pernahkah kalian berpikir, 'jika mendapat kekuatan yang luar biasa, apa yang akan kalian lakukan?'. mungkin kalian akan menjawab, 'aku akan melindungi apa yang aku sayangi', sebahagian lain menjawab, 'aku akan menguasai dunia!', dan mungkin yang lain juga akan menjawab...

"akan kuremas semua Oppai yang ada di dunia ini!"

...?

yahhh,... mungkin seperti itu. -_-!

.

.

.

.

.

DISCLAIMER

Naruto dan semua karakter selain Ooc, bukanlah kepunyaan saya.

.

WARNING

banyak Typo, dan lain-lain!

.

SUMMARY

Siapa bilang bakat itu omong kosong? apakah kalian tau arti dan makna dari 'bakat' itu? kalau kalian tidak bisa memahaminya, maka aku akan menunjukan, bagaimana arti dari yang namanya bakat itu. kalian sudah mendengarnya bukan? jadi diamlah, dan jangan berbicara omong kosong!

.

.

.

"apa itu kejahatan?"

"adalah segala hal yang bermula dari kelemahan!"

F.W. Nietzsche, "Sang Antikristus"

.

********CLASROOM NO ELITE*********

.

.

.

.

"hey Issei, bisakah kau berhenti berteriak hal menjijikan seperti itu? ini masih jam 6 pagi" ucap malas seorang pria dengan rambut yang dikuncir keatas.

Note : Nara Shikamaru, pemuda berumur 16 tahun dengan ciri khas rambut yang dikuncir keatas. memiliki sifat pemalas dan selalu merasa mengantuk, merupakan seorang murid angkatan pertama kelas 1-D dari SMA Koudo Ikusei dan sahabat dekat Hyudou Issei.

"tidak bisa! itu adalah mimpi seorang pria sejati yang tidak bisa disamakan dengan orang pemalas sepertimu! lagi pula, ini adalah hari pertama kita bersekolah jadi sudah seharusnya kita bersemangat!" balas semangat pemuda bernama Issei sambil menunjuk Shikamaru yang menjadi lawan bicaranya.

Note : Hyudou Issei, pemuda berumur 16 tahun dengan ciri khas selalu meneriakan 'Oppai' di saat dia sedang bersemangat. memiki sifat ceroboh, bodoh, dan selalu mendewakan 'Oppai'. merupakan murid angkatan pertama kelas 1-D dari SMA Koudo Ikusei dan sahabat dekat Nara Shikamaru.

"hahh,... mendokusai!" ucapnya lalu menaruh kepalanya di atas meja, dan...

Zzzzzz Zzz

CETAK

"JANGAN TIDUR SIALAN!"

Pagi yang indah...

.

.

Tap Tap Tap

"Hoaamm... bukankah masih terlalu pagi untuk ke sekolah?" ucap lusu seorang pemuda berambut pirang jabrik sambil melihat jam tangannya yang masih menunjukan pukul 06:30 pagi.

Note : Uzumaki Naruto, pemuda berumur 19 tahun dengan ciri khas rambut pirang acak-acakan dan mata sebiru samudra. memiliki sifat cuek, pemalas, dan suka membolos. merupakan seorang murid angkatan pertama kelas 1-D dari SMA Koudo Ikusei.

"tidak bisa! Naru-chan sudah terlalalu banyak membolos, bahkan Naru sudah ketinggalan kelas sebanyak 2 kali, jika terus seperti itu maka Naru-chan akan di keluarkan dari sekolah"

CROTT CROTTR

entah apa yang terjadi, tapi setiap kali wanita di sampingnya ini berbicara dengan semangat, pasti ada lelaki yang selalu mimisan di sekitarnya.

Note : Mei Nakumi, wanita berambut hijau terurai dengan mata berwarn silver indah. berumur 18 tahun dengan ciri khas 'Oppai' jumbo yang selalu bergoyang di saat dia sedang berbicara dengan semangat. memiliki sifat mudah bergaul, manja, dan polos. merupakan seorang murid angkatan ke tiga kelas 3-A dari SMA Koudo Ikusei dan sahabat dari Uzumaki Naruto.

"hahhh, Hoaaammm..., terserah" tidak bisa membalas, Naruto hanya bisa pasrah dan menguap lebar.

cukup lama mereka berjalan, akhirnya merekapun sampai pada tujuan utama mereka, yaitu SMA Koudo Ikusei.

SMA Koudo Ikusei, merupakan SMA terbesar dan terpopuler dari semua jejeran sekolah yang ada di seluruh daratan jepang. terletak di kota Tokyo dan menjadi salah satu sekolah paling elite di dunia, tentu saja membuat SMA ini memiliki segudang fasilitas dan keuntungan tersendiri. bahkan pemerintah menjamin kehidupan seluruh murid yang ada di sekolah tersebut termasuk soal tempat tinggal, makanan, hingga segala keperluan lainnya.

seperti yang tertulis di atas, SMA ini termasuk dalam kategori elite dan hanya menampung para murid-murid yang termasuk dalan kategori tersebut. akan tetapi, tentu saja tidak semudah itu...

Creaattt

bunyi pintu kelas terbuka, dan masuklah seorang murid yang kita ketahui bernama Uzumaki Naruto.

"..."

dengan malas dia menatap keseluruh penjuru ruangan, dan dia hanya mnemukan dua orang pemuda yang dimana satunya sedang tertidur pulas dengan kepala di atas meja, dan satunya lagi sedang mengumpat tidak jelas kepada pemuda tersebut.

karena mendengar suara pintu terbuka, pria yang sedari tadi hanya mengumpat lalu menolehkan pandangannya ke arah pintu.

mata coklat dan biru samudra itu saling bertemu. tatapan tajam saling dilontarkan oleh kedua belah pihak.

