"How Can I Move On?"

Chanbaek Mini Fanfiction

A/N: I highly recommend you to play "The Man Who Cant Be Moved" by The Script as you read this story :)

xxx

x

xxx

"Going back to the corner where i first saw you

Gonna camp in my sleeping back

I'm not gonna move"

~o~

Chanyeol berhenti menghitung berapa banyak jam yang berlalu sejak pintu condoniumnya tertutup dan Baekhyun memutuskan untuk pergi.

Baekhyun pergi dalam keadaan yang tidak menyenangkan, terlalu kompleks untuk sekedar menjabarkannya dengan kata marah atau sedih yang sederhana, karena kenyataanya yang ia rasakan lebih dari itu.

Kecewa. Baekhyun benar-benar merasa kecewa dan tak ada orang yang pernah mengecewaakannya lebih dari apa yang telah Chanyeol lakukan hari itu.

Ini bukan tentang pengkhianatan.

Bukan pula tentang janji yang diingkari.

Atau tentang Chanyeol yang menyakitinya dengan sengaja.

Tapi ini semua tentang Park Chanyeol yang menyakiti dirinya sendiri.

Park Chanyeol, 22 tahun, kekasih Byun Baekhyun, menikmati psikotropika sebagai pelarian dari semua tekanan yang ia hadapi.

Tekanan yang entah datang dari mana, Baekhyun sendiri pun tidak mengerti. Itulah sebabnya logikanya menjawab bahwa itu semua hanya sekedar omong kosong belaka. Park Chanyeol terlalu terbawa arus pertemanan dan itu yang membuat Baekhyun juga merasa sangat bersalah, karena dengan bodohnya ia tidak mencurigai pria itu sedikitpun selama 2 bulan ini; masa-masa dimana Park Chanyeol memulai hidup sebagai pecandu.

Baekhyun memang kecewa pada Chanyeol, tapi ia jauh lebih menyesal atas sikap dungunya selama ini, yang membuatnya tak bisa menatap Chanyeol lebih lama hingga memutuskan untuk lari dari semua ini.

Semuanya.

Dari Chanyeol

Dari kenangannya

Dari hubungan mereka berdua

e)(o

"Got some words on cardboard

Got your Picture in my hands

Saying: "If you see this girl, can you tell her where I am"

Some try to get me money

They dont understand

I'm not broke

I'm just a broken hearted Man"

~o~

Kebanyakan kisah romansa memang terdengar klasik setelah dirangkai dalam verbal. Namun siapa yang tahu, ribuan kejadian klise yang keluar dari buku-buku fiksi akan terasa sangat rumit saat kau benar-benar mengalaminya.

Itulah yang Baekhyun rasakan ketika kisah cintanya dimulai dari pertemuan sederhana dengan pria bernama Park Chanyeol.

Saat Baekhyun pertama melihatnya disebuah sudut jalan, satu-satunya hal yang bisa ia katakan tentang pria itu adalah; dia pria dengan jeans, atasan kaus hitam dengan outer jaket yang juga berwarna gelap, dan rambut legam yang bersinar dibawah lampu jalan yang kuning temaram.

Mereka berpapasan dan untuk pertama kalinya, Baekhyun mempunyai keinginan untuk menatap mata orang asing yang hanya sepintas lewat disampingnya. Entah benang takdir apa yang mengikat mereka berdua, pria itu membalas tatapan mata Baekhyun hingga pandangan keduanya bertemu di satu titik yang sama.

Dan perasaan "saling tertarik" mengikuti setelahnya, hingga pertemuan diantara mereka berdua tidak hanya berhenti sampai disitu saja.

Perlahan-lahan Baekhyun mulai mengenal Chanyeol dan kala itu, ia seakan mempelajari hal-hal baru dalam hidup setiap hari. Seiring waktu, Baekhyun tidak lagi mendeskripsikan Chanyeol hanya berdasarkan siluet dan pakaian apa yang dia kenakan. Tapi kini Baekhyun bisa menjawab apapun yang orang tanyakan tentang Park Chanyeol.

Dan Baekhyun pikir dengan demikian, ia sudah benar-benar mengenal Chanyeol dan tahu segala tentang dirinya.

