Tao menatap Jongin yang sedang duduk di hadapannya. Jongin sedang merebahkan punggungnya pada sandaran kursi dapur. Dada itu basah dengan cairan putih yang memiliki aroma menggoda.

"Hyung, dadamu mengeluarkan susu?" Jongin menatap dadanya yang basah dari tadi masih mengeluarkan susu walaupun sedikit.

"Kau mau mencobanya? Sehun meremasnya terlalu kencang dan entah lah aku juga tidak tahu bagaimana aku bisa menghasilkan susu." Jongin mengelus dadanya pelan.

"Hyung bilang mau istirahat dulu?" Tao bertanya heran. Yah, sebenarnya dia tergoda sekali sih ingin mencicipinya.

"Tao boleh menyusu pada Hyung selama Hyung istirahat." Jongin menawarkan pada Tao. Karena dia tahu bocah itu dari tadi tidak berhenti menatap lapar dadanya.

"Hehe Hyung pengertian sekali sih. Aku kan jadi makin suka padamu." Tao tertawa konyol dan berjalan menghampiri Jongin yang berada di sebrang mejanya. Jongin terseyum kecil mendengar ucapan Tao dan hanya menganggapnya bualan seorang bocah.

Tao duduk di kursi Jongin dengan memangku Hyungnya itu. Punggung Jongin bersandar pada meja makan dengan Tao yang menunduk menghisap putingnya kuat-kuat. Sedangkan kedua tangannya meremas dada kiri Jongin yang sedang dihisap agar memperbanyak susu yang keluar.

"Cph cpk cpmh-" Suara hisapan kuat Tao dapat didengarnya dengan jelas.

Putingnya dihisap kuat sekali hingga terasa seperti ingin lepas dari dadanya. Jongin mengelus sisi kepala Tao, menenangkan.

"Hey, tenang saja. Hyung tidak akan pergi. Minum pelan-pelan, adik manis." Jongin meringis kecil kemudian menciumi rambut hitam Tao sayang.

Entah lah dia hanya menganggap bahwa ketiga tetangga bocahnya itu adalah adiknya yang manis. Dan dia suka sekali memanjakan mereka bertiga. Entah itu dengan memasakan sesuatu, menemani mereka tidur atau kadang mengantarkannya ke sekolah. Hanya dia tidak pernah membayangkan akan melakukan seks dengan mereka.

Tapi karena wajah memelas ketiganya yang selalu membuatnya kalah telak, dia kembali memanjakan mereka, kali ini dengan tubuhnya. Mereka selalu dapat apa yang mereka mau darinya.

Tangan Tao yang tadi meremas dadanya kini sudah berada pada kedua bongkahan pantatnya. Meremasnya gemas. Dan sesekali telunjuknya bermain pada cincin anus Jongin.

"Mmh- kau sudah ingin bermain, Tao? Hyung sudah siap." Tao mengangguk dalam kegiatan menyusunya.

Jongin mengerti jika dia harus memanjakan Tao dan membiarkannya menyusu. Pantatnya dia gerakan maju-mundur menggoda penis Tao yang terbungkus celana pendek.

"Lepas sebentar, Tao. Biarkan Hyung membuat penismu menegang dan kau bisa menyusu lagi." Jongin berujar pelan sambil mengelus rambut Tao.

"Nanti masukan penisku dan biarkan aku minum susu lagi ya, Hyung." Tao mengeluarkan penisnya tanpa melepas celana saat Jongin turun dari pangkuannya.

Jongin mengangguk dan masuk ke dalam kolong meja makan. Mulutnya kembali bekerja untuk membuat penis Tao tengang. Tangannya memijat dan memainkan skortumnya.

Lidahnya menjilati setiap sisi penis besar itu. Penis itu dia goda dengan menghisap kepalanya dan lubang diujungnya dimainkan dengan lidahnya.

"Cmpph-hk" Suara hisapan Jongin terdengar keras. Bibirnya terbuka lebar karena penis Tao yang gemuk. Pipinya mencekung, memberi pijatan.

"Hyung, buka mulutmu yang lebar. Aku akan melecehkan mulutmu." Tao mencengkram rambut Jongin, menahannya agar tidak terdorong akibat hentakannya nanti. Jongin mengangguk dan membuka mulutnya selebar mungkin.

"Baiklah, 1-2-3 telan ini." Tao menekan penisnya dalam-dalam merasakan pijatan tenggorokan Jongin yang berusaha mengeluarkan penisnya.

"Kkkggh-" Suara tersedak Jongin membuatnya semakin bergairah. Penisnya sudah benar-benar tegang. Dan ingin melecehkan mulut Jongin sebentar lagi. Kontraksi tenggorokan Jongin akibat benda asing yang menyumbat, membuat rasa nikmat melingkupi penisnya.

"Jongin Hyung, aku akan menggerakan penisku dengan cepat." Jongin mengangguk susah payah, memberikan persetujuan.

Walaupun Jongin sudah mempersiapkan diri menerima penis besar itu di mulut hingga tenggorokannya. Tetap saja dia tersedak dengan wajah memerah dan lelehan air mata yang keluar.

"Nggkh- gghok gghk-" Salivanya mengalir hinga ke dagu dan menetes membasahi celana Tao.

Tao melepaskan penisnya saat Jongin memegang tangannya yang mencengkram rambut Jongin. Kemudian dia menarik Jongin ke pangkuannya lagi.

Jongin duduk di pangkuan Tao dengan napas memburu. Dagu dan bibirnya basah karena liurnya sendiri yang bercampur dengan precum Tao.

Jongin mengangkat sedikit pantatnya dan mengarahkan penis Tao di depan lubang anusnya. Sedangkan Tao sudah kembali menyusu dengan kedua tangannya yang mencengkram pantat Jongin. Membuka pantat itu agar lebih mudah dimasuki penis besarnya.

"Nngghh-" Jongin melenguh saat kepala penis Tao melesak memasuki lubangnya yang berkedut.

Tubuh Jongin bergetar merasakan dinding anusnya bergesekan dengan setengah penis Tao yang berurat. Dan dengan cepat dia mendorong tubuhnya ke bawah, menelan penis Tao hingga pangkalnya.

"Mngaaahk-" Air mata Jongin keluar merasakan klimaks hanya karena penis Tao yang memasuki lubangnya. Penis Tao melesak masuk menumbuk tepat di prostatnya yang bengkak dan sensitif.

Tao yang tidak sabar menggerakan Jongin dengan mencengkram pantatnya. Dia ingin cepat-cepat Jongin memanjakan penisnya. Bocah remaja memang selalu egois.

"Aah-ah aakh-aah ah ah-" Suara desahan Jongin terus mengalun. Tangannya berpegangan pada pundak Tao sebagai tumpuan untuk menggerakan pinggulnya naik-turun.

Tao melepaskan putingnya dan sesekali bermain pada dada serta lehernya. Pantat Jongin juga berulang kali ditampar, membuatnya memekik sakit.

"Hyung, lebih cepat!" Tao kembali menampari pantat Jongin hingga benar-benar memerah. Tiba-tiba dia melesakan dua jarinya pada lubang Jongin yang masih berisi penisnya.

Jongin membelalakan matanya kaget. Dia mencium bibir Tao, membungkam teriakannya sendiri. Kakinya dia naikan ke atas kursi yang diduduki Tao, membuatnya berjongkok dengan penis menyumpal lubang anusnya.

"Mnggh- cpphk" Tao mencium Jongin yang asik melonjak-lonjak di atas penisnya. Dua jarinya masih berada di lubang itu, sesekali menekuk, menekan dinding anus Jongin.

Suara benturan pantat Jongin dengan pahanya memenuhi dapur. Bibirnya tidak berhenti menghisap dan menggigit bibir Jongin yang menggoda.

"Hiyaah ah ah- terlaluuh sensitifh ah" Penis Tao selalu tepat menumbuk prostatnya yang sensitif. Membuatnya tersiksa terus dilanda kenikmatan. Penis mungilnya terlonjak-lonjak mengikuti gerakannya.

Dada Jongin bergoyang imut setiap kali pemiliknya bergerak. Dengan susu yang terus keluar dari puting merah itu.

Plak

Plak

Plak

Pukulan keras Tao berikan berkali-kali pada dada Jongin yang terus bergoyang-goyang kecil. Air susunya menyembur deras tiap kali dia menamparnya. Dadanya berwarna merah sama seperti pantatnya. Entah kenapa warna merah terlihat cocok sekali dengan Jongin Hyungnya.

Tao menciumi bahu Jongin saat pemuda itu bergerak semakin cepat. Dia tahu bahwa Jongin sebentar lagi akan mencapai orgasmenya. Dia membantu menggerakan pinggul Jongin dengan tangan kekarnya.