'orang ini...' batin pemuda yang kita ketahui bernama Hyudou Issei.

cukup lama dia memperhatikan, tapi tetap saja dia tidak mengerti ada apa dengan pemuda yang baru masuk kedalam kelas itu.

karena merasa sudah cukup lama saling menatap, akhirnya Naruto lebih memilih untuk menutup mata dan kembali berjalan kearah bangku sudut belakang dan mendudukinya. menyimpan tas, menaruh kepalanya di atas meja, dan diapun ikut masuk kedalan mimpi mengikuti Shikamaru yang juga sejak tadi sudah lebih dulu tertidur.

kesampingkan kedua orang itu, terlihat saat ini Issei masih belum melepas tatapannya dari Naruto. ekspresi menjijikan dan semangat yang tadi sempat dia perlihatkan, sekarang telah hilang entah kemana dan tergantikan oleh eksresi tajam menusuk.

'apa kau merasakannya?' pikirnya entah kepada siapa.

'grrrr... tentu saja aku tidak bisa merasakannya!' tapi entah mengapa, sebuah suara berat yang muncul di otaknya, seakan menjawab pertanyaan yang dia ajukan.

'benarkah?' semakin mempertajam indranya, namun tetap saja dia tidak bisa merasakan apa-apa.

'jadi, apakah dia berhasil menyembunyikanya hingga ketitik dimana kau sendiri tidak bisa merasakannya?'

'jangan bodoh! di dunia ini, tidak ada makhluk yang bisa menyembunyikan hal itu dari insting miliku. bahkan walau itu sekecil butiran debu, tetap saja aku pasti bisa merasakannya'

'hohh.. jadi kesimpulannya?'

'itu berararti..., tentu saja dia memang tidak memilikinya bodoh!'

sedikit membulatkan matanya, Issei lalu memasang wajah berpikir.

'hmmm.. jadi begitu yah?!' sedikit tersenyum, diapun berjalan kembali menuju bangkunya dan mendudukan pantatnya di sana. sedikit melirik Naruto yang masih sibuk menikmati mimpinya, dia lalu bergumam.

"menarik"

.

.

.

07:30

.

"pagi"

"pagi"

"selamat pagi"

seiring berjalannya waktu, akhirnya seluruh kursi yang ada dalam kelas tersebut telah terisi oleh murid yang merupakan anak didik yang akan menempati ruangan tersebut selama 1 tahun kedepan.

seperti murid baru pada umumnya, mereka menyempatkan waktu untuk saling berkenalan sebelum jam memasuki waktu pelajaran. dan dari semua murid yang sedang sibuk saling berkenalan, terdapat salah seorang murid yang malah masih asik terlelap kedalam mimpinya.

"heyy"

membuka mata secara perlahan, Naruto lalu melirik kesamping untuk melihat siapa orang yang berani membangunkannya.

sepasang mata orange keunguan adalah hal pertama yang dia lihat. mata itu menatapnya datar bahkan dengan ekspresi yang terlampau datar pula.

"apa?" singkat dan padat, itulah salam pembuka pertama yang diberikan oleh Naruto kepada gadis yang saat ini masih menatapnya datar.

"sebagai murid yang di terima dalam lingkungan elite, bukankah sikapmu sudah terlalu jauh melebihi batas?"

Note : Suzune Horikita, memiliki ciri khas rambut berwarna hitam dengan sedikit rambut bagian sisi kanannya dikepang tunggal dengan pita tali berwarna putih. memiliki sifat tegas, disiplin, susah bergaul, dan dingin. merupakan murid angkatan pertama kelas 1-D dari SMA Koudo Ikusei.

jujur saja, Naruto sama sekali tidak mengerti dengan ucapan wanita yang duduk di sampingnya ini.

"Hoaaammm.. apa maksudmu?" walau masih merasa mengantuk, Naruto tetap mencoba untuk melanjutkan pembicaraan.

"apa maksudku? bukankah sudah jelas, tidur di dalam kelas adalah sifat paling tidak terpuji bagi para golongan elite" balasnya datar sambil membaca buku yang ada di genggamannya tanpa melihat ke arah Naruto.

"hohhh" menegakan badan dan sedikit melakukan peregangan, Narutopun menyandarkan punggungnya ke kursi dan menoleh kearah Suzune.

"sejak tadi kau selalu menyebut kata 'elite' dalam dialogmu. jadi bisa jelaskan, apakah kata itu masih berlaku jika kau masuk kedalam kelas ini?"

"..."

untuk beberapa saat, wanita bernama Suzune itu tidak menjawab dan masih terus membaca buku yang dia bawa. mungkin dia tidak tau harus menjawab apa.

karena tidak mendapat jawaban, Naruto akhirnya tidak peduli dan kembali merebahkan kepalanya keatas lipatan tangan dan hendak kembali tidur.

"kau yang di sana!"

namun karena suatu hal, dia harus rela kembali menegakan badannya dan meluruskan pandangannya kedepan. matanya dapat melihat adanya seorang pemuda berambut putih yang saat ini sedang berdiri di depan kelas dan menatapnya dengan senyuman simpul. menoleh kekiri kekanan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi orang lain yang menjadi titik fokus pemuda tersebut, Narutopun menunjuk dirinya sendiri dan mengatakan...

"aku?"

masih dengan senyumannya, pemuda itupun menjawab ...

"yahh kau! sekarang giliranmu untuk memperkenalkan diri"

Note : Toneri Otsutsuki, pemuda berambut putih dengan sepasang mata berwarna putih pula. berumur 16 tahun dan memiliki ciri khas mata putih tanpa pupil. memiliki sifat optimis, mudah bergaul, dan selalu tersenyum sehingga menjadikannya sebagai calon ketua kelas yang paling ideal. merupakan murid angkatan pertama kelas 1-D dari SMA Koudo Ikusei.

menatap kesekeliling, Naruto mendapati seluruh pasang mata sedang menatapnya, tapi tentu saja tidak dengan wanita yang saat ini masih asik membaca buku di sampingnya itu. karena tidak memiliki alasan untuk menolak, Naruto akhirnya pasrah dan mulai berdiri hendak memperkenalkan dirinya.

