Previous

Entah mengapa kenyataan kekasihnya adalah seorang Allergo tidak membuat Sehun menyesal, sebaliknya, kekasihnya adalah seorang Allergo yang tidak mengetahui identitasnya, yang tidak mengerti mengapa dirinya diserang seperti saat ini, menyadari hal itu membuat Sehun sangat menyesal hingga berakhir membawa Luhan ke pelukannya, mendekapnya erat dan untuk kali pertama dia begitu takut kehilangan seseorang dalam hidupnya.

"—LUHAN!"

.

.

.

.

.

The Allergo

.

Fantasy, Romance

Mature content

Hun-Han

.

.

.

.

.

.

.

.

"Beruntungnya setengah monster yang kau sebut kekasihmu itu berhasil melewati masa kritisnya, hanya saja—c'mon prince! He's an Allergo! Terlalu bahaya untukmu."

"Jaga bicaramu Key."

Sudah dua jam berlalu sejak penyerangan pada kekasihnya terjadi, dan selama dua jam itu pula Luhan belum kunjung sadarkan diri mengingat terlalu banyak goresan belati yang bisa memancing wujud gigant seorang Allergo keluar menguasai dan membuat kehancuran di tempat mereka berada.

Ya, sebuah kenyataan baru bahwa dia mencintai seorang Allergo adalah hal yang cukup mengejutkan untuk semua yang mengenal Sehun termasuk dirinya sendiri, dia hanya tidak menyangka dari semua orang yang dikenalnya, yang berusaha dijodohkan ayahnya, Luhan adalah seseorang yang dipilih hatinya tanpa paksaan.

Bahkan saat dia menemukan tanda kelahiran EXO di belakang tengkuk Luhan dan memastikan bahwa kekasihnya adalah seorang Allergo, Sehun tetap setia mendampingi walau selama dua hari ini terus mendengar celotehan seorang Indigo yang memiliki kemampuan menyembuhkan luka, atau dibumi mereka dikenal sebagai-….dokter.

"Aku belum memastikannya."

"Apa yang perlu kau pastikan lagi? Dia EXO dan seorang Allergo."

"Kekasihku tidak mengetahui apapun tentang identitas dirinya."

"oh ayolah!"

"Lagipula masih ada yang menggangguku."

"Apa?"

"Jika Luhan seutuhnya Allergo, bukankah gigant seharusnya mengusai saat Bowie menggoresnya?" tanyanya pada Key, membuat dokter di salah satu rumah sakit Seoul itu termenung sementara pangerannya terus berbicara "Tapi sebanyak ini goresan yang Luhan terima, dia tetap berada pada wujud manusianya, bukankah ini aneh?"

Kemudian Key terlihat tertarik, dia mengambil catatan medis Luhan lalu mengungkapkan sesuatu yang juga mengganjalnya "Kau benar, secara medis pada tubuh manusianya hampir delapan puluh persen mengalami cidera, tapi kau tahu, bagian dalamnya hanya mengalami sedikit masalah, dia kelelahan karena energinya banyak terbuang sementara dirinya menahan monster menguasai tubuhnya."

"Lalu bagaimana bisa itu terjadi? Sekalipun dia seorang keeper, wujud gigantnya tetap akan keluar saat terkena Bowie."

Hening, keduanya berfikir dan sama-sama melihat ke arah Luhan yang masih tak sadarkan diri sampai Key mengambil satu keputusan yang terdengar gilan bagi Sehun "Kemungkinannya satu, dia bukan keturunan murni Allergo."

"Apa maksudmu?"

Mengangkat kedua bahunya, Key menjawab "Kau tahu maksudku, aku bertaruh kau juga berfikir sepertiku." Katanya kembali memeriksa kondisi Luhan mengingat beberapa luka goresnya tak menutup sempurna sekalipun sudah dijahit, hal itu menyebabkan Luhan terus mengalami pendarahan dan mungkin itu adalah salah satu alasan mengapa dirinya tidak sadarkan diri hingga saat ini.

"Sepertinya kau harus mencari Allergo lain secepatnya."

"Untuk apa?"

"Mengingat ini bukan goresan biasa, kekasihmu membutuhkan bantuan kaumnya untuk segera pulih."

"Tapi siapa?"

"Kau tidak mengenal Allergo lain di bumi?"

"Dia Allergo pertama yang kutemui."

"well, kalau begitu kau harus segera mencarinya, bagaimana dengan keluarganya?"

"Mereka membenciku."

"haha….wajar saja."

"Apa kau bilang?"

"Lupakan, sebaiknya kau cepat mencari Allergo lain yang tidak membenci Exodus, itu akan sangat membantu."

Sebelumnya saat dia mengaktifkan inti core dia terkoneksi dengan beberapa aura EXO yang berada di bumi, salah satu yang dirasakannya adalah milik Myungsoo dan Chanyeol, tapi ada satu aura tersembunyi yang begitu familiar dirasakan, jadilah Sehun memusatkan fokusnya, satu tangannya memegang tanda di dada sementara tangan yang lain menggenggam tangan Luhan.

