salah satu prajurit.
~Jrasshh
Sebuah tubuh terbelah dua saat pedang milik Death Knight sukses membelah prajurit itu. Prajurit yang lain nampak ketakutan melihat salah satu dari mereka mati dengan mengenaskan.
"SIALAN!!". Salah satu prajurit terlihat marah kemudian menebaskan pedangnya ke tubuh makhluk tengkorak itu.
~Prangg
Pedangnya pecah saat mengenai tubuh Death Knight. Death Knight berbalik melihat siapa yang telah berani menyerangnya.
~Buaghh
Prajurit itu melayang setelah Death Knight memukulnya dengan tameng besar di tangannya. Para prajurit lain mencoba lari dengan ketakutan namun tetap saja mereka berakhir dengan kematian.
"Death Knight. Sudah cukup!!". Sebuah suara mengalihkan atensi Death Knight.
Terlihat dua orang yaitu pria berarmor emas dengan seorang gadis menggunakan armor hitam dengan kapak di tangannya, keduanya sedang melayang di udara.
~Tap ~Tap
Tapakan kaki terdengar saat mereka telah berada di darat dan berada di dekat Death Knight.
"Salam kenal semuanya. Aku adalah Namikaze Naruto. Aku akan membiarkan kalian kembali hidup-hidup, lalu beritahu tuan kalian!". Naruto menghentikan ucapannya sebentar.
"Jika kalian membuat keributan di desa ini, lain kali akan aku datangkan kematian ke negeri kalian".
"PERGILAH! Lalu sampaikan namaku!". Teriak Naruto membuat para prajurit lari tunggang langgang kembali ke negeri mereka.
'Berperan begini melelahkan juga..'. Batin Naruto sambil melihat para prajurit kerajaan berlarian ke sana kemari.
"A-anda s-siapa?". Tanya kepala desa di sana.
"Aku melihat jika desa ini diserang dan aku datang untuk menyelamatkannya". Balas Naruto mendapat pandangan syukur dari para warga desa.
"Satte, kalian sudah aman. Kalian bisa tenang". Naruto berjalan mendekati gerombolan penduduk desa.
Namun, ia berhenti saat melihat atensi warga desa melihat ke arah Death Knight dengan pandangan takut. Naruto menyadari itu kemudian menatap makhluk panggilannya itu.
"Kau bisa pergi, Death Knight!". Perintah Naruto, seketika Death Knight menjadi butiran-butiran debu.
Naruto kembali memandang penduduk desa, "Meski begitu, ini tidak cuma-cuma. Aku ingin balasan yang setimpal". Ucapan Naruto mendapat senyuman dari penduduk desa.
'Jadi jika diberi tahu ingin mendapat imbalan, bisa langsung menghilangkan keraguan, ya? Tapi, dua bersaudara itu ketakutan karena melihatku'. Pikir Naruto.
Di sebuah rumah sederhana berlapis tembok terlihat usang, Albedo nampak setia berada di depan pintu rumah itu.
'Untuk menenangkan para penduduk desa, aku meminta imbalan uang tapi yang sebenarnya kuinginkan adalah informasi'. Batin Naruto.
'Jika bertindak gegabah di dunia ini, aku akan kerepotan saat bertemu orang politik atau orang yang lebih tinggi dariku'.
Ia pun mendudukan dirinya di kursi yang berada di ruangan rumah itu. Kepala desa nampak menundukkan kepalanya sangat berterimakasih dengan pertolongannya.
'Kepala desa dan istrinya percaya, bahwa aku seseorang Warrior yang melakukan penelitian dan tidak tahu dunia ini karena mengurung diri'.
'Pertama, sepertinya mata uang Yggdrasil tidak berlaku di dunia ini, mungkin nilai tukarnya masih setara dengan emas'.
Tangan Naruto menunjukkan sebuah koin emas dari Yggdrasil dan terlihat Kepala desa dan istrinya bingung dengan mata uang itu.
'Selanjutnya, aku mencoba menanyakannya tentang kerajaan. Desa bernama Carne ini dan Nazarick adalah bagian dari Kerajaan Re-Estize. Lalu, di sebelah gunung memanjang yang membatasi negeri terdapat Kekaisaran Baharuth'.
'Kedua Kerajaan ini memiliki hubungan yang buruk. Dan di perbatasan negeri dekat kota E-Rantel sering terjadi perselisihan. Dan masih ada satu lagi, negeri yang berada di selatan kedua negeri, Keteokrasin Slaine'.
Naruto mengingat kembali kejadian penyerangan di desa ini, 'Menurut lambang dan perisainya, kepala desa menduga yang menyerang desa adalah Ksatria Kekaisaran Baharuth'.
'Mungkin ini adalah upaya yang dibuat Keteokrasian Slaine untuk membuat perselisihan antara Kerajaan Re-Estize dan Kekaisaran Baharuth. Aku sudah salah, seharusnya aku menangkap salah satu dari mereka dan mengorek informasi darinya'.
"Apa ada yang salah?". Tanya kepala desa melihat Naruto diam.
"Tidak, bukan apa-apa. Yang lebih penting, apa aku boleh mendengarkan cerita lain?". Balas Naruto.
