Avenger and Shielder

Episode Petualangan di pertambangan

Melihat monster itu mulai lengah dengan cepat Naofumi mendorong perisainya sekuat tenaga monster itu terdorong ke belakang dan dengan cepat menyerang balon balon yang Naruto gunakan dan dengan amarahnya ia melesat ke arah Raphtalia melihat hal itu Naofumi dengan cepat berlari dan membawa Raphtalia terjun ke air terjun dan di atas hanya tersisa Naruto yang sudah siap dengan Ninjato di tangannya.

"Sial" gumam Naruto.

Naruto mulai menatap serius monster anjing berkepala dua lalu mulai menyerang dengan ninja to di tangannya.

"Haaaaaaa"

Baralih ke Naofumi.

Terlihat Naofumi bergantung di tebing sembari memeluk erat Raphtalia yang ketakutan, Naofumi menggunakan perisai tali untuk bergantung di medan bebatuan, yah tali yang berada di perisai tali itu memanjang dan menjerat salah satu batu di atas sana.

Naofumi menatap ke arah atas di lihatnya Naruto tengah sibuk menghadapi monster itu sendirian.

"Cih tunggu sebentar Naruto, aku dan Raphtalia akan membantu" gumam Naofumi berusaha untuk mendaki

Kembali ke arah Naruto.

Naruto terus menebaskan ninjato miliknya yang ber aura gelap akibat kelasnya yang merupakan kelas pendendam yang mengakibatkan auranya sangat gelap dan tidak pantas disebut pahlawan.

{Krass} Naruto berhasil melukai anjing besar itu namun pedangnya langsung rusak, karena Naruto mengorbankan seluruh daya tahannya pedangnya untuk ketajamannya.

"Cih!"

"Goaaaaaaaaaarrrrrr" anjing berkepala dua itu terlihat marah monster itu menyerang ke arah Naruto secara brutal dan membuat Naruto kerepotan, untuk menghindari setiap serangannya.

{Sring sring!} Naruto langsung melemparkan kunai dan Shuriken ke arah sang monster [trak trank blaaar!] shuriken itu tidak dapat melukai sang monster sehingga sang monster melompat dengan kecepatan yang sangat tinggi lalu menyerang Naruto dengan cakarnya, Naruto menghindar batu yang berada di belakang Naruto hancur akibat serangan sang monster.

Di sebuah dinding batu.

Terlihat Naofumi Melindungi Raphtalia.

"Raphtalia, dengarkan! Kedua orang tuamu tidak mungkin akan kembali, tapi kau bisa mencegah kejadian yang sama denganmu, maka dari itu kau harus bertarung, dan yang bisa aku lakukan adalah membuatmu untuk mencapai titik terkuat!" ucap Naofumi lalu dengan cepat Naofumi melesat menahan serangan monster anjing berkepala dua itu, sementara Naruto bersembunyi memulihkan diri.

"Ayo Raphtalia!" seru Naofumi "Arrrgh!" baru Naofumi terluka karena di gigit oleh anjing itu.

"Tapi"

"Ini adalah perintah!" seru Naofumi

Segel budak di dada Raphtalia bersinar dan Raphtalia mulai kesakitan, Naruto melihatk kejadian itu terdiam sebenarnya ia ingin menolong Naofumi, namun setelah melihat hal itu ia jadi sedikit tertarik dengan segel yang bersinar di dada Raphtalia dan sinar itu mengingatkan Naruto terhadap sinar dari segel budak milik gadis kecil yang pernah ia selamatkan dan ia serap segelnya dan dengan begitu Naruto memiliki kemampuan untuk memperbudak siapa saja.

'Sebenarnya aku ingin memasangkan segel budak ini pada monster berkepala dua itu tapi entah kenapa rasanya memperbudak monster itu sama sekali tidak menyenangkan' batin Naruto lalu melihat apa yang akan dilakukan gadis demi human yang menjadi budak Naofumi tersebut.

Terlihat Raphtalia perlahan langsung mengambil pedangnya ia terlihat mencoba mempersiapkan mental untuk melawan anjing besar itu, melihat hal itu, perasaan Naofumi jadi sedikit melunak, ia pun menghentikan perintahnya.

"Raphtalia sudah cukup" ucap Naofumi secara tiba tiba segel budak itu berhenti bersinar.

"Eh?"

