Hidup, bila kita membicarakan tentang hal yang menyangkut sekelompok manusia. Pasti kata-kata yang keluar dari otak kita adalah keadilan,kesetaraan,dan hak asasi manusia. Mungkin kata-kata itu yang pasti terpikirkan oleh kita semua, dan hal itu yang mendasari pemikiran mereka tentang kehidupan yang ideal yang seluruh manusia inginkan. Terdengar munafik memang, bila ada seseorang yang tidak menginginkan hidup yang nyaman tanpa mengeluarkan banyak tenaga, jangan terkejut ataupun kaget bila memang orang seperti 'itu' memang ada.

Contohnya adalah aku. Bukannya sombong atau apa, tapi yang kumaksudkan bukanlah 'tidak menginginkan' tapi 'sudah menyerah' dan lebih baik mengikuti arus takdir yang membawaku kemana nantinya. Bila kalian mengira hidupku seperti protagonist dalam anime atau novel komedy romance yang selalu kalian tonton atau baca, itu semua adalah salah dan bahkan tidak mungkin terjadi pada hidupku yang berkebalikan dengan yang kusebutkan tadi.

Dan mari ikuti alur cerita sejauh jari ini menari diatas keyboard laptopku.

.

.

fict inspired by author's life story

Title :

現実 / Genjittsu

Genre :

Slice of life, hurt/comfort, family, romance, school

Warning :

OOC, Typo(s), miss-Typo, alur berantakan, bahasa ngaco, dll.

Summary:

Hidup yang ideal adalah keinginan setiap manusia, tapi bagaimana bila salah satu dari mereka menyerah dan memilih hidup dengan apa yang mereka punya saat ini? Dan inilah kisah seoarang pemuda yang ingin hidup normal, tidak seperti remaja lainnya…

Rate:

T

Disclaimer :

Chara anime Naruto dan Hs dxd yang berada di-fict ini tidak milik saya, saya hanya meminjam dari pencipta aslinya tanpa mengambil biaya apapun

.

.

Prolog

.

.

Someone P.O.V on

.

Hidup, ingin sekali rasanya aku mengatakan 'Semua yang kulakukan tidak ada yang berguna untuk hidupku ini' dengan tersenyum pada mereka yang menganggapku sebagai seorang pesuruh yang selalu menjilat pada kaki orang kaya yang lewat didepanku. Dan yah…..untuk ukuran remaja sepertiku, kalimat seperti 'Nikmatilah masa muda ini, karena masa muda hanya terjadi sekali seumur hidup' hanyalah kalimat yang berisi ejekan para remaja untuk satu orang remaja yang kerjanya hanya bisa melakukan hal atau pekerjaan yang disuruh orang tua remaja tersebut. Yang artinya, remaja tersebut menyia-nyiakan masa remajanya untuk karirnya dimasa depan nantinya, mungkin terdengar dewasa dan remaja yang penurut karena selalu menuruti perintah orang tuanya dan memikirkan masa depannya ketimbang melakukan hal-hal yang dilakukan anak remaja pada umunya.

Tapi apakah kalian sadar, bahwa orang yang kalian anggap dewasa dan penurut tadi…hanyalah seorang pecundang yang tidak lebih dianggap sampah bagi orang tua-nya. Kalian tidak akan sadar hal itu, karena kalian sibuk mencari kejelekan orang yang kalian cemooh tersebut. Baiklah….kita akhiri saja pembicaraan ini, karena membicarakan sesuatu yang kalian anggap lucu itu membuatku muak.

.

Someone P.O.V end

.

Kring kringggg

Bunyi jam weker yang sedang memberitahu pemiliknya, bahwa alarm yang ia pasang semalam telah berbunyi dan menandakan kalau sekarang adalah waktu yang ia pilih untuk bangun dari istirahatnya untuk memulai kegiatan pagi hari. Walau masih terlihat mengantuk dan enggan untuk bangun, tapi sebuah tangan terlihat sedang menggapai jam weker yang berada disamping tempat tidurnya.

Kringg…Tik

Dan dengan sedikit susah payah, sang pemilik tangan pun akhirnya berhasil mematikan alarm yang membuatnya pusing karena suaranya yang berisik. Walaupun memang dirinya sendiri yang memasang alarm tersebut, jujur bila tidak karena jadwal piket yang saat ini gilirannya. Mungkin dirinya tidak akan bangun sepagi ini untuk berangkat kesekolah. Remaja bersurai pirang tersebut segera bangun dari tempat tidurnya dan bergegas beranjak dari sana, karena bila terlalu lama duduk diatas tempat tidurnya pasti ia ingin tidur lagi. Entah aura apa yang berada disekeliling kasur tua itu hingga membuat siapa saja yang berada didekatnya seperti ditarik layaknya magnet yang menemukan sebuah besi.

