Story By : Anave Tjandra

Chapter 11

WELLDONE!

...

..

.

Rate : T

...

..

.

Baekhyun mendekati pintu saat mendengar bel berbunyi. Ia tahu bahwa itu bukan Chanyeol dan mendekatkan kepalanya ke lubang di pintu untuk mengintip siapa yang berada di luar sana.

Pandangannya menangkap sepasang mata yang menatap lurus ke arah pintu dan Baekhyun tersenyum tipis. Ia selalu melihat mata yang sama ketika bercermin setiap pagi dan Baekhyun hanya tahu satu orang lainnya yang memiliki mata tersebut.

"Tae," ucap Baekhyun saat ia membuka pintu.

Taekhyun, pria yang berdiri di hadapannya memberikan senyuman kecil kepadanya, "Hai, Kak."

"Apa yang membawamu kemari?" tanya Baekhyun bingung. Koper kecil yang berada di samping Taehyung tidak luput dari pandangannya.

Hubungannya antara Baekhyun dan Taehyung tidak seperti hubungan antara saudara pada umumnya, namun bisa dikatakan bahwa hubungan yang mereka miliki jauh lebih baik dibandingkan hubungan dengan orangtua mereka.

Jadi, jika Taehyung sedang berada dalam masalah, Baekhyun tidak akan terkejut jika pria itu datang kepadanya alih-alih pulang ke rumah.

"Aku tidak boleh mengunjungi kakakku sendiri?"

"Hubungan kita tidak seperti itu, Tae," ujar Baekhyun masam.

"Boleh aku masuk?"

Baekhyun menggeser tubuhnya dan membiarkan Taehyung masuk ke dalam. Pria itu langsung menghempaskan tubuhnya ke atas sofa dan mulai membuka kancing jasnya serta mengendurkan dasi yang melilit lehernya.

Sadar bahwa Taehyung telihat cukup lelah, Baekhyun pergi menuju dapur dan menuangkan segelas air dingin.

"Thanks," gumam Taehyung sambil menerima air tersebut.

"Kau terlihat lelah." Baekhyun berkata halus.

Taehyung meletakkan gelas yang sudah dikosongkannya ke atas meja dengan satu hentakan yang sedikit keras. "Aku merasa lelah," ucapnya.

Taehyung lalu menendang lepas sepatunya dan berbaring di atas sofa dengan sebelah lengan menutupi matanya. Pria itu tidak terlihat berencana untuk berbasa-basi dengan Baekhyun dan dalam waktu beberapa menit, embusan napas teratur terdengar dari bibir Taehyung, menandakan bahwa pria itu sudah terlelap.

Baekhyun kemudian memutuskan untuk meninggalkan Taehyung dan berangkat kerja.

...

..

.

Sebelum Chanyeol sempat melangkah keluar dari mobilnya, sepasang sepatu kets yang sangat dikenalnya berdiri menghadang di pintunya yang terbuka. Ia mengangkat kedua tangannya di depan dada.

"Apa?" tanya Chanyeol.

"Kau memiliki hubungan dengan Ice Queen?" tembak Sehun tanpa tedeng aling-aling.

Chanyeol mengerang dalam hati. Ia lupa bahwa kemungkinan Sehun melihatnya bersama dengan Baekhyun kemarin. Sial, kenapa sahabatnya ini tidak langsung pulang saja kemarin?

Tidak menjawab pertanyaan Sehun, Chanyeol memaksa tubuhnya keluar dari mobil dan sedikit mendorong Sehun hingga pria itu memberikan jalan.

"Kau tidak bisa berpura-pura tidak mendengar, Chanyeol," ucap Sehun lagi.

Sekali lagi, Chanyeol tidak merespons perkataan Sehun dan memilih untuk melangkah pergi. Sehun mengikuti langkahnya lekat.

"Jadi, sekarang kau menyembunyikan sesuatu dariku?"

Chanyeol masih diam.

"Apakah aku harus bertanya langsung pada Miss Byun?" tanya Sehun langsung.