"Aah ah ah aaakh-" Jongin sampai dengan tubuh bergetar dan masih berusaha bergerak memanjakan penis Tao yang masih sekeras baja. Tenaganya terkuras tapi Jongin masih memikirkan Tao yang belum mencapai klimaksnya, makanya dia masih menggerakan tubuhnya naik-turun. Benar-benar hyung yangbaik.

Tao yang melihat Jongin kepayahan, mengangkat tubuh Jongin dan membaringkannya di atas meja makan. Pinggulnya bergerak cepat dan dalam menumbuk prostat Jongin.

"Aah-tidaakh Hyunggh tidaakh bisah berhenti cuumh-" Jongin kembali menyemburkan spermanya. Mengotori perutnya dan perut Tao.

"Tahan ah, Hyungh-" Tao kembali memangut puting Jongin, menghisap keluar susu itu. Giginya ikut andil memainkan puting Jongin yang teraniaya.

Jongin menggelengkan kepalanya dengan kedua tangannya yang berada di paha Tao. Mencoba menahan gerakan brutal Tao yang terus menumbuk prostatnya.

Perutnya kembali menegang, menandakan bahwa dia akan kembali orgasme. Dia lelah harus berulang kali orgasme dalam waktu dekat.

"Aakh- sakith, Taooh-" Gigi Tao yang bermain pada putingnya memberikan rasa sakit padanya. Gerakan Tao yang sangat kasar membuat puting itu berkali-kali tertarik dengan giginya. Belum lagi hisapan kuatnya.

Jongin benar-benar tersiksa, kakinya terpaksa terus terbuka lebar. Membiarkan penis raksasa itu terus menghujam lubangnya dengan brutal.

"Taooh-" Jongin kembali orgasme yang entah sudah ke berapa kalinya dalam hari ini. Kantungnya sudah terasa kosong. Spermanya juga sudah cair tidak sekental sebelumnya.

Gerakan penis Tao semakin cepat dan pendek-pendek. Menandakan dia akan mencapai puncaknya. Penisnya membesar memenuhi lubang Jongin.

"Ah- Jonginh Hyung." Tao menggeram, mengeluarkan penisnya dan kembali melesakannya begitu dalam sambil menyemburkan spermanya pada lubang Jongin.

Sedangkan Jongin mendongak merasa hangat pada lubangnya. Mulutnya terbuka tanpa suara, kembali merasakan klimaks tanpa bisa dia cegah.

--

Jongin sedang menungging sambil bertumpu pada meja makan di hadapannya. Di bawahnya terdapat dua gelas yang menampung air susunya.

Tao sejak tadi memerah dadanya seperti sapi. Daerah sekitar puting terus diperah agar terus mengeluarkan susu. Semburan susunya berantakan hingga mengotori meja makan.

Di sampingnya Tao yang duduk di kursi asik menikmati pemandangan Jongin yang sedang diperahnya. Air susu Jongin seakan tidak ada habisnya walaupun telah dia minum sebanyak tadi.

Kepala Jongin menunduk melihat kedua putingnya sedang diperah dengan ibu jari dan telunjuk Tao. Terkadang puting itu ditarik ke bawah. Dia mulai kebal dengan segala perlakuan kasar pada dadanya.

Sebenarnya Jongin merasa terangsang melihat keadaannya saat ini. Sesekali pundak dan lehernya dicium dan digigit oleh Tao.

"Hyung, perah dulu dadamu sendiri. Aku ingin mencari sesuatu di dalam kulkas." Tao menampar pantat Jongin kencang sebelum dia bangkit dan berjalan menuju kulkas di ujung dapur.

"Kau mencari apa sih, Tao?" Jongin menundukan tubuhnya sambil mengarahkan dadanya yang diperas ke gelas di atas meja. Gelas itu baru terisi setengahnya, karena banyak yang tumpah ke meja makan.

Tao melihat-lihat isi kulkas Jongin. Kepalanya mengangguk-angguk ketika melihat semangkok tomat cherry dan es batu berbentu balok kecil. Dia mengambil dua benda itu dan membawanya ke meja makan.

"Aku ingin membuat jus, Hyung."

"Oh, baiklah. Blendernya ada di dalam lemari bawah." Jongin masih memeras dadanya saat berbicara.

"Tidak, aku tidak memerlukannya." Tao mengelus pantat Jongin dan sesekali menamparnya keras.

Jongin mengernyit bingung saat Tao menarik kursi ke belakangnya. Dan membawa semangkok tomat cherry kepangkuannya.

"Aku akan membuatnya dengan anusmu, Hyung." Jari Tao menelusup kasar pada anusnya. Mengocoknya dengan cepat. Gemas sekali dengan lubang berkedut itu.

"Kau bercanda kan? Akh-" Jongin memekin ketika jari Tao ditekan lama pada prostatnya.

"Aku serius. Tetap memerah susumu dan tunggingkan pantatmu, Jongin Hyung." Tao mengeluarkan jarinya dan menekan punggung Jongin agar semakin menungging.

"Jangan malas memerah susumu. Aku butuh susu itu untuk membuat jus." Tao menarik salah satu pipi pantatnya. Melihat spermanya dan Sehun mengisi lubang Jongin. Sebagian menetes di paha Jongin.

Tangan Jongin tertekuk dan dia bertumpu dengan sikunya. Jari-jarinya juga tidak berhenti memeras dada, mengikuti permintaan Tao. Dia tidak ingin bocah itu ngambek dan membuatnya repot.

"Mmh-" Lenguhan Jongin keluar saat rasa dingin dari satu tomat cherry menyapa lubangnya.

Tao memasukkannya perlahan. Matanya memandang takjub lubang Jongin yang menghisap buah itu. Satu per satu buah itu dimasukan ke dalam lubang Jongin. Tangannya tanpa henti memasukkan buah itu pada lubang Jongin.

"Sudah, Tao. Kau mau memasukannya berapa banyak?" Jongin bertanya kesal. Merasa lubangnya tidak nyaman. Setengah isi dari mangkok itu sudah berpindah pada lubangnya. Ada 18 buah tomat cherry dalam lubangnya, jika dia tidak salah hitung.

"Hyung, coba keluarkan sedikit tomat cherry dari lubangmu. Sepertinya aku memasukannya terlalu banyak." Tao mengorek lubang Jongin dengan telunjuknya. Membuat buah-buah dalam lubangnya bergerak acak.

"Eegh-" Jongin mengejan untuk mengeluarkan buah dari lubangnya. Saat buah itu hampir keluar, Tao dengan jahil mendorongnya lagi masuk ke dalam anusnya.

Tiap kali Jongin mencoba mengejan, Tao selalu mengganggunya. Cincin anusnya terasa perih karena harus tergesek kuku Tao. Membuatnya kesal.

"Kau bilang ingin dikeluarkan. Jangan didorong terus buahnya." Tao cemberut mendengar amukan Jongin. Jadi ketika Jongin kembali mengejan dan mengeluarkan 4 buah secara beruntun, Tao langsung memasukannya ke mulut Jongin.

"Kau berisik, Hyung. Tetap biarkan buah itu di mulutmu. Jangan ditelan dan jangan sampai hancur. Kau harus merasakan bagaimana rasa lubangmu sendiri." Tao menampar pantat Jongin keras, membuatnya berjengit merasakan sakit.

Tubuh Jongin ditarik Tao untuk berdiri hanya untuk kembali ditampari pantat dan dadanya hingga kulitnya berwarna merah tua. Jongin meringis nyeri. Mulutnya berusaha tidak mengigit 4 buah tomat cherry di dalam mulutnya. Belum lagi buah yang mengisi lubang anusnya, membuat dia harus mengencangkan cincin anusnya agar tidak ada buah yang jatuh.

Plak

"Akh-"

Plak

Tao menuntun Jongin untuk berbaring di lantai dapur. Pinggulnya di tarik ke atas, membuat lubang anusnya terekspos dengan jelas. Tanpa di perintah, Jongin memegang pergelangan kakinya untuk dibuka melebar. Mempersilahkan Tao untuk menggunakan lubang anusnya.

Penis besar Tao diarahkan untuk memasuki anus Jongin dari atas. Tao berdiri dengan sedikit menekuk kakinya. Saat kepala penisnya berhasil masuk, dia langsung menghentak kuat. Menumbuk buah-buah itu dalam anus Jongin. Berusaha keras menghancurkan buah di dalam lubang itu. Dan tentu saja menyiksa pemiliknya dengan gesekan pada dinding lubangnya dan juga tumbukan yang mengenai prostatnya dengan telak.

"Eaakhh-" Jongin mendongak, merasakan tumbukan keras dari penis besar itu.

