The Human and Demon : Lucifer

Bagian 5 : Chanyeol is cruel

.

.

At 10.50 PM KST

Baru saja Baekhyun ingin memejamkan matanya tetapi hembusan angin terasa di dalam kamarnya. Baekhyun membuka matanya dan menoleh ke samping lalu melihat seorang wanita dengan pakaian dress di atas lulut yang sedang menatap kesal kearahnya dengan kedua tangannya ia lipat di dada.

"K-kau Si-siapa ?" Tanya Baekhyun dengan gemetaran sembari bangun dari tidurnya.

Wanita itu berjalan kearah Baekhyun dan meneliti wajah Baekhyun, "Cih! Jadi selera Chanyeol sudah turun." Wanita itu berdecih pelan.

Baekhyun memiringkan kepalanya, "Selera Tuan muda Chanyeol tidak turun kok. Dia masih suka steak, ah iya pagi tadi dia lebih suka makan nasi goreng atau sekedar roti panggang dengan selai coklat. Kalau malam_" Baekhyun terlihat berpikir.

"_eh? Tuan muda tidak pernah makan malam di rumah." Ucap Baekhyun dengan wajah polosnya membuat wanita di depannya melotot tidak percaya.

"Aku tidak menyangka jika Chanyeol suka dengan lelaki bodoh seperti dia." Gumam Bora hampir tidak terdengar.

"Kau mengatakan apa?" Tanya Baekhyun sambil mengedipkan matanya.

Bora tersenyum, "Apa kau tahu Chanyeol itu sebenarnya iblis?" Tanyanya.

Baekhyun menganggukkan kepalanya, "Dia pernah mengatakannya saat pertama kali dia menolongku. Dia bilang kalau dia itu iblis, jadi jangan pernah percaya padanya dan menghindarinya. Tapi bukannya iblis itu baik yah? Dia menolongku saat aku dalam keadaan susah. Dia beberapa kali menyelamatkanku dari laki-laki yang ingin menyakitiku. Tapi kenapa dia bilang kalau dia iblis yang harus di jauhi?" Baekhyun bertanya polos.

"Kau benar-benar tidak tahu apa itu iblis?" Tanya Bora tidak percaya sambil memelototkan matanya.

"Bukankah dia adalah orang yang selalu menolong orang lain?" Baekhyun balik bertanya sembari mengerucutkan bibirnya tidak mengerti.

"Lupakan pertanyaanku tadi. Aku ingin bertanya sesuatu. Kau berkata Chanyeol memintamu untuk menjauh tapi kenapa kau mau saja diajaknya ke sini?" Tanya Bora kepada Baekhyun yang terlihat seperti tengah berpikir, lalu setelahnya tersenyum.

"Karena Chanyeol adalah orang yang baik. Tapi kadang Baekhyun juga takut dengannya. Tapi itu tidak membuat Baekhyun untuk menjauhinya." Sahutnya sambil mengingat kejadian tadi saat ia meminjam telepon rumah Chanyeol. Tuan mudanya bahkan tidak memarahinya karena telah memakainya secara diam-diam. Jika tidak pasti Chanyeol telah meminta imbalan uang untuk biaya telepon rumahnya.

"Ck! Dasar bodoh, Pergilah dari sini sebelum kau menyesal!" Bisik Bora tepat di samping telinga Baekhyun.

Wajah Baekhyun menjadi cemberut, "Baekhyun tidak mau!" Tolaknya.

"Kau akan benar-benar menyesal. Karena Chanyeol tidak sebaik yang kau kira. Dia itu iblis. Dia tidak memiliki hati." Setelah itu wanita itu menghilang bersamaan dengan berhembusnya angin meninggalkan Baekhyun yang terdiam di atas tempat tidurnya.

.
Ceklek

Pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok pria yang baru saja ia bicarakan dengan wanita tadi.

"Kau tahu kan siapa aku?" Tanya Chanyeol dengan wajah dingin seperti biasanya. Satu yang tidak diketahui Baekhyun, jika sedari tadi Chanyeol mendengarkan pembicaraannya di depan pintu kamarnya.

