Chanyeol menyadari sesuatu, ia tak pernah salah jika sudah menyangkut kepekaan. Mata yang sejak tadi hanya fokus pada kedua kepala keluarga besar Park dan Byun yang sedang berdiskusi tentang rencana kerjasama perusahaan mereka perlahan ia bawa untuk mengamati keadaan sekitar.

Pria berusia 33 tahun itu mengedarkan pandangannya tanpa mengundang perhatian yang lain. Chanyeol yakin jika sejak tadi ada yang memperhatikannya, dan keyakinan tersebut akhirnya terjawab ketika matanya berhasil menangkap sorot lain yang mengintip di belakang tembok yang berada beberapa meter di depannya.

Meskipun sedikit terhalang oleh tubuh Nyonya Park, ibu Chanyeol, pria itu masih bisa melihat jelas sorot jernih yang kini juga tengah manatap padanya.

Lama keduanya saling menatap, tanpa ada satu yang mau mengalah untuk berpaling.

"—bagaimana menurutmu Yeol?"

"Chanyeol" masih belum ada sahutan dari pria tampan tersebut, bahkan setelah panggilan kedua Tuan Park padanya.

Wanita cantik yang duduk di sebelah Chanyeol mengikuti pandangan Chanyeol dan disaat bersamaan dengan matanya yang menangkap mata lain di balik tembok yang menjadi pembatas halaman belakang Mansion Byun, sosok pemilik manik indah disana seketika bersembunyi.

"Chanyeol-ssi" Yoona memanggil Chanyeol dengan canggung, berusaha menyadarkan Chanyeol dan untunglah itu berhasil sehingga tidak menimbulkan kecurigaan berlebih dari Tuan Park dan juga Tuan Byun.

"kau baik-baik saja nak?" Nyonya Park bertanya dengan raut khawatir pada putranya, tidak biasanya Chanyeol kehilangan fokus sampai mengabaikan orang-orang di sekitarnya, lebih-lebih ayahnya sendiri.

"ah, maaf tuan dan nyonya Byun, saya sedikit kurang fokus tadi, sekali lagi mohon maaf" Chanyeol dengan tak enak hati menunduk sopan meminta maaf pada tuan rumah jamuan makan malam ini, yaitu keluarga Byun.

"tidak apa nak, kami bisa mengerti. Mungkin lain kali jika kita ingin mengadakan acara seperti ini lebih baik saat weekend, kasihan anak muda-anak muda disini, pasti mereka kelelahan setelah pulang kerja masih harus berada disini" Tuan Byun menjawab dengan penuh aura kewibawaannya namun sama sekali tidak meninggalkan kesan ramah dalam setiap kalimat yang di ucapkan.

"tadi appa bertanya Chanyeol, jika pernikahan kalian diadakan tepat setelah peresmian hotel bagaimana? Kami takut jika pernikahan kalian diadakan dalam waktu dekat akan mengganggu fokusmu dan Yoona dalam menjalankan proyek kerjasama perusahaan kita" Tuan Park menjelaskan kembali rencana yang sudah sempat ia bahas bersama Tuan Byun terkait pernikahan kedua anak mereka.

"untuk masalah pernikahan, saya dan juga Yoona-ssi sudah sepakat untuk menyerahkan segalanya pada eomma dan nyonya Byun, appa" Chanyeol menjawab masih dengan aura tenangnya, ia sempat menatap wanita yang duduk di sebelahnya dan dibalas senyuman persetujuan dari wanita tersebut karena mereka memang sudah sepakat sebelumnya.

Bukan hal tabu lagi di Korea Selatan dengan pernikahan bisnis seperti ini. Yaa, begitulah yang dipikirkan oleh Chanyeol. Sejak jauh-jauh hari, bahkan sejak usianya masih dini pria dengan ketampanan bak dewa Yunani tersebut sudah memikirkan tentang pernikahannya nanti. Dia sudah tau jika suatu saat dirinya juga akan menikah dengan seorang putri keluarga kaya yang akan menjadi rekan kerja perusahaan ayahnya.