'Hoamzz….masih jam enam kurang delapan menit, masih ada waktu dua jam untuk membersihkan kelas sebelum pelajaran dimulai'batin pemuda tersebut sambil melihat jam yang tadinya berada di nakas sebelah kasurnya, ia pun segera mengambil handuk dan pergi mandi.

.

Time skip

.

Setelah mandi, pemuda pirang tersebut segera mengambil seragam sekolah yang ia siapkan diatas tempat tidurnya tadi. Terlihat sebuah kemeja putih dengan blazer hitam dengan garis putih dilengannya sudah siap dan rapi, tinggal memakainya saja karena pemuda tersebut telah menyetrikanya kemarin malam ketika sebelum tidur. Ia pun memakai seragamnya dan terlihat sebuah tulisan nama di blazer seragam tersebut.

Namikaze Naruto

Itulah tulisan yang berada di blazer seragam beserta tokoh utama fict ini. Setelah selesai memakai seragam, Naruto segera keluar dari kamarnya dan turun kebawah untuk berangkat kesekolah. Karena jam yang masih terlalu pagi, jadinya tidak ada sarapan untuk ia makan karena penghuni rumah ini masih belum bangun. Tanpa ba-bi-bu, Naruto segera menuju kulkas dan mengambil sepotong roti tawar dan memberinya sedikit susu coklat kental untuk sarapan paginya.

"Ittekimasu"ucap Naruto dengan pelan sambil menggigit roti yang ia ambil dari kulkas tadi, ia tidak ingin membangunkan penghuni rumah yang lain karena pasti merepotkan bila yang lain terbangun dan melihatnya sudah siap berangkat kesekolah di jam yang masih terlalu pagi.

Naruto P.O.V on

Pagi yang indah, walaupun terasa lebih dingin dari kemarin sih. Oh, perkenalkan namaku Namikaze Naruto. Anak sulung dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina serta kakak dari Namikaze Naruko dan Namikaze Menma. Tidak ada yang spesial dari diriku ini, karena memang dari awal aku ini tidak memiliki sesuatu kelebihan khusus dibidang tertentu. Hanya saja aku memiliki hobi menggambar dan menonton Anime ataupun manga dan sekarang aku duduk dibangku kelas dua SMA di Kuoh Academy, kehidapan sekolahku pun terbilang biasa-biasa saja karena aku terlalu malas mengikuti ataupun mencontoh remaja seumuranku yang memiliki segudang kegiatan yang menurutku tidak penting dan membuang-buang waktu. Dan-ahh gomen karena asik memperkenalkan diri, aku tidak sadar kalau sudah berada dihalaman sekolah. Jadi sampai ketemu nanti dan tentang kehidupanku sehari-hari, mungkin akan terjawab seiring waktu berjalan nanti. Jaa ne~~

.

Naruto P.O.V end

.

Kuoh academy atau Kuoh gakuen, adalah sekolah yang dulunya khusus perempuan. Sekitar 2 tahun yang lalu, sekolah ini dibuka untuk umum dengan perbandingan antara siswa perempuan dan siswa laki-laki sekitar 5:2. Karena akademi ini yang bisa dibilang tidak terlalu terkenal di kota kecil seperti Kuoh, jadi tidak perlu kaget bila siswa perempuan lebih mendominasi daripada siswa laki-laki. Di lorong sekolah yang masih terlalu pagi, karena jam pelajaran baru dimulai jam 08.00 dan sekarang jam menunjukkan angka 06.43. berarti masih terlalu pagi untuk seukuran murid sudah berada di area sekolah.

Tap tap tap

Terdengar suara langkah kaki yang terdengar jelas dan menggema di lorong yang menghubungkan gedung akademi dan parkiran sekolah. Terlihat seorang pemuda bersurai pirang sedang berjalan santai menuju kelasnya 2C yang berada dilantai dua gedung akademi. Pemuda yang bernama Naruto itu berjalan dengan santai, terlihat ditelinganya terpasang earphone yang sedang memainkan music kesukaannya.