Tomat cherry yang memenuhi lubangnya mulai terasa hancur akibat tumbukan keras Tao yang terus menerus dilakukan. Dari bawah, dia bisa melihat lubangnya yang melebar dan melahap habis penis Tao. Hingga dia mencapai orgasme berulang kali, Tao tetap melakukan tumbukannya.

Lubangnya terasa benar-benar becek akibat air dari tomat cherry yang hancur. Tao masih asik menumbuknya sambil melihat wajahnya yang kepayahan.

Ketika Tao menarik penisnya dia dapat melihat tetesan air berwarna merah membasahi penis itu.

"Aah ah ah akh- ah ah eeanghk aakhh-" Tubuhnya terdorong hingga bergeser beberapa centi dari tempatnya semula. Dia berualang kali tersedak buah yang dia simpan di dalam mulutnya.

Saat Tao makin mempercepat tumbukannya dan penisnya yang terasa makin lebar, Jongin mengetatkan anusnya. Berusaha membuat Tao mencapai klimaksnya. Dinding anusnya mencengkram penis Tao yang bergerak cepat di dalamnya.

Panas dari gesekan dinding lubangnya dan penis Tao dapat dengan jelas dia rasakan. Bahkan buah yang hancur dalam lubangnya pun terasa ingin masuk ke dalam perutnya.

Jongin ingin muntah merasakan rasa tidak nyaman dari lubangnya dan buah dalam mulutnya. Mata sayunya melihat Tao menumbukan penisnya ke lubangnya dengan brutal.

Keadaan lubangnya yang bengkak, merah dan lecet tidak menjadi penghalang untuk Tao terus menganiaya lubangnya. Penis itu tanpa henti terus terhentak dalam lubangnya.

Ketika Tao mempercepat gerakannya, mengejar klimaks. Jongin merapatkan kakinya yang mengangkang lebar. Kini kakiknya menekuk di dadanya dengan pinggul terangkat bebas. Posisi ini menyiksanya tentu saja. Tapi demi membuat Tao merasa nikmat dan cepat klimaks, dia rela melakukannya.

"Aah-" Tao mencabut penisnya dan menyemburkan sperma ke wajah Jongin. Jongin menutup mata dan membuka mulutnya, menerima sperma Tao.

Setelah Tao melewati puncaknya, ternyata tugas Jongin belum selesai. Karena jus yang dibuat belum tersaji dengan benar.

"Hyung, lebarkan lubangmu." Tao mengambil satu gelas berisi hasil perahan susu Jongin. Dia menyuruh Jongin untuk menarik kedua pipi pantatnya. Membuka lubang anusnya untuk dimasukan susu.

Jongin meringis, merasakan lubangnya yang becek terisi susunya sendiri. Tao menuangkan susu itu ke lubang anusnya. Pantatnya masih terangkat dengan lubang anus di atas. Susu yang dituangkan Tao sedikit tumpah dan mengalir ke punggung dan penis Jongin.

"Sudaakh, Tao." Jongin berucap susah payah dengan 4 buah tomat cherry yang setengah hancur dalam mulutnya. Perutnya terasa kembung.

"Sebentar, Hyung.Sedikit lagi." Tao menuangkan susu itu hingga habis. Setelahnya dia memasukan beberapa potongan es ke dalam lubang Jongin, membuatnya memekik pelan.

Lubangnya terasa kebas, setelah merasa panas akibat gesekan dari penis Tao dengan dindingnya. Kini lubangya dipaksa terisi es batu. Tao memasukan dua jarinya untuk mengaduk buah, susu dan es dalam lubang Jongin yang teraniaya.

Tao memaksa Jongin untuk bangun dari lantai. Otomatis membuat cincin anus Jongin mengetat untuk menahan minuman yang berada di lubangnya.

Empat jari Tao dimasukan paksa ke dalam mulut Jongin. Buah dalam mulutnya sudah lumayan terkoyak akibat gigitan saat menahan nikmat dan sakit. Jari-jari itu mengobok mulut Jongin hingga di tekan sampai keerongkongannya. Membuatnya terpaksa menelan tomat cherry dalam mulutnya.

Jongin kembali menungging di atas meja dengan kaki berada di lantai. Tao mengambil kursi dan duduk di belakangnya. Jarinya kembali masuk untuk mengorek lubang itu.

"Benar, ketatkan lubangmu." Tao menggerakan telunjuknya ke kanan dan ke kiri. Melukai dinding anus Jongin.

"Engh-"

"Aku ingin minum jus ini langsung dari lubangmu, Hyung." Setelah mengeluarkan jarinya, Tao menundukan kepalanya hingga sejajar dengan pantat Jongin.

Setelahnya dia menyesap jus itu dengan rakus. Bunyi kecupan dan hisapan basah antar mulut Tao dengan anus Jongin terdengar jelas di dapur. Sedangkan Jongin menggigit bibirnya, mengendalikan lubangnya agar terbuka mengeluarkan jus dengan sesuai.

"Ini terasa enak, Jongin Hyung." Tao menampar pantat Jongin, merasa puas dengan jus buatannya.

"Kurasa kau harus mencoba ini." Tao berdiri dan mendorong kursi menjadi di bawah Jongin. Kemudian meletakan gelas kosong di atasnya.

"Kau ingin aku mengeluarkannya?" Jongin menoleh kebelakang, bertanya pada bocah mesum itu.

"Tentu saja. Ah, dan jangan sampai tumpah ya." Tao kembali menampar pantat Jongin yang sudah memerah.

Jongin berusaha melebarkan anusnya dengan pas. Hingga sedikit demi sedikit jus itu tertuang dalam gelas.

Di samping kursi Tao memperhatikan bagaimana lubang berkedut di hadapannya mengeluarkan cairan berwarna merah muda. Jus itu campuran dari susu Jongin, tomat cherry dan juga spermanya dan Sehun. Dia ingin melihat Jongin menghabiskan jus yang dibuatnya.

"Hyung, cepat sedikit. Kau lama sekali." Sesekali bunyi ting akibat es batu yang jatuh menyentuh gelas bisa terdengar. Juga sesuatu berwarna merah keluar melewati anus itu.

Tao menampar pantat itu berulang kali membuat semburan-semburan berantakan keluar dari lubang Jongin yang tiba-tiba mengejan.

"Aakh- tidak, Tao. Jangan dipukul." Jongin memohon karena dia tidak dapat mengendalikan semburan dari lubangnya lagi.

Plak

Plak

Plak

Plak

Tamparan itu terdengar keras sekali. Membuat badan Jongin melengkung dengan sembuaran jus mengotori kursi dan lantai di belakangnya.

Ketika sudah tidak ada cairan lagi yang keluar, Tao menghentikan tamparannya dan mengambil gelas berisi jus buatannya.

"Ini. Minum, Hyung. Kau harus menghabiskannya." Setelah Jongin bangkit dari posisinya, Tao menyodorkan jus itu tepat pada bibirnya.

Jongin meneguk susah payah karena tenggorokannya yang sakit. Rasanya aneh. Rasa asam, asin, dan amis terasa di lidahnya. Matanya menatap sayu Tao yang juga sedang meminum sisa susu hasil perahannya tadi yang berada di atas meja.

"Sudah, Tao." Jongin berseru pasrah saat Tao membawanya ke ruang tengah dan kembali menyusu di dada bengkaknya.

Jongin berbaring menyamping dengan Tao di sebelahnya. Mereka berada di atas sofa. Tangannya memegangi dadanya yang sedang dihisap Tao dengan kuat sedangkan tangan satunya menjadi bantal Tao untuk tidur.

--

Chanyeol masuk ke unit Jongin dengan membawa 2 botol cola berukuran 1 liter dan juga selang yang biasa dia gunakan untuk menyiram tanaman.

Jongin sedang berada di dapur, membereskan kekacuan setelah kegiatannya bersama Tao. Dia memakai kaos entah milik siapa yang tegeletak di ruang tengah tanpa celana. Membuat kaki jenjangnya yang dialiri sperma dan jus buatan Tao terlihat jelas. Juga bercak merah di paha dalamnya.

Ketika dia sedang mencuci gelas kotor, Chanyeol memeluknya dari belakang. Kepalanya bersandar pada bahu Jongin.

"Kau sudah datang, Chanyeolli." Jongin menoleh dan mengelus sayang kepala Chanyeol.

"Hyunglama sekali. Jadi aku membawa sesuatu yang menyenangkan untuk bermain bersama Jongin Hyung." Tangan Chanyeol merambat nakal di penis mungil Jongin yang tertutup kaos. Sesekali memberi gigitan kecil di leher Jongin.

"Aah- Chanyeolliih-" Jongin bertumpu pada wastafel dapur. Tangan kiri Chanyeol melingkar di bahu Jongin, menjaga Jongin agar tetap tegak, dan tangan kanannya mengocok penis Jongin dengan cepat sesekali telunjuknya bermain pada lubang di ujungnya.

