10.45 PM.

"Sudah kubilang, seharusnya hamburger! Himawari ingin memakan hamburger!" teriak seorang bocah pirang dengan tanda dua whisker di kedua pipinya.

"Tidak! Tidak boleh! Bubur yang baik untuk Himawari!" seru sang ayah yang hampir memiliki rupa sama seperti sang anak dan juga memiliki tanda whiskers sebanyak tiga di kedua pipinya.

"Demamnya sudah turun jadi dia sudah bisa makan hamburger, ayah!" ujar Boruto sambil memegang panci di tangan kirinya dan bawah bombay di tangan kanannya.

"Kalau sekali tidak boleh, ya, tidak boleh. Kau mengerti tidak?" timpal Naruto yang juga ikut-ikutan memegang sesuatu yang berbentuk bulat putih yang bertuliskan 'bergizi' di tengah-tengahnya.

Ayah dan anak itu terus memperdebatkan hal sepele untuk menghidangkan makanan buat putri dan adik tercinta mereka, sampai mereka tidak menyadari kehadiran Hinata yang baru saja turun dari lantai dua untuk mengecek keadaan Himawari sambil membawa baki berisi obat-obatan herbal.

"Hey, tunggu kalian berdu—"

"Bubur!"

"Hamburger!"

Ucapan Hinata terpotong karena debat mereka yang tidak bisa berhenti.

"Demamnya sudah turun, ayah! Jadi tidak apa-apa, 'kan?" seru Boruto dengan emosi yang membuncah.

"Sekali tidak boleh, tetap tidak boleh!" timpal Naruto yang membuat keruh keadaan karena Naruto tidak mau mengalah.

Melihat Naruto dan Boruto tidak bisa damai, tidak ada cara lain.

"Kalian!"

Keadaan berubah menjadi hening seketika, saat mereka melihat Hinata sedang menunduk dengan aura yang berkobar-kobar.

"Kalau kalian ingin ribut terus, lebih baik kalian keluar saja dari rumah!" ucap Hinata dengan Byakugan yang aktif sehingga membuat ayah dan anak itu keluar dari rumah dengan bodohnya.

( . Y . )

"Yah, sepertinya memang kebodohan kita," ucap Naruto setelah diusir dari rumah oleh sang istri.

"Itu kebodohanmu, kalau saja kau mau menuruti keinginanku," seru Boruto dengan wajah murung karena harus ikut diusir dari rumah oleh sang ibu.

"Yah, mau bagaimana lagi. Kau mau ikut makan ramen berdua?" tawar Naruto.

Sedikit ada warna pink di kedua pipi Boruto setelah Naruto mengatakan itu, karena bagaimanapun dengan kesibukan Naruto sebagai Hokage, membuatnya jarang meluangkan waktu untuk keluarga, terutama bagi sang anak sulung yang merasa sangat kehilangan sosok idolanya.

"Yah, sepertinya tidak ada jalan keluar lagi," ujarnya dengan suara yang mengecil.

Setelah mereka berdua berjalan keluar dan ketika sudah agak jauh dari halaman rumah, di waktu yang bersamaan Raikage Ay yang sedang menginap di Konoha untuk membahas diplomat, lewat depan halaman rumah Hokage tersebut yang seluruh lampu di dalam ruangannya telah dipadamkan.

Berhenti sejenak, Raikage Ay melihat ke arah balkon yang lampunya belum dimatikan dan terlihat Hinata sedang membuka bajunya dan hanya menggunakan bra warna pink dan rok hitam yang belum dilepasnya.

Mengurungkan niatnya yang ingin kembali ke apartemen, Raikage Ay berjalan masuk ke halaman rumah Hokage itu dan menekan bel rumah.

Tingtong!

Clek!

Setelah pintu rumah terbuka, terlihat Hinata yang sangat menggoda dengan pakaian minimnya karena terburu-buru harus membuka pintu.

