Notice me
Genre: Romance, Comedy
Pairing: NaruShion
...
Warning: Gaje, OOC, Alur Kilat, Typo, dsb.
Disclaimer: Naruto milik Masashi Kishimoto, bukan saya.
...
Chapter 1
Naruto hingga saat ini masih belum mengerti sama sekali apa arti cinta itu. Dia masih penasaran dengan maksud dari satu kata yang terdiri dari 5 huruf itu. Maklum saja di usianya yang sudah 18 tahun sudah semestinya dia paham soal masalah percintaan. Bagi Naruto, percintaan adalah sesuatu yang tidak ada bedanya dengan pertemanan biasa. Saling berbicara, berbagi perasaan dan bersenang-senang adalah hal-hal yang menurutnya sama adanya pada konteks percintaan dan pertemanan. Bukannya dia jarang bergaul, hanya saja sikap polosnya yang masih menjadi bawaan sejak kecilnya masih saja tertanam di dalam diri pemuda Uzumaki itu.
Di sebuah rumah yang tidak terlalu besar, sekarang Naruto sedang menyiram tanaman yang berjajar di pagar. Sambil menyiram satu per satu tanaman yang ada disitu, Naruto bersiul-siul melantunkan lagu kesukaannya. Hingga pada saat sesudah menyiram pun, dia masih saja bersiul.
"Hei kamu" panggil seorang gadis yang tidak lain adalah tetangganya sendiri, Shion.
Shion adalah putri keluarga kaya raya yang kebetulan tinggal bersebelahan dengan rumah keluarga Naruto yang sederhana. Jika dilihat-lihat, kedua rumah itu nampak mencolok perbedaannya. Rumah Shion tentu saja lebih bagus dan lebih besar dari rumah Naruto.
Walaupun berbeda tingkatan sosial, Naruto mau saja berteman dengan Shion dan menganggapnya sebagai teman biasa. Di sisi lain, Shion sebenarnya menyukai Naruto. Berbagai cara sudah dilakukan oleh Shion dan pada akhirnya semua itu berakhir dengan kegagalan yang didasari oleh sikap polos Naruto.
"Ada apa? Baru aku mau masuk rumah nih" balas Naruto dengan wajah malas.
"Tadi itu.. lagu yang sedang populer itu kan?" tanya Shion.
"Ah ya, aku suka lagu itu. Memangnya kenapa?" kata Naruto.
"Ya, etto.. aku juga suka lagunya" Shion beralasan.
"Masa?" Naruto kelihatan tidak yakin dengan apa yang Shion katakan.
"Hihihi kamu benar-benar menggemaskan! Ya iyalah aku suka lagu itu. Makanya aku tanya" jawab Shion tertawa kecil.
"Hoamm.. Mau tidur siang dulu ah" tutup Naruto memasuki rumahnya.
"Kamu mendengarkanku tidak sih?" ujar Shion sweatdrop.
Naruto menutup rapat pintu rumah dan berbaring dengan rileks di sofa yang berada di ruang tamu. Hanya dengan memejamkan matanya sekejap, dia sudah tertidur pulas dan ngorok dengan bisingnya.
Saat sedang asyik tidur siang, Shion diam-diam memasuki rumah Naruto dan melihatnya tidur dengan posisi yang tidak biasanya. Shion kembali tertawa melihat Naruto dalam posisi tengkurap dengan mulut yang menganga. Dengan kamera ponsel yang dia miliki, Shion memotret wajah bodoh Naruto.
"Ada petir!" kaget Naruto gara-gara sinar blitz dari ponsel Shion.
"Hahahahaha" Shion malah makin tertawa.
"Jangan ganggu aku tidur dong, kaget nih" kata Naruto protes.
"Shion-chan, sejak kapan datang kemari?" tanya ibunya Naruto, Kushina Uzumaki muncul dari dapur rumah.
"Ano.. tante.. Baru saja aku datang kesini" jawab Shion malu-malu.
"Dia mengganggu tidur siangku yang enak tadi bu" Naruto mengadu.
"Selain tidur dan makan, apalagi yang kamu biasa lakukan kalau di rumah, Naruto? Bagus kalau Shion-chan membangunkanmu" Kushina malah tidak peduli.
"Ah ibu! Selalu saja membela dia" omel Naruto menggembungkan pipinya.