Dia terus mencari aura tersembunyi yang familiar dirasakannya hingga sekilas wajah itu terlihat, dia semakin fokus dan wajah itu benar-benar terlihat saat ini, auranya tak lagi disembunyikan, dan hal itu membuat Sehun tersenyum karena setidaknya ada satu Allergo yang tidak membenci Exodus dan orang itu adalah-…..

"Baekhyun."

.

.

.

.

.

"arh~"

"Prince? Kau baik-baik saja?"

Dan dampak dari Inti core diaktifkan oleh seseorang yang memiliki kekuatan penuh adalah kehilangan setengah energi bagi beberapa yang merasakan efek perintah dari sang pemilik kekuatan, ya, semua nyaris kehilangan energi mereka tak terkecuali Chanyeol yang beberapa kali selama dua jam berlalu terus terjatuh karena memang kondisinya baru tiba di bumi lalu merasakan energinya diserap oleh inti core.

Jadi wajar jika dia terlihat kelelahan, tapi keuntungan karena inti core diaktifkan adalah dia juga bisa merasakan aura seluruh EXO yang berada di bumi, dia bahkan bisa melacak Myungsoo dengan mudah hingga membuatnya tergesa menemukan panglima perangnya untuk lebih dulu membunuh pangeran Allergo yang tak lain adalah putra kandung Ratu Allergo sebelumnya, Ailee.

"Jangan cemaskan aku, terus berjalan Guan!"

"Tapi kau kelelahan."

"Jalan!"

"Baik Prince."

Atas perintah Chanyeol, Guan lebih dulu jalan menuju arah yang ditunjukkan Chanyeol sementara sang pangeran fokus menyembuhkan dirinya dan mengembalikan energinya yang terbuang, keduanya terlalu fokus pada tujuan mereka tanpa menyadari bahwa dibelakang mereka ada seseorang yang sejak awal mengikuti.

Seorang lelaki berparas cantik yang tak lain adalah kekasih dari sang pangeran Allergo, secara tegas dia menentang niat mengerikan kekasihnya untuk membunuh putra Ratu Ailee, jadi diam-diam saat Chanyeol melakukan jump, dia juga melakukan hal yang sama dengan putaran rotasi bersama hingga sampai di tempat yang sama dengan sang kekasih.

"Prince, aku—hmmph~"

Namun sial saat dirinya memutuskan untuk tidak bersembunyi lagi dari Chanyeol, seseorang menarik lengannya, membekap mulutnya kencang, membuat Chanyeol jauh dari jangkauan hingga membuat Baekhyun panik dan menggigit kencang tangan yang membekapnya.

Upayanya berhasil, setidaknya lelaki itu meringis dan Baekhyun mengambil kesempatan untuk melepaskan diri dan mencari tahu siapa yang membekapnya, berjaga-jaga dengan mode menyerang sampai matanya tak mempercayai apa yang dilihatnya karena disana, lelaki yang sedang meringis kesakitan tak jauh darinya adalah lelaki yang sama yang dikabarkan menghilang hampir dua minggu lamanya.

"Sehun?"

Dan pangeran Exodus itu bersusah payah tidak menunjukkan rasa sakit karena gigitan Baekhyun menggunakan mode gigantnya, terbukti dari bekas darah di telapak tangannya yang terasa panas namun berpura dia abaikan hanya untuk melambaikan tangan dan tertawa meringis menatapnya "Hay Baekhyun, sudah lama tidak bertemu."

.

.

.

.

.

.

"APA KAU GILA? KEKASIH? KAU TERDAMPAR DI BUMI DAN MASIH SEMPAT MENCARI KEKASIH?"

"ssttt-…"

Setidaknya Sehun memilih Allergo yang tepat untuk dibawanya ke tempat Luhan, ya, mau bagaimanapun dirinya dan Baekhyun adalah teman dekat sebelum Raja Kwon dan ayahnya memutuskan untuk saling bersitegang satu sama lain.

"Kenapa kau menyuruhku diam? Apa kau tahu Ratu Yoona sangat mencemaskanmu? Apa kau tahu Exodus kembali menuduh Allergo dalam insiden penyeranganmu dua minggu lalu?!"

Baekhyun terus berbicara selagi Sehun memintanya untuk datang dan mengikutinya, entah apa yang diinginkan penerus terkuat Exodus disampingnya, dia terlihat cemas, tapi selebihnya Baekhyun bersyukur karena Sehun dalam keadaan sangat sehat walau terus mengatakan hal aneh seperti, tolong kekasihku, dan sesungguhnya itu cukup membuat Baekhyun kesal karena selama mereka berteman, tak pernah sekalipun dia melihat Sehun mencemaskan seseorang seperti ini.

"Tapi Raja Kwon memang terlibat malam itu." Katanya jujur dan membuat Baekhyun berhenti melangkah untuk bertanya seolah tak mempercayai apa yang didengarnya "Apa yang kau katakan?"

Baiklah, jika membahas Raja Allergo itu memang tidak akan pernah berujung, lagipula kejadian malam itu bukan kali pertama Raja Kwon berusaha menyingkirkannya, sudah beberapa kali, tapi katakanlah dia beruntung karena selalu ada Yifan disampingnya.

"Aku mengatakan kebenaran tentang Rajamu, dia sangat ingin membunuhku asal kau tahu."

"Tapi kenapa?"