"Aah- ah ahh aah-" Kepala Jongin mendongak, bersandar pada bahu Chanyeol. Sedangkan kedua tangannya meremas lengan Chanyeol yang melingkar di bahunya.

"Apakah nikmat, Hyung?" Chanyeol sesekali menarik penis Jongin kasar. Seolah ingin mencabutnya dari tubuh Jongin. Pinggulnya juga dia gerakan, merasakan gesekan antara penisnya dan pantat sekal Jongin.

"Akh- sakith. Jangan ditarik akh-" Pinggul Jongin bergerak ke depan mengikuti tarikan Chanyeol pada penisnya. Precum keluar membasahi penisnya dan tangan Chanyeol.

"Kumohon, Chanyeol. Akh- hah ahh hh kh akh-" Jongin terisak kesakitan. Tangannya berusaha melepaskan genggaman Chanyeol pada penisnya. Wajahnya memerah dengan air mata membasahi kedua pipinya.

Chanyeol mengangkat Jongin untuk berlutut di atas wastafel. Kakinya melebar di sisi kanan dan kiri wastafel dengan penis menghadap ke bawah. Tangannya bersandar di dinding depannya. Kemudian Chanyeol kembali mengocok penis Jongin dengan cepat.

"Aah- ah ah ah aah-" Jongin terus mendesah dengan kepala mendongak. Di belakangnya Chanyeol mengocok penisnya dengan cepat, sambil menggigiti pipi pantatnya yang memerah dan penuh bercak.

Kepalanya terasa pusing merasakan nikmat di penisnya. Chanyeol mengocoknya dengan cepat yang memberi kenikmatan padanya. Saat perutnya terasa kaku dan badannya mengejan, spermanya yang cair keluar dengan deras membasahi wastafel di bawahnya.Dan jangan lupakan anusnya yang ikut mengeluarkan cairan dari permainan sebelumnya.

Badannya terasa lemas setelah orgasme. Chanyeol dengan sigap menangkap tubuh Jongin yang hampir jatuh. "Wah spermamu cair sekali, Hyung.Sudah berapa kali kau orgasme hari ini?" Jongin hanya menggeleng. Karena dia benar-benar tidak tahu sudah berapa kali dia orgasme hari ini.

Chanyeol mengambil kursi dapur dan duduk di atasnya. Jongin dia biarkan berdiri di hadapannya. Tangannya mengelus sensual paha dalam dan pantat sekal Jongin. Sedangkan Jongin bertumpu pada bahu lebar Chanyeol.

"Aku suka sekali dengan pantatmu, Hyung. Apa lagi jika berwarna merah seperti ini." Chanyeol memaksa Jongin menungging ke arahnya. Badanya miring dengan pantat yang berulang kali diremas dan ditampar.

Saat Chanyeol menegakan badannya, dia dapat melihat dada bengkak Jongin yang menggantung dengan indah dari celah kaos yang Jongin kenakan. "Wah dadamu jadi seperti gadis remaja begini, Hyung. Apa Hyung berubah menjadi perempuan sekarang?"

Plak

"Akh-" Jongin mendongak merasakan panas dan perih di pantatnya. Dadanya membusur, membuatnya bergesekan dengan wajah Chanyeol dari luar kaos.

Chanyeol menggigit keras dada Jongin dari luar kaosnya. Membuat Jongin menjerit kesakitan. Dada bengkaknya terus disiksa tanpa henti dari Sehun, Tao dan sekarang Chanyeol. Kakinya lemas setelah orgasme.

"Uukh- Chanh akh- Hyung tidak kuat berdiri akh ah" Badan Jongin bergetar karena Chanyeol tidak berhenti menampar pantatnya dan menggigit dadanya yang sudah membengkak, membuat susu yang dihasilkan dadanya membasahi kaos yang dikenakan. Jongin berakhir terjatuh dalam pelukan Chanyeol akibat tidak bisa menahan tubuhnya yang lemas.

"Yah,Hyung. Jangan duduk aku ingin melihatmu berdiri." Chanyeol memaksa Jongin untuk berdiri sambil sesekali menampar pantat Jongin dan meremasnya.

"Tidak, Chanyeolli. Hyung tidak kuat berdiri. Biarkan Hyung duduk, ya?" Jongin memelas. Karena demi apa pun tenaganya sudah terkuras habis. Dan bocah ini masih ingin bermain dengannya.

"Baiklah. Karena aku tahu Hyung sudah lelah, aku akan membiarkan Hyung duduk." Chanyeol menggendong Jongin ke atas konter dapur.

Jongin mencium Chanyeol setelah dia duduk di atas konter. Kedua tangannya merambat turun pada penis Chanyeol yang masih lemas. Waktu menunggu gilirannya cukup lama hingga membuat penis besar itu kembali tertidur.

Ketika tangan Jongin meremas penis Chanyeol dari luar celananya, tangan Chanyeol meremas dada bengkak Jongin dari dalam kaos.

Lidah mereka saling bertaut, melumat bibir masing-masing hingga membengkak. Chanyeol dapat merasakan rasa amis dari sperma yang Jongin minum sebelumnya.

"Mmh-" Jongin melenguh ketika putingnya terasa perih akibat kuku Chanyeol.

Di samping mereka terdapat tempat penyimpanan piring sementara setelah dicuci. Chanyeol melihat sumpit besi ketika dia membuka matanya.

Chanyeol menjauhkan wajahnya, melepas ciuman mereka. Tapi Jongin kembali mendekati wajahnya untuk kembali mendapatkan ciuman. Tangannya pun tidak berhenti memberikan servis pada penisnya yang mulai menegang.

"Tunggu sebentar, Hyung. Aku ingin bermain sesuatu." Chanyeol memberikan cengiran idiotnya.

Jongin merutuk dalam hati karena demi apapun tubuhnya sudah lelah dan dia ingin ini cepat berakhir.

Chanyeol mengambil satu sumpit besi di sampingnya kemudian di menarik kursi ke hadapan Jongin. Chanyeol duduk di kursi itu dengan wajah serius.

Tangannya mengangkat kaos Jongin yang menghalangi pandangannya dari penis mungil itu. Mengikat kaos itu sebatas pusar, membuat Jongin seperti menggunakan crop tee.

Bibir Chanyeol mendarat di perut Jongin yang penuh dengan bercak merah. Tidak hanya perutnya tapi juga leher, dada, bahu, pantat dan juga paha dalamnya. Lidah Chanyeol bergriliya membasahi perut Jongin hingga sampai pada penis mungil yang menggoda.

"Mmnh- Chanyolliiih ah okh yaakh-" Jongin mendesah saat penisnya dimanjakan dengan lidah Chanyeol. Tangannya bertumpu pada bahu Chanyeol, meremasnya saat rasa nikmat menyerangnya.

"Mmcph-" Suara hisapan Chanyeol terdengar keras di dalam dapur.

"Yaah ah terussh ah Chanyeollikh akh- cumh cum aaah-" Desahan Jongin terus keluar hingga dia sampai pada puncaknya.

Chanyeol berdiri dan mencium Jongin, membagi sperma Jongin yang baru saja keluar. Dengan senang hati Jongin menelan spermanya. Tangan Chanyeol tidak tinggal diam selama menciumnya. Tangan kanannya kembali meremas penis mungilnya dengan gemas.

"Mmh-" Lenguhan Jongin terdengar menggoda di telinga Chanyeol.

Chanyeol menjauhkan wajahnya dari Jongin. Dia masih berdiri di hadapan Jongin yang terengah dengan nafas memburu. Penis mungil Jongin yang sensitif masih dimainkan Chanyeol dengan lembut.

"Baiklah, Hyung. Sekarang aku akan mulai bermain dengan penismu." Chanyeol berujar setelah mendudukan tubuhnya di kursi.

Jongin pikir tadi itu Chanyeol sudah bermain dengan penis mungilnya. Tapi ternyata permainannya baru akan dimulai. Dan tiba-tiba saja Jongin merasa gugup.

Matanya mengikuti tangan Chanyeol yang memegang sumpit dan diarahkan di depan lubang penisnya. Lubang itu kecil jika dibandingkan dengan diameter sumpit itu.

"Tidak, Yeol." Jongin menahan tangan Chanyeol yang akan memasukan sumpit itu ke dalam lubang penisnya.

Chanyeol tidak memperdulikan Jongin yang mencegahnya. Tangan kirinya memegang penis Jongin yang setengah menegang dan tangan kanannya memegang sumpit yang siap dimasukan.

"Aaaakh-" Jongin menjerit kesakitan ketika lubang penisnya dipaksa terbuka selebar sumpit. Kepalanya mendongak dengan tangannya yang meremas pinggiran konter.

"Tenanglah, Hyung. Aku akan berhati-hati." Chanyeol menarik leher Jongin mendekat untuk memberikan kecupan menenangkan.