Tak masalah, toh Chanyeol sudah siap akan hal itu. Sejak menyadari berasal dari keluarga seperti apa dirinya, Chanyeol sudah menyiapkan diri jika sewaktu-waktu ia akan menikah dengan seorang wanita pilihan ayahnya demi kelancaran perusahaan. Yoora, kakak perempuan Chanyeol satu-satunya sudah melakukannya, dan tentu saja giliran Chanyeol juga akan segera tiba.

Sejak kecil dia sudah dididik untuk menjadi penerus kepimpinan di keluarga besar tersebut. Meskipun terbilang membosankan tetapi Chanyeol cukup memaklumi jalan hidupnya. Bagaimana tidak? Sejak kecil dia sudah di didik begitu ketat. Masa mudanya ia habiskan untuk belajar dan belajar.

Yaa, hanya itu.

Jika orang lain mengalami masa-masa cinta monyet ataupun percintaan di bangku sekolah maka tidak dengan Chanyeol. Bahkan masa-masa SHS yang seharusnya sedikit ia habiskan untuk menikmati kisah kasih di sekolah hanya ia habiskan untuk mengejar nilai dan belajar supaya bisa di terima di Universitas ternama Dunia.

Jika pemuda lain menikmati masa-masa kuliah mereka dengan sedikit bumbu percintaan, maka Chanyeol hanya menghabiskan waktunya untuk mengejar gelar kelulusan dengan waktu lebih cepat daripada mahasiswa pada umumnya.

Bahkan pria itu bisa lulus hanya dalam kurun waktu 3,5 tahun dari Harvard University dengan dua gelar sekaligus.

Yaa, sarjana kemudian melanjutkan S2, mengambil alih kepimpinan perusahaan keluarga dan kemudian menikah dengan wanita pilihan keluarganya pula.

Fase hidup yang sangat membosankan.

.

.

Seorang gadis cantik dengan rambut pirangnya tengah duduk bersandar pada kepala ranjang sembari memainkan game yang berada di ponselnya.

Tok tok-

"Baekhyunie, boleh eomma masuk?" terdengar suara nyonya Byun setelah ketukan pintu berakhir, untuk kemudian wanita paruh baya tersebut masuk dengan senyum keibuan miliknya. "eomma dengar putri cantik keluarga Byun ini melewatkan makan malamnya, kenapa? Hum?"

Nyonya Byun mendudukkan dirinya di tepi ranjang Baekhyun sembari membawa tangannya mengelus lembut rambut gadis itu.

"eommaaa~" Baekhyun mendayu untuk kemudian segera meminta pelukan hangat dari wanita paruh baya tersebut.

"heem? Kenapa sayang? Apa Baekhyunie sedang ada masalah? Ingin bercerita pada eomma?" tentu saja wanita yang menjadi ibu rumah tangga keluarga besar Byun tersebut menyambut dengan senang hati pelukan hangat dari si mungil.

"eommaa~" bukannya menjawab, gadis dengan wajah sangat cantik tersebut hanya kembali memanggil nyonya Byun dengan nada merengeknya.

"ada apa sayang? Baekhyunie ingin apa?" Nyonya Byun masih dengan lembut mengelus rambut Baekhyun yang berada di pelukannya.

"peluk Baekhyunie sampai tidur yaa? Baekhyunie mengantuk~" Wanita paruh baya yang memiliki wajah cantik dan sedikit mirip dengan Baekhyun tersebut hanya terkekeh untuk kemudian menuntun Baekhyun mengubah posisi menjadi terlentang masih dalam pelukannya.

"tuan putri sedang ingin bermanja-manja dengan eomma sepertinya hum? Baekhyunie tidak ingin makan dulu?"

Baekhyun hanya menjawab dengan gelengan kasar dalam pelukan hangat nyonya Byun.