"Ah! Jadi, memang ada sesuatu di anatara kalian?"

Chanyeol mengambil satu langkah mendekat sehingga tubuh mereka saling berhadapan. "Bisakah kita membicarakan ini nanti?"

"Kau akan menceritakan semuanya?" Chanyeol mengangguk.

"Oke," jawab Sehun sambil tersenyum manis.

Chanyeol memutar kepalanya malas. Sehun bisa jadi sangat keras kepala saat pria itu menginginkannya, namun di sisi lain, pria itu simple minded, sangat mudah untuk dibuat senang. Tapi insiting Chanyeol kali ini berkata bahwa Sehun tidak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja.

Terbukti saat tiga jam kemudian, mereka sedang duduk di kantin dan Sehun mengulang pertanyaan yang sama kepadanya.

"Mau menceritakannya sekarang?" tanya Sehun.

"Di sini terlalu ramai, Sehun," bisik Chanyeol.

Kantin hari itu dipenuhi oleh banyak mahasiswa, lebih bayak dari biasanya dan Chanyeol tidak tahu kenapa. Ia bisa mendengarkan bisikan-bisikan yang diucapkan namun tidak benar-benar dapat mendengar dengan jelas karena begitu banyak bisikan yang keluar.

"Biasanya tidak seramai ini," komentar Sehun.

"Itu semua karena partner penelitian Profesor Byun,"

Tiba-tiba Amelia datang menyeruak di antara meja-meja dan meletakkan nampan makanannya di samping millik Chanyeol.

"Kris Wu?" tanya Chanyeol. "Ia ada disini? Memangnya, ada apa dengannya? Ia tidak lebih tampan dari pada aku."

"Ugh," Amelia memasang tampang jijik sementara Chanyeol tertawa. "Jangan bercanda, aku bahkan tidak sudi jika dibayar untuk memandangi wajahmu."

Ucapan Amelia berhasil membuat wajah Chanyeol merengut.

"Anyway, menjawab pertanyaanmu tadi." Amelia berkata dan mendongongkan tubuhnya ke arah Sehun untuk berbisik. "Gosipnya adalah, Mister Kris sepertinya menyukai Miss Byun."

"Benarkah?"

Wanita itu mengangguk yakin. "Pria itu mengikuti Miss Byun seperti anak anjing yang tersesat. Jika ia tidak menyukainya sekarang aku yakin cepat atau lambat sesuatu akan terjadi di antara mereka, mau bertaruh?"

Sehun memundurkan tubuhnya dan mengangkat bahu. "Apa yang membuatmu yakin? Bukankah Miss Byun sangat kaku dan tidak menarik?"

"Well, karena pada dasarnya pria dan wanita diciptakan seperti magnet dan akan saling tarik menarik. Mereka akan menghabiskan waktu banyak bersama-sama dalam penelitian apa pun yang akan mereka lakukan. Dan tidak peduli sekaku apa pun Miss Byun sebenarnya cantik, ia hanya kurang bisa dijangkau."

Sehun melirik pada Chanyeol selama Amelia dengan menggebu-gebu menjelaskan asalannya. Ia menggigit pipi dalamnya seiring dengan perubahan raut wajah pria tersebut di saat yang bersamaan.

"Bisa saja Miss Byun sudah memiliki seseorang dalam hidupnya," komentar Sehun. Matanya masih menatap ke arah Chanyeol dan pria itu mendelik kepadanya, membuat Sehun menahan tawa.

"Kemungkinannya memang ada," gumam Amelia. "Kau membuatku penasaran sekarang."

"Apa yang membuatmu penasaran?" Pertanyaan itu datang dari Kai dan Chen yang sudah berada di belakang Chanyeol dan Amelia.

Amelia membalilkan tubuh, sementara Chanyeol memasang ekspresi mencela ke arah Sehun, membuat pria itu meringis dan tersenyum meminta maaf.

"Ah, tentang Miss Byun, dia--"

Ucapan Amelia terhenti saat Chanyeol menggebrak meja dengan sedikit lebih keras dan mendorong kursinya mundur lalu berdiri. Kai dan Chen otomatis memundurkan tubuh mereka, memberikan ruang gerak bagi Chanyeol.