Daremoga okizari ni shita sekai de

hajimarinouta o utai tsudzukeru mō

wakatteta nda hidoku shagareta koe o

agereba matakiminiaeru ki ga shita nē

kikoete iru ndeshou?

Entah kenapa ia suka sekali dibagian itu, seolah dirinya sedang menyusuri lorong waktu untuk menemui seseorang dan seseorang itu adalah dirinya dimasa lalu. Ia ingin berbicara banyak hal pada dirinya yang dulu, bercerita tentang indahnya masa kecilnya dulu, bagaimana polosnya ia ketika masih kecil dan rasa keingintahuan yang tinggi terhadap dunia ini. Setelah itu tertawa bersama, tertawa karena kenyataan yang dulu ia harapkan berbanding terbalik dengan yang ia hadapi sekarang. Keadilan yang dulu ia dengar dicerita dongeng yang sering ia baca sebelum tidur, tidak lain hanyalah bualan orang dewasa untuk menutupi kenyataan kejam dibalik kerasnya dunia yang mereka tinggali. Kesetaraan? Di dunia ini tidak ada yang namanya kesetaraan dalam hidup, bila masih ada makhluk bernama 'Manusia' yang memiliki pola pikir seperti binatang. Bila masih ada yang namanya kesetaraan, coba jelaskan sebagai contoh kenapa masih ada penumpang bus yang sudah tua harus berdiri dikala penumpang lain yang notabene-nya masih muda sedang duduk tanpa memperdulikan orang tua tadi. Itulah yang kumaksud dan kenapa kita harus repot-repot memikirkan hal yang sudah tidak bisa diubahdan menjadi kebiasaan manusia. Itu semua hanya membuang-buang waktu dan malah membuat waktu berharga kalian habis karena harus memikirkan sifat dan kelakuan manusia yang bisa dibilang 'berada ditahap kronis dan tidak bisa diselamatkan'. Karena terlalu asik menghayati lagu yang sedang diputar di earphone-nya, Naruto tidak sadar bahwa ia telah sampai dikelasnya dan hal yang pertama yang dapat ia ucapkan untuk kondisi ruang kelasnya saat ini adalah 'tempat pembuangan sampah'. Tanpa berlama-lama, ia segera menuju tempat duduknya di pojok kanan belakang didekat menaruh tasnya, lalu mengambil sapu diloker yang berada dipojok kiri kelas dan menyapu ruangan kelasnya.

Skip time

Saat ini terlihat ruang kelas 2C yang telah bersih dari kotoran, terlihat tempat duduk murid yang tadinya berantakan dan tidak tertata sekarang sudah berbaris rapi. Papan kelas yang tadinya terdapat banyak sekali coretan tidak jelas, sekarang sudah bersih tanpa ada coretan. Meja guru telah tertata rapi, jendela yang telah bersih, dan loker meja siswa telah bersih tanpa adanya sampah disana. Itu semua adalah hasil kerja pemuda pirang tersebut, walaupun terlihat acuh dan tidak perduli tapi dirinya tetap mengutamakan kebersihan lingkungan. Jadi jangan kaget bila nanti ada temannya yang berkata 'Tidak mungkin' ketika melihat kamarnya dirumah yang tertata rapi. Tapi pertanyaannya adalah, kenapa ia melakukan tugas piket sendirian? Apakah tidak ada orang lain yang juga bertugas membersihkan kelas hari ini? Dan jawabannya adalah ada, jadwal petugas piket hari ini berjumlah lima orang dan semuanya adalah siswa laki-laki. Dan kenapa ia membersihkan semuanya sendirian? Karena ia tidak percaya pada teman sekelasnya atau lebih tepatnya remaja yang sekelas dengannya, Naruto tidak pernah mempercayai orang lain karena ia tahu prinsip mereka. 'Aku tidak ingin melakukan hal yang merepotkan, selama masih ada orang lain yang dapat melakukannya' itulah prinsip mereka dan bila dirinya terlalu berharap kepada orang seperti itu yang ada hanyalah penyesalan yang ia dapatkan nantinya.

"Hahhh….lelah sekali, sekarang masih jam 07.28 dan pelajaran dimulai jam 8. Masih ada waktu untuk istirahat"ucap Naruto lalu melipat tangannya untuk menjadi bantalan kepalanya, tidak lupa ia memasang earphone ditelinganya sambil memilih-milih lagu untuk ia putar sambil menemani istirahatnya. Tidak lama mencari, ia pun memutar soundtrack opening Anime yang berjudul 'Ichiban no takaramono'dilayar smartphone-nya

Kao wo awashitara kenka shite bakari
Sore mo ii omoide data

.