"baiklah, hanya malam ini oke? Besok-besok Baekhyunie tidak boleh melewatkan makan malam Baekhyunie lagi" dan lagi-lagi Baekhyun tak bersuara menjawab, ia hanya mengangguk dengan kepala yang sudah tenggelam dalam peluk hangat wanita yang ia panggil eomma tersebut.

Tangan wanita paruh baya tersebut mulai bekerja sesuai neluari keibuannya, menepuk-nepuk punggung putri cantik yang ada di pelukannya, dengan bibir yang mulai menyenandungkan lullabi pengantar tidur.

Hingga tak berapa lama mulai terdengar nafas beraturan dari gadis cantik di pelukannya, wanita cantik itu mulai melepas pelan-pelan pelukannya.

"selamat malam cantik, eomma selalu berdoa untuk kebahagiaan Baekhyunie" Nyonya Byun mengecup kening Baekhyun untuk kemudian beranjak meninggalkan kamar Baekhyun.

Tepat saat Nyonya Byun akan mematikan lampu ia kembali mengurungkan niatnya, Yoona terlihat membuka pintu kamar Baekhyun.

"dia melewatkan makan malamnya hari ini, dia baru saja tertidur karena lullabi yang eomma nyanyikan. Sepertinya tuan putri kita kelelahan di hari pertamanya menjadi mahasiswa" Nyonya Byun sedikit terkekeh menjelaskan perihal Baekhyun pada Yoona dan di jawab senyum cantik oleh wanita cantik yang merupakan anak keduanya tersebut setelah Byun Baekbeom putra pertama keluarga Byun.

"aku ingin melihatnya sebentar" Nyonya Byun mengangguk dan keluar dari kamar Baekhyun.

Yoona melangkah mendekati ranjang kingsize Baekhyun. Wanita 33 tahun itu duduk di tepi ranjang Baekhyun dan menggenggam satu telapak tangan gadis cantik yang tengah tertidur lelap tersebut.

"hari ini melelahkan, hum?" Yoona mengecup punggung tangan Baekhyun beberapa kali dengan sangat lembut. "Byunnie kami sangat cantik" Yoona kembali memandang wajah lelap Baekhyun. Baekhyun yang sedang tidur adalah sesuatu yang sempurna. Bulu mata lentiknya juga wajah polos miliknya membuat gadis itu terlihat berkali-kali lipat lebih cantik.

Lama wanita cantik itu berada disana, memandangi wajah gadis cantik favoritnya sebelum kemudian memutuskan untuk beranjak.

"Selamat malam, Byunnie" sama seperti yang dilakukan nyonya Byun, Yoona juga mengecup lama kening gadis 17 tahun tersebut.

.

.

"hay Bunny (pelafalan : Banni), sampai kapan kau akan tidur? Waktunya kita ke kampus Byunnie Bunny~" Baekhyun merengek kecil saat merasakan selimut hangatnya di tarik dari tubuhnya.

"Lima menit lagi oppa, biarkan Baekkie tidur sebentar lagi~" Baekhyun menggerang menarik kembali selimutnya yang terasa begitu hangat dan nyaman.

"sayang sekali karena hari ini tidak ada bangun siang naughty bunny, atau kau akan mendapat hukuman di hari pertamamu ospek" Baekboom terus memaksa Baekhyun untuk bangun, bahkan kini sudah menarik kaki gadis cantik itu hingga tubuh Baekhyun merosot ke bawah.

"huh! Tak bisakah samchon memberiku ketenangan sehari saja? menyebalkan sekali" Baekhyun terpaksa bangkit dengan menghentakkan kakinya menuju kamar mandi. Sedangkan pelaku pembulian terhadap Baekhyun di pagi hari sudah terbahak melihat wajah Baekhyun yang sangat menggemaskan ketika merah.

