"Bukankah kesepakatan kita adalah... Kau mengangkang untukku dan setelahnya, kau puaskan aku dengan desahanmu?"

"Tapi tidak menjadi submassive-mu, bitchy!"

"Hush! hush! Baekki boneka cantikku... Pintar mengumpat ternyata..."

Dia adalah Xi Luhan.

Gadis, bukan, sang wanita seksi penakluk segalanya. Tanpa meliuk-liukkan tubuhnya bak cacing kepanasan, para kaum mapan langsung meliriknya dan memaku tatap dengannya. Bila perlu, saling memaku selangkangan.

Apa yang tak wanita itu miliki? Kecantikan? cek! Kekayaan? Cek! Keahlian ranjang? Cek!

Keperawanan?

Dia tertawa untuk itu, dia tentu saja bisa memilikinya kembali menggunakan uang dan operasi.

Tapi masa bodoh soal keperawanan, Luhan lebih suka dicap jalang dibanding polos tak berdosa yang... Ah... Sangat membosankan!

Brengsek!! Sepertinya gairah Luhan semakin menggebu-gebu saat gadis perawan di hadapannya meludahi wajahnya.

Well, Luhan mendesah puas sebagai apresiasi. Jemari lentiknya mengusap wajahnya, yang siap mencakar aset berharga sesamanya untuk diobrak-abrik. Luhan menjilati ujung jarinya, terkekeh akan satu fakta, "ludahmu manis juga, Baekki."

"Sinting!"

"it's me..."

Luhan menyedot nikotin penuh candu dari rokok di tangan kirinya. Menghembuskannya tepat di depan wajah gadis mainannya. Byun Baekhyun, korbannya yang lain, terbatuk-batuk karenanya. Mata sipitnya melebar penuh amarah dan bibirnya mendesis murka.

Sayangnya suara dentingan rantai membuktikan ketidakberdayaannya. Bagaimana bisa dia bergerak apabila kedua tangan dan kakinya di rantai? Belum lagi tubuhnya kebas karena dua jam penuh dia berdiri, mendesah, menikmati dildo di lubang pantatnya, mengobrak-abrik saraf gairahnya, belum lagi cambukan Luhan menggerayangi payudaranya.

Sialan! Baekhyun orgasme berkali-kali hanya karena tangan wanita arogan gila psikopat macam Luhan!

Sekarang, Baekhyun bisa tenang. Setidaknya cukup untuk bernafas. Kini rambut panjangnya dikepang Luhan, leher jenjangnya diciumi penuh hasrat oleh si wanita dominan. Baekhyun kembali mendesah, tanpa menyebut nama, mendongak dan mengerang kenikmatan ketika Luhan memompa dadanya dua kali dari belakang.

Rambutnya selesai dikepang. Luhan langsung melilitkan kepangan itu di tangannya dan...

"ARGGHH!"

Luhan menarik rambut itu sambil tersenyum sangat manis.

Mata rusanya berkilat, Baekhyun bisa melihatnya dan bergidik.

Wanita bernama Xi Luhan itu memang berbahaya.

Luhan tak segan menyeringai iblis sambil menyodorkan ujung rokoknya tepat di ujung bibir Baekhyun. Gadis itu mengerang, bibirnya refleks terbuka, dan Luhan tanpa ampun menjejalkan ujung rokoknya di lidah Baekhyun.

Gadis itu menangis terisak, memohon ampun pada sang iblis rasanya percuma. Luhan bersenang hati menjilati air mata itu agar tidak tumpah percuma. Tubuh polos Baekhyunpun bergetar hebat.

Selanjutnya, Luhan undur diri dari Baekhyun. Dia berjalan bak model, sembari membuka perlahan simpul tali jubah mandinya berbahan sutra berdasar warna hitam. Jubah mandinya merosot turun ke lantai, hingga tubuh telanjangnya diterpa sinar api lilin aromaterapi. Kaki jenjangnya keluar dari jubahnya bak flamingo melangkahi danau. Hingga akhirnya dia sampai di meja berisikan red wine-nya.

Ditekannya ujung rokok ke asbaknya, lalu mengambil sebotol wine utuh belum terjamah. Wanita 'panas' itu berjalan cepat penuh intimidasi kembali ke arah Baekhyun. Sekali lagi smirk psikopatnya tersemat apik di bibir merah sensualnya.

Tepat di depan muka Baekhyun, Luhan menyirami tubuh rapuh itu dengan wine. Baekhyun mengigil kedinginan. Terisak. Bergumam ampun disertai ringisan karena lidahnya perih.

Luhan mendesah bahagia di telinga Baekhyun, "desahanmu... mempesona... Baekki..."

Air mata Baekhyun semakin deras, rengekannya semakin merdu di telinga Luhan.