"Jika kau tidak ingin bertarung, pergilah dari sini tak apa cepat pergi selamatkan dirimu"

"Bagaimana dengan Master?" tanya Raphtalia terlihat seperti ingin menangis.

"Aku akan tetap disini menahan monster ini dan kau larilah selagi sempat"

Mendengar hal itu Raphtalia langsung teringat kejadian dimana kedua orang tuanya dibunuh oleh monster anjing berkepala tiga saat ia terjatuh ke sungai yang mengalir deras.

"Tidak, aku tidak mau, kalau begini itu sama saja seperti yang dulu!, Aku aku tidak mau!" seru Raphtalia sembari mengat kenangan indah bersama Naofumi dimana ia diberi makan dan dirawat dengan baik kepalan nya selalu di elus ketika ia melakukan sesuatu dengan benar, ia juga diberikan banyak hal yang ia inginkan termasuk makanan dan bola.

"Jangan tinggalkan aku!" seru Raphtalia lalu melompat menyerang sang anjing dengan menusukan pedangnya ke salah satu kepala dari anjing tersebut.

"Wooooooooo! Grrrrrrrrrrrrrr!" raung san monster, Raphtalia terlempar ke dinding batu di belakang anjing itu, anjing itu marah dan langsung melompat menyerang Raphtalia namun sebelum ia berhasil menjangkau Raphtalia, Naofumi tiba tiba muncul dan menggunakan skillnya.

"Raphtalia! Air Strike Shield!" sebuah perisai energi muncul melindungi Raphtalia membuat sang monster terbentur perisai raksasa dari sihir itu, tak hanya sampai disana Naruto juga tiba tiba muncul membantu agar sang monster tidak sempat melakukan tindakan yang lebih merepotkan.

"Shadow restraints!" seru Naruto dan tiba-tiba tali-tali hitam dari element kegelapan bermunculan menjerat sang monster hingga tak bisa bergerak.

Setelah sang monster terjerat, Naruto langsung memunculkan sebuah Kusari-kama atau sabit berantai, lalu berlari bersama Raphtalia menyerang sang anjing.

"Naruto! Raphtalia sekarang!" seru Naofumi {Sret Srak}.

"Uaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrgggggggggggggg!" raung sang monster ketika salah satu kepalanya terpotong dan bagian dadanya di tusuk dengan pedang oleh Raphtalia.

"Hah hah, hah..." Raphtalia terengah engah karena kelelahan.

Naruto terdiam menatap Naofumi sambil sedikit tersenyum, Naofumi ikut tersenyum dan menatap Raphtalia dengan senyum bangganya.

"Kerja bagus Naruto, Raphtalia" ucap Naofumi pada mereka berdua, Naruto nampak tak begitu peduli dan lebih memilih diam dan mengangguk dalam menanggapinya, namun Naofumi cukup mengenal Naruto yang sekarang, karena meskipun Naruto tidak begitu merespon ucapannya namun sebenarnya Naruto itu cukup senang.

Secara tiba tiba tulisan Exp muncul.

Exp : +340

Raphtalia Exp: +430

Naruto Uzumaki Exp: +350

Total Exp: +1020 x 3= Exp +3060.

"Naofumi-sama!" teriak Raphtalia sambil berlari ke arah Naofumi dan memeluk erat pemuda itu, Naruto yang melihat pemandangan itu sebenarnya cukup iri dengan Naofumi, namun ia hanya diam saja, baginya kebahagiaan teman adalah kebahagiaannya juga, ia pun mengambil Pickaxe yang ada dan langsung menambang beberapa batu permata yang ada di sana.

"Hei, meski ada efek kekuatan perisai, luka ini masih terasa sakit."

"Jangan sampai mati. Jangan meninggalkanku sendirian. Naofumi-sama, hik hik hik" tangis Raphtalia dalam pelukan Naofumi.

'Nama ya?'

"Kau akan bertarung dan aku akan melindungimu. Dengan begitu takkan ada yang mati" ucap Naofumi dengan santai sembari mengelus kepala Raphtalia.

"Baik"

"Setelah aku menghisap monster ini, kita akan kembali".

"Em"

"Tuan Naofumi"

"Sudah kubilang..."