"panggil oppamu dengan benar kelinci kecil, Appa bisa mendengarnya dan kau akan dikunci di gudang lagi" Baekboom sedikit berteriak karena Baekhyun sudah masuk ke kamar mandi.

"itu karena oppa orang yang sangat menyebalkan, harusnya aku memanggil oppa itu ahjussi sekalian! Dasar perjaka tua, wlee"

Brak—

Baekhyun kembali menutup pintu kamar mandi dengan kasar setelah menyembulkan kepalanya tadi demi membalas ucapan Baekboom.

"yak! Kenapa membawa-bawa statusku? Dasar bocah menyebalkan" Laki-laki yang usianya sudah menginjak angka 36 tahun tersebut mendengus kesal kemudian terkekeh gemas memandang kelakuan gadis cantik yang selalu ia jaili setiap pagi.

.

.

Baekhyun menuruni tangga dengan riang. Meskipun paginya sangat menyebalkan karena ulah laki-laki tua bernama Baekboom tetapi itu tak menyurutkan semangatnya menjalani hari pertamanya ospek. Gadis dengan wajah cantik tersebut sudah siap dengan baju berwarna hitam-putih khas mahasiswa baru. Rok pendek di atas lutut, di padu dengan sneakers putih juga kaus kaki putih di atas mata kaki, make up tipis di wajah cantiknya dan rambutnya yang sudah di kuncir kuda membuat gadis 17 tahun tersebut terlihat semakin menggemaskan.

Gadis dengan wajah sangat cantik yang mampu membuat setiap orang terkagum-kagum oleh kecantikannya tersebut menyapa ramah para maid yang berpapasan dengannya saat menuju ruang makan. "Kelinci kecil pembawa kebahagian", begitulah para pekerja mansion mewah Byun menyebut Baekhyun selama ini.

Bahkan Baekboom sendiri sering terheran-heran bagaimana wajah Baekhyun bisa sesempurna itu.

Langkah riangnya masih bertahan dengan senyum khas puppy eyes miliknya sampai di ruang makan. Namun tepat saat gadis cantik itu tiba di ruangan yang sudah dihuni oleh seluruh anggota keluarga Byun, senyum riang tadi sepenuhnya menghilang, menyisakan wajah sendu yang menunduk dengan sesekali melirik ke arah seseorang yang sudah duduk dengan aura tegasnya.

Semua yang ada disana menatap Baekhyun. Nyonya Byun dengan senyum keibuannya juga Yoona dan Baekboom yang juga tersenyum pada anggota termuda keluarga Byun tersebut.

"duduklah sayang" nyonya Byun tersenyum teduh pada Baekhyun, dan Baekhyun segera duduk tepat di samping Yoona, tempat biasa ia duduk saat makan bersama keluarganya.

"karena kemarin Baekhyunie melewatkan makan malam, pagi ini Baekhyunie sarapan dengan nasi ya? Nam ahjumma sudah membuatkan nasi goreng kesukaan Baekhyunie" Yoona menyiapkan nasi goreng untuk sarapan Baekhyun, juga susu strawberry kesukaan gadis cantik itu.

"iyaa eo-eonni" Baekhyun menatap wajah cantik Yoona dan di balas dengan senyuman cantik wanita yang di panggilnya eonni tersebut.

Baekboom dan nyonya Byun hanya memandang dengan senyum sendu pada Baekhyun. Sedangkan tuan Byun hanya diam dengan sarapannya.

Semua yang ada disana makan dengan diam tanpa ada yang bersuara. Bahkan Baekboom yang biasanya sangat senang menggoda Baekhyun juga diam ketika tuan Byun berada di meja yang sama dengan mereka.

Yaa, kepala keluarga Byun itu memang jarang makan bersama seperti ini. Tentu hal itu dikarenakan kesibukannya memimpin perusahaan pusat keluarga Byun.

"B-Baekhyunie sudah selesai. Ayo berangkat o-oppa" Baekhyun melihat Baekboom setelah meminum habis susu strawberrynya, begitupun dengan Baekboom yang juga sudah selesai dari tadi.

