'I-ini tidak mungkin! Ya ini pasti mimpi, tidak mungkin seorang Izumi Uchiha yang memiliki harga diri tinggi bisa meyukai seseorang sepertiku. Ochitsuku Namikaze Naruto, mungkin Izumi memiliki alasan atau semacamnya' batin Naruto yang saat ini dilanda kebimbangan, setelah ungkapan perasaan Izumi beberapa saat yang lalu. Keduanya saat ini masih di tempat duduk depan mall Kuoh, namun keduanya masih tetap berdiam diri karena kecanggungan yang dibuat oleh gadis Uchiha tersebut.

Hanya saja perbedaannya di ekspresi wajah yang berbeda, Naruto yang wajahnya sudah memerah tapi dengan masih memertahankan wajah cool-nya. Sedangkan Izumi dengan rona merah di kedua pipinya, namun ekspresi stoic Uchiha masih melekat diwajahnya. Naruto yang masih gelagapan tentu saja menoleh kesana-kemari guna menormalkan dirinya…

"Eto~~ Izumi-san, a-aku sedikit gerah sekarang. Aku mau ke toilet sebenta-eh?!"belum Naruto berdiri dari tempat duduknya, tangan kanannya sudah ditarik oleh tangan lain yang tentunya bukan tangan pemuda tersebut.

"Naru, kamu mau kabur?"dengan ekspresi malu-malu kucing, Izumi menarik tangan Naruto yang membuat empunya terduduk lagi.

"Aku tidak berniat ka-kabur kok, hanya panggilan alam yang membuatku tidak tahan"elak Naruto dengan menghadap kearah lain, tidak berani menatap wajah Izumi. Bagaimana tidak, jarak wajah mereka berdua tinggal hitungan centi saja. Bila diantara mereka berdua melakukan gerakan yan mendadak, bisa-bisa mereka ber******.

"Itu hanya alasanmu saja Naru, kamu hanya ingin lari dari tanggung jawabmu dan bila seseorang sedang berbicara denganmu tatap wajahnya. Bukannya menatap gadis lain"ganti izumi yang menuduh atau lebih tepatnya mengerjai Naruto yang wajahnya masih memerah seperti tadi, sedangkan Naruto yang dituduh menatap serorang gadis pun menyangkalnya dengan menatap wajah Izumi.

Srett~

Dan bertemulah manik sapphire sebiru lautan dengan manik onix yang berwarna kelam nan mempesona, Naruto terpaku dengan tak henti-hentinya mentap mata Izumi yang menurutnya mempesona. "Utsukushi kono me-ga"gumam Naruto tanpa sadar karena asik menatap mata gadis Uchiha dihadapannya ini.

"Hm~ hontou ka?"balas Izumi yang sama-sama fokusnya dengan Naruto, kedua matanya bahkan tidak berkedip sama sekali karena tak ingin melewatkan sedetik pun keindahan yang berada didepannya saat ini. Tangan yang tadinya memegang bahu pemuda tersebut, sekarang terulur berniat menggapai pipi tan yang dihiasi goresan tipis seperti kumis kucing tersebut.

Sebuah anggukan kepala, Izumi dapati sebagai balasan dari pertanyaanya tadi, seulas senyum tipis terbentuk diwajah cantiknya. Dengan perasaan berbunga-bunga, kedua tangannya sudah berada dimasing-masing pipi Naruto. Tanpa meminta izin pemuda didepannya itu, tangannya ia gerakkan guna mengelus dan merasakan kulit tan Naruto.

Naruto yang diperlakukan seperti itu pun semakin memerah malu, ingin hatinya ia kabur dari situasi ini. Tapi bagian tubuhnya yang lain mengatakan padanya untuk menikmati sentuhan dari gadis Uchiha yang baru saja menyatakan perasaan padanya. 'Aku tidak boleh egois, Izumi sudah membuang rasa malunya untuk berbicara jujur tentang perasaannya padaku. Sedangkan aku sebagai laki-laki malah berniat kabur dari tanggung jawabku, dimana harga diriku sebagai laki-laki?'batin Naruto bimbang.

