Kushina sedang berjalan-jalan di pantai, wanita yang berusia 34 tahun itu nampak masih muda, seolah dirinya masih berusia 20-an. Mata para lelaki tak lepas dari kemolekan tubuhnya yang mengundang hawa nafsu, apalagi dengan bikini merah yang menutupi area sensitif miliknya, serta sebuah kain transparan yang menutupi sebagian paha miliknya hingga lututnya. Dia terlihat membawa beberapa buah makanan serta minuman untuk di santap.
Namun, dia di hadang oleh beberapa orang. "Hai, Kakak cantik, kau terlihat sendirian? Apa kau mau kami temani?"
Kushina tersenyum tipis. "Mungkin lain kali saja." Wanita itu menggeleng pelan untuk menolak ajakan para lelaki tersebut.
"Ayolah Kakak, kami akan menemanimu, kita akan bermain-main nanti, bagaimana?" Salah satu dari pria itu mulai menyentuh kulit putih Kushina.
Kushina sendiri tak bereaksi saat dia disentuh oleh salah seorang para pria tersebut. "Maaf, tapi lain kali saja." Kushina kembali menolak dengan halus.
Wanita merah itu langsung di rangkul oleh salah seorang pria. "Kami akan memberikanmu permainan yang menyenangkan loh Kak. Jadi ikutlah dengan kami!" Pria itu mendekatkan hidungnya untuk mencium aroma yang menguar dari tubuh Kushina.
Kushina kembali menghembuskan napasnya, dia kembali mencoba untuk bersabar menghadapi para pemuda mesum ini. "Maafkan aku, tapi aku sudah ditunggu oleh seseorang."
"Ditunggu? Dia bisa menunggu selagi kita bermain, benarkan kawan-kawan?"
"Ya, tentu."
"Kau benar kawan."
"Dia benar Kak, orang itu bisa menunggu selagi kita bermain."
Senyuman Kushina pun mulai menghilang. "Kalian tau, aku ingin sekali memukul wajah kalian."
"Wow, wow, apa kau bisa memukul kami?"
"Ya, dia bisa memukul kalian dengan pukulan mautnya!" Semuanya terkejut saat seorang pria berseru dibelakang mereka. Pria itu memiliki rambut berwarna pirang emas, tubuh atletisnya membuat para wanita terus memandangi dirinya. Pria itu berjalan menuju gerombolan pria yang mengerubungi Kushin. "Dan yang sedang kalian ajak adalah Istriku." Ujarnya disertai sebuah senyum mengerikan.
Para pria itu terkejut karena Kushina adalah Istri dari seorang Mantan Hokage. Ya, dia adalah Uzumaki Naruto, Yondaime Hokage. Mereka langsung berlari terbirit-birit saat mengetahui wanita yang mereka ajak adalah, Istri dari Hokage terkuat sepanjang sejarah.
Di belakang tubuh Hokage itu, seorang gadis berambut pirang serta bocah lelaki berambut merah sedang mengintip. "Kau jangan sampai seperti mereka, Menma.
"Baik Kak Naruko, aku takkan seperti mereka." Balas Menma dengan nada polosnya. "Memangnya mereka kenapa mengerubung Ibu, Kak?"
"Kau masih kecil Menma, jadi kalau kau sudah dewasa, akan Ayah beritahu." Menma mengangguk saat Ayahnya memberitahu sesuatu kepadanya.
Sementara itu, Kushina berjalan ke arah Naruto serta anak-anak mereka. "Cih, aku ingin sekali memecahkan telur mereka, dan mencabut penis mereka sekalian."
"Tenanglah sayang, jangan meledak seperti itu." Naruto mencoba menenangkan istrinya itu. "Baiklah, kita kembali, ayo Kushina!" Kushina mengangguk, kemudian berjalan berdampingan bersama Naruto.
Keduanya melupakan dua anak mereka dibelakang.
"Dasar Ayah pelupa."
"Kak, sabar."
...
..
.