"eo-eonni, Baekkie berangkat dulu" Baekhyun mengecup pipi Yoona sebelum berdiri dari duduknya.

"hati-hati yaa, jangan lupakan makan siang Baekhyunie. Hubungi eonni jika Baekhyunie membutuhkan sesuatu" Yoona mengecup kedua pipi Baekhyun bergantian. Setelah itu Baekhyun menghampiri nyonya Byun yang duduk di sebrang meja.

"eomma, Baekhyunie berangkat yaa"

"iyaa sayang, semangat untuk hari pertama ospeknya. Coba eomma lihat dulu" Nyonya Byun menangkup wajah Baekhyun dan tersenyum memandangi wajah cantik di depannya. "aigoo~ putri kecil eomma memang putri tercantik di Dunia" Nyonya Byun terkekeh kecil dan segera mengecup pipi Baekhyun bergantian.

Kini giliran Baekhyun berpamitan pada tuan Byun. Gadis itu sedikit bergeser menjadi berdiri tepat di sebelah tuan Byun yang mulai sibuk dengan tabletnya, tampak memeriksa jadwalnya hari ini.

"a-appa, Baekhyun b-berangkat dulu" Baekhyun menunggu jawaban dari pria paruh baya yang dipanggilnya appa itu, tetapi setelah beberapa saat menunggu sekedar deheman atau anggukanpun tak Baekhyun dapatkan. Gadis cantik itu hanya menunduk sebelum Baekboom mengusak pucuk kepalanya.

"appa, hari ini aku tak bisa datang ke rapat direksi karena proyek di Busan, setelah mengantar Baekhyun aku akan langsung berangkat ke Busan"

"heem, tak apa. Yoona, kalau begitu kau gantikan kakakmu untuk rapat nanti" Baekhyun hanya meringis kecil mendengar tuan Byun yang menjawab dengan nada begitu lembut pada Baekboom.

"baiklah, eomma kami berangkat" Baekboom menggandeng tangan Baekhyun dan menuntun gadis itu keluar mansion besar tersebut.

"hantikan wajah murungmu itu Bunny, bukan kau yang takut pada seniormu yang ada seniormu lah yang akan terbirit-birit ketakutan oleh wajah jelekmu ini" lagi-lagi Baekboom mengusak pelan puncak kepala Baekhyun.

"iissh" sedangkan gadis yang di godanya sudah menghentakkan kaki terlihat kesal pada laki-laki yang jarak umurnya cukup jauh dengannya tersebut.

.

.

Baekhyun menangkup kedua tangannya, kepalanya terlihat menunduk dengan mata terpejam dan juga bibirnya nampak melafalkan sesuatu tanpa bersuara. Yaa, gadis manis itu tengah berdoa tepat di depan kampus tempatnya akan menuntut ilmu selama empat tahun kedepan sebagai salah satu mahasiswa jurusan seni.

Beberapa orang yang melewatinya memandang aneh, namun beberapa tampak tersenyum melihat betapa manisnya gadis itu. Tentu saja, di zaman seperti ini masih ada seorang gadis dengan wajah sangat cantik namun terlihat begitu taat pada Tuhannya. Berdoa sebelum melakukan sesuatu? Tak banyak yang mau melakukannya apalagi dengan setulus itu.

Gadis itu terlihat menarik nafas panjang sebelum menghembuskannya kembali sebelum membuka matanya. Dengan senyum cerah Baekhyun mulai melangkah memasuki gerbang Universitas Nasional Seoul, berharap hari pertama ospeknya akan lancar.

.

.

Drrtt drrtt..

Suara getar ponsel mengalihkan perhatian Yoona dari layar Macbook yang di penuhi dengan grafik-grafik rumit miliknya. Wanita dengan marga Byun tersebut tersenyum tak kala menangkap sebuah nama dalam panggilan pada ponselnya.