"Ya, ada yang bisa saya bantu, Raikage-sama?" tanya Hinata yang sudah lupa apa yang dikenakan di tubuhnya.

"Apa Naruto ada di dalam?" tanya Raikage Ay yang sedang menahan hasrat ingin sekali ngentot dengan istri dari Hokage terhormat di Konoha, memasukkan kontol hitamnya ke dalam memek Hinata dan menyodok-nyodoknya sampai puas.

"Tidak, dia baru saja kembali ke kantor," jawab Hinata jengkel dan menekankan kata 'kembali' karena mengingat keributan yang mereka perbuat membuat dapur berantakan.

"Lalu, kedua anakmu?" Setelah mendengar alasan lampu hijau, Raikage Ay harus berhati-hati untuk melancarkan rencananya.

Menghela nafas, Hinata menjawab, "Boruto juga keluar dan menginap di rumah temannya. Dan Himawari, demamnya baru saja turun."

Apa pun yang dikatakan oleh Hinata, Raikage Ay sudah tidak lagi fokus, dia lebih berfokus ke kedua toket Hinata yang besar dan ingin menyembul keluar karena bra yang dikenakannya tidak terlalu muat.

"Ummm ... Raikage-sama, ada yang bisa saya bantu?"

( . Y . )

"Ahhh ... Ahhh ... Raikage-sama ... Unnmmmhhh ... "

Setelah perbincangan yang agak panjang dan intrik muslihat, Raikage Ay berhasil melancarkan rencananya.

Di dalam gelapnya ruang tamu, terlihat di sofa pendek, Raikage Ay sedang menyodok-nyodok memek Hinata dengan kontol hitamnya. Dengan posisi Raikage Ay memangku Hinata yang telanjang bulat dan mendesah nikmat, Raikage Ay berhasil melaksanakan aksi ngentotnya dengan Hinata. Memasukkan kontol hitamnya ke dalam memek Hinata dan menyodok-nyodoknya.

"Ahhh ... Ahh ... Aaahhh ... Ohhhh ... Raikage-sama, kontolmu begitu besar. Mengalahkan punya suamiku ... "

Hinata bahkan sampai menegapkan tubuhnya, bertumpu pada dada bidang Raikage Ay dan mencondongkan kedua teteknya yang besar ke depan, karena Hinata belum pernah merasakan kenikmatan dientot seperti ini saat bersama Naruto.

Melihat pemandangan indah di depan mata, selagi menyodok-nyodok memek Hinata dengan kontol kerasnya, Raikage Ay tak menyia-nyiakan kesempatan, langsung dia hisap dengan lahap tetek Hinata sebelah kanan dan meremas tetek sebelahnya dengan kuat membuat Hinata semakin mendongakkan kepalanya karena merasakan kenikmatan ngentot dengan pria selain suaminya sendiri.

Tak berhenti sampai di situ saja, Raikage Ay menambahkan kecepatan menyodoknya membuat Hinata hanya pasrah dan menikmati kontol hitam Raikage Ay yang menyodok-nyodok memeknya.

"Ahhnn ... Ahhnn ... Uuuhhh ... Keluar!"

Bersamaan dengan teriakkan Hinata yang mencapai puncak untuk yang ketiga kalinya, membuat Hinata lemas dan jatuh ke depan menindih Raikage Ay yang berhenti menyodok sejenak, karena orgasme Hinata barusan. Terlihat, kontol Raikage Ay masih tertanam dengan sangat dalam di dalam memek Hinata dan masih belum berereksi sekali pun. Beruntung teriakkannya tidak membangunkan Himawari yang tidur di lantai atas.

Mengerti dengan keadaan, Raikage Ay mengangkat Hinata perlahan untuk melepas penyatuan kontolnya dari dalam memek Hinata, banyak cairan lengket yang berasal dari memek Hinata yang melumuri kontol hitam Raikage Ay, sementara Raikage Ay belum mencapai puncaknya sama sekali.

