01

.

.

Kami keturunan dewa-dewi beserta malaikat yang dibuang ke Bumi mengalami masa yang cukup kelam untuk dapat mempertahankan Kerajaan yang pernah dibuat oleh para leluhur kami. Sudah ribuan bahkan jutaan nyawa yang hilang sia-sia karena semua perang ini. Bumi seakan-akan menolak kehadiran mahluk seperti kami, walaupun kami dalam wujud yang sama tapi pola pikir kami berbeda. Manusia yang memenuhi Bumi saat ini memiliki sifat Hades lebih besar, sisi malaikat dan dewa-dewi sudah hilang sejak perang terjadi entah beberapa ribu tahun yang berkata saat sumber cahaya abadi bertemu dengan api bumi dari tangan seorang ksatria yang terpilih, kekuatan itu dengan mudah memusnahkan kaum Hades dan manusia dengan sifat jahatnya dalam sekejap saja. Semua Kerajaan sudah mencari sumber cahaya dan api tersebut namun belum menemukannya saat ini hingga perang terjadi beberapa kali belum ada tanda-tanda perang akan Peramal dari setiap Kerajaan yang ada bahkan tidak dapat mengetahui akhir dari perang ini, mereka hanya percaya bahwa Kekuatan Cahaya Abadi dan Api Bumi yang akan menyelesaikan perang saatnya tiba.


-LOVE OF TALES-


Lynkestis,

"Baeekkkhhyyuuunnn!" suara Ibunda Ratu kini kembali terdengar mengelegar di dalam Istana membangunkan dan menyadarkan siapapun yang mendengar teriakan tersebut namun tidak bagi seseorang yang namanya disebutkan. Baekhyun, Putri Mahkota Lynkestis, berusia 20 tahun, anak kedua keturunan dari Kerajaan Lynkestis. Kecantikannya menurun dari wajah sang Ibu yang tidak lain adalah keturunan murni dari Dewi Aphrodite, kulit Baekhyun benar-benar halus putih seperti susu. Namun diluar kecantikkan dan kemolekkan badannya, Baekhyun tidak tampak seperti gadis biasanya, ia lebih menyukai bermain dengan panah dan juga pedang bersama para ksatria di Kerajaan dibandingkan belajar dengan Ibunya untuk menjadi Ratu yang cantik dan menawan.

Seperti saat ini ia berhasil kabur dari kelasnya hanya untuk melihat bagaimana para ksatria Kerajaan akan belajar memanah bersama Putra Mahkota Lynkestis, Kris. Kris adalah anak sulung Keturunan Lynkestis, bila Baekhyun menuruni semua genetic Ibunya, lain halnya dengan Kris yang meng-copy semua genetic ayahnya pada dirinya. Wajahnya yang tampan dengan garis rahang yang jelas-jelas membentuk wajahnya. Tubuhnya tinggi tegap membuat semua orang melihatnya benar-benar akan terpesona.

Latihan memanah sudah dilaksanakan hampir tengah hari, kini semua ksatria dibiarkan beristirahat dan menyantap makan siang mereka bersama-sama di ruang makan.

"Mau sampai kapan kau duduk di atas hah?" Kris menengadah keatas pohon rindang yang berada tepat di pinngir lapangan mereka berlatih memanah sebelumnya. Tidak ada suara jawaban dan tidak ada pergerakan dari arah atas pohon tersebut namun Kris yakin adiknya pasti berada diatas pohon tersebut, duduk dan mengamati latihan-latihan tadi.

"Ah.. mungkin aku salah.. mungkin saja Baekhyun tidak memperhatikan dari pohon ini. Ah bisa saja di pohon sebelah sana.." Kris mulai melangkah mundur namun kini tangannya meraih anak panah yang berada di belakang punggungnya dan mulai mengangkat busur panahnya. Posisinya kini sudah siap membidik bagian dari kumpulan daun-daunan yang cukup rindang.

"Pangeran Kris." Suara wanita terdengar dengan langkah kaki seperti berlari. "Pangeran, apa kau melihat Putri Baekhyun?" Wanita itu berdiri dibelakang punggung Kris dan menunggu jawaban darinya. Namun bukan jawaban yang ia dengar melainkan suara gesekan antara daun dan anak panah yang kini sudah melesak masuk kedalam dedaunan di pohon tersebut dan setelahnya ada suara jeritan yang terdengar.

"Kyaaaaa!"

Bug.

Baekhyun terjatuh ke tanah dengan luka goresan pada tangannya karena terkena anak panah yang Kris arahkan padanya.

"Yaaaaaa! Kakak macam apa yang berniat membunuh adiknya!" Suara Baekhyun berteriak menggelegar setelah ia berhasil bangun dibantu oleh Yoona, wanita yang menjadi dayang pribadi Baekhyun.