"A...apa...sa...salahku...Luhh...ugh! Hkss... A...ampun..."

"Tidak ada," Luhan mengapit pipi Baekhyun dengan tangan lentiknya, hidungnya dicium ringan bak kupu-kupu singgah sementara di bunga mawar, "aku hanya ingin kau, Baekki. Kau targetku."

Mata Baekhyun terbelalak lebar.

Dadanya sesak oleh satu fakta.

Wanita bernama Luhan itu...gila!

Malam ini,

Gadis ke-13 milik Luhan.

Menangis dan terluka.

•~•~•~•

.

.

.

Mari bertandang di FF abal-abalku lainnya...

.

.

.

.

.

[MY JERK WIFE]

"Kita lihat bagaimana seorang Xi Luhan merusak Oh Sehun."

"Perhatikan baik-baik bagaimana Oh Sehun memperbaiki Xi Luhan."

.

.

.

.

.

MAIN GENRE:

Romance, Drama, Psychology

MAIN CHARACTER:

Lu Han as Xi Luhan (30)-(CEO of XiLu Corporation/bisexual)

Oh Sehun as Oh Sehun (26)-(Clinical Psychologist/heterosexual)

MAIN PAIR:

HunHan

WARNING:

RATE M, GS FOR UKE, ABAL-ABAL, MAFIA-AU!

NOTE:

Adegan lesbian di sini hanya bumbu gak penting. Diskip juga gpp.

SUMMARY:

Gadis? bukan. Luhan adalah wanita metropolis pemakan segala, CEO jalang yang suka bertandang di vagina sesamanya, dan penis lawan jenisnya. Tapi kemudian, seorang Psikolog Klinis membungkam keliarannya. Semua itu karena satu kalimat, "nama saya Oh Sehun."

.

.

.

.

.

.

PROLOG : My Target

"Nama saya Oh Sehun."

.

.

.

.

.

.

"Bagaimana hari ini, Nana? Menyenangkan? Nana berani tidur di tempat gelap?"

Gadis cantik yang dipanggil Nana mengangguk mantap. Rambut kuncir duanya sampai bergejolak ringan karenanya. Gigi gingsulnya nampak imut dibarengi cengiran, "ini semua berkat Sehun-ahjussi! Khamsahamnida!!"

"Ahjusshi bangga padamu, cantik."

Dia adalah Oh Sehun.

Pria tampan penuh aura mengayomi dan mengasihi itu, merengkuh tubuh si kecil Nana. Bahagia rasanya bisa melihat salah satu anak asuhnya, di panti asuhan yang dia dirikan bernama 'Panti Asuhan Kasih Sayang', bahagia karena menikmati masa bermainnya dengan nyaman.

Nana mengidap achluophobia, atau takut pada ruang gelap. Trauma masa kecilnya, hingga akhirnya ditinggal orang tuanya meninggal dunia tanpa siapapun, memperbesar phobianya. Tak hanya Nana, beberapa anak kecil juga mengalami kejadian traumatis lainnya yang perlu Sehun tangani. Terapi dan pendekatan secara kognitif sangat diperlukan untuk kasus seperti ini. Sehun sudah biasa dalam hal tersebut.

Sehun sangat menyayangi anak-anak asuhnya. Psikolog muda itu akan melakukan apa aja untuk kebahagiaan anak-anak asuhnya.

"Nah, sayang... bukankah ini waktumu bermain? Bergabunglah dengan saudaramu yang lain, Nana... Setengah jam lagi pelajarannya akan dilanjutkan." Kata Sehun memperingatkan.

Sehun melepas rengkuhannya, bangkit dari bersimpuhnya, lalu tersenyum pada gadis cantik yang baru saja masuk ke dalam ruang belajar. Dia adalah Irene.

Nana merengut tak suka karena pelukan nyamannya bersama Ahjusshi tampan diganggu!

"Bagaimana perkembangan anak-anak yang lain, Ren?"

"Bagus. Mereka juga suka makan sayur sekarang!"

"Itu karena kau pandai memasak."

Nana mengangguk membenarkan. Gadis mungil berusia tujuh tahun itu memeluk kaki Irene, "Ahjumma harus terus masak untuk kami!"

"Tentu saja..." Irene mengelus pucuk kepala Nana, "tapi Nana harus mau makan brokoli!"

"Brokoli membuatku muntah!!" Nana membekap bibirnya, lalu mundur dan kabur dari Irene.

Irene hanya terkekeh melihat tingkah Nana, berbeda dengan Sehun yang hanya tersenyum tipis.

Lalu matanya meraut kesenduan.

"Ada apa Hun?"

Irene menyadari itu. Tangannya tanpa sadar menangkup belah pipi Sehun, mengelusnya lembut, "mau bubble tea? Kau butuh menenangkan dirimu dari pekerjaanmu."