Panjang penis Jongin bahkan jauh lebih pendek dari sumpit itu. Penisnya yang memerah dan juga basah itu hanya setengah dari panjang sumpit.

Chanyeol perlahan kembali memasukan sumpit sambil memutarnya. Membuat bagian spiral dari sumpit itu menggesek dinding lubang penis Jongin.

"Aah- Chanyeolliih" Jongin mencengkram pinggiran konter saat merasakan dinding penisnya terasa geli akibat gerakan sumpit di dalamnya.

Tangan besar Chanyeol menggenggam penis Jongin dan bola kembarnya secara bersamaan. Ukurannya yang mungil membuat Chanyeol gemas setengah mati. Dia meremasnya sedikit kasar bersamaan dengan tangan satunya yang menggerakan sumpit keluar-masuk juga berputar di dalam penis Jongin.

"Yaah-" Jongin menjerit nyaring ketika prostatnya tertusuk dari depan. Ini adalah kali pertama seseorang bermain dengan penisnya seperti ini.

Penis mungil Jongin yang memerah dan basah mulai berkedut. Dari sela-sela sumpit yang keluar masuk dari lubang penisnya keluar cairan bening.

Chanyeol menggerakan sumpit itu semakin cepat dan dalam, sambil memberikan ciuman dan gigitan pada paha Jongin yang memerah dan penih bercak.

"Aah ah aaah-" Jongin memegang tangan Chanyeol yang menggerakan sumpit keluar masuk dengan kuat. Mulutnya terbuka dengan suara desahan terus keluar.

Sesekali Chanyeol menciumi skortum Jongin yang bergoyang karena gerakan tangannya.

"Aah ah sudaakh ah aaah-" Jongin berteriak nyaring saat sampai pada puncaknya. Nafasnya memburu dengan dada naik turun.

Chanyeol melepaskan sumpit dan berdiri untuk memberikan Jongin ciuman. Jongin mengalungkan kedua tangannya pada leher Chanyeol untuk memperdalam ciuman mereka.

Lidah Chanyeol bergerak ke sana ke mari dalam mulutnya. Membelit lidahnya dan sesekali mengelus langit-langit mulutnya. Gundukan di celana Chanyeol mendesak menusuk pantatnya. Membuat lenguhan kecil keluar dari mulutnya.

"Mmh-" Jongin melenguh saat Chanyeol melepaskan ciumannya. Wajah Chanyeol yang tepat berada di depannya membuat Jongin dapat merasakan deru nafas Chanyeol.

"Bagaimana, Hyung?" Chanyeol bertanya di depan wajahnya. Bibir mereka bahkan sesekali bersentuhan, karena dekatnya jarak mereka. Mata Chanyeol memperhatikan bibir merah Jongin yang bengkak karena hisapan dan gigitan pada ciuman sebelum-sebelumnya.

"Hyung suka sekali yang kau lakukan, Chanyeol-ah." Jongin berbisik di depan bibir Chanyeol. Kemudian kembali memangut bibir Chanyeol yang terasa memabukan.

Chanyeol menjauhkan tubuhnya dari Jongin yang sedang menggodanya. Seriangaian seksi miliknya dia tunjukan saat melihat tatapan kecewa Jongin.

"Aku harus membersihkan lubangmu, Hyung. Sehun dan Tao sudah terlalu banyak mengotori lubangmu." Chanyeol memgambil selang dan 2 botol cola yang tadi dia bawa.

"Kau mau membersihkan dengan itu?" Jongin bergidik melihat soda itu.

"Hu'um." Chanyeol menjawab santai sambil memasangkan selang pada kran wastafel.

"Lubangmu ini sudah seperti toilet, Hyung. Dan aku membaca di internet kalau soda itu ampuh untuk membersihkan toilet seperti lubangmu." Chanyeol menjelaskan sambil melebarkan kaki Jongin.

"Chanyeolli, kau tidak kasihan padaku?" Jongin bertanya memelas, berharap Chanyeol mengurungkan niatnya.

"Kau tenang saja, Hyung. Sekarang aku akan menggunakan air untuk membersihkan lubangmu. Kau punya waktu untuk mempersiapkan mentalmu untuk soda itu nanti." Chanyeol berkata santai sambil mengorek lubang Jongin yang basah dan becek.

"Chanyeol-ah." Jongin menahan nafas saat Chanyeol menunjukan selang itu di hadapannya. Selang itu memiliki diameter 3 cm, tidak terlalu besar untuk melukai lubangnya.

"Diamlah, Hyung." Chanyeol berujar kesal dan berlalu pergi menuju kamar Jongin.

"Bocah-bocah ini benar-benar menguras tenagaku." Jongin berujar kesal dan turun dari atas konter. Hendak mengambil tisu untuk membersihkan pahanya yang banjir oleh berbagai macam ciaran. Mencari alasan agar Chanyeol tidak melakukan enema padanya.

Sebelum dia sampai pada ruang tamu untuk mengambil tisu. Chanyeol datang membawa syal yang tadi Sehun gunakan padanya.

"Hyung, apa yang kau lakukan? Siapa yang menyuruhmu turun?! Kau membuatku kesal, Jongin Hyung!" Chanyeol berseru kesal dan menyeret Jongin kembali ke dapur. Dengan kasar dia mendudukan Jongin kembali di atas konter, tepat di sebelah wastafel.

"Ya ampun, Chanyeollie. Hyung hanya akan mengambil tisu. Kenapa kau semarah ini? Astaga." Jongin berujar kesal.

Chanyeol mengikat tiap tangan Jongin pada kakinya dengan syal yang dia ambil tadi. Wajah Chanyeol terlihat sekali kesal. Dengan kasar dia menyenderkan punggung Jongin pada tembok dapur.

"Aakh-" Jongin memekik kaget saat Chanyeol tiba-tiba memasukan selang ke dalam anusnya. Sekitar 10 cm selang yang masuk ke dalamnya.

Karena tangannya yang diikat di pergelangan kakinya cukup kuat membuat kakinya menekuk. Posisi bersandarnya yang kurang nyaman membuat leher dan punggungnya sakit.

"Kita lihat berapa banyak air yang bisa kau tampung, Hyung." Chanyeol menyalakan kran air. Kemudian dia berjalan ke lemari pendingin dan mengambil sebolot air mineral.

"Uuh-" Jongin menggeliat tidak nyaman merasakan air yang mengalir memasukinya. Aliran airnya tidak terlalu kencang.

"Minum, Hyung. Kau dari tadi hanya meminum sperma kami." Chanyeol memaksa Jongin membuka mulutnya dengan mencengkram rahang Jongin.

Jongin menggeleng, berusaha menolak yang Chanyeol berikan. Air yang mengisinya dari bawah mulai membuatnya kembung. Dan dia tidak mau jika harus mengisi perutnya juga dari atas.

"Uhukh ukh-" Jongin tersedak karena Chanyeol menjambak rambutnya. Membuat kepalanya mendongak dan menuangkan air dalam botol ke mulutnya dari atas.

Chanyeol terus menuangkan air itu hingga habis walaupun beberapa berceceran membasahi kaos yang Jongin kenakan.

"Uhuuk uhuk-" Suara batuk Jongin kembali terdengar setelah Chanyeol melepaskan jambakan di rambutnya.

"Sambil menunggu perutmu penuh. Aku akan mencoba susumu." Chanyeol melepaskan ikatan kaos Jongin dan menariknya ke atas. Membuat kaos itu menutupi kepala Jongin dan membuat tangan Jongin sedikit terangkat karena lengannya yang tegantung pada kaos.

Chanyeol berdiri di depan Jongin, membuat kaki Jongin melebar dengan selang air yang menancap pada anusnya dari sisi tubuhnya.

"Chanyeolli. Chan akh Chanh-" Jongin berujar panik karena tidak bisa melihat apa yang Chanyeol lakukan padanya.

"Tenang, Hyung. Aku akan memberikanmu kejutan." Chanyeol berujar santai sambil meremas dada bengkak Jongin.

"Aakh ah-" Kedua tangan Chanyeol meremasi kedua dadanya dengan kasar. Menimbulkan rasa nyeri padanya.

Susu yang dinantikan Chanyeol mulai menyembur sedikit demi sedikit. Lidah Chanyeol menelurusi dada Jongin yang dialiri susu.

Lidah panas Chanyeol menjilat susu yang mangalir dari dada hingga ke perutnya. Tangannya pun tidak berhenti meremas dada Jongin.

"Setelah ini, Hyung harus menyusuiku setiap hari. Susumu enak sekali, Hyung." Suara ceria Chanyeol memenuhi dapur.

"Akh- sakit, Chan." Jongin meringis sakit saat merasakan gigitan Chanyeol pada putingnya.