Besar, panjang dan gagahnya kontol Raikage Ay ketika kontol itu keluar dari memek Hinata dengan banyak cairan.

"Uuhhnnmm ... Ahhnn ... "

Erangan linu Hinata keluar saat kontol besar itu keluar dari dalam memeknya.

"Hahh ... Hahh ... Hahh ... Hahh ... Kenapa berhenti, Raikage-sama?" tanya Hinata dengan deru nafasnya yang tak beraturan.

"Kita pindah, tapi bukan berarti kau bisa beristirahat," jawab Raikage Ay dengan senyum bejatnya.

"Huh?"

Tanpa berlama-lama waktu, Raikage Ay memutar tubuh Hinata hingga posisi Hinata membelakanginya, dan setelah dirasa menemukan posisi yang enak, Raikage Ay kembali memasukkan kontol hitamnya ke dalam memek sempit Hinata.

Blesh!

"Aaahhhnn ... "

Walau pun kontol itu sudah menyodok-nyodok memeknya, tetap saja masih memerlukan waktu untuk beradaptasi lagi dengan kontol yang kini menjadi kesukaan Hinata.

"Ughh ... Ahhnn ... "

Sudah beberapa kali disodok, memek Hinata masih bisa kembali menyempit. Ataukah selama ini Naruto jarang meminta jatah kepada Hinata karena kesibukannya menjadi Hokage? Tiada yang tahu.

Dirasa sudah cukup beradaptasi lagi, Hinata menggoyangkan pinggulnya dengan liar untuk merasakan kontol hitam itu memenuhi kembali seluruh rongga memeknya.

Bahkan sampai membuat Raikage Ay menutup mata karena kenikmatan kontolnya dijepit memek istri Hokage.

Dirasa sudah cukup untuk pemanasan, Raikage Ay bangkit dari duduknya. Menggendong Hinata dari belakang seraya kontol Raikage Ay menyodok-nyodok memek Hinata sambil berjalan ke arah dapur.

"Ahh ... Ahh ... Ahhnm ... Ahhnm ... "

Selama kegiatan ngentot mereka berlangsung, bicara Hinata sudah tidak karuan karena nafsu yang memenuhi semua pikirannya, dia lupa kalau dia sudah bersuami dan memiliki dua anak.

Tap! Tap! Tap! Tap!

Sepanjang Hinata digendong dan dientot dengan posisi membelakangi Raikage Ay, tak sedikit pun sodokkan kontol Raikage Ay pada memek Hinata menurun, justru dia semakin beringas melakukan sodokkan di sela-sela menuju meja dapur. Terlihat, pinggang Raikage Ay yang maju-mundur, menyodok-nyodok memek Hinata.

Tep! Tep!

Setelah sampai di meja dapur, Raikage Ay berhenti sejenak dari kegiatan menyodoknya karena harus menurunkan Hinata tanpa melepas penyatuan kontolnya dari dalam memek Hinata.

Setelah diturunkan, Raikage Ay menyuruh Hinata menundukkan tubuhnya dan bertumpu pada atas meja. Setelahny, kedua tangan Raikage Ay menuju ke tetek Hinata dan meremasnya dengan keras.

"Aaahhnm ... Uuhh ... Mmpphhh ... Raikage-sama ... "

Cukup!

Melepas kedua tetek indah Hinata, Raikage Ay mengerahkan kedua tangannya memegang pinggul Hinata dan menggerakan kontolnya keluar-masuk menyodok-nyodok memek istri dari Naruto itu.

Plakh!

Berbeda dengan sebelumnya, sodokkan Raikage Ay pada memek Hinata makin beringas dan ganas karena nafsu sudah membutakan mata hatinya dan hanya menyisakan kenikmatan ngentot dengan istri dari Hokage kini. Bahkan, Hinata sampai melengkungkan badannya ke depan karena sodokkan pada memeknya juga membuat meja makan berderit berpindah tempat karena kecepatan super kontol Raikage Ay dalam menyodok-nyodok memeknya.