"Sebentar lagi"

"Haaaaah"

Setelah banyak mengumpulkan hasil tambang Naruto dan Naofumi kembali berpisah, Raphtalia langsung bertanya kepada Naofumi kenapa mereka harus berpisah lagi padahal merekas satu Party, Naofumi pun menjawab kalau Naruto dan dia adalah dua pahlawan legendaris yang tidak boleh membentuk party, jika sampai ketahuan kalau mereka satu team itu bisa gawat karena di anggap melanggar peraturan yang dimana para pahlawan harus membuat party mereka masing masing, jadi mereka hanya akan bersama di sebuah kesempatan saja.

Naruto kali ini menjual material material yang ia dapatkan bersama Naofumi dan mereka sudah membagi hasil tambangan soal monster anjing itu hanya Naofumi yang menyerapnya, Naruto tidak mau dengan alasan ia tidak membutuhkan kekuatan dari monster anjing berkepala dua itu.

Uang yang Naruto kumpulkan sudah sangat banyak, Naruto pun berjalan menuju sang tabib lalu menanyakan kondisi sang gadis yang ia selamatkan, sang tabib mengatakan kalau kondisi sudah cukup baikan, namun ia masih belum sadarkan diri, Naruto nampak begitu sedih melihat ke adaan gadis itu, meskipun tertutup dengan sikap dinginnya, sang tabib tau kalau Naruto sangat khawatir kepada gadis kecil itu.

"Apa kau menghawatirkannya?" tanya sang tabib, Naruto hanya mengangguk dan tidak memberikan jawaban berupa suara, pandangan Naruto nampak begitu lembut, lalu pergi dari tempat itu.

"Kapan kau ingin menjenguknya lagi?"

"Kenapa kau bertanya begitu?"

"Yah aku hanya ingin tau, dan juga bisa dikatakan kalau gadis itu kelihatannya mantan seorang budak sex, jadi kalau sampai tuannya datang kemari dan menanyakan hal ini sementara kau tidak ada aku harus menjawab apa, aku tidak memiliki kemampuan untuk melawan jika mereka ingin merebut gadis malang ini dan saat kau datang aku harus berkata apa untuk menjawabnya"

Mendengar hal itu Naruto langsung terdiam beberapa saat, lalu menatap sang tabib kau mau menjadi anggota Partyku untuk sementara?" tanya Naruto pada sang tabib.

"Kurasa tidak, emangnya kenapa?"

"Oh, tak apa apa"

"Lagian aku baru sekali ini melihatmu mau terlibat hal hal merepotkan seperti menyelamatkan seorang budak"

Naruto hanya diam mendengar pertanyaan itu lalu ia nampak berpikir tentang alasan kenapa ia mau menyelamatkan gadis muda berambut perak yang tak ia kenal sama sekali.

"Entahlah aku tidak tau kenapa bisa aku menyelatkan seseorang yang sama sekali tidak aku kenal, aku hanya berharap dia baik baik saja setidaknya sampai kondisi tubuhnya benar benar pulih"

"Heh kau benar benar tak peduli dengan mentalnya, apa mungkin kau juga sama saja dengan majikannya?"

"Aku hanyalah perwujudan dari niat jahat manusia, aku tidak tau siapa aku, sumber kekuatanku adalah perasaan dan energy negatif dari seluruh mahluk, dendam, kebencian, rasa putus asa sudah menjadi makananku sehari hari, seluruh sifat dan energy negatif itu berubah menjadi mana dan pasukan tenaga untukku, dan mulai mempengaruhiku secara perlahan, jadi sekarang aku sudah tidak tau, apakah aku ini seorang pahlawan atau hanya perwujudan kejahatan yang mencoba menjadi pahlawan" gumam Naruto.

"Menurutku kau hanyalah perwujudan dari Anomali kehidupan yang tercipta secara tak sengaja, Naruto apa pun yang terjadi aku tidak akan memihak siapapun aku akan tetap pada pekerjaanku, kau adalah pahlawan kelima yang sangat menarik perhatianku"

Naruto hanya tersenyum dan pergi dari sana, ia berjalan menelusuri hutan seperti biasanya, ia selalu berjalan dengan santai, Naruto sudah mengenal selak beluk hutan di dunia itu, Naruto juga mengetahui dimana saja tempat yang cukup aman, pada malam hari Naruto pun tidur di atas hamparan rumput tanpa khawatir kalau ada monster yang menyerang, karena hawa keberadaan Naruto itu sama saja dengan hawa keberadaan monster dengan aura gelap yang dipancarkan oleh simbol simbol kutukan yang menyebar di sekujur tubuhnya.