"Menjadikan Chanyeol penguasa EXO, mungkin."

"Kau-…Jangan pernah menyeret Pangeranku dalam masalah ini."

"Kau juga tahu dia akan melakukan sesuatu yang buruk bukan? Baiklah biar kutanya, apa alasanmu datang kesini Baek? Mencariku atau kau takut sesuatu yang buruk terjadi?"

"Apa maksudmu?"

"Aku tahu tak hanya kau tapi Myungsoo bahkan Chanyeol ada disini, aku benar?"

Baekhyun terdiam dan kini giliran Sehun mendesak "Untuk apa kalian disini? Tamasya? Membunuhku? Atau-…."

"Sehun diam!"

Keduanya kini berhenti melangkah, Baekhyun terlihat gusar dengan pertanyaan Sehun sementara Pangeran Exodus itu terus memprovokasinya dengan mengatakan "Mereka datang untuk mengincar putra Ratu Ailee, membunuhnya?"

"Kau-…."

Dan disaat Baekhyun terlihat geram, buru-buru Sehun mengalah, dia mendekati teman yang dikenalnya sejak kecil untuk menyatukan kedua tangannya, memohon.

"Jangan marah padaku, aku membutuhkanmu untuk menolong kekasihku."

"rrhh—…."

"Baek, kumohon."

Menghentakan kesal kakinya, Baekhyun lebih dulu meninggalkan Sehun untuk menggeram mencemoh lelaki didepannya "Kau seorang pangeran dan kau memohon hanya karena kekasihmu terluka? tsk-….Memalukan."

"haah~"

Terserah apa yang akan dikatakan Baekhyun tentangnya, dia hanya perlu mendengarkan karena baginya, Baekhyun bersedia membantu menolong Luhan adalah hal yang penting untuknya saat ini.

"Dimana tempatnya?"

Buru-buru Sehun menunjukkan jalan ke sebuah rumah kecil di dalam hutan, membawa Baekhyun masuk kedalamnya untuk menjawab "Disini."

"Lalu dimana kekasihmu?"

Sehun sedikit mendorong pintu kayu dibelakangnya, membuat Baekhyun melihat ke dalam untuk melihat seseorang sedang terbaring disana, awalnya terlihat biasa, tapi semakin diperhatikan, Baekhyun bisa merasakan aura lelaki yang sedang berbaring disana begitu familiar dan tak asing untuknya, matanya tak berkedip hingga membuat refleks langkah kakinya masuk kedalam bilik kamar tersebut.

"Siapa kau."

Baekhyun bertanya, merasa tidak asing dengan rupa lelaki tersebut juga dengan goresan yang ada di hampir seluruh tubuhnya, tangannya menyentuh tubuh lelaki asing yang memberikan semacam energi untuknya, menyusuri setiap detail wajah kekasih Sehun hingga tak sengaja melihat goresan di lehernya, lalu di lengannya dan hampir di seluruh tubuhnya.

Baekhyun mencari tahu jenis luka yang dialami kekasih Sehun sampai refleks dia memekik terkejut menyadari bahwa semua goresan yang ada di tubuh lelaki itu disebabkan oleh Bowie, belati yang bisa memancing wujud Gigant seorang Allergo keluar menguasai

"Oh Tuhan!"

Baekhyun menjauh, dadanya berdegup kencang lalu dia menatap Sehun untuk memberitahu "Sehun! Kekasihmu—Dia seorang Allergo!"

Namun diluar dugaan Baekhyun, Sehun sama sekali tidak menunjukkan rasa terkejutnya, sebaliknya, lelaki itu terlihat sangat tenang hanya untuk mendekati kekasihnya, mencium kening Luhan dan membenarkan "Ya, kekasihku—dia seorang Allergo."

.

.

.

.

.

"L! TUNGGU AKU KENAPA KAU BERJALAN SANGAT CEPAT!"

Di lain tempat terlihat Jaehyun sedang mengejar panglima perang Allergo yang sejak Inti core diaktifkan menjadi tergesa dan terlihat cemas, lelaki seusia kakaknya itu juga terlihat marah tanpa alasan hingga seluruh teriakan Jaehyun diabaikan.

"L!"

"DIAM DAN PERGILAH! KAU BISA MELACAK KAKAKMU KARENA DIA PASTI MENYAKITI SALAH SATU KAUMKU!"

"Kenapa kau berfikir kakakku menyakiti Allergo."

Slash~

Myungsoo mengeluarkan pedangnya, mengarahkan pada Jaehyun dibalas refleks Jaehyun yang juga mengeluarkan pedang miliknya serta membuat perisai di sekitarnya, mengarahkan pada Myungsoo dan berjaga diri jika Allergo didepannya benar kehilangan diri dan mulai menyerangnya.

"Bukan tanpa alasan Inti core diaktifkan, seseorang pasti ingin membunuh dan korban disini jelas adalah Allergo karena kami akan mengalami dampak paling parah dari semua hal yang Exodus lakukan!"

"Dan kau menuduh Sehun?"

"HANYA DIA YANG BISA MENGAKTIFKAN KEKUATAN SEBESAR ITU!"

"Kau benar-….Tapi kau salah jika mengira kakakku ingin menyerang Allergo."