"Kau mau kemana?" tanya Amelia.

"Pulang," jawab Chanyeol tanpa memandang wanita itu. "Ayo, Sehun!"

kepada Kai dan Chen, Chanyeol hanya menepuk pundak keduanya lalu berlalu dari sana. Ia tidak perlu menoleh untuk memastikan apakah Sehun mengikutinya karena ia dapat merasakan pria itu berada di belakangnya.

"Kita akan pulang?" tanya Sehun saat mereka seudah keluar dari gedung.

"Kau yang akan pulang," geram Chanyeol. Ia masih sedikit kesal karena provokasi yang dilakukan oleh Sehun.

"Dan kau?"

"Aku memiliki urusan dengan Miss Byun," jawab Chanyeol.

Sehun menaikkan alisnya dan tersenyum miring. "Jadi kau mengakuinya sekarang?"

"Sialan, Sehun! Aku tidak pernah menyangkalnya sedari awal."

"Tapi kau juga tidak mengakuinya," balas Sehun.

Chanyeol menyisir rambutnya kasar. "Apa aku harus mengumumkannya dari puncak dunia tertinggi?"

"Err, tidak," jawab Sehun. "Kau bisa mendapatkan masalah jika melakukannya."

"Tidak." Chanyeol menggeleng. "Bukan aku, tapi Baekhyun yang akan mendapatkan masalah."

Sehun bersiul "Baekhyun, huh?"

"Aku akan keruangannya sebentar. Kau pulang saja ata tunggu aku, terserah."

Chanyeol tidak menunggu jawaban pria itu ataupun mengomentarinya sebelum beranjak dari sana.

Ia langsung naik ke lantai dua menuju ruangan Baekhyun. Setelah memastikan tidak ada yang memperhatikannya, Chanyeol mendorong pintu tersebut dan masuk serta langsung menguncinya.

Baekhyun yang sedang menulis sesuatu di atas meja mendongak saat mendengar Chanyeol yang memasuki ruangannya. Bibirnya hampir tertarik melengkung melihat pria itu berdiri di sana, namun ditahannya.

Chanyeol memutari meja Baekhyun dan menarik kursinya hingga ia bisa menundukkan tubuh ke arah wanita itu dengan bertopang pinggiran meja dan sandaran kursi, memenjara tubuh Baekhyun di posisinya.

"Quick question," ucap Chanyeol sambil mengukir senyum menawannya. "What do you prefer, to kiss me or to be kiss by me?"

Mata Baekhyun menggelap menatap bibir Chanyeol yang begitu dekat dengannya. "Bukankah sama saja?"

"Jika sama, bukankah kau akan dengan mudah menjawabku?"

"Aku tidak ingin menjawabmu."

"Takut?"

Baekhyun menaikkan tatapannya ke mata indah Chanyeol dan berkata,"Ya."

Jawaban itu membuatnya mengerutkan kening bingung. Semua kejenakaan Chanyeol menguap begitu menyadari bahwa Baekhyun tidak sedang berbohong padanya. Wanita itu terlihat kebingungan meskipun ia sudah jujur kepada Chanyeol.

Tiba-tiba, Baekhyun menangkupkan kedua tangannya ke kedua pipi Chanyeol.

"Semua yang berhubungan dengamu membuatkau takut," ucap Baekhyun lirih.

"Kenapa?" tanya Chanyeol.

"Karena kau membangkitkan segala perasaan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya."

Chanyeol mengangkat sebelah tangannya dan mengelus kening Baekhyun yang mengerut khawatir. Wanita itu menatapnya dengan mata menerawang yang penuh dengan ketidakpastian. Dan Chanyeol mengerti bahwa Baekhyun takut karena perasaan asing yang mulai hadir di hatinya.

Ini membuat senang sekaligus resah. Apakah artinya Baekhyun akan semakin jatuh ke dalam pelukannya, atau apakah wanita ini malah akan semakin menjauh karena takut kepada perasaan asing itu?