Chanyeol tidak mempedulikan Jongin yang meringis kesakitan, dia terus menghisap kuat puting Jongin sesekali mengigit dan menariknya. Juga tangan kanannya yang ikut meremas dada Jongin yang sedang dia hisap, sedangkan tangan kirinya dengan jahil menggerakan selang yang ada di lubang Jongin.

"Eengh- aah akh-" Jongin mendesah saat prostatnya kembali tersentuh. Gerakan selang itu membuatnya mual karena mengocok air yang berada di dalamnya.

"Cpk- cppk-" Suara hisapan kuat Chanyeol terdengar keras. Puting Jongin sudah memerah dan bengkak akibat hisapan dan gigitan dari Chanyeol dan dua bocah sebelumnya. Jongin takut sekali jika puting itu putus.

"Aaakh- Chanyeeoolkh-" Jongin berteriak keras saat Chanyeol tidak sengaja menekan perutnya yang sudah menggembung besar. Membuat kucuran air keluar dari sela-sela selang dan lubangnya.

Tangan Chanyeol yang tadi memainkan selang sekarang berganti mengelus perut besar Jongin. Masih sambil menyusu pada dada Jongin.

"Lepash akh lepaskhan-" Jongin mengeliat kesakitan.

"Jongin Hyung berisik sekali sih." Chanyeol menjauhkan tubuhnya. Kemudian mematikan kran air yang mengalir.

"Hah hh-" Nafas Jongin memburu. Dia merasa lega ketika air berhenti masuk ke dalam perutnya.

Chanyeol melepaskan kaos yang menutupi kepala Jongin. Membuat Jongin mengerjapkan matanya.

"Lihat kejutanku, Hyung."

Jongin melotot melihat perutnya yang membuncit cukup besar. Kepalanya mendongak saat Chanyeol menekan ke atas perut bagian bawahnya.

"Aku akan melepas selangnya, Hyung. Ketatkan lubangmu! Aku tidak ingin ada air yang keluar." Chanyeol menarik secara perlahan selang itu.

"Hhh-" Suara nafas Jongin terdengar keras, dia mengetatkan cincin anusnya untuk menahan air yang berada di perutnya.

Kakinya terbuka lebar dengan perut buncit yang sangat menggoda.

"Kau terlihat seperti wanita hamil. Wow." Chanyeol berseru senang dan menampar pantat Jongin gemas.

Chanyeol melihat sikat untuk membersihkan botol dan mengambilnya. Tanpa persetujuan Jongin dia memasukannya sikat itu ke dalam anus Jongin.

"Aakh- tidak tidaakh akh-" Kepala Jongin menggeleng frustasi. Lubangnya yang sedang mengetat tiba-tiba ditusuk dengan benda kasar. Ukurannya memang kecil tapi setiap sisi sikat yang lancip menyiksa dinding anusnya.

"Ini harus dibersihkan, Jongin Hyung." Chanyeol berujar santai sambil mengosok setiap sisi dinding anus Jongin.

Tangannya yang menggosok anus Jongin dengan sikat bergerak cepat, sedangkan bibirnya menciumi perut buncit Jongin dengan gemas. Sesekali gigitan kecil Jongin dapat di perutnya.

Jongin tidak bisa bergerak kemana-mana dengan tangan dan kaki yang diikat seperti ini. Dia hanya bisa menggeliat kesakitan, memohon pada Chanyeol untuk berhenti.

"Berhenti akh ah-" Jongin meremat pergelangan kakinya hingga memerah. Melampiaskan rasa sakitnya.

"Baiklah. Waktunya mengeluarkan kotoran yang ada di perutmu, Jongin Hyung." Chanyeol mencabut sikat itu dengan kasar, membuat Jongin memekik. Beberapa kali air menyembur dari anus Jongin membasahi konter dapur.

Chanyeol mengangkat Jongin untuk berbaring di atas meja makan. Chanyeol telah menurunkan semua barang yang berada di atas meja.

Jongin ditempat di tengah meja dengan pantat berada di ujung. Menghindari air yang akan mengotori meja. Kakinya mengangkang dengan indah.

"Hyung, aku ingin deep throat mu lagi ya." Chanyeol ikut naik ke atas meja mengangkangi kepala Jongin.

"Chanyeol, tenggorokanku sudah sakit. Blow job biasa saja bagaimana?" Jongin mencoba bernegosiasi.

"Tidak. Kau harus mmelakukannya Hyung." Chanyeol mengeluarkan penis dari celananya.

Jongin memalingkan wajahnya, mencoba menolak. Membuat Chanyeol kesal karena Jongin terus saja menolak permintaannya.

Dengan kasar Chanyeol menjepit hidung Jongin. Membuatnya kesulitan bernafas. Saat Jongin membuka mulut Chanyeol langsung saja melesakan penisnya dalam dalam.

"Gggkh-" Jongin hampir saja muntah jika penis Chanyeol tidak menyumbat tenggorokannya.

"Aah" Chanyeol mendesah nikmat merasakan remasan tenggorokan Jongin pada penisnya. Tangannya sudah melepaskan jepitannya pada hidung Jongin.

Chanyeol menarik penisnya hingga menyisakan kepalanya di mulut Jongin dan kemudian kembali melesakan penisnya dalam. Membuat Jongin terjepit antara Chanyeol dan meja. Hidungnya tenggelam pada rambut pubik Chanyeol.

Pipinya basah dengan air mata sedangkan dagunya basah karena salivanya yang menetes keluar.

"Gookh ookh khh-" Suara Jongin yang berulang kali tersedak tidak dipedulikan Chanyeol.

Chanyeol kemudian mengeluarkan penisnya dan menggesekannya pada puting Jongin. Menekannya hingga tenggelam di dadanya yang bengkak.

"Hah hah ah-" Jongin mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Putingnya basah dengan susu, saliva dan juga precum.

Kemudian Chanyeol menamparkan penisnya pada pipi Jongin. Hingga precum terciprat mengenai matanya.

"Sudah cukup mengambil nafas, Hyung." Chanyeol menjambak rambut Jongin lagi.

Jongin dengan pasrah membuka mulutnya lebar-lebar. Membiarkan Chanyeol menggunakan mulutnya.

Chanyeol kembali memasukan penisnya sekali hentak. Kemudian dia menggerakan kepala dan pinggulnya secara teratur.

"Kkhk- ookh"

Semakin lama gerakan Chanyeol semakin cepat dan pendek pendek. Tidak membiarkan Jongin bernafas dengan benar.

Tenggorokan Jongin terus berkontraksi memijat penis Chanyeol yang keluar masuk. Wajahnya sudah banjir dan memerah.

"Kau ah- nikmat Hyungh-" Chanyeol menggeram tanpa memelankan gerakannya. Penisnya benar-benar tenggelam dalam mulut Jongin.

15 menit kemudian penis Chanyeol yang sudah membesar digerakan semakin kasar. Mulut Jongin sudah pegal dan tenggorokannya sakit. Dan tidak lama setelahnya Chanyeol sampai pada klimaksnya. Menyemburkan sperma di mulut Jongin.

Chanyeol mengeluarkan penisnya dan menutup hidung Jongin agar menelan semua spermanya. Ketika Jongin sedang kesulitan menelan sperma, Chanyeol masih menggesekan penisnya pada bibir dan dagu Jongin yang basah.

"Uhuk-" Jongin batuk setelah Chanyeol menyingkir dari atas tubuhnya. Dan memasukan penisnya kembali ke dalam celananya.

"Kau mengotori lantai dapurmu, Hyung." Chanyeol berdecak melihat lantai dapur yang basah dengan air yang keluar dari anus Jongin.

Walaupun air yang Jongin keluarkan cukup banyak tapi perutnya masih saja menggembung. Jongin menatap ngeri perutnya. Dia bahkan tidak bisa melihat penisnya sendiri karena tertutup perutnya yang buncit.

Chanyeol duduk di atas meja samping Jongin. Kedua tangannya memijat perut Jongin yang masih berisi air.

"Uuh-" Jongin menggeliat kesakitan karena tekanan tangan Chanyeol pada perutnya. Anusnya mengeluarkan semburan-semburan kecil.

Tangan Chanyeol menekan perut Jongin dari atas hingga bawah perutnya berualang kali. Menekan semua air untuk keluar, mebuat semburan besar terus menerus keluar yang mengotori lantai dapur.

"Sudah hh-" Jongin memohon karena tidak kuat dengan rasa mual dan kram pada perutnya.

"Tunggu, Hyung. Aku akan mengeluarkan semua air ini." Chanyeol sedikit bangkit dari duduknya sambil menekan perut Jongin. Hingga semua air di dalam perutnya keluar. Membuat perut Jongin kembali menjadi rata.

