Ada sebuah benda yang berbentuk piramida, yang dikatakan sangat berharga seperti emas. Seluruh makhluk lain yang ada di dunia ini, berusaha mendapatkannya karena jika kamu memakan benda itu, maka kamu akan mendapatkan kekuatan yang sangat mengerikan.
Legenda itu diceritakan turun temurun oleh sebuah keluarga yang ada di Konoha. Keluarga yang berasal dari klan Namikaze hingga menurun pada generasi sekarang.
Namikaze Naruto, yang mengetahui legenda itu, berusaha mencari keberadaan benda sakral yang disebut Mistic Pyramid karena di dunia ini dihuni oleh dua makhluk yaitu manusia dan yokai. Ada kelompok jahat yang bermaksud menggunakan Mistic Pyramid untuk menundukkan dua dunia.
Dua makhluk yang berbeda dunia itu saling membunuh antara satu sama lain pada zaman dahulu kala, hanya karena merebutkan Mistic Pyramid, yang kemudian seseorang misterius membawa lari Mistic Pyramid dan menghilang tanpa jejak. Tidak ada seorang pun mengetahui siapa seseorang misterius itu.
Inilah dunia yang dipenuhi dengan kekuatan supranatural. Dunia yang dihuni manusia dan yokai.
.
.
.
Disclaimer:
Naruto : Masashi Kishimoto
Date A Live: Koshi Tachibana
.
.
.
Genre: supranatural/fantasy/action/romance
Rating: T
Setting: AU (Alternate Universe)
.
.
.
Legend Of Mistic Pyramid
By Hikasya
.
.
.
Chapter 1. Tiba di tujuan
.
.
.
Kereta listrik berhenti di sebuah stasiun, yang terletak di kota Konoha. Seorang gadis berambut putih yang mengenakan pakaian rapi dan membawa koper hitam di tangan kanannya, turun dari kereta listrik tersebut. Ia tidak sendirian, melainkan bersama para penumpang lainnya.
Rambutnya yang panjang diikat twintail dengan pita merah, dan pakaiannya berkibar-kibar dimainkan angin yang berlalu seiring kereta listrik pergi meninggalkan stasiun. Orang-orang yang turun bersamanya barusan, turut pergi juga ke arah tujuan. Hanya ia masih berdiri di sana, di tepi garis merah.
Matanya yang berwarna biru seperti langit yang biru, memandang lama ke plat besi yang tergantung di langit-langit stasiun. Tertulis di sana, Peron 2.
"Peron 2 ya? Aku sudah tiba di peron yang tepat," katanya dengan wajah yang datar. Lalu matanya menurun, menoleh ke kanan-kiri untuk memperhatikan keadaan sekitar.
Beberapa orang terlihat mondar-mandir di stasiun itu. Ada yang berdiri dan ada juga yang duduk serta berbagai aktifitas lainnya.
Mungkin saja di sini, ada yokai juga, batin gadis itu seraya beranjak dari sana.
Ya, yokai itu bisa berwujud manusia biasa dan bahkan berbaur dengan manusia. Mereka menyamar seperti itu, untuk sekedar berteman ataupun mencari cinta, bahkan mencari keberadaan Mystic Pyramid itu.
Lalu kabar yang beredar sekarang adalah banyak orang yang tewas karena terbunuh dengan tidak wajar. Para polisi yang mengusut kasus ini, tidak mengetahui secara pasti penyebab pembunuhan tersebut. Hingga sekarang, misteri pembunuhan itu masih bersifat menggantung.
Karena itu, gadis itu diutus ke sini oleh seseorang yang bekerja di kepolisian. Ia dengan terpaksa pindah sekolah juga atas misi yang dijalaninya.
Langkahnya begitu tenang dan santai. Melewati orang-orang sembari memandang sekelilingnya. Tujuannya sekarang adalah keluar dari stasiun, menuju ke tempat seseorang yang menunggunya.
"Apa tidak ada yang menjemputku ya?" gumam gadis itu. Ia berhenti berjalan ketika melihat seorang pria berambut pirang yang mengangkat sebuah kertas karton persegi panjang yang bertuliskan namanya. Pria itu berdiri tak jauh darinya.
"Origami!" seru pria berambut pirang yang berumur 40-an itu.
Tobiichi Origami, nama gadis itu, hanya mengangguk pelan. Ia datang mendekati pria itu.
"Anda siapa, Paman?" tanyanya.
"Kamu lupa ya? Aku Namikaze Minato," jawab pria itu sambil menurunkan kertas karton itu.
"Ah, Maaf. Paman Minato yang bekerja sebagai detektif di kepolisian Konoha, kan?"
"Iya."
"Syukur sekali kita langsung bertemu di sini."
"Iya. Kalau begitu, kita langsung pergi ke rumahku. Kita akan berbicara empat mata di sana."
"Baiklah."
Origami mengangguk patuh. Ekspresinya masih datar tapi senyuman simpul terpatri di wajahnya yang manis.
Minato juga tersenyum lantas melangkah duluan dan diikuti Origami dari belakang. Mereka pergi dengan menggunakan mobil yang dikendarai Minato.
.
.
.