"Aku baik, Ren..." Sehun menurunkan tangan Irene. Senyumnya sangat mendamaikan gadis manapun. Senyum seorang pria baik-baik, dimana akhlak budi dijunjung tinggi olehnya. Hal sangat jarang ditemui di era metropolis ini.

Sehun adalah pria langka.

Irene tahu Sehun memiliki masalah besar di keluarga konglomerat, Keluarga Oh. Masalah yang membuat Sehun angkat kaki dari rumah, mandiri, serta mendendam pada ayahnya.

Juga masalah salah satu mahasiswinya yang sangat kurang ajar, menjadi penguntitnya. Sehun diam, menurutnya tak ada yang dipermasalahkan dari perbuatan kurang guna itu. Tapi ternyata, mahasiswi itu berniat licik dan melayangkan gugatan pada Sehun atas kasus 'pelecehan seksual'.

Lagi-lagi dunia tak adil pada Oh Sehun.

Mereka tak tahu, bahwa mereka bermain-main dengan pemilik kepala berharga miliaran dolar.

Kehidupan Sehun memang seperti seorang pangeran tunggal, yang sengaja meninggalkan istananya demi kebebasan.

Kekuasaan dipundaknya dilepasnya tanpa basa-basi, membuatnya bertarung lebih keras menghadapi kenyataan orang-orang kalangan menengah.

Tapi Oh Sehun bersyukur, Tuhan masih menyayanginya. Penghasilannya selama enam tahun menjadi dosen, membuatnya mampu mendirikan yayasan panti asuhan untuk menampung anak-anak malang.

"Sehun... Aku lupa sesuatu!"

Irene mengalihkan topik agar sendu di mata pria yang diam-diam dicintainya itu, hilang.

"Eh?" Mata tajam itu melotot, bibirnya sedikit dimajukan, persis anak ayam, "apakah sesuatu itu penting untukku?"

Irene mengangguk polos tanpa rasa bersalah. "Ada seorang tamu ingin bertemu denganmu. Katanya, dia ingin melakukan acara amal di sini sebagai perayaan dibukanya anak perusahaannya yang baru." Irene berbisik sambil tersenyum tengil, Sehun meliriknya geli.

"Dia sangat cantik. Tampaknya baik. Mungkin kau suka dengannya. Wanita kaya."

Tatapan Sehun berubah datar.

Dia menghela nafas, "baiklah, aku akan segera menemuinya."

Setelah keluar dari ruang belajar anak-anak panti, Sehun berjalan melewati lorong. Anak-anak asuhnya berlarian ke sana ke mari, menyapanya, lalu lanjut bermain.

"Hati-hati...!" Seru Sehun pada anak-anak. Dia menggeleng lemah memaklumi tingkah mereka.

"Iya, Sehun-ahjussi!!" Seru mereka bersamaan. Lucu sekali.

Langkah Sehun kemudian terhenti ketika dia melihat dua pengawal berbadan besar, berpakaian dan berkacamata hitam, berdiri di sisi kiri kanan pintu ruangan Irene.

Sehun melirik keduanya bergantian. Bahu lebarnya terangkat acuh, tangannya memutar knop pintu.

Setelahnya, di dalam ruang kerja kepala panti, Sehun disuguhkan pemandangan berupa punggung yang seorang wanita. Rambut gelombangnya dicat coklat madu, dan panjangnya tak sampai menganggu pantat montoknya. Lekuk tubuhnya Sehun akui bagai biola, sempurna, pas direngkuhan pria tampan lainnya, tapi entah kenapa nampak biasa saja bagi pria itu.

Sehun menutup pintu ruangan. Suara knop pintunyapun didengar baik oleh si pemilik punggung.

Pemilik punggung itu, Luhan, berbalik sambil tersenyum manis pada Sehun. Pria itu melirik jendela di belakang Luhan. Dia mengangkat sebelah alis, tahu bahwa Luhan tertarik melihat anak-anak bermain sepakbola di taman belakang.

Tapi, apa benar begitu?

Bahu wanita itu tersemat blazer hitam berkelas, ada kacamata hitam bagai mahkota di kepalanya. Gaun merah wanita itu lumayan terbuka, bagian dadanya membentuk v neck yang memperlihatkan belahan dada sintalnya. Tangan wanita itu tergenggam tas tangan mahal, dilapisi berlian, hingga Sehun menghela nafas. Dia merasa wanita kaya itu melakukan pemborosan percuma.

Dan lagi, pakaian porno seperti itu dipakai untuk mendatangi panti asuhan? Yang benar saja. Sehun meringis dalam hati, risih menemui wanita macam itu.

Dari kilas pandang, tanpa rasa tertarik, Sehun tahu wanita itu mengadakan 'acara amal' hanya sebagai kedok popularitas.