Lantai dapur kotor dan basah dengan cairan yang keluar dari perut Jongin. Air itu bercampur dengan sperma, sisa tomat yang hancur, susu, hingga sisa makanan dalam perut Jongin.

Jongin pernah melakukan enema, tapi tentu saja di rumah sakit dengan dokter profesional yang menanganinya.

"Hah.. hah hhh-" Nafas Jongin memburu karena rasa gugup dan takutnya. Bocah sekolah ini benar-benar ingin membuatnya gila.

"Nah, Jongin Hyung. Aku akan melepas ikatanmu. Tapi jangan melawan Chanyeolli lagi ya?" Chanyeol berkata ceria sambil melepas ikatannya setelah Jongin mengangguk tanda setuju.

Chanyeol turun dari meja makan dan mengambil dua botol soda kemudian menaruhnya di dekat Jongin.

Jongin duduk di hadapan Chanyeol yang masih berdiri di sampingnya. Sedang berpikir. Menatap Jongin dan botol itu bergantian, menimbang sesuatu.

"Chanyeolli." Jongin memanggil Chanyeol yang terlihat bingung.

"Hyung, kurasa aku akan menggunakan semuanya. Perutmu akan seperti wanita yang akan melahirkan." Chanyeol berkata santai sambil meraih tubuh Jongin di hadapannya.

Kembali mencium bibir Jongin. Melumatnya bergantian dan menghisap lidah Jongin yang terjulur ke arahnya. Hingga saliva keduanya menetes membasahi dagu Jongin.

"Mmh-" Jongin melenguh saat Chanyeol melepaskan hisapan kuat pada bibir bawahnya untuk mengakhiri ciuman mereka.

Chanyeol melepas kaos Jongin yang basah dan membuangnya sembarangan. Kemudian dia membalik tubuh Jongin hingga menungging di atas meja.

Plak

Plak

Tamparan keras kembali dirasakan pada pantat Jongin. Sebelum Chanyeol memasukan ujung botol soda itu ke anusnya.

"Ahh-" Jongin memekik kaget.

Chanyeol mengangkat botol itu lebih tinggi agar lebih banyak soda yang masuk. Bibirnya sesekali menggigit pipi pantat Jongin yang dihiasi warna merah, biru dan ungu.

Tangan Jongin bergetar merasakan sakit dan rasa tidak nyaman seperti banyak semut yang menggigit bagian itu. Kepalanya mendongak dengan tubuh atasnya yang menempel pada meja. Menekan dada bengkaknya.

"Hah.. ah-" Jongin mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Rasa saat soda yang memenuhi perutnya berbeda dengan air biasa.

Chanyeol dengan jahil menekan kepala botol itu semakin masuk. Hingga semua soda itu masuk semua ke dalam perut Jongin. Perutnya kembali membuncit.

"Ah.. hah hah-" Jongin berusaha menjauhkan pantatnya saat Chanyeol mengganti botol kosong dengan botol baru yang masih penuh.

Satu tangannya memegangi perutnya yang membuncit. Sedangkan satu tangannya yang lain berusaha menyangga badannya agar tidak terlalu tertekan oleh meja.

"Yaah-" Jongin menjerit saat Chanyeol menampar pantatnya yang baru saja digigit oleh Chanyeol.

"Jongin Hyung, pegang botol ini." Chanyeol meraih kedua tangan Jongin untuk memegang botol soda berukuran satu liter itu. Membuat badan atas dan perut Jongin menempel pada meja.

"Uuh- Chanyeol-ah."

Chanyeol dengan kejam berdiri di belakang Jongin dan mengocok penis Jongin dengan cepat. Tangannya menarik penisnya kebawah dan meremasnya kasar.

"Aakh- ah uukh-" Jongin menggelinjang antara rasa sakit dan juga nikmat.

Chanyeol meremas penis itu seperti sedang memerah susu sapi. Menarik dan menekannya tanpa perasaan.

"Hiyaah-" Jongin kembali berjengit saat Chanyeol kembali memasukan sumpit ke dalam lubang penisnya.

Tubuhnya bergerak maju, berusaha menjauhkan sumpit yang Chanyeol masukan. Membuat tubuhnya bergesekan dengan meja.

"Sudaakh akh ampuunh akh-" Chanyeol tanpa belas kasihan terus mengocok dan menggerakan sumpit.

"Pegang yang benar botolnya, Hyung." Chanyeol berujar kesal saat melihat botol itu dipegang Jongin ke bawah. Membuat soda tidak masuk ke dalam anusnya.

Chanyeol berhenti menganiaya penis Jongin dan mengambil alih botol yang Jongin pegang. Soda kembali masuk ke dalam perutnya. Dengan posisi menungging seperti ini membuat Jongin dapat merasakan soda yang mengalir masuk memenuhi perutnya.

"Aahkk- khh ah.."

Setelah semua soda itu masuk Chanyeol mengangkat Jongin untuk turun dari atas meja. Membawanya ke bagian dapur yang kering.

Jongin berdiri dengan kaki gemetar. Chanyeol di belakangnya melepaskan celana, hingga tubuhnya tidak memakai apapun.

Jongin menengok ke belakang, mencari tahu apa yang Chanyeol lakukan.

"Aakh- pelanh.."

Chanyeol melesakan penisnya dalam sekali hentak ke dalam lubang Jongin yang penuh terisi soda. Dia dapat merasakan rasa geli saat penisnya tenggelam dalam kubangan soda.

"Wow, ternyata sensasinya menyenangkan, Jongin Hyung." Chanyeol menekan pinggul Jongin agar penisnya semakin masuk.

Jongin merutuk dalam hati, dia merasa kesakitan akibat ulah Chanyeol.

"Aah- tunggu" Jongin memekik saat Chanyeol langsung menggerekan penisnya keluar masuk dengan cepat.

Prostatnya yang bengkak kembali dihajar dengan tumbukan dari kepala penis Chanyeol. Perut buncit dan dadanya yang bengkak ikut bergoyang mengikuti hentakan dari belakangnya.

Rasa mual terasa menekan dadanya. Jongin tidak tahan, dan badannya semakin bergetar.

"Aah ah.. akh- pelaankh akh-" Jongin memegang salah satu tangan Chanyeol yang menangkup dadanya.

Jongin mendongak dan bersender pada bahu lebar Chanyeol. Bibirnya terus menerus mengeluarkan desahan. Penis tegangnya yang masih berisikan sumpit bergerak memukul perut buncitnya.

"Eeakh-" Jongin baru merasakan yang namanya orgasme kering. Dia tidak bisa mengeluarkan sperma karena tersumbat sumpit.

Dan Chanyeol dengan kejamnya semakin mengocok penis itu sambil memainkan sumpit di dalamnya. Ditambah lagi dengan gempuran penisnya yang semakin cepat dan kasar pada lubangnya.

Chanyeol menggigit leher Jongin hingga mengeluarkan darah. Dia begitu bergairah melihat Jongin kepayahan seperti ini.

Jika Chanyeol tidak menahan tubuh Jongin sudah dipastikan kalau Jongin terjatuh. Chanyeol menarik kaki kanan Jongin ke belakang tubuhnya. Hingga kaki itu melingkari pinggangnya.

"Aah- tidakh akh cukuph aaakh.." Jongin menjerit-jerit sakit dan juga nikmat. Penis Chanyeol makin masuk menumbuk prostatnya.

Aliran soda mulai keluar dari anusnya hingga mengalir pada kakinya. Dia sudah tidak kuat untuk berdiri dan menahan soda dalam perutnya.

"Ketatkan lubangmu, Jongin Hyung. Sodanya tidak boleh tumpah. Aah.." Chanyeol berkata seenaknya tanpa memikirkan kondisi Jongin saat ini.

"Aah akh tidakh akh bisaakh-" Jongin berguncang semakin cepat. Perut itu berguncang ke atas dan ke bawah, membuatnya mual.

Chanyeol membawa kedua tangan Jongin untuk melingkar kebelakang lehernya. Membuat badan Jongin melengkung kedepan dengan dada dan perut membusung.

Kemudian dia juga mengangkat kedua kaki Jongin tanpa mengeluarkan penisnya.

"Aakh- tidakh ampuunh Chanyeollhk-" Jongin tersiksa dengan posisi ini.

Chanyeol berjalan mendekati dinding dapur, membuat penisnya menumbuk prostat Jongin setiap dia bergerak. Tanpa perasaan dia menekan tubuh Jongin pada dinding.

Kaki Jongin diangkat mengangkang dan menempel pada dinding. Menekan perutnya yang penuh dengan soda. Rasa mual kembali dirasakannya.

"Aakh- aah ouhukh-" Jongin terbatuk-batuk, tersedak ludahnya sendiri.

Anusnya kembali mengeluarkan semburan dari sela-sela penis Chanyeol dan lubangnya. Tanpa belas kasih sedikit pun Chanyeol menggempur lubang Jongin dengan cepat.