"DIAM!"

Mata kiri Myungsoo sudah berubah menjadi merah, setengah tubuhnya menunjukkan perubahan dimana itu adalah tanda seorang Keeper saat ingin membunuh lawannya, jadi wajar jika Jaehyun memundurkan langkah namun tetap berseru sebagai pembelaan atas Exodus.

"PERCAYALAH PADAKU DAN SEHUN! KAMI TIDAK PERNAH MEMILIKI NIAT SEDIKITPUN UNTUK MENGUSIK ALLERGO!"

'OMONG KOSONG!"

Geram, kini Jaehyun tidak peduli jika harus mati konyol di tangan Myungsoo, dia menghilangkan pedangnya, menghilangkan pula lingkaran perisainya untuk mendekat tanpa rasa takut pada Myungsoo yang nyaris menggunakan kekuatan penuhnya.

"Aku adalah putra mahkota dan ucapanku bisa dipertanggung jawabkan, kini terserah pada keputusanmu, mempercayaiku atau membunuhku." Katanya menantang dengan tenang, membuat Myungsoo tergoda untuk menyakiti sang putra mahkota jika tidak mengingat janjinya pada Ratu Yoona untuk melindungi Jaehyun.

"Lakukan!" Jaehyun semakin mendesak lalu berkata "Dan jika sampai kau membunuhku, kau akan tahu siapa yang akan datang menyerang Allergo, bukan Sehun, tapi para kaki tangan ayahku yang mengambil kesempatan untuk mengahcurkan kalian, camkan itu!"

Barulah Myungsoo menyadari beberapa hal yang terjadi selama beberapa tahun terakhir, setiap kali Allergo dan Exodus terlibat perang yang menewaskan tak hanya satu tapi puluhan orang, tak pernah sekalipun dia melihat Sehun ada disana, sebaliknya, jika di Allergo, Chanyeol akan menjadi pangeran yang mengambil posisi depan disampingnya, hal itu membuatnya berfikir bahwa mungkin Sehun tidak pernah ingin terlibat perang dari mereka, tapi walau begitu tidak mengurangi kebenciannya pada Exodus dan memilih untuk menahan diri sampai hari pembuktian itu datang.

"Sial!"

Jadilah dia menghilangkan lagi pedangnya, matanya masih geram menatap Jaehyun untuk memberi peringatan "Jaga jarak denganku!"

Setelahnya Myungsoo kembali berjalan, meninggalkan Jaehyun yang sedang bernafas lega karena tidak mati hari ini "astaga-…." Katanya setengah membungkuk, nafasnya tersengal karena baru saja mengantar nyawa sementara matanya melihat Myungsoo takut jika ditinggalkan oleh lelaki itu "Jika sampai kau menyakiti Allergo, matilah kita Sehun, haha-…" tawanya sarat akan ketakutan, tapi Jaehyun sudah memutuskan untuk mencari tahu siapa putra Ratu Ailee dan mencegah Myungsoo membunuhnya, setidaknya sampai ibunya bertemu langsung dengan pangeran Allergo yang lain.

.

.

.

.

.

.

"Aku tidak pernah melihat dia sebelumnya, siapa dia? Dimana kalian bertemu?!"

Saat ini Baekhyun terlihat sedang mengeluarkan cahaya biru dari tangannya, fokusnya adalah menutup luka fatal yang hampir memenuhi seluruh tubuh lelaki asing Allergo didepannya, dan sementara Baekhyun mencoba menyembuhkan luka goresan yang cukup dalam, Sehun tak bergeming dari tempatnya saat ini, tangannya setia menggenggam jemari lelaki yang disebutnya sebagai kekasih hingga membuat Baekhyun tertawa pahit menyadari sampai kapanpun Sehun memang hanya menganggapnya sebagai teman.

"Sehun!"

"hmh?"

"Jawab pertanyaanku, dimana kau bertemu dengannya?"

"Kami tidak bertemu." Lirihnya tersenyum disusul suara tak mengerti Baekhyun "Lalu?"

"Dia menyelamatkan nyawaku."

"Apa maksudmu?"

"Aku terluka parah karena seal knife, ditambah tubuhku belum siap melakukan jump dan mereka melemparku, intinya, aku mati malam itu, sekiranya itu yang ada di pikiranku, aku kesulitan bernafas, tapi tiba-tiba ada tangan yang menyentuhku, rasanya seperti semua dikembalikan padaku, nafasku, hidupku, dan saat aku membuka mata, lelaki yang sedang kau sembuhkan ini jatuh tak sadarkan diri di pelukanku." Katanya mengenang awal pertemuannya dengan Luhan lalu dengan rasa bangga menatap Baekhyun untuk mengatakan "Jadi kau salah Baek, bukan aku yang menemukannya, kami tidak pernah bertemu dan dia yang menemukan aku lebih dulu, menyelamatkan nyawa orang asing tanpa memikirkan dirinya, begitulah."

Rasanya tidak seperti bicara dengan seorang Pangeran Exodus yang terkenal arogan, keras dan dingin, entah kemana seluruh sifat Sehun yang menyerupai pangerannya, Chanyeol, yang jelas saat membicarakan tentang lelaki asing Allergo di depannya, Sehun terlalu lembut dan itu mengingatkan Baekhyun pada Chanyeol yang selalu berbicara lembut kepadanya, hanya padanya.