Sebenarnya Naruto hanya belum siap dan masih belum tau bagamana perasaannya kepada gadis Uchiha tersebut, selama ini Naruto menganggap Izumi sebagai rival dan seorang teman yang setara atau mungkin orang yang cocok dan sepaham dengannya, disamping hubungan mereka yang tidak bisa akur Naruto tetap menghormati Izumi sebagai seorang gadis.

Bahkan ia tidak terfikirkan bila gadis seperti Izumi menyukai pemuda sepertinya, bukannya ia pesimis. Tapi Naruto tau batasannya sebagai seorang laki-laki dan bagi gadis high class seperti izumi, tipe pemuda yang ia sukai seharusnya yang setara dengannya menurut Naruto. Bisa menjadi teman seorang Uchiha Izumi saja sudah membuat Naruto bersyukur, jadi ia tidak berfikiran bahwa hubungan mereka bisa lebih tinggi lagi.

"Gomen bila jawabanku tidak memuaskanmu, tapi jujur saat ini aku tidak memiliki perasaan apapun padamu Izumi-san"ucap jujur Naruto, seketika elusan tangan yang berada dipipinya berhenti dengan ekspresi terkejut karena jawaban yang tak diharapkan keluar dari mulutnya.

Tapi mengingat darah Uchiha mengalir didalam tubuhnya. Izumi pun tidak mau menyerah walaupun ucapan Naruto tidak sesuai harapannya. "Ie, mungkin saat ini kamu tidak memiliki perasaan apapun padaku Naru. Tapi aku akan berusaha membuatmu jatuh cinta padaku"ucap Izumi mantap yang membuat keringat sebiji jagung menetes dipelipis Naruto.

"Eh?!"

"Seorang Uchiha tidak akan menyerah bila apa yang diinginkannya belum dapat ia raih dan kamu harus tau itu Naru. Selama kamu belum menjadi milikku, aku tidak akan menyerah untuk mendapatkanmu"dan sepertinya sifat keras kepala dari Fugaku dan pantang meyerah dari Mikoto menurun kepada seorang Uchiha Izumi, yang membuat Naruto sweatdrop mendengarnya.

"Dan bagaimana bila hal tersebut tidak dapat membuatku mencintaimu, Izumi?"tanya Naruto yang sudah menormalkan dirinya.

"Ie, itu pasti akan berubah dan kamu akan kubuat jatuh cinta padaku. Sebagai langkah awalnya….."

Cup

Naruto membeku, otaknya sedang mengalami booting karena ulah Izumi barusan. Hal yang terjadi sebelumnya adalah Izumi yang mencum Naruto secara tiba-tiba, yang tentu saja membuat Naruto lengah dan bibirnya dikunci oleh bibir Izumi. Wajah Naruto semakin memerah, Izumi menjilat dengan sensual bibir bawahnya. Benang saliva tipis terlihat walaupun mereka berdua tidak bergelut lidah, Izumi yang melihat Naruto masih terdiam pun menyeringai puas.

"Dan ciuman tadi adalah langkah awalku untuk membuatmu jatuh cinta padaku Naru, aku pulang dulu. Hari sudah malam dan sepertinya supir suruhan Otou-san sudah menungguku, sampai bertemu lagi Naru"Izumi langsung beranjak dari sana tanpa menunggu balasan dari Naruto, punggungnya pun menghilang dari sana dan Naruto masih belum sadar dari situasi barusan.

.

fict inspired by author's life story

Title :

現実 / Genjitsu

Genre :

Slice of life, hurt/comfort, family, romance, school

Warning :

OOC, Typo(s), miss-Typo, alur berantakan, bahasa ngaco, dll.

Summary:

Hidup yang ideal adalah keinginan setiap manusia, tapi bagaimana bila salah satu dari mereka menyerah dan memilih hidup dengan apa yang mereka punya saat ini? Dan inilah kisah seoarang pemuda yang ingin hidup normal, tidak seperti remaja lainnya…

Rate:

T

Disclaimer :

Chara anime Naruto dan Hs dxd yang berada di-fict ini tidak milik saya, saya hanya meminjam dari pencipta aslinya tanpa mengambil biaya apapun

Chapter 5 : Kesalahan yang fatal

.

