01.34 PM

Siang seperti biasa di hari selasa yang cerah. Naruto yang berangkat ke kantor, Boruto menjalankan misi bersama timnya, Himawari bermain dengan anak tetangga dan Hinata di rumah. Dia tampak senang, entah apa yang membuat hatinya gembira. Sambil mengaduk adonan, Hinata menggumamkan irama lagu yang lembut.

"Hari ini ulang tahun pernikahan yang ke-14. Aku akan membuat kejutan spesial untuknya selepas ia pulang nanti," ucap Hinata.

Oh, jadi,... Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan?! Pantas saja Hinata begitu riang di siang ini. Hinata yang larut dalam kegembiraan tidak menyadari, tepat di belakangnya muncul Zetsu Putih dari bawah lantai. Melihat istri Hokage terhormat ini tidak merasakan hawa keberadaanya, Zetsu membelah dirinya menjadi dua, dan menumbuhkan kontol besar panjang yang langsung mengeras dengan kepala warna hijau.

( . Y . )

"Ya, pukulan yang bagus, Himawari," ucap Udon, ia sedang mencari bola baseball yang dipukul Himawari di taman tadi. Sepertinya, arah bola tadi menuju barat tepat di belakang halaman rumah Nanadaime Hokage yang di pagar.

"Tadi kulihat bolanya terlempar ke sini, tapi di mana, ya?" ujar Udon.

"Aha, ada lubang!" sambungnya, melihat celah bulat di pagar kayu itu. Tanpa lama waktu, Udon melihat ke dalam untuk mencari bola.

"Ketemu!"

Di sana, tepat di bawah jendala dapur yang terbuka.

"Tapi, bagaimana aku harus mengambilnya? Aku sedang malas ambil jalan memutar lewat pintu depan."

"Kenapa tidak aku panjat saja pagar ini dengan cakra? Hah,... Bodohnya aku." Akhirnya, Udon memanjat pagar itu dengan cakra yang mengalir di kedua kakinya. Dengan mudah, Udon seperti berjalan biasa melewati pagar rumah Hokage. Setelah sampai, Udon langsung mengambil bola itu dan bersiap-siap pergi, namun ia mendengar suara desahan Hinata yang sangat erotis. Seketika, kontolnya berereksi. Sudah lama kontolnya tidak merasakan jepitan memek Hinata. Terakhir, ketika Konohamaru mengajaknya ngentotin istri Hokage itu di semak-semak.

Mengintip ke dalam, di atas meja makan yang berantakan, Hinata yang masih mengenakan apron tengah dientot oleh dua Zetsu Putih. Zetsu-1 menyodok memek Hinata dalam posisi menungging dan Zetsu-2 diam menikmati sepongan Hinata pada kontolnya.

Zetsu-1 begitu kenikmatan, kepalanya sampai mendongak ke atas dengan lidah yang terjulur, merasakan kontolnya menyodok-nyodok memek Hinata. Lihat saja, kontol panjang itu keluar-masuk memek Hinata. Dan Hinata sendiri tidak mau melepaskan kontol Zetsu-2 dari dalam mulutnya. Hinata sangat bernafsu kali ini, terlihat dari lihainya ia menyepong kontol makhluk jadi-jadian itu.

Udon yang menyaksikan adegan ngentot Hinata dengan Zetsu Putih tanpa sadar, ia mengocok kontolnya dan membayangkan, kalau ia sedang menyodok lubang memek Hinata.

Kembali ke dalam.

"Hei, gantian," ucap Zetsu-2, ingin menyodok lubang memek Hinata.

Zetsu-1 langsung mencabut kontolnya dari dalam memek Hinata dan mengubah posisi mereka. Zetsu-2 merebahkan dirinya di atas meja sambil menarik Hinata menghadap ke arahnya. Zetsu-2 juga melepaskan semua pakaian yang tersisa di tubuhnya Hinata dan kini, Hinata sudah telanjang bulat denga dua teteknya yang besar, bulat dan indah. Zetsu-2 meremas tetek sebelah kanan dan menghisap sebelahnya selagi Hinata mengarahkan kontol Zetsu-2 menyodok memeknya.