"Sekarang aku baru menemukan Baekhyun." Kris mengambil anak panahnya di tanah dan mulai menyobek kain dari gaun yang Baekhyun pakai untuk menutupi luka goresannya. "Sudah berapa kali kubilang untuk mengikuti kelasmu dengan Ibu Ratu." Kris mengusap wajah adiknya yang dipenuhi debu-debu dedaunan dan tanah.

"Aku tidak menyukai hal-hal itu.. aku ingin belajar berperang sepertimu! Itu terlihat hebat! Bahkan Dewi Aphrodite pun bisa berperang kala itu." Baekhyun mulai merajuk.

"Kau bukan Dewi!"

Badan Baekhyun menegang mendengar suara sang Ibu, bahkan Kris segera berbalik dan menunduk, Yoona memundurkan langkahnya untuk berdiri sedikit jauh dari Kris dan Baekhyun. "Sudah berapa kali kuperingatkan padamu, kau sebagai Putri Mahkota harus bisa bersikap layaknya seorang Putri! Bukan sebagai ksatria!"

"Tapi Ibu.."

"Tidak ada tapi Baekhyun! ini perintah dari Ratu dan kau harus melakukannya." Tatapan sang Ratu menatap tajam anaknya dan berhasil membuat ia menunduk dengan tangan yang meremas gaunnya yang kotor. "Yoona, bersihkan badan Putri Mahkota dan segera bawa ia keruangan belajar." Sebuah perintah kembali dilontarkan dan dengan cepat Yoona membawa Baekhyun pergi dari hadapan sang Ibunda.

"Kau terlalu kejam padanya Bu." Kris melepaskan busur panahnya dan membawa anak panah yang berada di punggungnya berpindah di tangannya, lengannya yang lain kini sudah menjadi pegangan sang Ibu dimana mereka berjalan masuk kedalam Istana bersama-sama.

"Dia harus belajar banyak bila ingin menjadi Ratu sepertiku." Sang Ibu menjawab dengan lantang, wajahnya tetap tegap memandang kedepan.

"Baekhyun pasti menjadi Ratu yang hebat nantinya.. tapi ia juga harus dibekali untuk belajar berperang bu."

"Tidak sekarang anakku. Belum waktunya.. Baekhyun akan belajar pada saatnya tiba." Tangan sang Ratu meninggalkan lengan kekar anaknya dan berjalan anggun menaiki tangga memasuki ruangan tinggal didalam Istana Lynkestis.


-Loves Of Tales-


Glorfindel,

Bunyi suara pedang yang beradu dan teriakan-teriakan para ksatria yang sedang berlatih mengisi satu ruangan besar di Istana Glorfindel. Awalnya satu ruangan tersebut berisikan banyak kstaria yang berlatih namun kini hanya tinggal aduan pedang dari dua ksatria yang sama-sama mengenakan pakaian perang lengkap dengan pelindungnya. Mereka masih bersemangat mengarahkan pedang menyerang dengan cepat.

"Aku bertaruh kali ini Sehun akan kalah sebelum Yoora datang menghentikan latihan ini." Jongin menyerahkan kantung koinnya pada Jongdae yang berada tepat di sebelahnya.

"Aku bertaruh tidak ada yang menang karena Yoora tiba dan mengacaukan semuanya." Jongdae mengeluarkan kantung koinnya dan menggabungkannya dengan koin Jongin.

Mereka kembali menatap kedua orang yang masih saling menyerang dan berteriak kepada satu sama lain. Salah satu dari mereka kini sudah mulai melakukan penyerangan dan melangkah cepat untuk memojokkan lawannya, pedangnya bergerak dengan cepat menangkis dan menyerang hingga posisi lawannya semakin tersudut dan kemudian dengan gerakkan memutar cepat ujung pedangnya sudah mengenai leher lawannya.

"Aaaarrrggghhhh!" suara itu berteriak kencang sambil membuka penutup wajahnya dan membuang kasar ke lantai.

"Aku menang!" Jongin menepuk bahu Jongdae dan mengambil kantung koin yang kini jumlahnya sudah bertambah.

Jongin dan Jongdae menghampiri kedua orang yang kini sedang membuka baju besi mereka yang dibantu para ksatria lainnya.

"Kau harusnya membiarkan aku menang walau hanya sekali saja." Sang lawan berbicara, Sehun. Putra Mahkota ke 3 dari Kerajaan Glorfindel angkat bicara memandang wajah kakaknya hanya memberikan senyum liciknya.