"Tidak ada yang perlu kau takuti jika menyangkut diriku," bisik Chanyeol.

Baekhyun tidak menjawab dan hanya memberikan senyum ragu-ragu.

"Berjanjilah satu hal padaku," ucap Chanyeol sedikit memaksa Baekhyun untuk melihat ke arahnya lagi. "Berjanjilah untuk tidak pernah lari dariku, tidak peduli setakut apa pun dirimu."

Chanyeol menunggu hingga Baekhyun mengangguk kecil dan kemudian mendaratkan sebuah kecupan kecil di kening wanita itu. Bibirnya mengecup kerutan yang belum hilang dari sana dan bergeser ke pelipisnya.

Tangan Chanyeol kemudian bergeser meraih kacamata Baekhyun yang bertengger di hidung mancungnya dan melepaskan benda tersebut. Ia sedikit menarik wajahnya menjauh dan menatap langsung ke mata Baekhyun.

"Kau belum menjawabku," bisik Chanyeol sambil mendekatkan bibirnya pada bibir Baekhyun. "Kiss or to be Kissed."

Mulut Baekhyun terbuka dan wanita itu membasahi bibirnya yang terasa kering dengan gerakan yang menggoda. Alhasil, Chanyeol berusaha mati-matian untuk tidak bergerak dari posisinya dan menerkam bibir sensual Baekhyun itu.

"Just kiss me already," jawab Baekhyun.

Chanyeol hampir tidak mendengar jawaban wanita itu karena suaranya yang terlampau kecil namun ia mendengarnya. Tanpa menunda barang sedetikpun, bibirnya langsung melumat bibir Baekhyun dan memagutnya dalam suatu ciuman panjang.

Baekhyun membiarkan Chanyeol menarik punggungnya hingga ia menempel erat pada dada pria itu dan saling menikmati satu sama lain. Tubuhnya lagi-lagi terasa panas di bawah sentuhan Chanyeol dan tenggorokannya terasa kering meskipun ciuman mereka basah.

Chanyeol mengerang saat lutut Baekhyun tidak sengaja menyentuh area sensitifnya yang minta dibebaskan dari kungkungan celananya. Terengah-engah, Chanyeol mulai meraih tangan Baekhyun dan mencoba untuk menuntun tangan ramping itu untuk menyentuh dirinya yang berdenyut.

Mendadak, sebuah ketukan halus terdengar dari arah pintu membuat tubuh keduanya seketika membeku. Chanyeol memisahkan tubuh mereka saat kenop pintu tersebut bergerak tanda seseorang mencoba untuk membukanya. Namun untungnya, Chanyeol sempat mengunci pintu tersebut sehingga siapapun yang berada di balik sana tidak dapat masuk.

Tidak ada yang bersuara dan bergerak selama beberapa saat hingga Chanyeol cukup yakin bahwa "tamu" mereka sudah pergi karena berasumsi bahwa ruangan ini kosong. Ia kemudian mengusap wajahnya dengan telapak tangan, menyadari bahwa ia sempat mengalami ketakutan terbesar dalam hidupnya.

Baekhyun merasakan lututnya melemas. Jika saja Chanyeol tidak mengunci pintu, ia tidak tahu apa yang akan terjadi kepada dirinya. Ralat, ia tahu apa yang akan terjadi kepada dirinya. Pertama-tama, ia jelas akan kehilangan pekerjaan dan juga lisensinya sebagai dosen. Kedua, beasiswa Chanyeol juga bisa dengan mudah dicabut.

Mengelus pelipisnya, Baekhyun mencoba untuk meredakan pusing yang tiba-tiba melandanya. Ia tidak tahu apakah risiko kehilangan pekerjaan dan lisensinya adalah harga yang pantas untuk semua ini. Hanya itu yang dimilikinya dan Baekhyun tidak dapat memikirkan hal lain yang ia miliki selain mengajar.