..

"GUUHHHAA!? Nanda imano wa?" akhirnya Naruto sadar setelah kejadian yang membuat malu dirinya, ia beteriak histeris yang membuatnya menjadi tontonan pengunjung mall. Karena hari yang sudah malam, Naruto memutuskan untuk pulang saja.

"Aku tidak percaya Izumi bersungguh-sungguh dengan ucapannya, tapi kenapa harus orang sepertiku? Sungguh itu membuatku gila, belum lagi masalah dengan si merah itu. Hahhh….lebih baik aku pulang dulu"ucapnya lalu beranjak pergi, tapi belum beberapa langkah dari tempatnya tadi sebuah suara mengintrupsi dirinya.

"Lihat siapa yang kita temukan"ucap seorang pemuda dengan kelompoknya, Naruto yang mendengarnya pun berhenti dan berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya. Dan yang terlihat di manik sapphire-nya adalah 6 remaja yang terlihat ingin menikmati akhir pekan mereka.

Pandangannya terhenti pada gadis bersurai merah yang beberapa hari ini jarang terlihat olehnya, gadis yang berada di grup didepan Naruto terlihat tersipu karena melihat gayanya yang sekarang. Tiba-tiba ingatan Naruto beberapa hari yang lalu dengan kakak dari gadis merah tersebut terputar dikepalanya.

.

Flashback On

.

"Yo, apa kau memiliki waktu sebentar?"tanya pemuda bersurai merah yang umurnya lebih tua dari Naruto, entah kenapa ekspresi Naruto berubah menjadi dingin dan tidak bersahabat.

"Sebenarnya aku ingin menghindari kontak apapun denganmu Nii-san, tapi untuk menghormatimu yang rela meluangkan waktu untukku"ucap Naruto sambil berdiri bersandar pagar rumahnya.

"Aku tau kalau ini adalah permintaan yang egois, tapi aku harap kau mau melakukannya Naruto-kun"pinta Sirzech dengan tatapan yang terlihat seperti ogah-ogahan dan Naruto menangkap itu.

"Itu tergantung apa yang ingin kulakuakan untukmu"balasnya.

Sirzech terlihat berpikir sejenak untuk mengatakannya, lalu ia menarik nafas dalam-dalam dan memulai untuk membuka mulutnya "Jujur saja aku benci untuk meminta ini kepadamu, tapi ini menyangkut Imoutu-ku yang cantik dan imut-"belum kata-katanya selesai, Naruto memotong ucapan Sirzech yang menurutnya menjijikan.

"Sebelum itu, tolong singkirkan dulu sifat sisconmu itu. Aku juga memeiliki dua orang adik dan salah satunya juga seorang gadis, tapi aku tidak sepertimu"ucap Naruto yang membuat Sirzech merasa dihina oleh pemuda yang lebih muda darinya.

"Aku abaikan ucapanmu barusan, soal Rias. Tadi aku melihatnya pulang dengan pemuda yang gaya rambutnya seperti tokoh anime sepak bola yang dulu sering kutonton pada minggu pagi, masalahnya adalah aku khawatir bila Rias berteman dengan orang yang salah. Sekilas aku melihat pemuda itu, wajahnya seperti orang mesum dan aku takut karena kecantikan dan keimutan Rias sangat-"lagi-lagi Naruto memotong ucapan dari sirzech.

"Secara garis besar penjelasanmu tadi aku paham, jadi Nii-san memintaku untuk memperingatkan Gremory-san untuk berhati-hati untuk bergaul dengan sembarang orang?"Naruto memastikan bahwa perkiraannya benar atau salah.

Sirzeh yang mendengar ucapan Naruto barusan sedikit terkejut 'Bahkan cara dia memanggil Rias seperti orang asing yang baru kenal, apa yang kamu harapkan pada pemuda ini Rias'batinnya sambil mengepalkan tangannya. "Ah…i-iya, kurang lebih seperti itu"balasnya gelagapan karena acara melamunnya barusan.