"Kau masih terlalu lemah." Suara rendah dengan sedikit serakan itu menjawab santai. Tangan-tangannya merapikan pakaian putih khas Kerajaan dan kemudian mengenakkan kembali mahkota di kepalanya. Chanyeol, Putra Mahkota pertama yang akan menggantikan posisinya sang Raja Glorfindel kelak. Perawakan antara wajah malaikat Ras Nephilim-Malaikat-setengah-manusia dan dewi Athena bercampur menjadi satu pada dirinya. Matanya yang tajam mewarisi mata Sang Ibu yang termasuk salah satu keturunan murni Dewi Athena.

"Aku bertaruh atas kalian, dan lihatlah aku kembali menang." Jongin menepuk pundak adiknya Sehun dan memaerkan kantung koinnya yang semakin berat.

"Geez." Seharusnya kau membantuku untuk melawan Chanyeol bukan bertaruh!" Sehun memukul badan kakak ketiganya.

Jongin adalah Putra Mahkota kedua, usianya tidak terlalu jauh dengan Sehun sehingga mereka lebih terlihat seperti teman dekat. Bila Sehun mengambil genetic sang Ibu, dengan mendaptakan kulit yang lebih putih seperti Dewi Athena, Jongin benar-benar mengambil genetic yang Ayah yang berasal dari Ras Nephilim-Malaikat-setengah-manusia. Warna kulitnya termasuk warna tan yang paling terlihat dibandingkan Chanyeol.

"Kalian sudah selesai?" Yoora, sang Putri Mahkota masuk kedalam ruangan diikuti para dayang-dayang dibelakangnya. Kecantikkannya membuat semua laki-laki di menatap wajahnya yang manis dan selalu berseri-seri saat tersenyum.

"Siapa yang memenangkan permainan kali ini?"

"Tentu saja Chanyeol!" Sehun menjawab kesal.

"Hahah little brother sepertinya kesal sekali.." Yoora memeluk adik bungsunya dan memberikan kecupan pada pipinya. "Kalian bersiaplah Raja dan Ratu akan kembali sebentar lagi." Ia melakangkah pergi dengan para dayang kelurar dari tempat latihan para ksatria.

"Kalian bersihkan badan duluan.. aku akan menyusul nanti." Chanyeol meminta Jongin dan Sehun untuk masuk membersihkan badan bersama para ksatria yang lainnya sedangkan ia masih membersihkan pedangnya dan mebereskan baju perangnya sendiri.

"Kapan kalian berangkat menuju Lynkestis?" Jongdae yang masih setia menunggu Chanyeol kini mulai berbicara.

"Mungkin beberapa hari lagi.. seharusnya kau membawa serta kakak dan adikmu ke Glorfindel bersama sehingga kita bisa mempercepat keberangkatan. Kau tahu Kris sudah mulai mengirimkan beberapa pesan sejak pagi menanyakkan apakah kita sudah dalam perjalanan kesana atau tidak." Chanyeol menjawab serta memberikan bukti beberapa pesan yang diterimanya pada layar handphonenya.

"Geez. Dia begitu tidak sabar! Lagipula ini hanya pesta perayaan ulang tahun Kerajaan mereka, untuk apa kita harus tiba awal disana." Jongdae menggerutu.

"Dia Putra Mahkota Lynkestis." Chanyeol menyeringai

"Aku Putra Mahkota Tiranis!" tepukan pada dadanya disambut gelengan kepala dari Chanyeol.

...

Lynkestis,

"Yoona.. apakah menurutmu aku bisa ikut berperang?" Baekhyun menatap Yoona yang saat ini sedang merias rambutnya.

"Tuan Putri.. kita tidak akan berperang kembali saat ini.. perang sudah lama usai ribuan tahun lalu." Yoona dengan lembut menyisiri rambut hitam milik Baekhyun yang sangat berkilau dan lembut.

"Tapi.. kenapa semua Kerajaan masih mengadakan latihan perang bersama? Kaum Hades masih ada disekitar kita bukan?" Baekhyun berbalik melihat wajah Yoona. "Guru Seo mengatakan kepadaku di kelas kemarin.. ketenangan belum ada pada setiap Kerajaan bila Cahaya Abadi dan Api Bumi belum bersatu. Apa menurutmu ramalan itu nyata?" Baekhyun menatap Yoona dengan lebih serius kali ini.

Yoona sudah paham dengan tingkah Baekhyun yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dan selalu ingin mencoba hal-hal baru tentang apapun, terlebih dia sangat menyukai sejarah dan kisah-kisah para leluhurnya terutama Dewi-dewi yang mempunyai peran penting pada setiap peperangan. Namun kini mereka sudah hidup di abad 21 dimana Kerajaan mereka masih bisa bertahan karena perjanjaian damai yang dibuat beberapa tahun yang lalu silam. Perjanjian yang disetujui oleh Hades-Malaikat Murni dan Kerajaan Nephilim dimana Kerajaan Lynkestis termasuk salah satunya, perjanjian itu mengatakan bahwa mereka harus berusaha menahan diri untuk tidak memulai peperangan sedikitpun di tengah-tengah dunia manusia, bila salah satu memulai peperangan tanpa sebab yang pasti mereka akan dimusnahkan dari eksistensinya dengan seluruh keturunannya.