"Ahnn ... Ahnn ... Ahnn ... Ja-jangan berhenti ... Entot terus, Raikage-sama ... Ahh ... "

Di sela kegiatan menyodoknya, Raikage Ay mengangkat kaki kiri Hinata dan menahannya, membuat Hinata harus berpegangan erat pada meja dapur karena sodokkan yang dilakukan Raikage Ay begitu cepat.

"Uuhhnnmm ... Ohhnm ... Keluar!"

Lagi, Hinata menyemburkan cairannya dan melumuri kontol hitam Raikage Ay yang berhenti menyodoknya, terlihat dari kontol Raikage Ay dan memek Hinata yang menyatu, keluar sangat banyak cairan bening Hinata yang mengalami orgasme keempat kalinya.

"Hahhh ... Hahhh ... Hahhh ... Raikage-sama ... Itu tadi sangat menakjubkan ..." ucap Hinata sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah akibat tidak bisa berhenti mendesah keras.

"Hahh ... Hahh ... Hahh ... Tapi, ini belum berakhir, Hinata."

"Huh?"

Tanpa aba-aba, Raikage Ay kembali menggerakkan kontolnya menyodok-nyodok memek Hinata dengan keras.

Plakh!

Selagi Raikage Ay menyodok memek Hinata, tak lupa Raikage Ay menampar bokong sintal Hinata membuatnya menjadi merah sebelah.

Setelah dirasa cukup bermain di ruang dapur, Raikage Ay menggendong Hinata dengan cara yang sama, kembali ke ruang tamu di sofa panjang.

Setelah sampai, Raikage Ay langsung mendudukkan dirinya tak lupa memposisikan Hinata di pangkuannya.

Tanpa menunggu perintah, Hinata menekuk kedua kakinya dan bertumpu pada kedua lutut Raikage Ay dan langsung menaik-turunkan tubuhnya yang membuat Hinata kembali dilanda kenikmatan kontol hitam milik Raikage Ay yang menyodok-nyodok memeknya. Kali ini Hinata yang pegang kendali, untuk merasakan kontol Raikage Ay menyodok-nyodok memeknya.

"Ahhnm ... Ahhhnm ... Ahhnm ... Ahhnm ... "

Selain menaik turunkan tubuhnya, Hinata menggoyangkan pinggangnya untuk menambah kenimatan ngentot dengan lelaki lain selain suaminya. Hinata merasa bersenang malam ini dia mengusir Naruto, karenanya dia kedatangan tamu tak diundang dan ngentot dengannya dengan puas. Terlihat, Raikage Ay sangat bernafsu ngentotin memek Hinata yang hanya untuk suaminya seorang. Tapi, kini, Hinata sedang ngentot dengan lelaki lain dan membiarkan memeknya sodok-sodok dengan bebas oleh kontol hitam Raikage Ay.

Melihat Hinata yang menjadi liar, Raikage Ay menghentikan gerakan Hinata dan merubah posisi.

Raikage Ay memiringkan tubuhnya ke sebelah kiri beserta Hinata, hingga posisi mereka kini menjadi spooning tanpa melepas kontolnya dari dalam memek Hinata. Setelah menemukan posisi yang pas, Raikage Ay mengangkat kaki sebelah kanan Hinata.

Kembali Raikage Ay menyodok-nyodok memek Hinata dengan beringasnya karena sudah tertutup oleh nafsu birahi yang menjalar ke seluruh tubuh. Atau memang Raikage Ay kenikmatan karena bisa ngentot dengan istri pahlawan Shinobi.

"Ummm... Mcah ... Hinata, memekmu nikmat sekali! Aku tidak bisa berhenti," ucap Raikage Ay sambil menghisap tetek besar Hinata sebelah kanan.