Kimi ga oshiete kuretan da Mou kowaku nai
Donna fujiyuu demo shiawase wa tsukameru Dakara

.

Hitori demo yuku yo Tatoe tsurakute mo
Kimi to mita yume wa Kanarazu motteku yo
Kimi to ga yokatta Hoka no dare mo demo nai
Demo mezameta asa Kimi wa inain da ne

Karena alunan music yang terdengar santai ditelinganya, Naruto pun merasakan kantuk yang tidak tertahankan dan akhirnya ia terlelap karena tidak kuat menahan godaan untuk memejamkan mata.

Skip time

"Oi Naruto, bangun"sebuah suara terdengar memanggil nama pemuda pirang yang masih terlelap karena kelelahan setelah melakukan tugas piket yang memakan waktu hampir 40 menit. Tidak sampai disitu saja, remaja yang memanggil Naruto tadi juga mengguncang tubuh pemuda bermarga Namikaze ini agar segera bangun dari tidurnya.

"Enghh….ada apa"terdengar lenguhan setelah usaha remaja tadi untuk mengguncang-guncang tubuh Naruto.

"Bangunlah, pelajaran akan dimulai sepuluh menit lagi"ucap remaja tersebut yang memiliki surai hitam sedikit panjang dengan iris amethyst kepada Naruto.

"Hoamzz….aku sudah bangun, Hyuuga-san"ucap Naruto kepada remaja yang bernama Hyuuga Neji yang menjabat sebagai ketua kelas 2C saat ini. Ia sedikit menguap dan membersihkan sudut bibirnya, takut ada air liur menetes disana.

"Baiklah, apa kau melakukan tugas piket sendirian lagi hari ini?"tanya Neji kepada Naruto, karena ia tahu sifat pemuda pirang didepannya ini.

"Seperti itulah, bukannya kau sudah tau Hyuuga-san? Kenapa bertanya lagi"balas Naruto sedikit bingung dengan remaja bermarga Hyuuga itu. Hampir setiap tugas piket Naruto tiba, Neji selalu bertanya padanya seperti 'Apa kau melakukan tugas piket sendirian?' dan selalu ia jawab dengan jawaban acuh namun memiliki arti yang sama seperti 'Mungkin, entahlah, coba tanya murid yang lain, dan siapa tau' dan memiliki makna 'Iya'. Tapi tetap saja Neji menanyakannya berulang-ulang seperti orang bodoh. Ia tidak habis pikir, apa semua keturunan Hyuuga memiliki sifat aneh seperti Neji.

"Hah~~ kuharap kau sedikit mempercayai teman sekelasmu Naruto, bila tidak kau tidak akan mempunyai seorangpun teman untuk 2 tahun kedepan"ucap Neji memberi saran. Ia sangat tahu bahwa Naruto tidak mau menunda-nunda pekerjaan dan akan mengerjakan tugas atau kewajiban yang dipercayakan padanya terlebih dahulu, karena Naruto memiliki prinsip 'Bila bisa dikerjakan sendiri dan cepat selesai, kenapa tidak'. Walaupun hal tersebut membuat fisiknya kelelahan seperti tadi, Naruto tidak perduli.

"Bukannya aku tidak percaya, tapi aku tidak ingin terlalu berharap pada orang yang tidak memiliki niat sedikitpun"balasnya acuh sambil melepas earphone yang masih terpasang ditelinganya.

"Terserahlah"ucap Neji sambil melenggang pergi menuju tempat duduknya.

Naruto pun hanya mengendikkan bahunya dan menatap keluar jendela, dan pandangannya sedang melihat anggota OSIS yang sudah berjaga digerbang sekolah untuk menghukum murid yang datang terlambat.

'Seumur hidup, aku tidak akan melakukan hal bodoh hingga harus berurusan dengan anggota OSIS'batinnya melihat seorang siswa yang terjaring razia anggota OSIS di gerbang. Sayup-sayup ia mendengar percakapan teman sekelasnya yang duduk di meja paling depan.

"Lihat, sudah kubilang kalau aku sudah membersihkan kelas hingga bersih seperti ini"ucap bohong pemuda bersurai coklat pada teman-temannya dan ditanggapi tatapan tidak percaya dari taman-temannya.