Banyak hal yang telah Naruto lalui, akhirnya sampai dimana ia dan Naofumi bertemu kembali dan berpetualang bersama dalam perjalanan mereka berdua ngobrol Naruto melihat perkembangan Raphtalia yang begitu cepat langsung kaget, karena dulu Raphtalia terlihat seperti bocah 10 tahun sekarang udah kaya gadis 19 tahunan, Raphtalia juga terlihat cantik tentu dengan tonjolan besar di dadanya, namun Naruto tidak pernah nafsuan pada hal hal begituan.

Secara tiba-tiba Naofumi di serang oleh monster landak dan duri-durinya menancap di tubuh Naofumi membuat Naofumi terluka, melihat hal itu membuat Naruto dan Raphtalia agak kesal dan langsung menyerang monster itu, setelah itu mereka mulai ngobrol bareng dan disini Raphtalia sudah lv 20, Naofumi dan Naruto sudah berlevel 24.

Setelah sekian lama bicara dan Naofumi sudah menyerap beberapa duri yang menempel di tubuhnya kedalam perisainya secara tiba-tiba monster landak itu muncul lagi, Naruto langsung melemparkan telur yang berisikan bubuk besi, merica garam dan apapun yang bisa menyebabkan iritasi pada mata itu ke arah sang monster, monster itu kesakitan karena matanya terkena iritasi berat, setelah itu Naofumi memerintahkan Raphtalia untuk menyerang monster itu, dan mereka kembali berpisah.

Kali ini Naruto kembali ke tempat sang tabib dan menjenguk gadis kecil berambut perak yang ia selamatkan di hutan waktu itu lalu menatap ke arah sang tabib.

"Kenapa dia nampak kurus?"

"Dia tidak mau makan makanan apapun yang aku sajikan, bahkan saat aku datang ia membentakku dan menyuruhku untuk lekas pergi, kelihatannya traumanya membuat mentalnya hancur, jika terus begini, ia tidak akan bisa bertahan lama" jawab sang tabib sambil menunduk.

Naruto mendengar pernyataan dari sang tabib, hanya diam dan memandang kedalam, dilihatnya sang gadis melamun wajahnya tampak seperti sedang membenci sesuatu tubuhnya bergetar tanda kalau ia tidak berdaya dalam menghadapi ujian yang ia terima.

Naruto banyak merasakan emosi negatif dari gadis itu, Naruto tersenyum dan berniat membuat gadis itu meluapkan semua emosinya kepada dirinya, dengan cepat Naruto menyentuh pintu masuk kamar tersebut, melihat hal itu tabib itu menyadari kalau Naruto ingin masuk kedalam kamar sang gadis tentu saja sang tabib tidak suka, kenapa karena gadis itu mengalami penyakit mental yang buruk karena ulah laki-laki bayangkan apa yang akan terjadi jika Naruto sampai masuk kedalam kamar itu.

"Apa pun yang ingin kau lakukan aku harap kau menghentikannya kau hanya akan membuat mentalnya semakin memburuk!" seru sang tabib.

Naruto menatap sang tabib dengan ujung matanya lalu memberikan sebuah seringai aneh diwajahnya.

"Entah kenapa instingku berkata rasa takutnya itu jauh lebih manis dari pada kehancuran dan rasa keputus asaan" jawab Naruto lalu langsung masuk kedalam kamar sang gadis kecil, gadis kecil itu membelalakan matanya menatap ke arah Naruto ia mundur dan ketakutan ia merasa ini adalah akhir hidupnya tubuhnya bergetar ia langsung mengambil garpu dan mengarahkannya kelehernya sendiri.

"Jangan mendekat atau aku akan!"

"Akan apa bunuh diri? Cih! Keputusan yang goblok, jika kau punya senjata jangan kau gunakan untuk melukai diri sendiri, datang kemari, tatap aku dengan seluruh kebencian dan dendam yang terpendam di dalam dirimu, lawan rasa takutmu, lalu serang aku dengan senjatamu!" seru Naruto, gadis itu terdiam menatap Naruto, tubuhnya bergetar, kepalanya memproses apa yang Naruto katakan, sang tabib terdiam mendengar kata kata Naruto.