"Ahhnm ... Ahhnm ... Ahhnm ... Ahnm ... "

Desah Hinata makin menjadi-jadi, makin membuktikan bahwa Hinata mulai lupa dengan statusnya sebagai istri dari Hokage terhormat di Konoha.

"Ohhnmm ... Aku akan keluar lagi, Raikage-sama ... Ahhnmm ... Keluar!"

Hinata keluar untuk yang kelima kalinya sedangkan Raikage Ay sama sekali belum mencapai puncaknya, terlihat kontol hitam Raikage Ay masih menancap di dalam memek Hinata dengan sangat dalam.

"Hahhh ... Hahh ... Hahh ... Anda belum selesai, Raikage-sama?" tanya Hinata seraya menghirup udara sebanyak-banyaknya karena terlalu lama dia mendesah membuat tenggorokkannya sedikit kering.

"Belum, aku belum menikmati tubuhmu sepuasku," jawab Raikage Ay sambil meremas kedua tetek besar Hinata.

"Ummm ... Bagaimana kalau kita pindah ke kamar tidurku dan Naruto-kun? Anda bisa memasang Kekkai terlebih dahulu," saran Hinata yang ingin melakukan lebih di kamar dia dan Naruto tidur.

"Saran yang bagus, Hinata."

( . Y . )

Setelah sampai di kamar Hinata dan Naruto tidur, Raikage Ay langsung mematikan lampu dan membuat single handseal untuk membuat Kekkai kedap suara agar tidak membangunkan Himawari yang sedang istirahat di kamar sebelah. Lalu, tanpa berlama waktu, Raikage Ay langsung menyuruh Hinata menungging di atas kasur. Setelah dirasa posisi Hinata sudah sangat menggoda, Raikage Ay naik menghampiri Hinata dan langsung memasukkan kontol hitam miliknya ke dalam memek Hinata dan menyodok-nyodoknya dengan penuh nafsu.

"Ahhnn ... Ahhhn ... Ahnn ... Ahnnn ... "

Akhirnya Hinata bisa mendesah dengan sangat leluasa setelah Kekkai dipasang. Terlihat Hinata mencengkram sprei kasur dengan sangat kuat karena menikmati sodokkan kontol Raikage Ay pada memeknya.

Puas dengan posisi doggy style, Raikage Ay menghentikan sodokkannya dan mengubah posisi menjadi reverse cowgirl, menuntun kedua tangan Hinata untuk bertumpu di dada bidangnya yang kekar, menekuk kedua lututnya, Raikage Ay langsung menyodok memek Hinata dengan sangat cepat.

Desah Hinata makin menjadi-jadi, lihatlah Hinata sampai mendongakkan kepalanya ke atas sambil menjulurkan lidahnya. Dengan pikirin kosong yang ada hanyalah nafsu bejat yang sedang dia rasakan saat ini karena dientot oleh kontol besar hitam Raikage Ay.

"A-aku sudah mencapai batas ... Ugh!"

"Aihhnnmm ... Keluar!"

"Ugh ... Sshhh ... "

Akhirnya Raikage Ay menumpahkan pejuhnya dan memenuhi memek Hinata yang membuatnya mengalami klimaks terakhirnya dan itu membuat Hinata langsung jatuh dalam tidur karena kelelahan menerima kenikmatan ngentot dengan pria perkasa seperti Raikage Ay.

Terlihat dari cela-cela penyatuan kelamin mereka, cairan pejuh Raikage Ay dan Hinata tumpah dengan amat banyaknya.

Plop!

Menarik kontol hitamnya yang sudah agak melemas keluar dari memek Hinata, Raikage Ay memindahkan Hinata yang tertidur menimpa tubuhnya, ke samping. Dan bangun dari tampat tidur itu, berjalan keluar menuju ruang tamu karena pakaiannya tertinggal di sana.

Clek!