Baekhyun menganggukkan kepalanya.

"Apa itu iblis?" Tanya Chanyeol memastikan.

"Seseorang yang selalu menolong orang lain. Bukankah kau si iblis itu?" Ucap Baekhyun sambil menatap ke dalam mata Chanyeol.

Kali ini Chanyeol terdiam. Dia tidak percaya jika Baekhyun benar-benar menyebutnya sebagai orang baik dan mendifinisikan iblis sebaik itu.

"Apakah itu alasannya kau mau bertahan di sini?" Tanya Chanyeol lagi, setelah beberapa saat terdiam.
Baekhyun mengangguk semangat dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya, "Baekhyun akan selalu mengikuti tuan muda. Baekhyun akan selalu berada di sisi tuan muda." Ucapnya yang tanpa sadar membuat sesuatu di dalam diri Chanyeol menghangat. Tapi itu tidak berlangsung lama, sebelum Chanyeol cepat-cepat menyadarkan dirinya untuk tidak jatuh dalam pesona bocah cengeng itu.

"Tidurlah. Kau harus bangun pagi besok, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu." Ucap Chanyeol dingin dan datar tanpa menatap wajah Baekhyun.

"Sia_"

Ceklek

"_pa?"

Belum selesai Baekhyun bertanya Chanyeol terlebih dahulu menutup pintu kamarnya. Karena tidak terlalu ingin memikirkannya, Baekhyun memilih untuk tidur.

Sementara itu di tempat lain, Chanyeol sedang berbicara dengan seorang wanita di ruangan rahasia miliknya.

"Apa maksudmu berbicara seperti itu?"

"Aku hanya ingin dia menjauh darimu."

Chanyeol mengeraskan rahangnya, "Kau tidak akan pernah membuatnya menjauh dariku!"

Bora tersenyum miring, "Bukan aku yang akan membuatnya menjauh darimu."

At 07.00 AM

Selesai makan pagi bersama, Chanyeol membawa Baekhyun ke suatu tempat, karena ini hari minggu. Chanyeol membawa Baekhyun ke sebuah cafe.

"I-ibu." Wanita yang di panggil ibu itu pun menoleh ke belakang. Heechul tersenyum dan berjalan memeluk Baekhyun.

"Maafkan Ibu, sayang. Baekhyun mau kan tinggal bersama ibu lagi?" Tanya Heechul sembari menatap anak bungsunya.

"Baekhyun ma_"

"TIDAK!" Suara seseorang mengintrupsi percakapan anak dan ibu itu.

"Tapi, Chanyeol_"

"AKU BILANG TIDAK YA TIDAK BAEKHYUN!" Baekhyun terperanjat dan langsung menutup mulutnya saat hendak protes. Dia ingin ikut ibunya. Dia merindukan ibunya dan kakak-kakaknya.

"Dia anakku. Kau tidak berhak melarangnya!" Bentak Heechul tersulut emosi.

"Tapi sayangnya kau telah menjual anakmu kepadaku, apa kau lupa, ibu Kim?" Ucap Chanyeol dengan menekankan marga dari wanita paruh baya di depannya.

"Ck jika kau ingin, aku akan mengembalikan uang itu padamu." Sahut Heechul tak ingin kalah.

"Aku tidak membutuhkan uang, selain itu aku tidak menerima barang yang sudah kubeli diambil kembali." Sahut Chanyeol sembari mengeluarkan seringainya.

"ANAK SAYA BUKAN BARANG TUAN PARK CHANYEOL YANG TERHORMAT!" Teriak Heechul hingga menarik perhatian pengunjung lain yang berada di cafe itu.

Chanyeol tersenyum miring, "Aku tidak perduli. Apapun yang sudah menjadi milikku tidak bisa di ambil lagi."

"Aku akan membayar dua kali lipat dari harga yang kau tawarkan sebelumnya." Sahut Heechul bersikeras yang membuat Chanyeol mengernyitkan dahinya berusaha mencari apa yang sebenarnya diinginkan oleh wanita itu.