Lantai tempat mereka berdiri kembali basah dengan genangan soda.

"Hyungh ah kau seperti cicak yang menempel pada dinding." Chanyeol bahkan sudah tidak memegangi kaki Jongin.

Jongin sudah benar-benar tertekan dengan dinding dan tubuh Chanyeol. Kedua tangannya berusaha keras memeluk leher Chanyeol. Kakinya menekuk dan mengangkang menghadap dinding. Karena itu penisnya yang berisi sumpit bergesekan dengan dinding. Menggodanya dengan gesekan dan tekanan keras.

"Aah ah.. akh aaakh-" Jongin membenarkan pegangan tangannya pada leher Chanyeol. Badannya sedikit menyamping untuk memudahnkannya memeluk leher Chanyeol.

Penis besar Chanyeol tanpa lelah menghentak prostat Jongin. Sedangkan kedua tangannya meremas dada Jongin hingga menyemburkan susu ke dinding.

Setelah bermain dengan dada Jongin. Tangan kirinya menggenggam penis mungil Jongin dan kembali mengocoknya dengan cepat.

"Aah ah.. keluar ah kan sumpitnyaakh-" Chanyeol melepas sumpit dari lubang penis Jongin dengan kasar.

Cairan bening langsung keluar mengotori dinding dan perut Jongin. Tanpa peduli Jongin yang tengah orgasme Chanyeol terus menggerakan pinggulnya menusuk anus Jongin yang tidak berhenti mengeluarkan semburam soda.

Tubuh Jongin sudah lemas seperti boneka kain, bergerak mengikuti gerakan menghentak Chanyeol. Perutnya mulai mengempis, walaupun dia masih bisa merasakan kocokan soda di dalam perutnya.

Chanyeol membawa tubuh Jongin untuk tertelungkup di atas meja. Semburan soda langsung keluar dengan derasnya. Tanpa peduli Chanyeol memasukan lagi penisnya.

Menumbuk prostat Jongin tanpa lelah dengan kasar. Tiba-tiba saja Jongin merasakan isi kandung kemihnya perlu dikeluarkan. Dia butuh buang air kecil.

"Ooh.. ah- tunggu akh- Chan, Hyungh ingin aakh- buang air kecil aaakh-" Jongin berujar susah payah. Ini pasti karena Chanyeol yang tadi sempat memaksanya menghabiskan satu botol air mineral.

"Buang air di sini saja ah- Hyung.." Chanyeol berujar tanpa memelankan tusukan penisnya. Jongin tidak ingin mempermalukannya dirinya lebih jauh, maka dia menahan air seninya untuk tidak keluar.

Kandung kemihnya yang berada dekat dengan prostat membuatnya tersiksa. Jongin berusaha susah payah menahan air seninya agar tidak keluar. Tapi sedikit demi sedikit cairan berwarna kuning itu keluar. Ini merupakan keadaan terburuknya. Penisnya menyemburkan air seninya sedikit demi sedikit dan anusnya yang tidak berhenti menyemburkan soda.

Posisinya saat ini membuat perutnya semakin tertekan akibat tindihan dari badannya sendiri. Jongin berusaha menahan tubuhnya dengan tangan, tapi Chanyeol dengan kurang ajarnya menekan punggung Jongin.

"Aah- kau benar benarh nikmat Hyungh-" Chanyeol menggeram. Penisnya terasa makin membesar dan berkedut. Akibat Jongin yang menahan buah air, lubangnya meremas penisnya begitu kuat.

"Aakh ah ahh-" Jongin mendesah sambil menangis, tidak tahan dengan rasa yang menyiksanya.

Chanyeol menekan prostatnya terus menerus dengan gerakan kuat dan pendek-pendek. Menandakan dia akan segera sampai pada klimaksnya.

Kedua tangan Chanyeol meraih leher Jongin, menggenggamnya erat dan menggunakannya sebagai tumpuan untuk menggempur lubang Jongin.

Jongin sesak nafas karena cekikan Chanyeol pada lehernya. Ditambah prostatnya yang terus ditusuk tanpa ampun. Kedua tangannya meraih tangan Chanyeol yang mencekiknya, berusaha melepaskan dari lehernya.

"Kkhh- kh"

Dengan sekuat tenaga Chanyeol menenggelamkan penisnya sedalam-dalamnya pada lubang Jongin. Menekan prostat bengkak itu lama. Membuang spermanya ke dalam perut Jongin. Membuat Jongin langsung menyemburkan air seninya begitu banyak ke bawah meja makan.

Semburan sperma Chanyeol yang begitu kuat membuat Jongin menggelinjang. Perutnya kembali diisi.

Chanyeol melepaskan cekikannya. Dan menarik menarik Jongin untuk duduk di pangkuannya tanpa melepas penyatuan mereka. Jongin mendongak saat prostatnya kembali ditekan oleh penis Chanyeol.

"Aah-"

Masih dengan kepala penisnya yang menekan prostat Jongin. Chanyeol dengan tiba-tiba menembakan air seninya di dalam lubang Jongin yang masih berisi soda dan juga spermanya.

"Hiyaaakh akh-" Jongin berteriak merasakan semburan kuat dan banyak kembali menyapa prostat bengkaknya.

"Uups- aku malas ke toilet, Hyung." Tanpa merasa bersalah Chanyeol berujar santai sambil meremas dada Jongin hingga menyembur deras.

"Sudah, Chan. Hyung mohon." Jongin memohon dengan suara pelan dan serak. Dia tidak sanggup lagi. Dan masih ada cairan yang belum dikeluarkan dari perutnya.

Chanyeol mengeluarkan penisnya dari lubang Jongin dan menggendong Jongin ke wastafel. Mengangkat pantat Jongin hingga berada di pinggir wastafel.

"Ini harus dikeluarkan dulu, Jongin Hyung." Jongin menyenderkan tubuhnya pada tubuh tegap Chanyeol. Sedangkan Chanyeol dibelakangnya kembali menekan perutnya untuk mengeluarkan cairan dalam tubuhnya.

Perutnya kram dan sakit. Kali ini Chanyeol dengan lembut memijat perut Jongin dari atas sampai bawah. Membuat seluruh cairan dalam perutnya keluar.

Jongin sudah tidak memiliki tenaga saat Chanyeol berhasil mengeluarkan semua cairan itu dan membawanya ke kamarnya. Meninggalkan dapur yang suler duper berantakan.

Membaringkan tubuhnya di samping Sehun yang tertidur pulas. Chanyeol ikut berbaring di sampingnya. Membuat dia berada di tengah kedua bocah remaja ini.

"Kau sudah bekerja keras, Hyung." Chanyeol mengecup pelan dahi Jongin sebelum Jongin terlelap karena terlalu lelah.

Chanyeol memeluk Jongin dan tentu saja menikmati susu Jongin yang tidak akan dia sia-siakan. Dia kan bocah mesum.

Suara hisapan kuat Chanyeol pada puting bengkak Jongin memenuhi isi kamar hingga akhirnya terlelap puting itu tidak lepas dari bibirnya.

--

Pagi harinya Jongin terbagun merasakan rasa tidak nyaman pada tubuhnya. Saat dia membuka mata Chanyeol dan Sehun sedang menghisap kedua dadanya rakus.

"Selamat pagi, Jongin Hyung." Keduanya melepaskan sebentar hisapan mereka hanya untuk menyapa Jongin yang baru bangun. Dan kembali menghisap puting Jongin. Menikmati susu pagi mereka.

"Akh-" Jongin memekin kaget saat merasakan penis dan anus dikocok dengan asal. Kedua tangah bocah ini tidak bisa tinggal diam walau mulutnya sudah disumpal puting Jongin.

"Kalian ini benar-benar! Lepaskan tangan kalian dari penis dan anusku!" Jongin memekik marah.

Chanyeol dan Sehun bukannya menghentikan kegiatan mereka, malah mempercepat kocokan keduanya pada penis dan anus Jongin. Membuat Jongin berteriak-teriak di pagi hari.

"Aakh- lepaskaan!" Jongin berterik berusaha melepaskan diri. Tapi sayang sekali tubuhnya tertindih dua bocah berbadan besar.

Brak

Tiba-tiba pintu terbuka keras. Menampilkan Tao dengan tubuh telanjang dan penis keras.

"Aku juga ingin susu Jongin Hyung!" Tao berteriak kesal.

"Tidaaaak! Biarkan aku istirahaaat!" Jongin memekik kesal pada mereka bertiga.

--

End

makasih buat kalian yang udah mau nyempetin komen dan ngasih support. makasih banget loooh

karna ffn sekarang sepi banget aku ga nyangka masih bakalan ada yang mau baca dan comment. huhuhu