"Ahh ... Sshh ... Mmm ... Uhh ... "

Zetsu-2 menggerakan pinggangnya menyodok-nyodok memek Hinata. Pertemuan pantat sintal Hinata dan selangkangan Zetsu-2 dengan kontol yang menusuk-nusuk memek Hinata, menjadi pemandangan panas bagi Udon yang hanya bisa melihat.

Zetsu-1 yang tidak sabaran, menghentikan gerakan menyodok Zetsu-2 ke memek Hinata. Ingin melempar kalimat pertanyaan, namun setelah melihat Zetsu-1 mengocok kontolnya, Zetsu-2 melebarkan lubang anal Hinata. Zetsu-1 langsung menancapkan kontolnya ke lubang anal Hinata dengan menghentak, membuat Hinata menjerit kesakitan dan keenakan di saat yang bersamaan. Tanpa lama waktu, mereka berdua langsung menyodok-nyodok dua lubang Hinata dengan irama yang bergantian. Zetsu-1 keluar, Zetsu-2 masuk, terus seperti itu sampai membuat meja makan berderit dan Hinata hanya bisa pasrah ketika dua lubang yang akan dinikmati Naruto nanti malam sedang disodok-sodok oleh makhluk jadi-jadian.

Udon meningkatkan kocokkan pada kontolnya, melihat dua Zetsu itu semakin lama, semakin cepat menyodok-nyodok dua lubang Hinata tanda ingin segara memuncratkan pejuh mereka.

"Aku sudah tidak tahan!" ujar Zetsu-1, menyodok lubang anal Hinata semakin bringas.

"Aku juga!" Zetsu-2 juga semakin cepat menyodok memek Hinata.

"Ugh! Ugh! Arrgh! Sshh! Ugh!"

Hinata hanya bisa mendelikkan matanya ke atas dengan wajah memerah dan lidah terjulur menerima semprotan pejuh dari dua makhluk jadi-jadian di dua lubangnya yang disodok. Merasa kontol mereka sudah tidak memuntahkan pejuh lagi, mereka mencabut kontol mereka dan turun dari meja makan, melihat Hinata yang kelelahan sehabis dientot oleh mereka berdua.

Seperti yang diketahui, setelah mereka melakukan persetubuhan, tubuh mereka melebur menjadi debu.

Dan Udon? Dia sudah pergi setelah kontolnya memuncratkan pejuh bersamaan waktu dengan dua Zetsu tadi.

( . Y . )

10.46 PM

Hari menjadi malam dan Naruto belum juga pulang dari kantor di hari spesial mereka, hari ulang tahun pernikahan. Setelah kejadian di siang hari, di mana Hinata sedang bergumam ria membuat kue untuk Naruto, Zetsu tiba-tiba datang dan mengikat tangan kedua tangannya, menelanjanginya. Tanpa persiapan apa pun, Zetsu Putih langsung menyodokkan kontolnya ke dalam memeknya dan terjadilah adegan ngentot antara ia dengan makhluk yang tidak jelas apa jenisnya.

Boruto sudah pulang dari sore tadi bebarengan dengan dengan Himawari. Kini, mereka berdua sudah tidur. Tinggal Hinata dan kesendirian yang melandanya di ruang makan.

Tok! Tok!

Merasa senang karena suaminya sudah pulang, Hinata buru-buru membuka pintu, namun yang muncul bukan yang seperti yang ia harapkan. Di depannya berdiri Bee yang menyengir.

( . Y . )

Ruang Hokage

Seperti pepatah mengatakan, semakin besar kekuatan, semakin besar pula tanggung jawab. Naruto baru menyadari arti dari kalimat itu setalh sebulan ia dilantik menggantikan Kakashi sebagai Hokage penerus.

"Naruto, kau belum mau pulang?" tanya Shikamaru, sambil membereskan dokumen-dokumen penting.

"Masih banyak yang harus kukerjakan, Shikamaru," jawab Naruto, tanpa memandang wajah lawan bicaranya.