"Yaa, Chanyeol-ssi?" meskipun sangat terlihat jelas kecanggungan pada suaranya saat menyebut nama pria yang menelfonnya, namun wajahnya tak dapat menyembunyikan rona merah dan juga senyumannya. Menunjukkan bahwa wanita itu sangat bahagia dengan panggilan telfon tersebut.

"Jika makan malam kita di gantikan dengan makan siang nanti apa kau keberatan Yoona-ssi?" terdengar suara maskulin yang sangat menenangkan di seberang sana. Yaa, apa yang dikatakan ibunya adalah benar. Aura tenang yang dimiliki Chanyeol memang sangat menyenangkan.

"Oh, apa ada masalah?" Yaa, mereka berdua memang berencana makan malam bersama, tentu saja atas saran dari Nyonya Park dan Nyonya Byun.

"aku harus menemani adikku sore ini, dia akan pindah apartemen dan aku tak tau seberapa lama aku bersamanya, bagaimana?"

"Baiklah, aku tak masalah. Kau yang memilih tempatnya" Yoona terlihat menggigit bibir bawahnya, wanita itu sedang gugup.

"heem, aku akan mengirimkan alamat restorannya padamu setelah ini"

"nde, kalau begitu.. selamat bekerja C-Chanyeol-sii"

Tak ada jawaban, karena setelah itu panggilan telfon mereka segera terputus. Wanita dengan wajah cantik tersebut masih menggenggam ponselnya sembari tersenyum dan bermonolog dengan dirinya sendiri.

"aah, aku pasti sudah gila" Ia akan meletakkan kembali ponselnya sebelum ia urungkan karena mengingat sesuatu yang belum dia lakukan pagi ini.

Jemarinya terlihat sedang mengetik sesuatu, sebuah pesan untuk seseorang lagi.

.

.

Ting~

Baekhyun meraih kembali ponselnya yang sudah akan ia masukkan ke dalam tas ketika mendengar sebuah notifikasi pesan masuk.

Semoga harimu lancar, cantik..

Jangan lupakan makan siangmu, I Love You :*

Satu senyum berbinar seketika menghiasi wajah cantiknya, membuat mata sipitnya melengkung layaknya bulan sabit.

Tanpa membalas pesan dari Yoona, yaa pesan itu memang dari Yoona, seseorang yang ia panggil eonni, Baekhyun segera memasukkan ponselnya dan berlari menuju barisan mahasiswa baru di aula fakultas seni tempatnya berada saat ini.

Beberapa mahasiswa dan mahasiswi lain yang berada di sekitar tempat Baekhyun berdiri di salah satu barisan nampak memandang padanya. Dan gadis cantik itu hanya tersenyum manis menanggapi mereka yang berpapasan mata dengannya.

Si ramah Baekhyunie.

"hay, siapa namamu Bunny?" seorang gadis lain yang berdiri tepat di sebelah kanan Baekhyun mengulurkan tangganya.

Dia juga memanggilku bunny?

Baekhyun masih terdiam dengan fikirannya tentang seseorang yang belum pernah ia kenal sebelumnya tetapi sudah memanggilnya bunny, seperti keluarganya saat memanggil Baekhyun.

Gadis bermata rusa itu masih setia menunggu dengan senyum lebarnya, melihat sosok di sebelahnya yang masih diam seperti sedang melamun?

"Oh, maaf. Baekhyun" Baekhyun tersadar dari keterdiamannya dan segera menyambut tangan gadis yang mengaku bernama Luhan tersebut.

"aku Luhan, dan kuharap kau tidak menertawakan aksen Koreaku yang aneh seperti orang-orang hehe" Baekhyun tampak semakin melebarkan senyumnya sampai kedua bulan sabitnya semakin tenggelam.

"kau berasal dari luar Korea?"

"Yaa, Baijing. Orang tuaku membuangku kesini karena katanya aku sangat nakal" Mereke berdua berakhir tertawa bersama.