Jadilah Baekhyun tersenyum simpul, tiba-tiba dia merindukan Chanyeol dan ingin bertemu dengan kekasihnya secepat yang dia bisa, namun dia tahu itu akan memakan sedikit waktu lebih lama terlebih dirinya sudah terpisah dengan sang kekasih dengan Sehun dan lelaki asing Allergo bersamanya.

"Bagaimana? Apa kau bisa membuatnya pulih?"

"Diam dan beri aku waktu untuk fokus."

Mendengar peringatan Baekhyun, Sehun hanya bisa mengangguk kecil, membiarkan Baekhyun fokus menyembuhkan Luhan sementara dirinya terus memberi kekuatan pada kekasihnya yang banyak menderita dan kesakitan beberapa jam yang lalu.

"Kau akan baik-baik saja Lu." Ucapnya berjanji, membuat lagi-lagi Baekhyun melihat sisi lain dari Sehun dan membuatnya tanpa sadar ingin mencari tahu siapa lelaki asing Allergo yang tampaknya begitu dicintai oleh Sehun.

"Siapa namanya?" dia bertanya, membuat Sehun tersenyum seraya bergumam kecil "Luhan, nama yang bagus bukan?"

"eoh, dan dia terlihat familiar untukku."

"Benarkah?"

"Wajahnya mengingatkanku pada seseorang."

"Siapa?"

Mengangkat kedua pundaknya, Baekhyun hanya bergumam "Entahlah." Sebelum mengangkat kedua tangannya tanda dia selesai menyembuhkan Luhan dan memberitahu Sehun "Selesai."

Sehun tak bisa menyembunyikan rona lega di wajahnya, tatapannya bahkan terkunci pada sosok wajah Luhan, berharap kekasihnya merespon sesuatu entah itu panggilan atau suara

"Luhan."

Ya, kekasihnya merespon, perlahan matanya terbuka dan kontak mata sempat terjadi diantara mereka "Sehun?" Luhan bahkan mengenali dan memanggin nama kekasihnya sampai dia menoleh ke arah Baekhyun dan

Slash!

Luhan terkejut, refleks nya mengeluarkan cahaya merah dari tangannya, menyerang Baekhyun hingga lelaki itu terpental cukup jauh dan hampir tak sadarkan diri jika luka yang terjadi di tubuhnya tidak menutup dengan cepat.

"SIAPA KAU!"

Luhan beranjak dari tempat tidurnya, tubuhnya masih terhuyung dan nyaris terjatuh jika Sehun tidak menangkapnya, lelaki yang lebih besar itu sedikit mendekap kekasihnya sementara Luhan terus meronta minta dilepaskan, ingin menyerang Baekhyun karena aura lelaki itu terasa aneh dan membuatnya ketakutan.

Dan menyadari ketakutan Luhan pada Baekhyun, membuat Sehun terus memeluknya, berbisik "Tenanglah." Sementara Luhan terus meronta dan berteriak "SIAPA DIA? SURUH DIA MENJAUH DARIKU."

"Luhan-…."

"Sehun lepas! LEPAS!"

"Dia menyelamatkanmu sayang."

Mendengar ucapan terakhir kekasihnya, Luhan terdiam dan berhenti meronta, dia memperhatikan lagi Baekhyun yang terjatuh di lantai sementara luka di tubuhnya menutup dengan sendirinya, itu persis seperti dirinya, membuat lelaki cantik yang masih dalam kondisi pemulihan itu menjatuhkan diri di pelukan Sehun sementara matanya menatap Baekhyun seraya bergumam "wae? Siapa kau-…."

"haha…kau mengucapkan rasa terimakasih dengan cara yang menjengkelkan" sarkas Baekhyun, lelaki itu juga masih terkejut karena tiba-tiba Luhan menyerangnya namun dia berusaha tenang dan menatap dingin pada lelaki asing yang dipeluk erat Sehun saat ini "Senang bertemu denganmu, Lu-Han."

.

.

.

.

.

.

.

.

"YOON! ELENA!"

Teriakan Myungsoo berhasil mendatangkan respon dari pemilik rumah kayu yang terletak di tengah hutan, pintunya terbuka, menampilkan seorang wanita dan pria yang berjalan memenuhi panggilan untuk berteriak menjawab "L!"

Dan saat posisi mereka berada pada jangkauan, ketiganya saling berpelukan, seolah mereka adalah keluarga yang sudah lama tidak bertemu, hal itu sukses membuat Jaehyun terheran-heran melihatnya, entah kemana Myungsoo yang beberapa saat lalu nyaris membunuhnya dengan wujud setengah gigant, yang jelas saat ini lelaki Allergo itu banyak tersenyum menampilkan lesung di pipinya dan Jaehyun dibuat terkekeh karenanya.

"aktingmu benar-benar luar biasa L! haha-…."

"Siapa dia?"

Disaat mereka sedang melepas rindu dengan cara yang menurut Jaehyun sangat canggung, Elena menyadari keberadaan Jaehyun, hal itu membuat sang putra mahkota berjalan mendekat lalu memperkenalkan diri sebagai "Aku Jaehyun." Katanya memperkenalkan diri namun tidak mendapat sambutan hangat terlebih saat Myungsoo mengatakan "Dia putra mahkota Exodus."