"Kau yakin tidak melewatkan sesuatu yang penting?" tanyanya lagi, memastikan.

"Tidak, aku tida—," Kalimat Naruto terputus setelah ia ingat apa yang ia janjikan.

"Jika kau tidak bisa datang, telpon saja," ujar Shikamaru, beranjak dari sana bersiap pulang karena kerjaannya sudah selesai. Dan sepertinya, ia bisa membaca apa yang ada di pikirannya. Atau memang ia orangnya gampang ditebak? Siapa tahu.

Mengambil ponselnya, Naruto langsung menghubungi nomor Hinata. Sabar menanti...

Klek!

"Hinata, maaf. Aku tidak bisa pulang cepat," ucap Naruto.

"Oh, Naruto. Ya, tidak apa-apa."

Kenapa Paman Bee yang angkat teleponnya? batin Naruto.

( . Y . )

Kasur NaruHina

"Oh, maaf. Kudengar di rumahmu mau mengadakan pesta jadi aku datang. Dan istrimu,... Shh ... Kau suami yang buruk, Naruto," ucap Bee, dia tidak sengaja mendesah. Di depannya, Hinata sudah telanjang bulat menyepong kontol hitam besarnya.

"Aku tahu, Bee, aku tahu. Bisakah aku berbicara dengannya?"

"Dia tidak ingin berbicara denganmu, kau sudah menghancurkan moodnya, Naruto. Dia bahkan membuatkanmu cokelat," ujar Bee, menyeringai. Hinata semakin menaik-turunkan kepalanya menyepong kontol Bee, Hinata bahkan menambahkan teteknya untuk menjepit kontol panjang itu.

"Kukira dia tidak suka cokelat."

"Oh, salah besar, Naruto. Istrimu sangat menyukainya. Yeah,... Hisap batang itu, Hinata. Hisap sampai ujung batang dan jangan lupa dua bolanya," ucap Bee ambigu, membuat Naruto di seberang sana mengerutkan alisnya.

"Bee, dua bola apa?!"

Tidak ada jawaban.

"Bee, kau masih di sana?!"

Tidak ada jawaban lagi.

"Bee?!"

"Ahh,... Sshh,... Mmmhh,... Uuhh,... Mmhh,... "

Kini, suara desahan yang terdengar. Naruto yang kalang kabut, langsung pergi meninggalkan kantor lewat jendala dan membiarkan teleponnya tersambung. Sekarang, suara tabrakan kulit yang makin membuat Naruto mempercepat langkahnya untuk sampai ke rumah. Naruto langsung membuka pintu rumah dan langsung menuju kamar tidurnya dan Hinata. Naruto telah mematikan ponselnya, suara desahan Hinata kian terdengar. Dengan perlahan, Naruto membuka pintu dan melihat, Hinata, istrinya sedang ditindih dan dientot oleh Bee di atas kasur tempat biasa ia mengistirahatkan tubuh dari aktifitas kesehariannya, namun kini, ia menyaksikan sendiri, Hinata sedang ngentot dengan orang yang ia anggap Pamannya sendiri. Dan pada akhirnya, ia melihat, Bee menyemprotkan pejuhnya di dalam memek Hinata. Setelah puas menyodok-nyodok memek istrinya, Bee mencabut kontolnya dari dalam memek Hinata. Terlihat, cairan pejuh keluar dari lubang nikmat Hinata. Bee mengarahkan kontol hitamnya ke mulut Hinata untuk disepong sekalian dibersihkan dari pejuh yang menempel. Hinata langsung saja menyepong kontol itu, memaju-mundurkan kepalanya dan sebelah tangannya mengocok batang hitam itu sampai pejuh yang masih di dalam kontol Bee keluar. Lihat, pipi Hinata sampai mengempis menghisap ujung kontol hitam Bee. Naruto? Ia kini menyaksikan perbuatan istri tercinta di belakangnya. Tetes air mata jatuh membasahi lantai. Sebuah kado di hari ulang tahun pernikahan mereka. Sekarang, menjadi sebuah tragedi yang menyayat hati.

( . Y . )

THE END.