"Tidak akan ada perang Putri Mahkota, untuk itu Ratu memintamu untuk belajar lebih banyak untuk menjadi seorang Ratu yang bijaksana kelak, supaya kau bisa menahan semua Kerajaan untuk tidak memulai peperangan." Yoona memasangkan mahkota Baekhyun dan tersenyum kearahnya.

"Aku tidak bisa menjadi Ratu seperti ibu.."

"Kau bisa sayang." Suara Yang Mulia Raja terdengar dari arah pintu kamar Baekhyun.

"Ayah!" Baekhyun meloncat bangun dan berlari kearah Ayahnya, memeluk badan Ayahnya dengan erat dan membenamkan wajahnya pada tubuh ayahnya.

"Pasti kau membuat Ibu-mu berteriak kencang hari ini karena melewatkan pelajaran dengannya."

"Darimana ayah tahu? Pasti Kris yang memberitahu."

"Bukan, semua orang dalam Istana mengetahuinya sayang."

Baekhyun tidak memberikan jawaban untuk membantahnya, mulutnya hanya berubah bentuk menjadi huruf O kecil tatkala membuat Ayahnya kini gemas dengan tingkah putrinya dan kemudian mencubit pipi.

"Ayah ingin besok malam kau bersiap menyambut tamu Kerajaan yang akan datang kesini."

"Besok malam? Haruskah?" Baekhyun mengernyitkan matanya memohon kepada san Ayah untuk tidak mengikut sertakan dirinya terlibat.

"Aku memintamu dengan sungguh-sungguh My dear, sebelum Ibumu yang berteriak-teriak lebih baik aku yang memohon langsung padamu. Ini demi Aku dan Kris serta nama baik Kerajaan kita, lagipula kau akan bertemu dengan banyak teman nantinya. Mungkin kau bisa menemukan cinta sejatimu?"

"Tidak! Aku tidak akan jatuh cinta pada siapapun! Aku hanya mencintai ayah dan Kris!" Baekhyun memeluk badan ayahnya kembali sedangkan sang Ayah tertawa bahagia melihat tingkah Sang Putri.

...

Glorfindel,

Ratu Jaejoong berjalan dengan anggun diikuti oleh Putri Yoora dan para dayang-dayangnya memasuki wilayah ruangan kerja Kerajaan dimana Sang Raja Yunho masih berkutat dengan pekerjaannya. Tanpa mempedulikan beberapa petugas yang berjaga didepan ruangan kerja suaminya ia melangkah masuk tanpa memberikan salam sedikitpun.

"Walaupun kau seorang Ratu setidaknya berikan salammu untukku saat masuk sayang." Yunho menghampiri istrinya yang kini berdiri didepan pintu. Sang Ratu memberikan hormatnya diikuti Yoora dan para dayang dibelakangnya.

"Apa yang kau rencanakan dengan Ki Bum ?" Sang Ratu mulai mengeluarkan pertanyaan yang sudah tertahan sedari tadi saat di perjalan menuju ruang kerja suaminya.

"Apa maksudmu?"

"Chanyeol. Apa yang kau rencanakan untuknya."

Yunho memejamkan mata dan mengusap wajahnya, kini ia mengeri kenapa Istrinya datang dengan wajah marah dan kesal seperti ini.

"Kami tidak memiliki rencana apapun.. itu hanya sebuah ide biasa saja."

"Biasa saja? Dengan menjodohkan dia dengan Luhan?" Suara sang Ratu mulai meninggi. "Tiranis tidak ada keturunan Dewi atau Dewa! Perlu kuingatkan Putra Mahkota harus menikah dengan Kerajaan yang memiliki darah Dewa dan Dewi!"

"Bukan Luhan sayang." Yunho mendekat kearah istrinya dan memegang lengannya. "Aku dan Ki Bum membicarakan Chanyeol dan juga Baekhyun."

"Baekhyun?"

"Siapa Baekhyun?" Yoora yang sedari tadi diam kini ikut bersuara karena mengenal nama yang begitu asing di telinganya.

"Baekhyun, Putri Mahkota Lynkestis. Ki Bum menanyakkan apakah aku mau menjodohkan Chanyeol dengan Putrinya."

Seketika Jaejoong terdiam dan menoleh kearah Yoora yang kini sedang memandang jauh kedepan menggunakkan kekuatannya untuk melihat masa depan dari Chanyeol.

.

.

.

Tbc.

Ps: Mari bermaraton~