"Apa yang kau inginkan sebenarnya nyonya?" Pertanyaan Chanyeol membuat Heechul kelabakan, dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya.

"Bukan urusanmu, Tuan Muda Park YANG TERHORMAT!" Bentak Heechul lagi-lagi dengan menekankan kata 'Yang terhormat'

"Aku tidak akan membiarkanmu membawanya tanpa alasan yang jelas." Ucap Chanyeol sembari menatap Baekhyun yang sedari tadi menundukkan wajahnya.

"Aku ibunya! Aku berhak atasnya!" Marah Heechul.

"Aku suaminya. Jadi aku yang berhak atasnya!" Ketus Chanyeol.

Baekhyun hanya diam menyaksikan dua orang di depannya yang sedang bertengkar. Dia tidak mengerti apa yang mereka debatkan.

"Aku tidak percaya. Sekarang Baekhyun ikut denganku." Heechul menarik lengan Baekhyun kasar sebelum tangan Chanyeol terlebih dahulu memegang lengan Baekhyun yang lain.

"Kau tidak bisa membawa ISTRIKU pergi tanpa seizinku nyonya Kim Heechul!" Ketus Chanyeol sambil menekan kata 'istriku' untuk lebih meyakinkan orang-orang yang menyaksikan mereka sedari tadi.

"Dengarkan semuanya. Wanita ini ingin menculik istriku. Dia ingin menjual istriku. Apa kalian ingin istri kalian juga di culik oleh wanita ini?" Chanyeol berkata sambil berteriak. Semua orang mulai berbisik-bisik dan menatap tajam Heechul. Karena malu, mau tidak mau Heechul pergi tanpa membawa Baekhyun bersamanya.

"ibu, jangan pergi_"

"Sudahlah. Biarkan dia pergi." Chanyeol menahan Baekhyun yang hendak menyusul ibunya.

"Ayo. Kita harus kembali." Ucap Chanyeol dengan aura dominannya yang membuat Baekhyun hanya menunduk ketakutan.

"I-ibu hiks."

Chanyeol tidak perduli dengan tangisan Baekhyun. Dia terus menarik Baekhyun memasuki mobil dengan paksa. Selama perjalanan, Baekhyun terus menangis ingin kembali dengan ibunya dan meminta Chanyeol membawanya kembali pada ibunya, tapi Chanyeol hanya diam sembari mengeraskan rahangnya.

"Diam! Atau aku akan membuatmu tidak bisa bicara seumur hidup!" Marah Chanyeol yang sudah kesal mendengar tangisan Baekhyun yang menurutnya tidak penting.

Baekhyun menggigit bibir bawahnya dengan keras agar tidak mengeluarkan isak tangis. Dia berusaha menahan tangisnya. Bibir bagian bawah yang dia gigit bahkan sampai mengeluarkan darah segar, tapi Chanyeol tidak peduli. Dia lebih memilih fokus ke depan. Saat tiba di rumah, Chanyeol keluar dari mobil terlebih dahulu dan menutup pintu mobilnya dengan cukup keras. Setelah Chanyeol pergi, Baekhyun berhenti menggigit bibir bawahnya. Dia turun dari mobil dan menyusul Chanyeol masuk kedalam, dia tidak peduli dengan bibirnya yang mengeluarkan darah. Ketika Chanyeol berhenti, Baekhyun ikut berhenti. Chanyeol berbalik dan melihat Baekhyun menundukkan kepalanya dengan jemarinya yang memilin ujung bajunya. Dia takut Chanyeol marah lagi. Chanyeol semakin berjalan mendekat hingga membuat Baekhyun gemetar ketakutan. Aura Chanyeol benar-benar dapat membunuh siapa saja yang berada di dekatnya.

"Jangan bunuh Baekhyun. Baekhyun mohon." Batin Baekhyun sembari memejamkan matanya erat-erat saat Chanyeol sudah berada tepat di depannya. Chanyeol mengangkat dagu Baekhyun pelan sembari jarinya menyapu bibir bawah Baekhyun yang berdarah.