"namaku Uzumaki Naruto, umur 19 tahun, tidak ahli dalam bidang apapun, tidak memiliki hobi, dan tidak memiliki hal yang disukai. untuk masalah impian,.. hmmm? mungkin bisa keluar dari sekolah ini adalah impian terbesarku. semoga kita bisa berteman akrab" selesai dengan sesi perkenalannya, diapun duduk dan menyandarkan punggungnya di kursi.

"..."

kesunyian terjadi saat Naruto selesai memperkenalkan dirinya. semua mata masih fokus menatapnya dengan pandangan berbeda-beda. dan tidak lama kemudian..

Plokk Plokk Plokk

suara tepuk tangan mengisi kesunyian di dalam kelas tersebut.

"salam kenal, Uzumaki Naruto-kun" ucap Toneri masih dengan senyumannya.

sedikit melirik kesamping, Naruto sempat melihat Suzune sedikit tertawa saat dirinya memperkenalkan diri.

'dia mentertawakanku' pikirnya.

"engg, ano... bukankah umur 19 tahun itu sudah terlalu tua untuk menjadi murid angkatan pertama?"

mengalihkan pandangnya kesalah satu kursi, Naruto dapat melihat adanya seorang wanita yang sedang menatapnya malu-malu dengan kedua jari yang saling di tautkan.

Naruto menutup mata. "yahh, kau memang benar. mungkin beberapa dari kalian sudah pernah mendengar rumor bahwa adanya seorang murid yang selalu ketinggalan kelas sebanyak dua kali berturut-turut. dan selamat, sekarang rumor itu telah menjadi kenyataan"

setelah mendengar hal itu, wanita itupun mengangguk paham dengan polosnya.

"So-souka!"

Note : Hinta Hyuga, wanita berambut lavender panjang terurai dengan mata berwarna hijau. berumur 16 tahun dengan ciri khas memiliki mata tanpa pupil seperti Toneri. memiliki sifat pemalu, sedikit susah berinteraksi, tetapi masih mudah untuk bergaul. merupakan murid angkatan pertama kelas 1-D dari SMA Koudo Ikusei.

Tap Tap Tap

creattt

pintu terbuka, dan masuklah seorang wanita dewasa dengan setelan jas yang sedikit membuat belahan dadanya menyenggol keluar.

"semuanya duduk!"

secara serentak, mereka semuapun kembali ke tempat duduk masing-masing.

menaruh beberapa buku di atas mejanya, wanita itu lalu menatap satu persatu murid yang akan dia ajari selama 3 tahun kedepan.

"selamat pagi semuanya,.. perkenalkan, aku adalah Senju Tsunade, guru yang akan menjadi wali kelas kalian. di sekolah ini tidak ada sistem pergantian kelas, jadi aku yang akan bertanggung jawab selama tiga tahun kedepan, sampai kalian lulus. untuk hari pertama, aku akan membagikan buku tata tertib sekolah ini kepada kalian"

setelah itu, diapun membagikan buku tersebut kepada semua orang yang ada di kelas tersebut.

"sekolah ini mempunyai peraturan-peraturan khusus. pertama kalian akan tinggal di asrama, dan selama di sini, izin meninggalkan sekolah dan menghubungi dunia luar akan di batasi. tapi jangan khawatir, sekolah sudah menyediakan berbagai macam fasilitas. semua yang kalian butuhkan sudah tersedia di sini, termasuk kebutuhan untuk hiburan dan olahraga. untuk berbelanja, kalian akan menggunakan poin yang tersimpan di sistem komputer resmi sekolah-" Tsunade lalu mengeluarkan sebuah benda mirip Smartphone. "- di sekolah ini, kalian bisa membeli apapun dengan poin. poin akan di bagikan perbulannya tiap tanggal satu. satu poin nilainya setara dengan satu yen. untuk bulan ini, masing-masing dari kalian telah diberi seratus ribu poin"

"se-seratus ribu poin?!" ucap Issei terkejut.

"apakah ini benar?" sambung Hinata sama terkejutnya.

"apa kalian terkejut dengan jumlahnya? sekolah ini menilai siswanya berdasarkan kepantasan, jadi-"

Shingggg

brakkkkk

semua mata membulat saat sebuah spidol meluncur cepat dan berhenti saat menghantam dinding. bahkan dapat dilihat dinding tersebut mengalami retakan yang cukup parah hingga membuat spidol tersebut menyangkut di sana.

mata Tsunade menajam dan bibirnya tersenyum layaknya seekor Iblis. melihat hal itu, tentu saja membuat sebahagian besar murid yang ada dalam kelas tersebut berdidik ngeri dibuatnya.

"sudah berapa kali kubilang jangan berani-berani tidur di dalam kelasku, N-A-R-U-T-O!" ucapnya dengan penekanan di akhir katanya.

objek yang dimaksud oleh Tsunadepun, membuka matanya pelan saat mendengar namanya disebut. bukannya meminta maaf, dia malah hanya menatap bosan dan menggaruk telinganya gatal.

"ayolah, bukankah kau sudah menjelaskan hal ini sebanyak tiga kali?!"

Cetakk

perempatan urat muncul dan menghiasi jidat Tsunade saat mendengar ucapan Naruto.

"grrr... kau memang benar! TAPI ITU SUDAH DARI DUA TAHUN YANG LALU BODOH!"

Blarrrr Krakkk Krakkk

kali ini bukan dinding yang menjadi sasarannya, melainkan lantai dan meja yang hancur akibat tekanan energi yang dia keluarkan.

"...!"

kali ini tidak main-main, spontan saja mereka semua harus menahan diri agar tidak pingsan saat merasakan tekanan energi dari Tsunade.

'te-tekanan energi macam apa ini?!' pikir Suzune tidak percaya.

'a-astaga.. aku tidak kuat!' pikir Issei.

'cih.. me-merepotkan!' pikir sikamaru.

sedangkan yang lainnya, juga ikut mengalami hal yang sama.