"Tidak mungkin pemuda mesum sepertimu dapat membersihkan kelas sampai seperti ini Issei"ucap gadis bersurai pirang pucat kepada pemuda bernama Issei tersebut dan diberi anggukan oleh gadis lainnya.

"Apa kau bilang Yamanaka"ucap Issei sedikit marah kepada gadis didepannya dan suasana ramai pun terjadi karena ulah mereka, Naruto tidak mempermasalahkan hal itu. Karena dirinya tidak ingin terlalu menonjol seperti sekelompok remaja tadi, ia ingin masa sekolah yang normal tanpa ada gangguan apapun.

'Dasar pembohong, tapi biarlah. Aku juga tidak perduli tentang hal itu. Kalau tidak salah pelajaran pertama adalah matematika dan kalau tidak salah kemarin Iruka-sensei memberi tugas yang harus dikumpulkan hari ini'batin Naruto sambil mengeluarkan buku paket dan tulis matematika-nya, ia mengecek apakah ia sudah selesai mengerjakan tugas atau belum.

"Huft~ untung kemarin langsung kukerjakan disini, jadi aku tidak perlu mengerjakan dirumah"ucapnya lega, tidak lama kemudian bel pertanda jam pelajaran pertama berbunyi.

Teng tong teng tong

Srekk~~

Lalu pintu kelas terbuka dan menampilkan pria paruh baya dengan luka melintang diatas hidungnya, ialah Iruka Umino. Guru matematika di Kuoh akademi

"Baiklah anak-anak, segera buka buku tugas kalian dan mari kita bahas tugas yang Sensei kemarin berikan"ucap Iruka sambil menaruh buku yang tadi ia bawa dimeja guru.

"Are, kemarin Sensei memberikan tugas ya?"ucap beberapa murid dan dibalas oleh Iruka dengan senyuman.

"Bagi yang tidak mengerjakan tugas, silahkan maju kedepan. Karena akan Sensei beri hukuman"ucap Iruka sambil tersenyum dan langsung dipatuhi murid yang tidak mengerjakan maju kedepan.

Skip time

Teng tong teng tong

"Baiklah anak-anak, semoga hari ini menjadi pembelajaran yang lain agar mengerjakan tugas yang diberi oleh guru. Baiklah, sampai ketemu minggu depan".

"Hai'"balas siswa serempak, setelah itu mereka segera menghambur keluar kelas untuk pergi kekantin mengisi perut mereka yang kosong karena terlalu banyak digunakan untuk berpikir. Banyak dari mereka pergi kekantin, ada juga yang membawa bekal dari rumah untuk dimakan dikelas agar hemat uang. Sedangkan terlihat karakter utama kita, yaitu Naruto sedang memakan roti yakisoba yang ia beli dijalan pagi tadi. Dengan sebotol air mineral dan ditemani handphone-nya, Naruto dengan tenang menghabiskan jam istirahatnya dikelas.

Naruto hampir jarang pergi kekantin, bila tidak terlalu mendesak dan penting ia akan tetap dikelas sambil menatap layar handphone-nya. Ia tidak pernah membuang-buang waktunya untuk pergi berjalan kekantin, kecuali ke toilet dan perpustakaan. Ditemani handphone-nya, Naruto lebih suka melihat informasi tentang tanggal rilis Anime atau tanggal terbit Manga yang ia tunggu. Yap, Naruto adalah Otaku ringan yang menonton Anime dan membaca Manga untuk hiburan. Tidak seperti Otaku garis keras yang sampai mengurung diri dikamar seharian tanpa melakukan apapun.

"Oh, ternyata Hitomi-chan akan kembali ke masa depan dan meninggalkan Yuito-kun ya. Hahh….kukira mereka akan berpacaran, padahal mereka berdua pasangan yang sangat cocok menurutku"ucap Naruto sambil melihat handphone-nya yang menampilkan video sebuah Anime. Karena terlalu fokus menonton Anime yang ada di layar smartphone-nya, ia tidak sadar kalau ada seorang gadis duduk didepannya.

"Kamu melihat apa Namikaze-kun, sepertinya serius sekali"tanya gadis bersurai putih agak pirang kepada Naruto yang baru sadar dari acara menontonnya.

"Oh, hanya menonton sebuah Anime. Ada perlu apa denganku, Senju-san?"tanya Naruto kepada gadis bernama lengkap Senju Shion tanpa basa-basi.