"APA YANG DILAKUKAN PEMBUNUH DISINI?"

"Siapa pembunuh?" tanyanya polos, tak mengerti dan disambut dengan perubahan wujud setengah monster lelaki dibelakang si wanita yang kini memegang tongkat khas seperti milik Myungsoo "oh tidak lagi….Apa kalian senang menggertak dengan wujud gigant kalian?!"

Tok! Tok!

Jaehyun memundurkan langkah saat Yoon mengetukan tongkatnya, dia bahkan nyaris membuat perisai jika Myungsoo tidak berbisik dan memberitahu "Dia bersamaku, jika dia mengancam kau tidak perlu membunuhnya Yoon, aku akan langsung menghabisinya."

"HAHA!"

Jaehyun tertawa untuk meredakan rasa takutnya, Yoon kembali ke wujud manusianya, sementara Myungsoo kembali mengancamnya "Jangan berbuat ulah disini."

"oh ayolah!"

Tak lama ketiganya masuk kedalam rumah kayu yang dipasang banyak mantera dengan perisai pelindung, beberapa diantaranya dikenali Jaehyun sebagai perisai pengalihan, semakin kuat kekuatan yang digunakan semakin tidak terdeteksi keberadaan seseorang yang ingin dilindungi itu oleh EXO

Tapi siapa?

Dia bertanya namun tentu tak mendapat jawaban terlebih saat ketiga orang dewasa di depannya membicarakan hal yang tidak dimengerti olehnya "Kali terakhir kau memanggilku, Sesuatu terjadi?" Myungsoo bertanya lebih dulu, lalu wanita itu terlihat cemas untuk bertanya "Kapan kau bisa membawa kami kembali ke EXO? Aku harus bertemu dengan Raja Kwon dan mengatakan semua tentang Luhan sebelum terlambat."

Luhan?

Dan saat Jaehyun bertanya-tanya, terdengar Myungsoo menjawab "Ada apa dengannya?"

"Seperti yang kau bilang, kekuatannya terus bertambah tanpa disadarinya, harus ada seseorang yang menjelaskan padanya dan bukan kami orangnya, dia terlalu kuat, terlalu berbahaya disini terlebih jika Aeris menemukannya lebih dulu, mendapatkannya."

Aeris?

Jaehyun semakin tertarik mendengarkan percakapan dari putra mendiang panglima perang Allergo, Goon, dengan wanita yang dipanggilnya Elena, bertanya-tanya apakah mungkin yang sedang mereka bicarakan sedari tadi adalah putra dari ratu Ailee yang sosoknya misterius hingga saat ini.

"Dimana dia sekarang? Aku bahkan belum pernah melihatnya." Myungsoo bertanya, membuat Jaehyun sekali lagi menyadari bahwa selain dirinya, Myungsoo juga belum pernah melihat langsung putra ratu Ailee hingga wanita itu menjawab "Entahlah, sudah dua hari ini dia menghilang, dia marah karena kami melakukan ritual pemanggilan padamu."

"Menghilang? Apa maksudmu? Kita tidak bisa kehilangan dia!"

"Kau tenang saja selama Taeyong bersama kami, Luhan akan selalu kembali untuknya."

Taeyong?

"Apa kau yakin?"

Jaehyun masih memperhatikan, kini tangannya terlipat diatas kedua dadanya sementara percakapan terus terjadi dan wanita itu meyakinkan Myungsoo dengan mengatakan "Aku yakin, jadi bisakah kita membawanya ke EXO? Secepatnya?"

Penasaran dengan jawaban yang akan diberikan Myungsoo, Jaehyun diam-diam mendekat lalu tanpa diduga Myungsoo dengan tegas memberi jawaban "Tidak."

"mwo?"

Raut kecewa terlihat di wajah sepasang suami istri di samping Jaehyun, keduanya bahkan terlihat menolak keputusan Myungsoo dan bertanya "Tapi kenapa? Kami sudah menunggu terlalu lama."

"Sampai aku memastikan putra Ratu Ailee tidak berbahaya dan tidak mengancam kelangsungan hidup planet EXO, dia akan tetap disini." Katanya menegaskan, membuat Yoon berhadapan langsung dengan Myungsoo menyadari Luhan diperlakukan seolah dirinya adalah monster dan itu membuatnya tersinggung "Aku rasa kita perlu berbicara L."

"Mengenai apa?"

"Sikapmu pada Luhan, kenapa aku merasa kau membencinya bahkan disaat kalian belum pernah bertemu!"

"Aku hanya perlu memastikan dia bukan penghianat seperti ibunya."

Menyadari perubahan wajah lelaki bernama Yoon disampingnya, Jaehyun dengan sengaja melangkah ke depan Myungsoo, melihatnya sedikit kesal untuk memperingatkan "whoa…whoa…Aku rasa kau sangat berlebihan L! Tahan dirimu!"

"Apa maksudmu penghianat? Apa kau menilai Luhan seperti orang lain menilainya? Dia tidak berbahaya jika kita melindunginya dan-…."