"Aku tidak suka di bantah. Jika aku berkata tidak maka artinya tidak. Apa kau mengerti?" Tanya Chanyeol lembut, walaupun ia berkata tanpa senyum di wajahnya, Baekhyun dapat melihat tatapan Chanyeol yang mengartikan jika ia mengkhawatirkannya, entah apa tapi Baekhyun tidak ingin terlalu berharap.

"Aku bilang, apa kau mengerti?" Ulang Chanyeol.

Seperti dihipnotis, Baekhyun langsung menganggukkan kepalanya. Setelah darahnya berhenti mengalir dan kering, Chanyeol melepaskan jempolnya.

"Kembalilah ke kamarmu!" Ucap Chanyeol yang membuat Baekhyun dengan cepat kembali ke kamarnya. Chanyeol mengambil sesuatu yang berbentuk persegi panjang di dalam saku celananya. Dia mulai menghubungi seseorang.

"Kim, Aku ingin kau mencari tahu kenapa wanita bernama Kim Heechul menginginkan Baekhyun kembali padanya."

Tut... tut... tut...

Chanyeol langsung menutup panggilannya sepihak. Sesungguhna ia masih penasaran, kenapa wanita itu menginginkan Baekhyun lagi.

"Aku tidak bisa membawanya kembali. Apa yang harus aku lakukan?"

"Kau harus membawanya kembali. Bagaimanapun caranya. Semuanya tergantung denganmu. Menyerah sekarang, kau akan kehilangan segalanya."

Heechul terdiam setelah kepergian orang itu. Dia harus mendapatkan Baekhyun kembali.

"Arrggghhh! Kenapa aku begitu bodoh?!" Teriaknya frustasi merutuki kebodohannya.

"Bagaimana aku merebut Baekhyun dari tangan pemuda itu?" Gumamnya.

"Kau tidak akan pernah bisa merebutnya." Ucap seorang wanita yang muncul tiba-tiba dari belakangnya.

"Siapa k-kau?" Tanya Heechul tidak mengerti siapa wanita muda di depannya.

"Aku Lim Bora. Aku tunangan dari orang yang bernama Park Chanyeol." Ucapnya dengan percaya diri.

Mata Heechul membulat tidak percaya, "Tapi dia sudah menikah dengan anakku."

"Anakmu bukan istrinya tapi pembantunya. Dia mengatakan itu agar kau tidak membawanya pergi. Jika anakmu pergi, siapa yang membereskan rumahnya?" Sahut Bora.

"Tunggu, bagaimana caranya kau masuk?" Tanya Heechul yang menyadari jika wanita di depannya datang dari arah tembok di belakangnya.

"Tidak perduli bagaimana caranya aku masuk. Aku hanya memperingatkanmu, jangan mencari masalah dengan Chanyeol. Jika kau ingin Baekhyun kembali padamu, kau harus bersabar dan menunggu. Sebentar lagi dia pasti akan datang dan kembali padamu. Bahkan akan memohon padamu untuk menerimanya kembali. Aku bisa pastikan itu." Sahut Bora tenang sembari menyunggingkan senyum misteriusnya.

"Kenapa kau bisa seyakin itu?" Tanya Heechul yang masih tidak percaya dengan ucapan wanita asing di depannya.

"Kau pegang saja ucapanku. Jika aku berbohong, kau boleh minta segalanya padaku. Aku bisa mengabulkan apapun yang kau mau." Ucap Bora yang membuat Heechul membulatkan matanya. Tergiur oleh tawaran wanita itu.

"Baiklah. Aku pegang ucapanmu. Tapi sampai kapan aku harus menunggu?" Tanya Heechul memastikan.

"Aku jamin tidak akan lama, asal kau mau bersabar dan menunggu." Sahut Bora lalu setelahnya hembusan angin yang datang entah dari mana membuat Heechul menutup matanya. Saat membuka matanya kembali, wanita itu sudah menghilang.

"Apa aku bisa mempercayai ucapannya?" Batin Heechul.

Pagi ini Baekhyun bangun seperti biasanya, dia membersihkan semuanya dan menyiapkan roti panggang selai coklat dengan teh hangat untuk Chanyeol dan untuknya. Setelah siap, dia langsung membangunkan Chanyeol, sedangkan ia sendiri bergegas mandi dan bersiap untuk ke sekolah. Baekhyun terus menatap Chanyeol lalu menunduk.