Tap Tap Tap

Brakkkk

"APA YANG TERJADI DI SINI?!" dalam situasi mengerikan itu, tiba-tiba ada orang yang membuka pintu dengan keras dan berteriak panik.

matanya langsung saja terfokus kearah Tsunade yang sedang dalam mode monsternya.

Glukkk

pria dewasa yang baru saja masuk itu, tidak bisa untuk tidak meneguk ludahnya paksa saat melihat teror dari seorang wanita seksi tersebut.

"Tsu-tusnade, apa yang kau lakukan? apakah kau ingin merobohkan bangunan ini?!" tanya Pria tersebut.

namun sayang, mata itu malah langsung mengarah tejam kepadanya yang spontan membuat sang lelaki bagaikan sedang berhadapan dengan seekor singa yang sedang lapar.

namun beberapa saat kemudian, akhirnya Tsunade mulai tenang dan tekanan energi itupun secara perlahan juga ikut menghilang.

brukkkk

"hahhh..hahh..hahh" semua murid yang ada dalam ruang tersebut terjatuh dengan nafas yang begitu terengah-engah.

"hahhh..." menghela nafas panjang untuk menenangkan dirinya, pandangannya lalu kembali kearah depan.

"baiklah, itu saja yang bisa saya sampaikan. untuk lebih jelasnya, kalian bisa membacanya sendiri kedalam buku tata tertib sekolah. untuk hari ini, cukup sampai disini dulu-"

"- DAN KAU!" sambil menunjuk Naruto yang masih asik menggaruk telinganya, seakan tidak peduli dengan semua kejadian tersebut. dan tentu saja hal itu semakin membuat Tsunade jengkel.

"datang keruanganku pulang nanti!" lanjutnya.

setelah itu, diapun pergi meninggalkan para murid yang masih berusaha untuk menstabilkan pernafasannya disusul oleh pria yang tadi sempat masuk kesana.

"hahhhh..hahh.. me-mengerikan sekali!" gumam Issei bergidik ngeri.

namun dari semua murid yang ada, hanya 3 orang yang pandangannya terfokus kepada satu orang, yaitu Suzune, Toneri, serta Shikamaru. dan yang menjadi fokus dari penghlihatan mereka, tidak lain dan tidak bukan adalah... Naruto Uzumaki.

mata mereka menyipit dan menajam melihat pemuda berambut pirang itu masih santai duduk di kursinya sambil menggaruk-garuk telinganya seakan semua kejadian ini tidak berpengaruh padanya.

'Uzumaki... Naruto?' pikir mereka bertiga.

.

.

.

09:00

.

jam sudah menunjukan waktunya Istrahat, maka semua muridpun mulai berbondong-bondong pergi menuju kantin untuk mengisi perut kosong mereka. tapi tidak dengan pemeran utama kita, dia masih asik tidur dan terlelap kedalam mimpin.

"Naruto-senpai!"

namun sebuah teguran kembali membangunkan dirinya.

"h-hmm?" dengan malas dia mendongakan kepalanya hanya untuk melihat pemuda berambut putih yang sedang menatapnya dengan senyuman.

"apa?" tanya Naruto malas.

"maaf kalau sudah mengganggu waktu tidur Senpai, tapi kalau bisa aku hanya ingin menanyakan beberapa hal"

dengan mata sayunya, Naruto mencoba untuk menimbang-nimbang ucapan dari pemuda yang kita ketahui bernama Toneri itu.

'hmm.. sudalah, setidaknya membantu murid baru bukanlah hal yang sia-sia'

walau terlihat enggan, tapi Naruto tetap menegakan badannya dan menyandarkan punggung ke kursi.

"baiklah. jadi, apa yang ingin kau tanyakan?"

mendengar hal itu, Toneripun bergegas menarik kursi yang ada di depannya dan duduk di sana.

"ano, tadi senpai juga sudah mendengar penjelasan dari Tsunade sensei bukan?"

Naruto mengangguk.

"kalau begitu, bisakah Senpai memberi tahuku arti dari 'ini'?" ucap Toneri sambil menunjukan layar Smartphonenya kepada Naruto.

dilayar itu, Naruto dapat melihat sistem yang menunjukan seratus ribu poin yang dimiliki oleh Toneri.

"apa maksudmu? bukankah sudah jelas itu adalah seratus ribu poin?!"

"aku tau, tapi aku merasa semua ini aneh!" melihat layar Handphonenya, Toneri kemudian melanjutkan. "25 siswa perkelas dan 4 kelas tiap angkatan, berarti totalnya ada 300 siswa. kalau tiap siswa mendapat 100 ribu yen perbulan, berarti 360 miliar yen pertahun"

matanya lalu kembali menatap Naruto. "walau didanai oleh pemerintah, bukankah ini terlalu aneh? aku berpikir, mungkin ada maksud lain dalam penjelasan tadi"

jujur saja, Naruto cukup terkejut dengan pemuda bernama Toneri ini.

'hohh,.. tidak kusangka ada yang menyadari hal itu secepat ini' pikir Naruto.

melipat tangannya di dada, "hohh.. jadi menurutmu, hal lain apakah itu?"

Toneri berpikir, "hmm? aku rasa mungkin ini adalah sebuah tes. tapi aku masih belum mengetahui tes apa ini dan maksud dari tes itu! jadi kalau boleh, apakah Senpai bisa memberi tahuku, mengingat sempai adalah murid yang sudah menempati sekolah ini selama dua tahun"

menutup matanya sejenak, Naruto lalu tersenyum dan bangkit dari kursinya. "maaf saja, untuk hal seperti itu aku tidak punya wewenang untuk memberitahukannya kepada kalian" berjalan menjauh meninggalkan Toneri yang hanya bisa terdiam, Naruto lalu melanjutkan. "kalau masih penasaran, gunakanlah otak geniusmu untuk mendapatkan jawabannya" kata-kata itu menutup membicaraan mereka saat Naruto keluar dari dalam kelas.

.

.

.

.