"Apa kau pemilik yayasan?"

Sehun mengangguk sambil tersenyum sopan. Meski tak suka pada wanita itu, Sehun masih punya tata krama.

Luhan menggulirkan mata rusanya, menatap selidik, ke atas ke bawah, ujung rambut hitam sampai sepatu pantofel hitam Sehun, semua nampak sederhana tanpa kelas.

Wanita itu terkekeh sinis, mencemooh penampilan Sehun.

"Namaku Xi Luhan, CEO dari XiLu Corporation. Kupikir kau tahu sedikit tentang perusahaanku itu, hm?"

Semua manusia spesies 'kaya' tahu apa itu 'XiLu Corporation'. Perusahaan itu beranak pinak dari berbagai bidang seperti properti, maskapai penerbangan, persenjataan, teknologi, pemilik brand terkenal pakaian dan tas yang diekspor diberbagai negara, juga masih banyak lagi. Rumor juga mengatakan kalau CEO Xilu Corporation, Xi Luhan, menaruh saham besar untuk bisnis gelapnya.

Xi Luhan adalah salah satu wanita metropolitan, yang mampu berdiri di dua sisi dunia bisnis.

Rumor lain juga mengatakan, Xilu Corporation dipenuhi manusia dari kelas mafia di negara adidaya dan kelas Yakuza di Jepang.

Siapapun pasti terintimidasi karena kekayaan wanita bernama Xi Luhan.

Tapi tidak, bagi Oh Sehun.

Pria itu hanya tersenyum, tahu Luhan tengah menghinanya lewat perbedaan tampilan mereka. Ketahanan mental Sehun perlu Luhan acungi jempol.

Dibanding itu, dia suka tersenyum mengejek dan mengerling penuh penghinaan.

Benar-benar pria tidak berkelas! Batin Luhan gerah.

"Nama saya Oh Sehun."

DEG!

Luhan terkesiap.

Senyum sinisnya langsung musnah. Terganti raut gugup. Manik rusanya melirik ke bawah. Tangan Sehun terentang ke arahnya.

Luhan menelan ludah kelu.

Tangan itu begitu kokoh, tersemat jam tangan model kuno berkualitas tinggi bagi kulit. Warna kulitnya putih susu. Lengannya berurat. Jari-jemarinya bersih, panjang, dan pasti bisa memuaskan sesuatu dalam sekali masuk.

Sialan! Luhan sudah berpikiran mesum hanya karena tangan seseorang—

Tidak...

Tapi karena suara husky pria itu.

Bisa-bisa Luhan, wanita jalang terkaya di Korea Selatan bahkan seluruh Asia, orgasme hanya karena suara pria baik-baik macam Sehun.

Bagaimana kalau pria itu menggeram di atasnya? Apakah efeknya lebih dahsyat?

"Senang bisa mengenal anda, Luhan-ssi."

Keramahan Sehun mengugurkan pemikiran kotor Luhan.

Ya,

Sehun benar-benar ramah. Dia menyuguhkan jabatan tangan untuk Luhan.

Tanpa tahu, hanya karena jabatan itu...

Luhan tersengat oleh gairah!

Wanita itu membalas salam Sehun. Tangan halus Luhan sedikit bermain-main di permukaan kasar tangan Sehun. Pria itu menaikkan sebelah alis, menganalisa ada apa dengan wanita di depannya ini?

Tautan itu terlepas.

Luhan berharap tautan lainnya, di selangkangan, akan segera terjadi.

Bibir bawah wanita itu digigit, menahan diri untuk tidak berbuat jalang di depan pria sederhana macam Sehun.

"Oh Sehun...?"

Bisik Luhan ketika Sehun tersenyum kalem pada jendela di belakangnya. Wajah tampannya diterpa sinar mentari pagi, menggairahkan untuk dirusak Luhan.

Bibir merah sensual itu menyeringai licik. Matanya berkilat nafsu tanpa Sehun sadari. Digigitinya kuku jari kanan bercat merah delima sebagai pelampiasan hasrat.

Aku Xi Luhan,

Akan segera menjadikanmu mainanku,

Oh Sehun.

•~•~•~•

.

.

.

[TBC]

.

.

.

AUTHOR NOTE:

APAKAH AYAH THEHUN BAKALAN JADI SUBMASSIVE-NYA BUNCAN?! #JANGANSAMPEKWOI (caps lock jebol, sorry)

KAGAK DING!

Pria baik-baik macam ayah Thehun itu penuh kejutan, lihat aja!!

FF ini bakal up kalau FF lainnya udah up! (Biar adil, hehehe). Namanya juga up bergilirian :p

Moga suka ya...!!

Oke, see you in next chap!

Salam newbie...

Surabaya, 10 Februari 2019

revisi : 16 Februari 2019