"Bicara saja, jangan di tahan." Ucap Chanyeol mengerti dengan tatapan Baekhyun yang dilayangkan kepadanya.

"B-baekhyun ingin tinggal bersama i-ibu B-baekhyun lagi." Ucapnya dengan menundukkan kepalanya.

BRAKK

Chanyeol mengebrak meja, "Kita berangkat sekarang. Aku sangat sibuk" Ucap Chanyeol yang telah berjalan meninggalkan meja makan.

"Tapi_"

"CEPAT!" Lagi-lagi ucapan Baekhyun terpotong karena Chanyeol membentaknya.

Dia langsung bergegas dan mengikuti Chanyeol dari belakang. Saat berada di dalam mobil, Baekhyun hanya diam dan menundukkan kepalanya.

"Turun!" Kata Chanyeol dingin.

Baekhyun turun dan langsung menuju kelasnya. Dia tidak perduli dengan tatapan benci dari teman-temannya. Dia hanya ingin kembali pada ibunya. Dia merindukan ibunya juga kakak-kakaknya. Selama pelajaran dari awal sampai akhir Baekhyun terus melamun. Bahkan saat Kyungsoo dan Luhan mengajaknya ke kantin, Baekhyun tidak mau.

Saat ini Baekhyun menunggu Chanyeol menjemputnya, tapi entah dari mana datangnya pikirannya mengatakan bahwa ini saatnya dia kabur dari Chanyeol. Baekhyun nekat dan meninggalkan tempat dimana dia biasanya menunggu Chanyeol . Baekhyun langsung menuju halte bis, dia menunggu. Saat bis tiba, Baekhyun tersenyum dan mulai menaikinya. Baekhyun hampir bisa bernafas lega Chanyeol tidak mengetahui kepergiaannya ketika tiba-tiba ada sesuatu yang menghalangi jalannya bis itu. Seorang pria dengan perawakan tinggi, tegap, dengan badan berotot serta pakaian hitam juga kacamata hitam masuk menerobos ke dalam bis itu membuat semua penumpang berteriak takut. Baekhyun yang hapal mereka itu siapa, langsung keluar dari bis lewat pintu satunya. Baru saja Baekhyun turun, ada sesuatu yang menghalanginya. Ah tidak lebih tepatnya seseorang yang menghalanginya.

"Anda harus ikut kami, Tuan." Ucap seseorang yang ternyata Junmyeon, tangan kanan Chanyeol.

Baekhyun menggelengkan kepalanya ribut, "Tidak. Baekhyun tidak mau!" Tolak Baekhyun.

Junmyeon memberi isyarat lewat matanya pada anak buahnya. Dengan cepat mereka memegangi tangan Baekhyun dan membawanya secara paksa.

"Lepaskan Baekhyun! Baekhyun ingin bersama ibu! Hiks lepaskan!" Baekhyun terus memberontak dan berteriak.

"Buat dia tenang." Ucap Junmyeon pelan.

Mereka mengangguk dan dengan cepat menuju bagasi lalu mengambil sebuah tas hitam. Salah satu dari mereka mengeluarkan jarum suntik yang sudah di isi obat bius. Orang itu menghampiri Baekhyun yang terus memberontak dan menyuntiknya. Seketika Baekhyun langsung tenang. Setelahnya mereka langsung membawa Baekhyun masuk ke dalam mobil.

Setelah siuman, Baekhyun duduk lalu meneliti sekelilingnya. Dia sudah berada di kamarnya. Baekhyun berlari kearah pintu, saat ingin membukanya ternyata terkunci. Ia langsung menangis dan terduduk lemas sambil memegangi lulutnya di depan pintu.

"Hiks Chanyeol jahat hiks Chanyeol kejam hiks Ibuuu~"

..

.

TO BE CONTINUE

N/b ; Maaf untuk typo.

Gomawo, Mianhae, Saranghae

-24 Juni 2019-