Koudo Ikusei, merupakan nama SMA yang dibangun oleh pemerintah dengan tujuan untuk menciptakan lulusan yang dapat diandalkan untuk mengantisipasi segala gangguan yang ada. dengan dibiayai langsung oleh pemerintah, tidak heran sekolah ini memiliki luas yang mungkin dapat disetarakan dengan sebuah kota kecil. bahkan untuk menampung segala fasilitasnya, harus disediakan sebuah pulau buatan di tengah kawasan danau kota Tokyo. dengan daratan seluas itu, memangnya apa saja fasilitas yang ada dalam sekolah ini? untuk urusan ajar-mengajar, sekolah ini telah menyediakan fasilitas yang super lengkap. mulai dari ruangan kelas, sarana latihan fisik, stadion olahraga, arena latihan, asrama, kantin, supermarket, minimarket, lapangan, taman, bahkan hingga sarana hiburan juga ada dalam SMA ini. belum cukup? sampai biaya hidup merekapun dijamin dengan adanya poin sebagai pengganti uang.

namun dari semua itu, tentu saja ada peraturan-peraturan dan tujuan-tujuan tertentu yang menjadikan sekolah ini sebagai salah satu sekolah paling elite yang ada di dunia. salah satunya adalah, pengembangan Ilmu spiritual yang dinamakan, Reatsu.

Reatsu, merupakan energi spiritual dalam tubuh yang memungkinkan setiap manusia bisa menggunakan kekuatan khusus. Reatsu terbagi menjadi dua kategori berbeda yaitu :

- Kategori pertama dinamakan Regular Reatsu! energi ini cenderung bersifat normal dan dimiliki oleh sebahagian besar manusia di dunia. Reatsu jenis ini tidaklah terlalu mencolok karena manusia yang memilikinya sama sekali tidak bisa memanipulasi kemampuan khusus dan hanya mentok pada kemampuan fisik yang cukup bagus. sederhananya, energi ini sama halnya dengan energi kehidupan yang dimiliki manusia biasa.

- dan Kategori berikutnya adalah, Iregular Reatsu! dengan memiliki energi ini, manusia dapat memanipulasi berbagai macam kemampuan khusus yang tidak bisa dilakukan oleh manusia pada umumnya. karena itulah, manusia pemilik energi ini akan diperlakukan khusus dan akan dimasukan kedalam sekolah-sekolah yang menampung serta melatih para manusia untuk meningkatkan kemampuannya.

sedangkan dalam SMA Koudo Ikusei , tingkatan pertama para murid akan dibedakan berdasarkan tingkat dan pengontrolan Reatsu yang mereka miliki. misalnya saja :

- kelas 1 - A

tingkatan Reatsu harus berkisar 3000 - 3999

- kelas 1 - B

tingkatan Reatsu harus berkisar 2000 - 2999

-kelas 1 - C

tingkatan reatsu harus berkisar 1000 -1999

-kelas 1 - D

tingkatan reatsu harus berkisar 100 - 900

sedangkan untuk perebutan peringkat kelas, sistemnya akan dirubah menjadi beberapa ujian yang akan di lakukan setiap akhir semester. intinya, tingkatan kelas dalam penaikan kelas tidak lagi terpatok pada jumblah Reatsu, melainkan kemampuan dari diri sendiri.

sekian untuk penjelasan tentang Reatsu, sekarang kita beralih ke pemeran utama kita.

saat ini Naruto sedang asik berbaring di atas atap salah satu gedung untuk menikmati tidur siangnya. hari yang cerah, awan yang indah, kedamaian, dan angin yang sejuk, sungguh suasana yang begitu diimpikan oleh Naruto.

"seperti biasa, kau selalu bermalas-malasan di tempat ini!"

namun sayang, ketenangannya terganggu oleh sebuah suara yang sepertinya berada tepat di sampingnya. membuka setengah matanya, Naruto dapat melihat seorang pemuda dengan sepasang mata hitam kelam sedang menatapnya datar.

"apa yang kau lakukan di sini?" tanya Naruto malas.

pemuda itu berjalan menuju pembatas gedung dan menaruh kedua tangannya di sana untuk melihat pemandangan dari sekolah tersebut.

"tidak ada! aku hanya sedang bosan" mlirik sedikit kebelakang, "aku dengar kau membuat masalah lagi dengan Tsunade sensei"

Note : Uchiha Sasuke, pemuda berumur 18 tahun dengan ciri khas rambut bermodel pantat ayam dan mata hitam kelam. memiliki sifat pendiam, dingin, namun sangat populer di kalangan para wanita. merupakan murid angkatan ke tiga dari SMA Koudo Ikusei.

Naruto menutup mata, "telingamu sunggh tajam. bahkan berita seperti itu sudah tersebar secepat ini"

kembali menatap kedepan, "bagaimanapun juga, suatu gempa bumi dadakan disertai tekanan Reatsu yang menggemparkan seisi sekolah, tentu saja bukanlah hal yang bisa dianggap sepeleh"

benar apa yang dikatakan oleh Sasuke. kemarahan dari seorang Tsunade Senju, bahkan mampu menggetarkan seisi sekolah.

"dari pada kau selalu membuat masalah, bukankah lebih baik kau menemaniku bertarung? setidakanya hal itu bisa menghilangkan rasa bosanku"

"jangan bercanda! para murid akan menertawakanku jika berani bertarung dengan murid nomor satu di sekolah ini"

Sasuke menutup mata untuk menikmati hembusan angin yang menerpa dirinya. "sudah kuduga kau pasti akan mengatakan hal itu" melirik sedikit ke belakang, diapun melanjutkan. "setidaknya kau dan aku tau, bahwa hanya kaulah murid yang bisa me-"

BRAKK

"SASUKE-SAMA!"

ucapan Sasuke terpotong saat seseorang mendobrak pintu atap dan memanggil namanya dengan panik.

"SASUKE-SA-"

pemuda yang baru datang itu menghentikan langkahnya saat melihat adanya objek lain yang sedang berbaring santai di atap tersebut. menajamkan penglihatannya, diapun menyadari siapa pemuda berambut pirang tersebut.