BRAK!

"APPA!"

Suasana tegang didalam rumahnya begitu terasa, membuat tak hanya Jaehyun tapi remaja lain yang baru saja tiba di rumahnya terdiam sampai Elena menyapa putranya lebih dulu, mengalihkan perhatiannya "Taeyonga! Kau baik-baik saja nak?"

"aniya! Aku merasa aneh diluar sana, sekarang aku juga merasa aneh dirumahku sendiri, ada apa ini? Kenapa hyung datang lagi?" tanyanya tak suka dan hal itu membuat Myungsoo terkekeh menyadari bahwa sepupunya sendiri tidak akan pernah menyukainya seperti dia selalu membela dan menyukai putra ratu Ailee seperti biasanya.

Dan sementara Yoon-Elena menatap cemas pada Taeyong, Myungsoo tidak mempedulikan remaja lain dirumah ini, Jaehyun justru terpana melihat siapa yang baru saja tiba dan berteriak membuat setidaknya rumah ini terlihat normal.

Matanya tak berkedip semenjak kedatangan lelaki bernama Taeyong itu, sebaliknya, dia terus memperhatikan lelaki cantik yang memiliki mata begitu cantik dan saat berbicara bibir mungilnya seperti mengalihkan dunia Jaehyun karena dia tak bisa berhenti menatapnya.

"Dan siapa kau?!"

"huh?"

Tiba-tiba lelaki cantik yang sedang memenuhi isi kepalanya datang mendekat, dia bahkan bertanya pada Jaehyun hingga membuat sang putra mahkota salah tingkah dan mengangkat tangannya, memperkenalkan diri "Aku Jaehyun."

Taeyong pun refleks mengangkat tangannya, ingin menerima jabatan tangan lelaki asing didepannya sampai dirasa lengannya ditarik dan kini Taeyong sudah berada di pelukan ayahnya "appa…"

"Jangan bersentuhan dengannya." Katanya tegas lalu melihat pada Jaehyun "Jangan pernah berani kau menyentuh anakku, Keluar!"

"Tapi aku hanya-…."

"KELUAR SEKARANG!"

Menyadari dirinya dikelilingi oleh para Allergo yang bisa kapan saja menjadi gigant, Jaehyun lebih memilih untuk mengalah, walau tak rela karena tidak bisa mendengar percakapan lebih banyak, dia kini berjalan meninggalkan rumah dan memutuskan untuk menunggu diluar.

"haah~ Kenapa mereka sangat membenciku." Gumamnya perlahan, tapi Taeyong sempat mendengar ucapan Jaehyun hingga membuatnya bertanya pada sang ayah "Appa, dia siapa?"

"Dia adalah musuh, jangan mendekatinya."

"huh?"

"Dengarkan kata appa, kau dengar?"

Merasa tak memiliki kemampuan untuk melawan sang ayah, Taeyong hanya mengangguk dan pasrah menjawab "Baiklah."

.

.

.

.

.

.

.

Di tempat berbeda keadaan tak kalah dingin dan menegangkan, saat ini posisi yang bisa dilihat adalah Luhan yang berada di pangkuan Sehun dengan Baekhyun duduk didepan mereka, bertanya-tanya darimana Luhan mendapatkan kekuatannya yang lain disaat dirinya belum sepenuhnya kembali pulih.

"Jadi katakan siapa dirimu?"

"huh?"

"Jawab saja pertanyaannya sayang." Sehun berbisik dibelakangnya, membuat Luhan sedikit berani menatap Baekhyun karena sedari tadi lelaki didepannya menatap sangat dingin seolah dirinya sangat mengerikan.

"Aku Luhan." Jawabnya polos, Luhan bisa mendengar Sehun menahan tawa karena saat ini dagu sang kekasih bertumpu di pundaknya sementara tangan Sehun melingkar sempurna di sekitar pinggangnya "Aku tidak bertanya namamu!"

"oh, Lalu apa?"

"Siapa kau? Kenapa mereka menyerangmu?"

"Entahlah, ini sudah terjadi selama tiga tahun."

"Apa maksudmu Lu?" Sehun bertanya dan Luhan hanya tertunduk sebagai jawaban "Aku tidak tahu darimana awalnya, tapi tiga tahun lalu sekumpulan penyihir berjubah hitam datang ke rumahku, mereka melakukan sesuatu yang mengerikan padaku dan membuatku seperti dikuasai mahluk asing, seperti monster."

"Gigant maksudmu? Jadi kau benar-benar seorang Allergo?" tanya Baekhyun dibalas gelengan kepala Luhan yang kini mengaitkan tangan Sehun agar memeluknya semakin erat "Entahlah, mereka terus menggoresku dengan sesuatu, awalnya hanya rasa sakit tapi perlahan sesuatu dalam diriku memberontak dan aku tidak tahu siapa yang menguasaiku."

Kini tak hanya Baekhyun, tapi Sehun mulai mendengarkan, entah mengapa hatinya cemas mendengar Luhan sudah mengalami hal seperti ini selama tiga tahun dan tak ada satu pun yang bisa menghentikan mereka untuk mengganggunya.

"Kau tahu siapa mereka?"

"Yoon sering mengatakan sesuatu tentang Aeris."