Setelah pintu tertutup, dan menyisakan Hinata yang tidur mengangkang di kamar yang gelap, dari jendela kamar yang belum ditutup, terlihat seseorang yang bersembunyi di gelapnya ranting pohon sebab cahaya bulan tidak bisa menembus daun-daun yang tumbuh dengan lebat. Seseorang dengan rambut putih panjang dengan penutup kepala dengan tulisan 'minyak' mengamati adegan ngentot Hinata dengan Raikage Ay.

Jiraiya yang melihat kegiatan ngentot antara Hinata dengan Raikage Ay dengan penuh nafsu dan gairah membuatnya membatalkan misi mencari inspirasinya. Terlihat orang itu sudah membuka celana dengan kontol yang menegang keras, tidak kalah besar dari kontol hitam Raikage Ay. Urat-urat yang yang terbentuk di batang kontol itu menandakan ingin dimanja.

"Tidak kusangka aku didahului oleh Ay. Dia ngentot dengan Hinata hingga pingsan karena sodokkannya," ucap Jiraiya setelah melihat Raikage Ay pergi meninggalkan Hinata yang terlelap.

"Apa boleh buat, akan aku tunggu dia bangun di dalam. " Selepasnya Jiraiya mengambil celananya yang dia lepas dan melompat masuk ke kamar di mana Hinata sedang memulihkan tenaganya.

"Sambil menunggu aku akan bersiap." Jiraiya melepas semua pakaian yang dia kenakan dan menyisahkan ikat kepala yang masih dia pakai.

Setelah menanggalkan pakaiannya, Jiraiya berjalan menuju ke arah lemari baju dan bersembunyi di samping bagian tergelap di lemari tersebut dengan kontol yang sedang mengacung dengan keras.

Terlihat senyum bejat tercetak di wajah keriput Jiraiya, "kita akan memprektekkan lagi latihan saat kau menjadi Chunnin, Hinata."

( . Y . )

Setelah memakai pakaiannya, Raikage Ay berjalan menuju pintu depan dan berjalan keluar dari halaman rumah Hokage Konoha tersebut, tidak lupa untuk menutup kembali pintu rumahnya.

Tap! Tap! Tap! Tap!

Sepanjang perjalanan menuju apartemen, Raikage Ay melihat toko bunga Yamanaka yang sedang mau tutup. Tapi, bukan itu yang membuat Raikage Ay menghentikan langkahnya dan melihat istri dari Shimura Sai dan ibu dari Yamanaka Inojin beres-beres memasukkan barang dagangan. Tapi, bokong sintal, perut langsing yang tidak ditutupi dengan pakaiannya yang khas dan tetek besar yang membuat kontol hitam Raikage Ay kembali menegang dalam celananya.

Kembali mengurungkan niatnya pulang ke apartemen, Raikage Ay berjalan menuju toko bunga Yamanaka.

"Konbanwa, Yamanaka-san," sapanya.

"Ah! Konbanwa, Raikage-sama!" sapa balik Ino dengan sedikit kaget karena Raikage Ay mampir ke toko bunganya.

"Kau sudah mau tutup?" tanya Raikage Ay dengan intrik dan sedikit hati-hati.

"Tadinya, tapi jika Anda mau membeli atau melihat-lihat, mungkin Anda bisa menemukan bunga yang Anda suka," jawab Ino senang karena mendapat costumer dari mantan petinggi dari desa yang merupakan aliansi desa Konoha.

"Ya, aku ingin melihat-lihat. Mungkin aku bisa menemukan bunga untuk mendiang ayahku."

Alibi.

"Oh, silakan masuk. Mari aku tunjukkan jalannya," ujar Ino yang masuk duluan tanpa menyadari seringai bejat dari Raikage Ay.

Melihat keadaan sekitar, sepi orang-orang, Raikage Ay masuk dan tak lupa mengunci pintu. Dan di saat yang bersamaan ketika Raikage Ay menurunkan tirai pintu, dia melakukan single handseal untuk membuat Kekkai kedap suara.

T.B.C