Setibanya di rumah yang terletak di pusat kota Konoha, Origami turun dari mobil hitam yang dikendarai Minato. Pria berambut pirang itu membantu membawakan koper milik Origami sehingga Origami merasa senang.
"Terima kasih, Paman."
"Iya. Ayo, masuk! Istriku pasti senang bertemu denganmu."
"Hn."
Origami mengangguk. Dengan tenang, ia berjalan mengikuti Minato dari belakang. Minato masuk ke rumah bertingkat dua bercat putih-kebiruan itu sembari berteriak.
"Kushina! Aku datang!"
"Selamat datang, suamiku!"
Dari arah dapur, muncul seorang wanita berambut merah yang berpakaian kasual yang dilapisi celemek kotak-kotak merah. Ia tertawa riang sembari berlari kecil, menyambut kedatangan Minato dengan tangan yang terbuka. Terlebih, ia terkesiap ketika Minato membawa seorang gadis muda masuk ke rumah.
"Minato, siapa dia?" tanya Kushina saat Minato berhadapan dengannya di dekat pintu.
"Dia Origami. Putri temanku yang berprofesi sebagai Cenayang di Suna," jawab Minato yang melirik Origami. Ia masih menjinjing koper milik Origami.
"Oh. Tobiichi Origami. Wah, kamu sudah besar ya!" Kushina langsung memeluknya dengan erat. "Pasti Naruto senang berjumpa denganmu."
Begitu Kushina menyebut nama Naruto, otomatis membuat Origami agak jengkel. Betapa tidak, Naruto selalu menjahili Origami ketika berkunjung ke Suna bersama Minato karena Minato suka membawa Naruto berlibur ke sana. Origami menganggap Naruto sebagai orang yang paling dibencinya sedunia.
Kushina melepaskan pelukan dan memegang dua bahu Origami. Ia menatap Origami dengan intens.
"Oh ya, pasti kamu capek, kan, Origami? Sebaiknya kamu beristirahat dulu di atas!" Kushina langsung menarik tangan Origami dengan paksa.
"Ta-Tapi, Bibi. Aku mau berbicara empat mata dengan Paman Minato," Origami berwajah kusut.
"Iya, Kushina. Ini sangat penting!" Minato memandang Kushina dan Origami yang kini berada di atas tangga.
"Nanti saja bicaranya!"
Kushina membantah keras hingga membuat Minato menghelakan napas. Kemudian Minato baru menyadari bahwa ia masih menjinjing koper milik Origami. Tersentak dan buru-buru mengejar dua perempuan itu.
"Tunggu! Kushina, koper Origami ketinggalan!"
Minato tiba juga di lantai dua. Kushina baru saja keluar dari kamar. Ia tersenyum seraya menyambar koper tersebut.
"Terima kasih karena kamu sudah membawanya ke sini, Minato."
"Jadi, Origami beristirahat dulu di kamar Naruto?"
"Iya. Kamar yang satunya, masih direnovasi. Tiga hari lagi, kamar itu bisa digunakan. Naruto bisa tidur di ruang keluarga nantinya."
"Tapi, Naruto akan marah kalau kamarnya digunakan Origami. Kamu tahu bagaimana sifat Naruto itu?"
"Kalau soal itu, tenang saja. Biar aku yang mengurusnya."
Kushina mengedipkan sebelah matanya. Minato berwajah khawatir. Apa lagi sebentar lagi, Naruto akan pulang sekolah. Entah bagaimana reaksi Naruto setelah mengetahui kamarnya digunakan oleh Origami, yang merupakan musuh bebuyutan.
Tapi, Kushina tidak memikirkan itu. Ia dengan bahagia masuk ke kamar yang berantakan itu. Kamar bernuansa kuning dan jingga, yang membuat Origami terpaksa membersihkannya.
"Berantakan sekali," ucap Origami yang membereskan tumpukan pakaian yang berserakan di mana-mana.
"Hehehe, maaf ya. Naruto itu kurang memperhatikan kerapian dan kebersihan. Dia itu dikenal sebagai murid yang sangat bandel, urakan, dan suka berkelahi di sekolah. Sudah beberapa kali dia kena hukuman tapi masih saja ia bersikap buruk seperti itu," ungkap Kushina yang meletakkan koper di dekat tempat tidur.
"Kenapa dia jadi seperti itu? Setahuku, dulu, dia termasuk anak yang baik dan tidak pernah berbuat masalah."
"Itu karena..."
Sesaat Kushina menghentikan pembicaraan, Origami berhenti bekerja karena menangkap sorot kesedihan yang terpancar di mata biru itu.
.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
A/N:
Fic yang saya katakan di Facebook sudah jadi. Inilah hasilnya. Bergenre supranatural/fantasy/action/romance.
Tema game tidak jadi karena terlalu berat. Hehehe. Apa lagi sekarang saya juga lagi mengerjakan original fiction yang bergenre scifi, yang diupdate di wattpad. Terus waktu yang sibuk buat kerja, menyita waktu saya sehingga saya nggak bisa menulis setiap hari kayak dulu. Saya bisa menulis jika saya pengen nulis aja. Jadi, jadwal update fic nggak menentu.
Oke, sampai di sini aja dulu ya. Jika ada waktu, saya akan sambung lagi.
Selamat membaca.
Kamis, 31 Januari 2019