"e-eghmn!" merubah posisinya menjadi tegap dan merapikan pakaiannya, pemuda berambut jabrik orange itu kembali berbicara.

"Sasuke-sama, sedang apa anda disini bersama pecundang ini?" kali ini dia berbicara dengan nada dan ekspresi yang terlihat begitu datar.

Note : Jugo, seorang pemuda berambut orange jabrik dengan badan cukup kekar. berumur 18 tahun dan memiliki sifat tegas dan patuh terhadap ketuanya yaitu Sasuke. merupakan siswa kelas 3-A dari SMA Koudo Ikusei.

"sebagai ketua Osis yang sangat dihormati oleh seluruh murid, reputasi anda bisa tercemar bila ketahuan bergaul dengan pecundang ini!" lanjutnya penuh dengan rasa hormat.

mendengar hal itu tak kala membuat Naruto yang sedang asik berbaring tersenyum lebar.

"hey Teme, ternyata pembantumu memiliki mulut yang cukup pedas juga yah"

Cetakkkk

perempatan urat seketika menonjol di dahi Jugo saat mendengar pria yang dia anggap sebagai orang gagal itu memanggil Ketua yang paling dia hormati dengan sebutan Teme.

"KURANG AJAR! BERANINYA KAU MEMANGGIL SASUKE-SAMA DENGAN SEBUAT HINA ITU!" teriak murka jugo dengan pancaran energi yang mulai terasa tidak mengenakan. mengepalkan tangannya, dia benar-benar merasa marah sata ini.

"KAU AKAN ME-"

"Hentikan"

ucapan datar Sasuke sukses menghentikan aksi Jugo yang hendak menerjang Naruto dengan Reatsu yang terlihat sudah menyelubungi kedua lengannya.

"ta-tap Sasuke-sama, dia su-"

"apa kau ingin menentangku?" pertanyaan disertai dengan lirikan tajam itu seketika membuat Jugo terdiam. aurah membunuh yang sempat dia keluarkan, sekarang telah menghilang menyisahkan ekspresi terkejut dengan sebulir keringat dingin yang meluncur di pelipisnya.

"ti-tidak" jawabnya sendu dengan kedua telapak tangan yang dikepal erat. wajahnya menunduk tidak sanggup untuk melihat tatapan tajam dari ketuanya itu.

"hahh.." menghela nafas Sejenak, Sasuke kembali berbicara. "jadi, ada apa sehingga kau terburu-buru ingin menemuiku?"

Jugo tersentak saat mendengar hal itu. dia baru teringat akan alasannya datang ketempat ini.

"benar juga! Sasuke-sama, anda harus cepat karena kalau tidak, se-"

BLARRRRRR

ucapan jugo terhenti saat sebuah ledakan cukup besar terjadi tepat di bawah gedung tempat mereka berada.

dengan cepat Jugo berlari dan melihat kebawah gedung. tepat di hadapan gedung tersebut, terdapat sebuah lapangan cukup besar yang dipenuhi oleh gerombolan siswa yang terlihat sedang mengelilingi sesuatu. terlihat pula kepulan asap yang membumbung tinggi tepat di tengah gerombolan itu.

Sasukepun ikut menatap kebawah karena penasaran dengan seuara ledakan tersebut. hanya Naruto yang tampak tidak perduli dengan semua itu dan masih asik berbaring dan menikmati hembusan angin yang menerpa dirinya.

"gawat, dia sudah melakukannya!" ucap kesal Jugo.

mata Sasuke menyipit saat merasakan adanya tekanan Reatsu gelap yang berasal dari kepulan asap di bawah sana.

'gegelapan ini?!'

.

[Lapangan sekolah tempat ledakan terjadi]

.

BLARRRRR

ledakan cukup besar terjadi hingga membuat beberapa murid yang berada di tempat tersebut terpaksa mundur beberapa langkah dan menutup matanya akibat banyaknya debu yang berterbangan.

tidak lama, akhirnya asap menghilang dan memperlihatkan apa yang terjadi di sana. terlihat di tengah kerumunan tersebut, terdapat dua sosok berbeda gender yang saling berhadapan. yang satu adalah seorang wanita berambut merah Crimson, dan yang satunya adalah seorang pria dengan tubuh ynag dipenuhi oleh tato hitam dan aurah gelap yang terus mengeluar dari tubuhnya.

perempuan berambut merah itu menatap tajam sosok lelaki dihadapannya. matanya menyipit dan postur tubuhnya terlihat dalam posisi sedang bersiaga untuk menerima serangan.

"hehehehe... memaksaku untuk melepaskan segel kutukan tingkat satu, ternyata kau cukup kuat untuk ukuran seorang murid baru!" ucap pemudah aneh itu sambil terkekeh dan mengeluarkan lidahnya panjang.

"cih.. dan untuk ukuran seorang senpai, kelakukanmu sungguh sangat menjijikan!" balas gadis tersebut dengan ekspresi jijik yang tertampang di wajahnya.

"hohh?" menyeringai lebar, lelaki itu langsung saja melesat cepat kearah sang wanita.

cepat, sangat cepat! kedua matanya melebar saat ia tidak bisa mengikuti gerakan dari sempainya itu. dan tidak lama...

Grebb

"ughh!"

sang wanita meringis pelan ketika tangan kasar milik pria itu menggengam erat lehernya dan mengangkatnya keatas bagaikan sebuah tongkat yang sangat ringan.

"khukhukhu... kau cukup kasar rupanya, tapi itulah yang membuatku semakin hergairah.. khukhu!" ucapnya sembari menatap kearah dada jumbo dari wanita tersebut.

"UWOOO!"

para penontom berteriak semangat saat melihat kejadian tersebut. wanita itu melirik kesegala arah, berharap agar ada yang mau menolongnya. namun sayang, matanya hanya bisa menangkap segerombolan murid yang hanya menatap semangat semua penyiksaan ini.