Baekhyun mengenyahkan pikirannya. Ia tidak mau berlarut memikirkan Chanyeol saat ini dan ia juga masih memiliki setumpuk tugas akhir murid-muridnya yang perlu dinilai yang tidak memakan waktu singkat.

"Lebih baik kau pergi," ucap Baekhyun.

Chanyeol mengangguk dan beranjak dari sana. Ia berjalan ke arah pintu, membuka kuncinya dan tiba-tiba berhenti.

"Aku lupa sesuatu," ucap Chanyeol sambil berbalik.

"Apa?"

Chanyeol menarik kursi yang ada di hadapan Baekhyun dan duduk.

"Tujuanku datang kesini," jawab Chanyeol. "Aku harus memastikan bahwa tidak akan terjadi apa pun antara kau dan Kris."

"Aku dan Kris?"

"Ya," jawab Chanyeol lugas. "Berapa lama penelitian yang akan kau lakukan?"

Baekhyun berdecak kecil. "Tidak ada batasan waktu."

"Seberapa sering kau akan bertemu dengannya?"

"Setiap hari."

Chanyeol mengerutkan wajah tanda tidak suka. "Bahkan akhir minggu?"

"Hampir setiap hari kalau begitu," Baekhyun meralat jawaban yang sebelumnya.

"Baiklah, akhir minggu adalah waktu untuk kita."

Kali ini giliran Baekhyun yang mengerutkan wajahnya saat mendengar keputusan sepihak Chanyeol. Namun bukan ekspresi ketidaksetujuan yang ditunjukkannya, melainkan ekspresi terhibur melihat keseriusan Chanyeol.

"Lalu, kau tidak boleh tertarik padanya. Matamu hanya boleh tertuju kepadaku," perintah dengan keseriusan yang sama.

Chanyeol terdengar konyol dan entah mengapa bisa membuat Baekhyun refleks tersenyum. Ia tidak pernah menyangka bahwa pria cerdas seperti Chanyeol dapat terdengar sangat tidak masuk akal saat cemburu.

Cemburu? itukah yang dirasakan oleh pria itu sekarang?

Senyum Baekhyun masih tersungging di bibirnya namun matanya menyiratkan keterkejutan. Ada sedikit desiran halus di hatinya saat ia berpikir bahwa Chanyeol cemburu. Desiran itu terasa geli namun menyenangkan, seakan-akan kecemburuan Chanyeol malah berakibat positif alih-alih membuatnya sebal.

"Apa kau mengerti, Bee?" tanya Chanyeol menarik perhatian Baekhyun kembali padanya.

"Tidak, aku tidak mengerti," jawabnya.

Chanyeol menghela napasnya dan ada sedikit perasaan putus asa menghiasi matanya.

"Tapi aku akan melakukannya," ucap Baekhyun lagi. Kali ini ia memberikan senyuman kecil kepada Chanyeol saat ekspresi pria itu berubah menjadi lebih baik. "Aku tidak mengerti namun akau akan mendengarkan ucapanmu."

"Okay, good enough," gumam Chanyeol.

Tiba-tiba pintu di belakang Chanyeol terbuka. Keduanya menoleh ke arah pintu yang menapakkan sosok Kris.

Pria itu terlihat terkejut saat pintu terbuka dan berkata, "Maaf! aku hanya ingin mengecek apakah pintunya masih terkunci."

"Terkunci?" tanya Baekhyun langsung.

"Aku tadi datang mencarimu namun pintumu terkunci jadi kupikir kau sudah pulang. Tapi, lalu aku menemukan mobilmu masih terparkir di tempat parkir, jadi aku kembali lagi ke sini," tutur Kris menjelaskan.

"Oh, aku baru saja kembali," jawab Baekhyun asal. "Ada apa kau mencariku?"

"Aku hanya ingin mendiskusikan penelitian kita."

Baekhyun mengagguk mengerti dan melirik ke arah Chanyeol.

Tanpa perlu diberitahu, pria itu bangkit dari duduknya dan berkata,"Kalau begitu, aku permisi dulu, Miss Byun."

Chanyeol membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Kris, "Senang bertemu denganmu lagi, Mister Wu."