"Kau takut lelaki kan? Jangan biarkan rasa takut dan Traumamu itu mengalahkanmu, jadikan itu batu loncatan untuk menjadi kuat!"

"Apa kau tidak mendengarku?! Gunakan senjatamu serang aku, tunjukan semua yang kau punya, dari pada mati dengan cara bunuh diri lebih baik mati di tangan musuh bukan begitu!" seru Naruto.

"Jika kau memang masih memiliki harga diri dan kehormatan datanglah kemari serang aku dengan seluruh tenagamu, jangan berdiam diri disana dan berniat bunuh diri!"

Tiba-tiba posisi kaki gadis itu menjadi tegap dan tidak gemetar, ia menggenggam erat garpu makan di tangannya, ia langsung paham apa yang Naruto maksud, ia langsung menatap Naruto dengan perasaan dendam dan niat membunuh lalu berlari ke arah Naruto mengarahkan garpu makannya untuk di tusukan ke leher Naruto.

"Kisama!" Naruto hanya diam dan menunggu ketika gadis itu sudah berada di dekatnya ia langsung memeluknya {Grep} Naruto memeluk gadis kecil itu dengan pelukan ringan sementara garpu sang gadis melewati tubuh Naruto atau sama sekali tidak mengenai Naruto dengan lembut Naruto mengelus kepala gadis itu.

"Bagus, seperti itulah dirimu yang seharusnya, kau tidak perlu merasa takut dan malu, aku akan melindungimu, aku akan membantumu, kau punya masalalu yang kelam bukan dan sering di siksa majikanmu kan, maka dari itu, ijinkan aku untuk melatihmu, maukah kau bergabung dengan partyku, jika kau mau aku akan melatihmu hingga kau benar benar menjadi kuat dan siap, aku akan membalaskan dendammu pada semua lelaki yang berani melakukan hal itu padamu"

Gadis berambut perak itu hanya terdiam mendengar ucapan Naruto, ia tidak menyangka kalau pria tatoan di hadapannya ternyata tidak seburuk penampilannya, ia hampir menangis dan bertanya tanya kenapa dan ada apa dengan lelaki ini.

"Sekarang, katakan siapa namamu?" ucap Naruto sembari melepaskan pelukannya dan menatap gadis berambut perak itu dengan pandangan yang sulit di artikan, namun dimata Naruto yang sudah tidak biru dan merah lagi melainkan sewarna perunggu itu menatap mata coklat ke emasan gadis itu dengan pandangan yang seolah ia memberikan sebuah harapan hidup pada gadis itu.

"Tachibana, Ka, Kanade"

"Tachibana Kanade, nama yang bagus, dengar mulai saat ini kau akan menjalani hidup yang keras, aku tidak ingin mendengarmu merengek, karena ini juga demi dirimu, jika kau kuat kau bisa membantuku untuk melawan gelombang kekacauan yang akan melanda tempat ini, dan bukan hanya itu, jika kau terus bertambah kuat kita bisa berpetualang melewati berbagaimacam desa dan kota dengan begitu kesempatan kita untuk bisa bertemu dengan orang-orang yang telah berbuat kurang ajar kepadamu semakin besar, dengan begitu kesempatan untuk balas dendam semakin terbuka, lalu saat kau meluapkan amarahmu jangan pernah lupakan wajah dan apa yang pernah mereka lakukan padamu, maka dengan begitu aku akan menuntunmu kejalan keadilan dimana semua sampah akan kita musnahkan bersama" ucap Naruto sambil mengulurkan tangannya ke arah Kanade, Naruto memang pahlawan legendaris yang terpanggil melalui upacara kuno.

Namun dari sifatnya ia tak lebih dari anomali kehidupan yang tercipta dari sisi buruk manusia, sumber kekuatan adalah seluruh perasaaan dan energy negatif yang di munculkan oleh seluruh mahluk hidup, ia bekerja untuk menyelamatkan manusia, namun juga merupakan sumber dari energy negatif dan sumber dari seluruh dosa manusia dan mahluk hidup, ia akan melampiaskan semuanya kepada seluruh hidupnya, Avenger, Naruto mendapatkan tubuh kutukan yang diberikan oleh dewa kegelapan Persia yang bernama Angra Mainyu, Naruto memiliki kekuasaan atas segala hal buruk yang pernah dilakukan manusia, balas dendam, kebencian, amarah, rasa takut, dan seluruh sifat buruk manusia lainnya akan menjadi sumber kekuatan dan keabadiannya.