"H-hai'. Kota terdekat dari desa ini adalah E-Rantel. Di daerah sini goblin, orc, dan ogre sering bermunculan, tapi para petualang sering berburu di sini. Jika mengikuti jalan ini pasti aman". Jelas kepala desa sambil menunjuk tempat E-Rantel di peta yang ada di atas meja.
Naruto mendongak, "Petualang?".
"Sekelompok orang yang dibayar untuk membasmi monster. Di E-Rantel terdapat serikat yang menerima layanan mereka". Ucap Kepala desa.
"Serikat petualang? Kira-kira seberapa banyak populasi mereka di E-Rantel?". Tanya Naruto.
"Maaf, saya tidak tahu jumlah pastinya". Jawab Kepala desa dengan meminta maaf.
"Begitukah". Naruto memegang dagunya lagi.
'Sepertinya aku akan menyuruh Momonga ke kota dan tinggal di sana'.
.
.
.
Scene berpindah, dan sekarang Naruto sedang berada tak jauh dari sebuah pemakaman. Terlihat para penduduk desa berdoa atas kematian orang-orang terdekat mereka.
'Dengan item Wand of Ressurection milik Momonga, aku bisa saja menghidupkan orang mati'. Naruto masih melihat ke pemakaman.
'Tapi, Magic Caster yang bisa membawa kematian juga Magic Caster yang bisa menghidupkan orang mati. Bisa langsung dibayangkan mana yang bisa membawa kami pada hal yang merepotkan'.
'Tanpa adanya perubahan keadaan, saat ini mereka harus puas dengan terselamatkannya desa'. Batin Naruto sambil melihat kedua gadis yang telah ditolongnya menangis di depan makam kedua orang tua mereka.
Naruto berjalan meninggalkan tempat pemakaman. Kakinya ia langkahkan ke jalan yang ada di Desa Crane, dapat ia lihat bahwa desa ini masih masa perbaikan dimana banyak penduduk gotong royong membangun desa ini kembali.
'Aku harus lebih waspada dengan tindakanku selanjutnya'. Batinnya kemudian menghentikan langkahnya, Albedo di belakangnya ikut berhenti.
"Urusan kita di sini sudah selesai. Albedo, kita kembali". Ucap Naruto kepada Albedo.
Albedo menunduk, "Baik, saya mengerti".
Naruto melirik Albedo, "Kau membenci manusia?".
Albedo dengan cepat menoleh padanya, "Makhluk lemah juga rendahan. Hanya Anda lah manusia yang dapat membuat saya berpaling dengan kenyataan saya membenci manusia".
"Meskipun begitu, tapi di sini kita harus bersikap tenang dan ramah. Berperan baik juga penting". Nasihat Naruto dibalas tundukkan mengerti Albedo.
Naruto kembali menatap ke depan, 'Meski begitu, aku tidak merasakan apapun saat membunuh ras ku sendiri'.
Naruto tersentak saat mendengar suara sepatu kuda bergemuruh tidak jauh dari Desa Crane. Ia pun menemui Kepala desa kemudian bersamanya pergi ke alun-alun desa ditemani oleh Albedo.
Suara gemuruh itu semakin dekat kemudian memunculkan gerombolan pasukan beramor silver dengan garis merah yang mengendarai kuda.
Salah satu pemimpin pasukan itu sampai di depan mereka, "Aku Kepala Ksatria Kerajaan dari Re-Estize, Gazef Stronoff. Aku menerima perintah dari raja untuk menghabisi kesatria kekaisaran yang mengacau dengan mengelilingi desa". Ucap pemimpin pasukan berciri ciri bersurai hitam dengan brewok di dekat pipinya.
"Kepala Kesatria Kerajaan?". Ucap Kepala desa terkejut.
Pemimpin pasukan itu aka Gazef menoleh ke arahnya, "Kau pasti kepala desa di sini. Aku ingin tahu siapa orang di sebelahmu". Ucapnya sambil menatap Naruto.
"Orang ini ad--Itu tak perlu. Salam kenal Kepala Kesatria Kerajaan. Namaku Namikaze Naruto. Seorang Warrior yang datang menolong saat desa ini diserang". Perkataan kepala desa dipotong oleh Naruto.
Gazef Stronoff membulatkan matanya sebentar kemudian turun dari kudanya, "Rasa terima kasih belum cukup untuk penyelamatan desa ini". Ujar Gazef di depan Naruto.
"Ketua!!". Seorang pasukan datang mendekati Gazef.
"Ada pasukan tak dikenal sedang mendekat dan mengepung desa!". Seketika Gazef terkesiap.
To be Continued
Nama : Namikaze
Ras : Human
Level 100 (Max)
Job : Warrior (Perfect Armor) dan Magic Caster (Red Magician)
Skill : Warrior (SS) , Magic Caster (S)
Mode Ultimate : Hell Prince (SS) (akan ada di chap-chap depan)
Pet : Kurama (Nine Fox Tailed Beast) (Ini juga akan muncul di chap chap depan)
Weapon : Mahou no Tsurugi (S), Caliburn (S), Dual Dagger from Hell (SS). sama tongkat magic nya (saya bingung mau kasih nama apa)