"Baiklah kalau begitu, aku akan mengusahakannya dan aku mau masuk kerumah karena urusan kita sudah selesai"tanpa menunggu balasan dari pemuda bersurai merah tersebut, Naruto segera membuka pagar rumahnya dan masuk kedalam tanpa menengok kebelakang.

.

Flashback Off

.

Srett

Tanpa diduga, Naruto langsung memegang pergelangan tangan Rias dan menyeretnya dengan ekpresi serius terpasang diwajahnya. Tentu saja Rias yang diseret pun terkejut dan sedikit takut karena Naruto yang saat ini ia lihat adalah Naruto yang bukan ia kenal, sontak saja pemuda yang berada di grup yang bersama Rias memegang pergelangan tangan Rias yang satunya guna menghalangi Naruto. "Oi! Ada masalah apa kau!"teriak pemuda bersurai coklat dengan gaya rambutnya seperti tokoh anime sepak bola.

"Aku memiliki urusan dengannya sebentar, bisa lepaskan tanganmu?"ucap Naruto dengan nada berat dengan ekspresi yang serius, membuat pemuda tersebut melepaskan pegangan tangannya kepada Rias dengan sedikit bergetar.

.

Rias Pov On

.

Baru kali ini aku melihat Naru berbicara dengan ekspresi menyeramkan seperti itu, apa caraku salah? Tidak-tidak, hanya dengan ini aku bisa membuatnya ingat padaku. Ya, aku tidak salah. "Naru, t-tanganku sa-sakit"entah kenapa berkata seperti itu saja nyaliku menciut, tapi usahaku tidak sia-sia. Naru melirikku sebentar dan kakinya pun berhenti berjalan. Sapphire-nya menatap tubuhku dari atas kebawah yang membuatku memerah malu, karena pakaian yang kupakai saat ini sedikit terbuka.

"Aku tau ini bukan urusanku tapi kakakmu yang siscon itu yang memintaku untuk menjagamu dan tentu saja aku sebagai lelaki harus menepati ucapanku padanya"ucapnya dengan ekspresi keras terpasang diwajahnya, tapi alasan yang ia ucapkan tadi adalah bagian dari rencanaku kalian tau? Aku yang meminta Onii-sama bilang pada Naru dan ini berjalan sesuai rencanaku.

"Dan asal kamu tau, berurusan denganmu itu hal terakhir yang ada dikepalaku kamu tau?"aku terkejut, dengan mudahnya Naru mengatakan hal kasar seperti itu kepada seorang gadis seperti ini.

"Berarti maksudmu, kamu terpaksa melakukan ini hanya karena karena janji dan alasan bodoh soal laki-laki begitu?"berarti dia terpaksa melakukan ini karena disuruh Onii-sama saja?

"Itu benar dan demi menjaga harga diriku yang tidak terlalu berharga ini, jujur saja aku cukup senang ketika beberapa hari ini kamu tidak menggangguku"sudah cukup, aku cukup muak dengan ucapannya yang secara tidak langsung mengatakan bahwa diriku ini hanya pengganggu baginya.

"Sudahlah, ayo pulang. Aku akan mengantarkanmu"

Plak

.

Rias Pov Off

.

Plak

Sebuah tamparan secara mulus mendarat di pipi berkulit tan Naruto, tentu saja pemuda Namikaze tersebut terkejut. Suara yang cukup nyaring tentu saja membuat orang yang disekitar mereka tertuju pada mereka berdua, bahkan para remaja yang bersama Rias tadi pun juga menghampiri mereka.

"Hoi! Apa yang kau lakukan ha? Kau membuatnya menangis?"bentak pemuda bersurai coklat tadi, tapi Naruto mengacuhkannya dan tetap fokus kepada Rias yang terlihat meneteskan air mata.

"Jadi kuanggap ini sebagai penolakamu, Gremory-san"ucap Naruto sambil memegangi pipinya yang memerah, lalu pandangannya beralih kepemuda bersurai coklat yang sedang menenangkan Rias.