Kanade hanya mengangguk menerima semua hal yang Naruto katakan ia percaya akan hal apapun yang Naruto ucapkan, karena itu terdengar masuk akal, ia benar-benar tidak ingin mati sebelum orang yang telah merusak hidupnya mati secara menderita untuk hal itu ia butuh Naruto, ia pun menatap ke arah Naruto.

"Ijinkan aku bergabung dengan partymu, aku Tachibana Kanade akan berusaha untuk bisa berguna dalam kelompokmu" ucapnya.

"Bagus, perkenalkan namaku Uzumaki Naruto Fukushusha no Yuusha, aku akan membalaskan dendammu, sebelum kau bergabung denganku, maka kau harus kuat, mandilah dan makanlah dengan baik, aku akan datang lagi kemari, jika kau sudah selesai"

"Tabib! Tolong mandikan dia dan berikan ia makan secukupnya, soal biaya aku yang akan bayar, aku pergi dulu ada sesuatu yang harus aku urus!"

"Baiklah aku mengerti suka suka kau saja" ucap sang tabib sambil tersenyum.

Naruto pun keluar dari kelinik tersebut, lalu berjalan menuju sebuah toko dan saat masuk kedalam pemilik toko menyambutnya dengan penuh rasa takut, Naruto tak peduli akan hal itu ia langsung mengambil beberapa pakaian wanita yang menurutnya cocok untuk Kanade.

"Berapa harga pakaian ini?"

"Se-se-semuanya 70 koin perak"

"Baiklah ini" ucap Naruto memberikannya tanpa banyak protes lalu pergi membawa tas yang di isi sebuah baju untuk Kanade.

Setelah sudah kembali Naruto langsung memberikan sebuah baju pada Kanade dan meminta Kanade untuk mengenakannya.

"Pakailah, aku tidak mau kau terlihat seperti gembel" ucap Naruto sambil memberikan baju perempuan yang ia beli di toko tadi, Kanade yang baru saja mandi dan memakan beberapa makanan yang disajikan nyonya tabib nampak terdiam dan mengambil pakaian itu lalu masuk kedalam kamarnya untuk berganti pakaian dan Naruto terlihat menunggu di luar.

Dan saat Kanade keluar menampakan dirinya ia terlihat begitu cantik, Naruto terlihat tak bisa memindahkan pandangan dari Kanade, namun dengan cepat ia bisa menguasai diri lalu menatap sang tabib yang nampak kagum dengan baju pilihan Naruto karena saat gadis itu memakai baju itu gadis itu nampak sangat cantik.

"Huaaaah tak aku sangka gadis biasa seperti Kanade-chan bisa secantik tuan putri ketika memakai pakaian yang pilih" ucap sang tabib.

"Hem, dari pada itu, berapa biaya mandi dan makannya?, aku tidak mau merepotkanmu dengan pergi tanpa membayar"

Sang tabib sedikit tersentak mendengar pertanyaan Naruto padanya namun dengan cepat ia tenang dan mengatakan.

"Itu tidak perlu, aku sudah cukup senang dia masih mau hidup, jadi sering sering datang kemari pun mungkin sudah cukup Naruto" ucap sang tabib sambil tersenyum manis ke arah Naruto.

"Baiklah aku mengerti" 'Dia mirip dengan Tsunade-baachan' batin Naruto lalu Naruto kembali menatap Kanade gadis kecil yang tiba tiba menggenggam tangannya.

"Terimakasih" ungkapnya.

"Hem?"

"Terimakasih untuk mau menerima seorang gadis kotor sepertiku"

"Tak masalah, aku akan mengenalkanmu dengan temanku, dia orang baik jadi kau tak perlu khawatir, ayo ikut aku Kanade" ucap Naruto sambil mengelus kepala Kanade dan berjalan pergi dengan Kanade yang mengikuti dari belakang.

Di perjalanan menuju toko senjata Kanade mendapatkan tatapan terpesona oleh para lelaki hidung belang Kanade mulai teringat akan traumanya dan memeluk tangan Naruto karena ketakutan.

"Sudah kubilang jangan takut, buang rasa takutmu Kanade, kau tak boleh kalah" ucap pelan Naruto.