Kris memandang wajah Chanyeol dengan tatapan terkejut untuk beberapa saat. Pria itu juga melirik Baekhyun bergantian. Chanyeol tidak mengerti ekspresi wajah Kris namun kemudian pria itu berdeham dan tersenyum ramah kepadanya.

"Mungkin kapan-kapan kita bisa mengobrol," ucap Kris.

"Tentu. Aku permisi, Mister Wu."

Dengan itu Chanyeol berjalan melewati Kris yang masih tersenyum di tempatnya.

"Duduklah, Kris," ucap Baekhyun mempersilahkan Kris untuk duduk.

"Ah, kurasa aku akan pergi sekarang," ucap Kris.

Baekhyun menatap Kris bingung. "Apa?"

"Maaf, Baek, tapi aku baru teringat bahwa aku memiliki keperluan. Aku akan kembali lagi besok untuk melakukan diskusi denganmu."

"Oh? Baiklah," Jawab Baekhyun meskipun ia tidak mengerti perubahan sikap Kris yang tiba-tiba.

Kris tersenyum kepadanya lalu pergi.

...

..

.

Sehun masih menunggunya saat Chanyeol sudah meraih mobilnya. Sahabatnya itu berdiri bersandar di kap belakang sedannya dengan wajah masam dan bosan.

"Kau terlalu lama, Chanyeol," protes Sehun karena dibiarkan menunggu sedikit lebih lama dari biasanya.

Chanyeol hanya menyengir dan bersenandung pelan. "Kau yang memilih untuk menunggu."

Sehun berjalan ke sisi pintu penumpang saat Chanyeol membuka kunci mobilnya. Keduanya masuk ke dalam dan duduk.

"Buang cengiran menyebalkanmu itu," gumam Sehun.

Chanyeol tertawa mendengar kekesalan Sehun. Ia tahu bahwa sahabatnya dapat melihat kesenangan yang terpancar dari wajahnya. Ada sedikit perasaan lega karena Sehun sudah tahu bahwa ia memiliki hubungan dengan Baekhyun.

"Jadi, apa aku sudah bisa mendengar ceritanya?" tanya Sehun.

"Baiklah," jawab Chanyeol sambil memundurkan mobilnya.

Maka, selama perjalanan menuju kediaman Sehun, Chanyeol mulai bercerita tentang dirinya dan Baekhyun. Berawal dari misi pengumpulan assigment Sehun, bagaimana Chanyeol mengancam dosennya dan bagaimana Chanyeol menceritakan bahwa Baekhyun masih belum membuka hatinya namun usahanya jelas mulai membuahkan hasil.

Saat Chanyeol selesai bercerita, Sehun hanya bisa bersiul takjub. Ia tidak menyangka bahwa sahabatnya bisa nekat dan mengancam dosennya sendiri.

"Well, kau sudah gila," komentar Sehun. "Jika kau ingin merahasiakan hubungan kalian, berusahalah untuk menjaga jarak selama di lingkungan kampus."

Chanyeol hanya terkekeh. "Aku akan berhati-hati."

"Ini," ucap Sehun sambil menyodorkan selembar tisu.

"Di bibirmu ada lipstick."

"Benarkah?" Chanyeol menerima tisu tersebut dan menyeka bibirnya. Ia dapat melihat bercak merah muda di tisu tesebut, warna lipstik yang dipakai oleh Baekhyun hari ini.

Dan tiba-tiba saja Chanyeol menyadari sesuatu. "Damn!"

"Ada apa?"

Chanyeol menggertakkan giginya. "Aku bertemu dengan Kris sebelum meninggalkan ruangan Baekhyun."

Pemahaman masuk ke dalam diri Sehun dan pria itu kembali bersiul panjang. "Well done, Buddy."

...

..

.

Note ~~

.

.

wkakakak ada 2 orang yg jawab bener...Chukkae

kris ganggu aja ya pdhal chanbaek uda mw tahap 'pegang' \

menepati janji update cepat...

see you next chap ~

would you mind to review~~