Tapi tidak.

Kenyataannya ia tidak benar-benar tahu.

Baekhyun bahkan tidak bisa memahami bagaimana Chanyeol menelan berbagai macam pil demi sebuah ketenangan. Baekhyun tidak mengerti jalan pikirannya yang satu itu, hingga ia berakhir menyalahkan dirinya sendiri dan merasa tidak cukup pantas untuk tetap bersama Park Chanyeol sebagai kekasihnya.

Baekhyun pun memutuskan untuk pergi dan mengakhiri semuanya dengan Chanyeol.

Namun sedikit dari yang Baekhyun tahu, dihari ia meninggalkan Chanyeol didalam kamar bersama pil-pil berbeda warna yang berserakan dilantai, itulah saat dimana Chanyeol mengalami kehancuran besar dalam hidupnya.

Semua terasa berbeda tanpa Byun Baekhyun.

Kata-kata yang keluar dari bibir si mungil bagai sebuah tamparan keras untuknya.

Dan saat Chanyeol tidak bisa menemukan Baekhyun, dimanapun, saat itulah Chanyeol merasa bahwa ia harus kembali kesebuah titik dimana semuanya berawal.

Chanyeol memutuskan untuk kembali ke sudut jalan tempat ia pertama kali melihat Baekhyun.

Chanyeol disana untuk menunggu pemuda cantik itu kembali padanya, meminta kesempatan untuk memulai semua lagi dari awal.

e)(o

"I knew it makes no sense but what else can I do?

How can I move on when im still in love with you

Cause If one day you wake up and find that youre missing me

And heart starts to wonder where on this earth I could be

Thinking maybe youll come back here to the place that we'd meet

And you see me waiting for you on the corner of the street

So i'm not moving

I'm not moving"

~o~

Baekhyun memutuskan untuk menetap sementara dirumah seorang kolega yang menyambutnya dengan tangan terbuka.

Dia adalah sahabat karib Baekhyun, satu-satunya orang yang paling tahu tentang dirinya dan untaian kisah rumit yang ia jalin bersama Park Chanyeol

Namanya Yoon Jeonghan. Tidak seperti kebanyakan teman yang mendukung dirinya 100% untuk meninggalkan seorang pacar pecandu seperti Park Chanyeol, justru Jeonghan mengatakan sebaliknya.

Entah sudah berapa kali ia meminta Baekhyun untuk membuka hati dan mencoba memaafkan Chanyeol atas kekhilafannya, yang sudah berulang kali pula Baekhyun coba untuk abaikan.

Karena sejatinya, Jeonghan juga tahu bahwa Chanyeol adalah pria yang baik. Mungkin tidak sempurna sebagai manusia, tapi ia tahu bahwa Chanyeol bisa menjadi sempurna jika ada Baekhyun bersamanya.

e)(o

"People talk about the guy who's waiting on a girl

There are no holes in his shoes, but a big hole in his world

Maybe ill get famous as the Man who cant be moved

Maybe you wont meant to but you see me on the news

And youre running to the corner

Cause you know its just for you"

~o~

Disuatu pagi yang terasa normal bagi Baekhyun, dia menyesap butterscotch dari mug bersama selembar roti sebagai sarapan. Jeonghan duduk tepat dihadapannya, menawarkan sahabatnya lipatan koran baru yang ia pungut dari halaman depan rumah.

Baekhyun merasa tidak tertarik untuk melihat berita hari ini dan menolaknya dengan gelengan kecil dan senyum tipis. Jeonghan hanya mengembuskan nafas kecil, memaklumi mood Baekhyun yang sering naik-turun tak menentu akhir-akhir ini.

Dibanding membaca lembaran koran, Baekhyun lebih tertarik untuk melihat acara apa yang tersaji di telivisi. Ia datang mendekati sebuah sofa dengan segelas minuman hangat ditangan, kemudian menyalakan tv.

Matanya menyipit sejenak untuk fokus pada acara yang ia lihat; sebuah siaran berita yang tayang rutin setiap hari di stasiun TV nomor 4.