Perubahan wajah Baekhyun menjadi pucat, kemudian suara serak Sehun saat bertanya "a-Aeris?" dibalas anggukan takut Luhan setiap kali nama Aeris disebutkan atau ditanyakan padanya "hmh…Mereka terus mengincarku tapi tidak pernah membunuhku, mereka hanya-….."

Luhan berbalik arah menghadap Sehun, merasa tidak nyaman setiap kali mengingat apa yang Aeris lakukan padanya dan memilih untuk memeluk Sehun, berlindung di pelukan kekasihnya "Mereka hanya terus mengatakan hal aneh padaku."

Berusaha tenang, Sehun bertanya seraya mengusap punggung Luhan yang terasa gemetar ketakutan "Mengatakan apa?" tanyanya, dibalas suara Luhan yang terdengar sangat kecil karena bersembunyi di tengkuknya "Dimana monster itu, biar kami berhadapan dengannya, keluarkan monter itu sekarang! Dimana monster—Sehun, siapa sebenarnya diriku?"

Tak tahan Luhan kemudian tiba-tiba diam, Sehun dan Baekhyun saling bertatapan dan akhirnya keputusan itu dibuat "Baiklah, kita akan mencari tahu siapa dirimu." Sehun membuat keputusan final dengan mengatakan "Dan yang bisa menjelaskannya hanya kedua pengasuhmu, aku perlu bertemu dan berbicara dengan mereka."

"Apa kau yakin?" Baekhyun bertanya dan Sehun menjawab tanpa ragu "Aku tidak bisa membiarkan Luhan lebih lama lagi dalam bahaya, dan jika benar dia seorang Allergo maka tempatnya adalah EXO bukan disini."

"EXO?"

"Kau pernah mendengarnya?"

"eoh, Yoon dan Elena sering membicarakan tempat itu."

"Benarkah? Itu tempat kami berasal, dan jika kau adalah salah satu bagian dari kami, aku akan sangat bahagia." Bisiknya, dibalas gelengan kepala oleh Luhan, sontak hal itu membuat Sehun bertanya "Ada apa?" sementara diam-diam Luhan beranjak dari pangkuan kekasihnya, langkahnya menuju ke jendela terdekat dan bergumam memberitahu "Aku tidak ingin pergi kesana."

"Kenapa?"

"Elena dan Yoon sangat ingin kembali ke tempat itu, entah karena alasan apa, tapi mereka ingin aku menduduki suatu posisi disana, perasaanku buruk tentang tempat itu dan aku merasa lebih aman disini."

Pernyataan Luhan berhasil membuat Sehun merespon, jadilah dia mendekati Luhan, memeluk dari belakang sang kekasih untuk berbisik "Tenanglah, kita harus menemui kedua pengasuhmu, mencari tahu dan setelah kita tahu barulah kita membuat keputusan."

"Dan bagaimana jika benar aku adalah seorang EXO?" tanyanya lirih, dibalas kecupan Sehun di pucuk kepalanya "Aku akan sangat bahagia."

"wae?"

"Karena itu artinya aku sendiri yang akan melindungimu, sebagai penguasa EXO sekaligus sebagai kekasih, percayalah padaku."

Luhan bisa mendengar ketulusan dari suara lelaki dibelakangnya, sejujurnya dia tidak menyangka kekasihnya adalah calon penguasa dari planet yang disebut EXO, sungguh, keinginannya hanya bertemu dengan seseorang yang tulus mencintainya, menerima dirinya apa adanya, siapapun, Luhan akan sangat bahagia dan Sehun, dia membuatnya lebih bahagia karena tulus mencintai dan tak sekalipun bertanya tentang apa dan siapa dirinya yang akan membuat Luhan merasa tak nyaman karenanya.

Jadilah dia berbalik arah, menatap kekasihnya penuh rasa terimakasih untuk mengatakan "Berjanjilah untuk tidak meninggalkan aku, setidaknya sampai aku tahu siapa diriku sebenarnya."

Mengecup sekilas bibir Luhan, Sehun menyatukan dahi mereka, berkata "Dan setelah aku tahu siapa dirimu, siapapun dirimu, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, sebaliknya, aku akan selalu ada disampingmu, dan menjagamu dengan caraku, hmh?"

Luhan mengangguk, membiarkan Sehun memeluknya erat sementara diam-diam Baekhyun memperhatikan Luhan dengan caranya pula, entah mengapa firasatnya buruk mengenai kedua pengasuh Luhan, sesuatu seperti sedang menunggu mereka, entah itu apa, tapi kedua pengasuh lelaki asing Allergo itu adalah jawabannya.

"Sehun sebaiknya kita bergegas menemui mereka, firasatku buruk tentang ini."

Mengangguk singkat, Sehun hanya bergumam "Aku juga." Lalu melepas pelukannya pada Luhan untuk bertanya "Kau siap?" terlihat ragu, Luhan kemudian memutuskan mempercayakan semuanya pada Sehun lalu menjawab "Jangan sakiti mereka." Pintanya, dan Sehun kembali berjanji "Tidak akan sayang, percayalah pada kami."

.

.

.

.

.

.


.

tobecontinued

.


.

I'll see you soon again, love, love :*