"Jadi kau sendirian di Korea?"

"tentu saja tidak, aku mana berani? Oppaku salah satu dosen disini" gadis yang menyenangkan dan sedikit cerewet?

Baekhyun mengangguk dan tangannya segera menunjuk ke depan, tepat pada para senior yang tampak memasuki aula.

.

.

"Selamat pagi" Seorang pria tinggi dengan kulit putih hampir pucat tampak berdiri di depan barisan Baekhyun dan 14 mahasiswa lainnya. Yaa, mereka sudah di bagi menjadi beberapa kelompok dan entah keberuntungan macam apa yang di dapatkan Baekhyun dan Luhan karena mereka berada di kelompok yang sama.

"Pagi~"

"Saya Park Sehun, yang akan mendampingi kalian untuk berkeliling Universitas pagi ini, apa ada yang sakit atau mungkin memiliki riwayat penyakit tertentu?" Sehun mengatakannya sambil mengangkat beberapa pita dengan berbeda warna di tangannya.

Tidak ada yang menjawab, 15 mahasiswa baru yang berbaris rapi di depan pria itu hanya diam menunduk, entah karena memang mereka semua sehat atau karena tak berani berbicara.

"Baekhyun?"

"Nde, sunbae?" Baekhyun segera menegakkan kepala serta mengangkat satu tangannya seteleh namanya di panggil.

"namamu hanya Baekhyun?" satu helaan nafas dari gadis cantik itu lolos tepat saat pertanyaan tersebut terlontar padanya.

"Nde" Jawabnya sedikit lirih. Luhan menoleh padanya dan memandang dengan raut bertanya.

"ekhm, baiklah. Kau punya alergi, kenapa tidak angkat tangan?" Suara Sehun begitu dingin dan menusuk, bahkan mahasiswa lain yang tidak sedang di tanyai Sehun ikut takut mendengar suara sedingin kutub tersebut.

"M-maaf sunbaenim, tetapi itu adalah alergi mentimun dan bukannya tidak ada hubungannya dengan kegiatan ospek kita?"

"gadis ceroboh" sedikit tetapi tajam, memang begitulah seorang Sehun.

Pria dengan rahang tegas tersebut berjalan menghampiri Baekhyun dan memasang pita kuning pada pundak gadis itu. Setelah itu mereka mulai berjalan dan berkeliling Universitas.

.

.

.

Chanyeol melihat jam tangannya berulang kali. Matanya tak lepas dari gerbang sebuah Universitas ternama di Seoul. Yaa, pria itu sudah hampir setengah jam disana dan seharusnya Sehun sudah keluar karena mahasiswa baru yang hari ini kata Sehun ospek dan adiknya itu salah satu senior disana juga sudah bubar sejak 20 menit yang lalu.

Pria itu memutuskan untuk memainkan kembali ponselnya, sekedar mengecek grafik perkembangan sahan perusahaan.

Membosankan, dia akan menjitak kepala Sehun jika adiknya itu sudah muncul. Chanyeol memang menjemput Sehun hari ini karena Sehun yang akan pindah ke apartemen baru dan pagi tadi adiknya itu menggunakan bus untuk pergi ke kampus.

Matanya kembali ia edarkan ke berbagai arah ketika sebuah pemandangan tak mengenakkan tertangkap oleh indra penglihatannya.

Si tampan tersebut tampak mengamati sebentar sebelum kemudian memutuskan berjalan menghampiri halte yang berada tepat di sebrang gerbang Universitas Sehun.

"apa ada masalah?" kakinya sudah tegak berdiri tepat di hadapan dua pria yang dia lihat tengah memperlakukan seorang gadis dengan tidak pantas di tempat itu.

"tidak ada" jawab salah satu pemuda yang Chanyeol lihat mungkin seumuran dengan Sehun.