"Dan untukmu, aku minta kau menjaga dia. Aku yakin kau pria yang baik"ucapnya lalu pergi dari sana tanpa basa-basi lagi, sedangkan pemuda yang diberi kepercayaan oleh Naruto hanya mendecih saja.

"Tch, awas saja dia. Rias-chan daijobuka? Apa perlu kuantar pulang?"tanyanya kepada Rias, tapi gadis tersebut tak kunjung menjawabnya.

"Minna, apa kita batalkan dulu acara ini? Suasananya sangat canggung hanya karena pria brengsek tadi"ganti ia bertanya kepada temannya yang lain, mereka aling pandang dan pada akhirnya mereka memilih untuk membatalkan acara berkumpul mereka.

"Kita batalkan dulu acara ini Issei, keadaan Gremory-san tidak terlihat baik-baik saja"ucap gadis yang ada dikelompok tersebut.

"Aku setuju dengan Sakura, lebih baik kau antarkan Rias-chan pulang"ganti gadis pirang diikat ponytail yang bersuara.

"Baiklah kalau begitu, aku akan mengantarkan Rias-chan pulang, sampai jumpa besok"setelah mengatakan hal tersebut, mereka pun berpisah dan Issei mengantaran Rias pulang dengan berjalan kaki.

.

.

Diperjalanan, Issei sedikit mengobrol dengan Rias untuk menghilangkan kecanggungan yang dibuat Naruto tadi "Sebenarnya ini sedikit mengangguku Rias-chan, tapi aku ingin kamu menjawabnya kalau bisa. Apa kamu memiliki perasaan khusus pada si brengsek Namikaze itu?"tanya Issei dengan nada tidak suka kepada Naruto, bukan rahasia lagi bila Issei sangat membenci Naruto. Karena dari awal mereka sekelas, Issei sangat tidak menyukai Naruto. Alasan pertama adalah kemampuan akademis yang dimiliki pemuda pirang tersebut, Issei sadar bahwa ia tidak dapat melampaui Naruto dalam hal akademis dan ia berusaha untuk tidak berinteraksi dengan pemuda pirang tersebut. Alasan kedua adalah sifat sombong yang dimiliki oleh Naruto, mungkin pemuda tersebut tidak sadar akan hal ini. Tapi semua orang dikelas 2C sangat menyadari sifat Naruto yang itu, sebagai contohnya adalah sikap Naruto yang jarang beergaul dengan temannya dikelas.

Mereka semua pernah mencoba untuk mengakrabkan diri dengan Naruto, tapi pemuda tesebut tidak menanggapi ajakan mereka. Dan sejak itulah mereka semua tidak ingin berurusan dengan Naruto, kecuali ketua kelas mereka dan Senju Shion.

"Lebih baik kita mencari tempat untuk duduk dulu, tidak enak bila menceritakannya sambil berjalan"ucap Rias yang sudah sedikit tenang dari kejadian tadi.

Mereka menemukan tempat duduk dibawah pohon yang cukup rindang dengan suasana yang cukup tenang karena jarang kemdaraan yang lewat, mereka pun duduk disana.

.

"Naru adalah cinta pertamaku"ucap Rias membuka percakapan.

"Eh"tentu saja Issei terkejut dengan pernyataan gadis disebelahnya ini, dimulailah cerita Rias tentang masa lalunya dan Issei mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Rias.

.

.

.

.

Tbc

Bertemu lagi di chapter ini, gua mau langsung keintinya aja. Fict ini alurnya kecepetan dan gua bodo amat tentang itu, jujur gua mau namatin nih fict di belasan chapter aja. Karena mengingat kenangan pahit itu menyakitkan bro, lalu untuk chapter selanjutnya gua bingung. Gua mau jujur klo chapter selanjutnya itu seharusnya ada adegan mantap-mantap, tapi karena rate fict ini itu T jadi gua bingung mau kumasukkan ato kagak. Jadi gua mau pendapat kalian, adegan mantap-mantapnya dimasukkin ato kagak. Gua pilih suara terbanyak, itu aja yang ingin kusampaikan dan terima kasih mau nungguin fict ini update….

Unknownman 18 logout