Kushina menarik Naruto sedikit menjauh dari Shion dan mulai berbisik "Dia kan suka padamu sejak lama, baka! Hargailah perasaannya. Apalagi dia itu perempuan"
"Kalau suka, berteman saja tidak apa-apa kan bu. Sama saja kan?" jawab Naruto berbisik juga.
"Ih kau ini! Dia mau lebih dari sekedar menjadi temanmu, kau tahu?" balas Kushina.
"Jangan bilang dia mau aku menjadi budaknya?!" kata Naruto masih berbisik.
TUNGGG...
Benjolan besar di kepala Naruto muncul karena jitakan Kushina yang tersulut emosinya karena kepolosan putra semata wayangnya sendiri.
"Aduh, kenapa ibu malah marah padaku?" tanya Naruto mengusap kepalanya.
"Maaf sudah merepotkan kalian, aku pulang saja" Shion mulai angkat bicara dan memakai sendalnya lagi.
"Shion-chan, tidak usah buru-buru. Ayo sini temani aku dan Naruto membuat daging panggang bersama-sama" kata Kushina menghadang Shion secepat kilat.
"E-eh, baiklah" jawab Shion.
"Hei baka, buka jendelanya. Kita makan siang pakai yakiniku sekarang" suruh Kushina pada Naruto.
"Lagi-lagi aku.. Merepotkan" gumam Naruto seraya menggeser jendelanya.
Di atas meja sudah Kushina siapkan kompor pemanggang kecil dan beberapa potong daging dan sayuran. Melihat Kushina memotong daging begitu lihainya, Naruto bertepuk tangan.
"Wah, ibu jago sekali memotong daging yakinikunya" puji Naruto.
"Biasa saja kok" ujar Kushina merendah.
Shion terlihat iri dan ingin juga dipuji oleh Naruto. Andaikan saja dirinya berada dalam posisi Kushina saat ini, mungkin Shion akan merasa sangat gembira setinggi langit.
"Shion-chan mau coba juga?" kata Kushina yang sedari tadi menyadari kalau Shion terus memperhatikan dirinya.
"Boleh tante" jawab Shion mengambil pisau yang diserahkan Kushina.
"Ah pasti bakal lama nih" kata Naruto menghela nafas.
PLETAKK...
"A-aku akan menunggu" ujar Naruto dengan benjolan yang kembali muncul di kepalanya.
"Lihatlah" kata Shion menyayat dan memotong daging tersebut dengan begitu perlahan.
Naruto dengan serius memperhatikan Shion yang sedang memotong daging, sedangkan Shion merasa gugup karena pandangan mata Naruto yang tidak sedetik pun bergerak ke arah lain.
Hasil potongan daging Shion bahkan jauh terlihat lebih bagus daripada Kushina. Dengan tatapan heran, Kushina membandingkan kedua daging yang dia pegang dengan seksama.
'Aku kalah oleh gadis kaya itu. Orang kaya dan sederhana memang jauh beda' batin Kushina.
"Daging yang Shion-chan potong lebih tebal sedikit dari potongan daging yang ibu buat" komentar Naruto.
"Hehe terima kasih" ujar Shion dengan wajah yang memerah.
Shion dengan cerobohnya tidak sengaja membuat jari jempolnya teriris hingga berdarah. Menyadari akan hal itu, Kushina segera mengambil kotak P3K dan mengobati jari Shion.
"Shion-chan, hati-hatilah saat memotong" kata Kushina sambil meneteskan obat.
"Maaf tante, Shion tidak sengaja" balas Shion.
"Oke sekarang kita panggang dagingnya" Naruto malah menaruh daging-daging yang sudah dipotong tadi di atas pemanggang.
"Naruto memang terlalu bodoh untuk menyadari perasaanmu" ujar Kushina sweatdrop melihat Naruto memanggang daging dengan mata berbinar.
"Tidak apa-apa tante, Shion sudah tahu kok soal itu" ujar Shion setelah jarinya sudah diberi plester luka.
"Kalian berdua ngobrol gosip apa sih? Ayo sini kita makan bersama" ajak Naruto.
"Ayuk" jawab Shion menghampiri Naruto dengan senyuman yang terpampang di wajahnya.
'Dia tidak berbeda dengan Minato saat masih muda dulu. Dasar Naruto' pikir Kushina memperhatikan kedua orang itu sedang membolak-balikan daging dengan sumpit.
Bersambung
(A/N):
Ini baru pembukaan aja, dan sebenarnya author membuat ini karena iseng dan mengisi waktu luang author aja. Lanjut atau tidaknya mah tergantung permintaan :3