Kanade pun mulai sadar dan menghentikan tindakannya lalu berjalan disamping Naruto tanpa memperdulikan tatapan para lelaki disana.

Sesampainya di toko senjata.

"Yo Naofumi Raphtalia bagaimana kabar kalian?" sapa Naruto.

"Kami baik baik saja Naruto, oh iya siapa dia, apa dia anggota baru?"tanya Naofumi pada Naruto.

"Yah, namanya Kanade, lebih lengkapnya Tachibana Kanade" jawab Naruto pada Naofumi.

"Tachibana? Bukannya itu salah satu klan dari negara jepang?" gumam Naofumi lalu menatap ke arah Kanade yang sekarang bermuka datar namun meski demikan gadis kecil itu nampak cantik.

"Jadi apa yang perlu aku lakukan Naruto?" tanya pedagang senjata itu.

Naruto menatap sang pedagang senjata.

"Aku akan melatihnya menjadi petarung hebat, maka dari itu aku perlu peralatan yang cocok darimu, hem bagaimana kalau sebuah Ninja-to dan sepasang tanto" jawab Naruto.

"Ninja-to kah, hem, ini dan ini sepasang tantonya, bayaran 30 koin perak" Naruto tersenyum dan memberikan sepasang Tanto pada Kanade dan Ninjato ia simpan kedalam segel tubuhnya.

"Naofumi kau dan Raphtalia ingin berburu kemana?" tanya Naruto.

"Yah mungkin kami akan ketempat biasa, oh iya Naruto mau makan di restoran murah, yah hitung hitung merayakan datangnya anggota baru, tenang aku yang bayar" ucap Naofumi, yah Naofumi akan sangat terbuka dan begitu cerah suasana hatinya jika bersama Naruto.

Naruto nampak tersenyum dan menatap ke arah Kanade.

"Aku rasa makanan di kelinik tidak seenak makanan di restoran bukan jadi mungkin ide itu tidaklah buruk untuk Kanade" ucap Naruto sambil tersenyum dan mengelus rambut perak Kanade.

"Oh iya Kanade, kenalkan dia adalah pahlawan Perisai namanya Iwatani Naofumi dan ini adalah teman satu partynya atau teman party kita namanya Raphtalia" ucap Naruto memperkenalkan mereka berdua pada Kanade.

"Salam kenal, Tachibana Kanade desu" ucap Kanade sambil menunduk.

"Raphtalia salam kenal" ucap Raphtalia sembari mengulurkan tangannya pada Kanade, Kanade sedikit terdiam dan menerima uluran tangan Raphtalia.

"Iwatani Naofumi"

"Tachibana Kanade"

Akhirnya setelah membeli pedang untuk Raphtalia dan memesan sebuah armor untuk Naofumi mereka menuju restoran murah yang ada, saat sampai di sana Naruto menanyakan pesanan untuk Kanade.

"Kanade kau mau pesan makanan apa?" tanya Naruto.

"Aku ..." Kanade kebingungan mau pesan apa ia terlihat celingak celinguk kesana kemari sampai akhirnya matanya terfokus pada makanan anak anak yang ada di meja makan di belakang mereka.

"Paman pesan makanan anak anak seperti yang ada di sana, untuknya lalu untukku cukup makanan murah saja"

Sang pelayan mencatat pesanan Naruto dan menatap Naofumi serta Raphtalia.

"Aku juga makanan yang termurah lalu makanan anak anak untuknya" ucap Naofumi menujuk Raphtalia.

Raphtalia terlihat kurang senang ia menggebrak meja.

"Hentikanlah untuk menganggapku sebagai anak kecil, aku juga pesan makanan murah!" seru Raphtalia.

"Raphtalia kau tak perlu memaksakan diri bersikap seperti orang dewasa"

"Aku tak memaksakan diri!"

Naruto hanya terdiam melihat kejadian itu lalu menampakan sedikit senyumnya dan menatap Kanade dengan senyum di wajahnya, Kanade langsung memalingkan pandangan dari Naruto, wajahnya nampak merona merah meski tak terlalu terlihat Naofumi bisa melihat kalau Kanade sangat tertarik pada Naruto, namun Naruto tak melihat hal itu ia hanya menatap bingung Kanade, namun hal yang sama juga berlaku dimana Naruto tau kalau Raphtalia memiliki rasa pada Naofumi namun Naofumi tak bisa menyadarinya.

Bersambung