"Seorang pria yang belakangan diketahui bernama Park Chanyeol, mahasiswa Universitas B yang menjadi pusat perhatian publik karena aksinya berdiri selama berhari-hari disebuah sudut jalan, terlihat membawa selembar foto seorang pemuda cantik yang diketahui sebagai kekasihnya."

Baekhyun terjebak dalam sebuah stagnasi dimana paru-parunya terasa seperti berhenti melakukan respirasi. Lidahnya terasa asam didalam sana dan hampir sekujur tubuhnya gemetaran.

"Beberapa polisi telah mencoba berkoordinasi dan memintanya untuk pulang, tapi pria itu seperti tidak menghiraukan dan menuntut untuk tetap berada disana sampai kekasihnya itu datang menemuinya."

Sejak beberapa hari lalu, Baekhyun telah bertekad untuk tidak meneteskan air mata lagi untuk Park Chanyeol. Namun sepertinya, sekeras apapun ia mencoba, Park Chanyeol akan tetap menjadi "pemenangnya".

Baekhyun merasa tidak berdaya melihat siluet Chanyeol yang terlihat begitu menyedihkan dari layar. Ia kembali tenggelam dalam rasa bersalah dan penyesalan.

Tanpa banyak berpikir, Baekhyun tahu bahwa ia harus menebus semua kesalahannya itu dan melakukan hal yang sudah sepatutnya ia lakukan.

Memeluk Park Chanyeol.

Dengan celana pendek dan white shirt yang masih menempel ditubuhnya, Baekhyun berlari sekencang yang ia bisa ketempat yang paling ia kenali dibanding siapapun; tempat dimana benang takdirnya dan Chanyeol menyatu.

Tak ada hiruk pikuk yang terjadi seperti yang terlihat dalam telivisi ditempat itu. Karena pada akhirnya, orang-orang akan tetap berlalu meninggalkan siluet Chanyeol karena yang pria itu nantikan bukanlah mereka.

Orang itu adalah Byun Baekhyun.

Chanyeol berdiri dengan tungkai kakinya yang kokoh, walau entah sudah berapa lama ia berusaha untuk tetap berdiri diatas kedua kaki itu. Coat hitam panjang melapisi tubuhnya, karena musim dingin belum berakhir ditempat ini.

Dengan dada naik turun dan kepulan embun yang tercipta dari nafasnya yang dingin, Baekhyun menatap siluet Chanyeol dengan tangisan bisu.

Pria itu menyadari kehadiran Baekhyun.

Matanya sempat terlihat tak percaya karena takut jika itu semua hanya ilusi yang datang untuk mengolok-oloknya.

Tapi seperti mengerti dengan apa yang Chanyeol pikirkan, Baekhyun menggeleng kecil, masih dengan tangisannya.

Baekhyun melanjutkan langkahnya untuk mendekati Chanyeol. Dengan berlari.

Dan pria bertubuh tinggi itu membuka tangannya untuk menyambut Baekhyun dalam sebuah dekapan hangat.

"Maafkan aku..."

Adalah kata yang Baekhyun dengar dari Chanyeol pertama kali.

"Aku mencintaimu..."

Kata kedua darinya, dan Baekhyun menangis lebih keras; lebih dari yang ia kehendaki.

"Baekhyun... Izinkan aku memulai semuanya lagi dari awal. Aku ingin mencintaimu dengan cara yang benar. Aku ingin membagiakanmu..."

"Kau bisa melakukannya, Park Chanyeol. Dan hanya kau yang bisa melakukannya..."

Baekhyun pun menyadari bila ia telah jatuh cinta pada Park Chanyeol berkali-kali selama hidupnya.

Ini rumit.

Memang tak ada lisan yang dapat menjelaskan perasaan ini kecuali Byun Baekhyun sendiri.

Merasakan bagaimana mana jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama.

Park Chanyeol, kekasihnya yang bersedia menunggu dibawah salju hanya untuk sebuah kata "maaf".

e)(o

End

A/N: Ngetiknya setengah jam, mendadak tiba-tiba pingin nulis mini FF sore ini. Semoga tidak mengecewakan ya

fav, follow, and review will be really apreciated demi kelancaran update untuk kumpulan drabble/oneshot ini :)

Terimakasih banyak~