'ughh! sudah kuduga, aku memang membenci sekolah ini!'

Degg

"..."

entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja keheningan terjadi diseluruh area pertarungan tersebut. bahkan lelaki yang menjadi penyebab semua kekacauan itu, juga ikut terdiam dengan sebulir keringat yang turun dari pelipisnya. badannya kaku, senyuman yang sedari tadi dia tunjukan sudah hilang, dan matanya hanya bisa terpaku keatas untuk melihat wanita yang sedang dia permalukan.

"a-ap yang~"

Dhuakkkk!

"Choughhhh!"

darah seger seketika dimuntahkan oleh sang pemuda saat sebuah tendangan lurus mengenai telak perutnya.

Srettttt

pemuda itu terseret sejauh lima meter kebelakang, dan berhenti tepat di sana.

"uhug, uhug!" dirinya terbatuk dan mencoba untuk menormalkan pernapasannya.

Tap Tap Tap

langkah demi langkah disertai dengan energi merah pekat, membuat para penonton berdidik ngeri dan mundur kebelakang. hanya beberapa murid saja yang terlihat biasa saat melihat kejadian tersebut.

"cihh!" mendecih kesal, si pria menengok kedepan untuk melihat wanita yang sempat dia permalukan, berjalan pelan kearahnya dengan energi merah pekat yang terus saja mengeluar dari tubuhnya. kepalanya menunduk sehingga ekpresi wajahnya terhalang oleh bayangan rambutnya sendiri.

"kurang ajar!" mengumpat kesal, diapun berdiri dan membersihkan bekas darah yang menempel di pipi. ekpresinya mengeras tanda bahwa dia sedang dalam keadaan marah.

"dasar jalang, beraninya kau menyerangku seperti itu!" ucapnya marah.

walaupun dia bisa merasakan adanya peningkatan Reatsu yang cukup besar dari diri wanita tersebut, tapi egonya tetap memaksa untuk tidak mau kalah.

Slashhhhh

dan benar saja, tato hitam yang ada pada sebahagian tubuhnya, mulai melebar bagaikan lukisan hidup. Reatsu yang begitu gelap, meningkat dan mengeluar pesat dari diri si pria.

"tidak akan kumaafkan!" setelah mengatakan itu, ia menunduk sedikit dan membuat ancang-ancang untuk maju.

sedangkan sang wanita, dia terus berjalan tanpa ekspresi yang jelas. namun tiba-tiba dia menggerakan tangannya kesamping, lalu munculah lingkaran sihir berlogo Naga dan berwarna Crimson di sana. setelah itu, sebuah pedang panjang dengan beberapa ukiran Naga keluar dari lingkaran sihir tersebut dan masuk dalam genggaman si wanita.

melihat hal tersebut, si pemuda tampak tidak gentar dan memperkuat kuda-kudanya.

"jangan harap... kau bisa lari dariku!"

Shinggg

dengan kecepatan yang jauh melebihi manusia normal, dia maju menerjang kearah si wanita. dan saat jaraknya mulai dekat, sebuah lingkaran sihir berwarna hitam muncul di lengan telapak tangan kanannya...

"rasakan ini..."

Black Hole

bersamaan dengan itu, si wanita juga ikut mengangkat pedangnya keatas, dan mengambil pose dimana prajurit yang hendak ingin menusuk lawnnnya.

"lenyaplah dalam kilauan petir...

Thunder Emperor

BLARRRRRR

ledakan cukup dahsyat mengguncang seisi arena pertarungan. bahkan asapnya juga ikut memenuhi seluruh arena hingga membuat beberapa penonton terjungkal kebelekang karena tidak kuat menahan dampak dari kedua serangan menengerikan tersebut.

asap mengepul hebat sehingga tidak ada yang bisa melihat apa yang terjadi di dalamnya. tapi saat asap itu menghilang, yang ada hanyalah tatapan tidak percaya yang di keluarkan oleh para penonton. bahkn bagi kedua murid pemiliki jururs itu, hanya bisa melototkan matanya dan rahangnya sedikit turun kebawah.

bagaimana tidak! kedua serangan yang bahkan mampu mengguncang seisi arena pertarungan, hanya di tahan dengan tangan kosong!

benar, tangan kosong! dan pelakunya tidak lain adalah...

"Ka-Kaicho?!" ucapan si pria menjelaskan semua.

"jadi, apa yang sedang terjadi disini?" ucapan dingin yang begitu menusuk seketika membuat nyali si pemilik tato menciut hingga keringat dingin mulai mengeluar dari tubuhnya.

dengan cepat dia menarik lengannya dan membungkuk untuk meminta maaf.

"go-gomenasai!"

"bu-bukankah itu Sasuke-sama?"

"Kyaaaa... Sasuke-sama!"

"wahh, kerennya!"

"dia bisa menahan kedua serangan itu hanya dengan tangan kosong? huhh.. manusia yang di anugrahi bakat memang berbeda!"

bahkan para penontonpun, juga ikut berbisik-bisik dengan berbagai komentar yang beda-beda. yahhh... walaupun hal itu terdengar begitu Mainstream.

pelaku yang ternyata adalah Sasuke itu tidak merespon dan menatap datar kearah si pria. setelah itu, dia juga menoleh kearah wanita yang masih menggenggam erat pedangnya.

bukan tanpa alasan wanita itu menatap tajam Sasuke. dia ingat beberapa detik yang lalu dirinya sudah mengeluarkan tekhnik yang dapat digolongkan dalam kategori B, tapi tekhnik itu malah ditahan hanya dengan satu tangan. benar, hanya dengan satu tangan! ditambah lagi Sword Dragon miliknya juga ikut digenggam bagai sebuah tongkat bayi. sungguh, hal itu menginjak harga dirinya sebagai wanita yang disebut salah satu generasi paling Genius dalam abad ini.

"siapa kau?" ucapan datar nan tajam itu di lontarkan oleh sang wanita.