"tapi yang saya lihat kalian mengganggunya" Chanyeol menggerakkan tangannya untuk meraih pergelangan seorang gadis di depannya dan menyembunyikan tubuh mungil itu di belakang tubuhnya. "pergi atau saya akan menghubungi polisi" Suara bariton dengan aura mengintimidasi tersebut tampaknya berhasil membuat dua pemuda itu pergi.

Chanyeol hanya memandang keduanya hingga tak lagi terlihat oleh matanya setelah masuk ke dalam mobil.

"mereka menyakitimu?" Chanyeol berbalik badan dan memandang seorang gadis yang juga tengah mendongak menatapnya.

Gadis itu hanya menggeleng tanpa bersuara.

"menunggu bus?"

"saya menunggu jemputan"

"hari sudah mulai gelap, mau saya pesankan taksi? Berbahaya jika seorang gadis sepertimu disini sendirian"

"tidak perlu ahjussi, yang menjemput saya mungkin sebentar lagi sampai"

Ahjussi? Apa aku setua itu?

Dalah hati Chanyeol tengah bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Benarkan dia terlihat setua itu?.

"Baekhyun?" suara lain mengintrupsi mereka, itu Sehun.

"ah, sunbae" Baekhyun membungkuk menyapa Sehun.

"apa yang Hyung lakukan disini?" Sehun bertanya pada Chanyeol dengan tampang curiga. Bagaimana tidak? Baekhyun itu mahasiswa baru bahkan Sehun saja baru mengenal Baekhyun si gadis yang alergi dengan mentimun itu hari ini dan Chanyeol sudah tampak berbincang pada gadis itu.

"gadis ini sempat di ganggu oleh beberapa pemuda tadi" Chanyeol hanya menjawab dengan nada datar.

"oh? Kau baik-baik saja Baekhyun?" Sehun seketika menampilkan wajah khawatirnya pada salah satu juniornya tersebut.

"Ya, saya baik-baik saja Sunbae"

"kami bisa mengantarmu dulu jika kau mau" Chanyeol kembali bersuara.

"ah, terimakasih, tetapi saya akan menunggu jemputan saya" Baekhyun tersenyum begitu manis saat menjawabnya.

"kau yakin seseorang yang menjemputmu akan segera datang?" itu Sehun.

"Nde, sunbae. Oh! Itu dia.. kalau begitu saya permisi. Dan emm.. Ahjussi sekali lagi terimakasih" matanya melengkung indah, bahkan dua pria yang ada di depannya saat ini sempat tertegun dengan senyuman kelewat sejuk tersebut.

Setelah memberikan bungkukan badan sebagai rasa hormat Baekhyun segera berlari menuju mobil jemputannya. Meninggalkan dua pria yang masih diam memandang kepergian gadis cantik itu.

.

.

.

TBC? Or Delete?

.

.

Hallo guys kita ketemu lagi dengan FF Baru wkwkwkwk..

Jujur kalo di tanya kesan pertama aku sebagai penulis sama Story ini, aku nulis Chapter pertama ini sambil nangis.. Yaa kalo kalian baca kayaknya enggak bakalan yaa karena kalian mungkin belum tau dan belum mengerti apa yang bikin aku nangis nulisnya wkwkwk..

Yang jelas ini aku Up malem ini karena aku udah janji tadi di IG buat Up Ffku malem ini sebagai syukuran atas terbebasnya Jongin kita dari belenggu drama kilat itu wkwkwkwk Yaa walaupun ini udah mendekati pagi anggep aja masih malem lah yaa wkwkwk udah jam 01.13 BTW dan mataku masih terang benerang wkwkwk.

.

.

Aku punya harapan tinggi di FF ini, daan yaa semoga respon kalian nanti sesuai dengan harapanku

.

.

Udah aah gak mau banyak ngomong lagi.. Pliiss tinggalkan Review kalian supaya aku tau pendapat kalian tentang story ini gimana

.

.

Okee deh segitu dulu, sampai bertemu lagi :*

Review Jusseyowwwww