Sasuke mengangkat satu alisnya bertanda bahwa dia sedikit bingung dengan pertanyaan gadis ini.

'mendengar ucapannya, jelas bahwa dia adlaah murid baru'

"kurang ajar, beraninya kau berbicara seperti itu kepada~"

"diamlah!"

nyali dari pria tadi kembaki ciut saat Sasuke membentaknya dengan begitu dingin.

"mendengar kau tidak mengenalku, itu berarti kau adalah murid baru bukan?" pertanyaan itu di jawab anggukan oleh si gadis.

"kalau begitu perkenalkan, aku adalah Sasuke Uchiha, murid angkatan ke tiga dari kelas tiga 'A', dan juga merupakan ketua Osis dari sekolah ini"

mendengar hal itu, tentu saja si wanita terkejut dan segera menghilangkan pedangnya, tapi tentu tidak dengan ekspresi datar miliknya. kalau tidak salah ingat, keluarga Uchiha adalah keluarga bangsawan yang menguasai sistem keamanan dan politik di negara Jepang ini. jujur saja, dia cukup terkejut bisa menemukan keturunan dari keluarga besar itu di sekolah busuk ini.

"jadi kau adalah ketua Osis di sekolah ini? sepertinya kau kurang becus untuk mengatur bawahanmu itu!" sungguh ucapan pedas yang kembali memancing emosi dari pria yang sempat menjadi lawannya tadi. namun tangan Sasuke terangkat untuk memberi sinyal bahwa dia tidak boleh melakukan apa-apa.

"aku mengerti, aku pastikan kejadian ini tidak akan terulang lagi... Jugo!"

Shinggg

"Ha'i!"

secara mengejutkan, seorang pria yang kita ketahui bernama Jugo, muncul di samping Sasuke untuk memenuhi panggilan dari ketuanya itu. dan tentu saja hal tersebut kembali menarik perhatian dari si wanita.

'telerportasi tanpa lingkaran sihir? siapa pemuda ini?' pikirnya.

"bawa Sakon ke ruangan Osis" tanpa berbicara lebih, Jugo menarik pria yang ternyata bernama Sakon untuk berdiri. setelah itu, merekapun menghilang bersama tanpa ada lingkaran sihir maupun hal lain yang kembali membuat si gadis terkejut.

setelah mereka pergi, Sasuke mengalihkan pandangannya untuk menatap wanita di hadapannya itu.

"dan untukmu...?"

"Erza Scarlet, anak pertama dari King Artur dari keluarga bangsawan Scarlet!" ucap si wanita memperkenalkan diri dengan sedikit nada sombong di dalamnya.

mendengar nama tersebut, tentu saja para penonton dan Sasuke sedikit terkejut dibuatnya.

bisikan-demi bisikan mulai dilontarkan oleh murid yang masih berada di dalam kawasan area itu.

walau bagaimanapun juga, keluarga Scarlet merupakan salah satu dari empat bangsawan yang menguasai industri dan ekonomi tertinggi di seluruh Negara Jepang ini. bahkan ayahnya yang dijuluki sebagai The Greet King Artur, merupakan salah satu pahlawan yang menjadi pemimpin tertinggi dari tanah matahari terbit ini.

"begitu yah" menutup mata, Sasuke lalu berbalik dari berjalan menjauh meninggalkan Erza yang hanya bisa terdiam dengan wajah bengong.

namun sebelum Sasuke berjalan lebih jauh, dia terlebih dahulu berbicara.

"di jam makan siang, aku menantikan kehadiranmu di ruangan Osis, Scarlet-san" ucapanya sebelum masuk kedalam gedung kelas.

tanpa disadari oleh siapapun, jauh di atas gedung berlantai tiga itu, terdaoay seorang pria berambut pirang yang kita ketahui bersama adalam Naruto.

terlihat saat ini dia sedang menatap kebawah dengan tangan kanan yang menopang pipi dengan malas dan menjadikan pagar beton pendek pembatas gedung sebagai tumpuannya.

"huhh... dasar tukang pamer" gumam Naruto tanpa mengalihkan pandangan tertariknya dari gadis yang masih setia berdiri ditempatnya semula sambil diam mematung.

"hmmm? anak dari si tua bangka Artur yah? huhhh... kakek tua itu pasti sedang merencanakan sesuatu dengan mengirim anak berbodi montok itu untuk masuk kedalam sekolah ini. yahhh, aku harap dia tidak melakukan hal seperti masa lalu!" gumam malas Naruto lalu bangkit dari acara menguntitnya, dan kembali merebahkan diri ditempat sebelumnya dia berbaring.

"ahhhhh... bersantai di siang hari memang paling nikmat!" ucapnya semangat tanpa menghiraukan cahaya matari yang begitu terik. namun anehnya, cahaya itu sama sekali tidak bisa menyinari Naruto sehingga tampak adanya bayangan sebagai tanda bahwa dirinya tidak terpapar oleh sinar matahari.

.

.

.

.

"Untuk menyembunyikan bakat dan kemampuan, dibutuhkan bakat dan kemampuan pula"

.

La Rochefoucauld, : "Refleksi ; atau kalimat dan peribahasa moral"

.

.

.

.

~~~~T~B~C~~~~

.

.

.

.

halooo guyss... hmmm? mungkin banyak yang bertanya kenapa saya malah membuat fic baru dari pada fokus terhadap Fic lama?

mungkin saya akan menjawab bahwa perbandingan cerita antara fic lama dan fic ini, mungkin sedikit jauh berbeda. presntasi untuk fic lama dalam menyelesaikan ceritanya, jauh lebih susah dibandingkan dengan fic ini yang notabanenya memiliki alur yang hampir sama dengan anime CLASROOM NO ELITE, namun tentu saja dengan berbagai macam bumbu yang berbeda. yahhh, bisa dibilang fic ini adalah pengganti kalau saja fic lama tidak bisa dilanjutkan..

jadi seperti biasa, mohon kritik dan sarannya.

saya kira itu saja... byyyy!