"Tidak ada apa-apa, hanya saja ketika melihat dirimu yang sedang sendirian sedang asyik dengan handphone-mu membutaku sedikit penasaran. Jadi Namikaze-kun suka hal-hal yang berbau Otaku ya?"tanya Shion kepada Naruto yang sedang membersihkan sampah plastik bungkus yakisoba yang ia makan tadi.

"Aku tidak membencinya dan masih dalam batas wajar, menurutku tidak terlalu buruk.Gomen, aku mau membuang sampahku dulu"ucapnya sambil berjalan keluar kelas menuju tempat sampah tanpa menunggu balasan dari gadis didepannya. Naruto bukannya tidak mempercayai ataupun tidak mau memliki seorang teman, dirinya hanya menjaga jarak agar tidak terlalu menonjol dikelasnya. Sebisa mungkin ia meminimalisir adanya interaksi seperti bercakap-cakap seperti tadi dan melakukannya hanya bila keadaan penting saja. Makanya Naruto agak menghindari percakapan ringan seperti tadi yang berujung menjadi obrolan panjang seperti seorang teman.

"E-eh, u-uhm"balas Shion agak terkejut karena naruto langsung berjalan pergi meninggalkannya.

Shion P.O.V on

'Dia menghindar lagi, entah kenapa Namikaze-kun selalu menghindari interaksi teman sekelasnya. Apa ia tidak merasa kesepian?' sambil melihat pintu yang Naruto lewati untuk membuang sampah. Sebenarnya sudah lama aku ingin mengajak Namikaze-kun untuk mengobrol ringan seperti tadi, hanya saja dia terlihat sangat susah didekati. Seperti ada dinding tak kasat mata yang membatasi dirinya dan kami, apalagi bila dirinya sudah fokus dengan smartphone-nya. Bisa tambah sulit untuk mengajaknya mengobrol, tadi saja sudah termasuk sebuah keberuntungan untuk dapat mengobrol dengannya. Walaupun hanya beberapa menit, tapi sebuah kemajuan karena paling tidak aku dapat mengobrol dengannya. Tapi ngomong-ngomong, kenapa Namikaze-kun lama sekali ya membuang sampahnya? Perasaan jarak kelas kami dan tempat sampah dekat sekali, tapi kenapa dia tidak kembali? Aku susul saja ahh…

Shion P.O.V end

Shion langsung menyusul Naruto keluar kelas, ketika sampai diluar kelas ia melihat Naruto sedang ditelpon seseorang yang ia tidak kenal. Ia pun menunggu disamping pintu masuk kelasnya, sampai Naruto selesai menelpon.

"Uhm, gomennasai. Aku tidak akan mengulanginya lagi"

Tuut~

Naruto mematikan ponselnya dan menghela nafas sedikit kasar karena ulah penelpon tadi sepertinya. Ketika ia berbalik hendak masuk kekelasnya, pandangan matanya menangkap seorang gadis bersurai putih agak pirang sedang bersender didekat pintu masuk kelas mereka.

"Ano Senju-san, kenapa kamu disini? Sedang menunggu seseorang?"tanya Naruto dengan sopan, terlihat senyum tipis terukir diwajah gadis didepannya ini. Membuat Naruto sedikit blushing.

"Aku menunggumu Namikaze-kun, karena lama tidak kembali aku pun menyusulmu dan juga bisakah kamu memanggil nama depanku saja? Rasanya sedikit canggung bila memanggil dengan marga kita masing-masing"saat mengucapkan kalimat tersebut, kepalanya sedikit miring dengan ekspresi malu-malu kucing membuat Shion terlihat lebih manis. Namun Naruto sudah kebal dengan ekspresi itu, ia sudah sering melihat ekspresi malu-malu seperti itu yang diperankan banyak chara anime yang lebih manis dari Shion dan hasilnya ia sudah terbiasa.

"Gomen, aku jadi merasa tidak sopan bila memanggilmu dengan nama depanmu Senju-san. Dari kecil orang tua-ku mengajarkan untuk berperilaku sopan terhadap semua orang, jadi permintaanmu tadi tidak bisa kulakukan"Naruto sangat berhati-hati ketika menolak permintaan seorang gadis, karena hati seorang perempuan sangatlah sensitif.

"A-ah tidak bisa ya, kalau begitu ayo kita masuk Namikaze-kun. Sebentar lagi pelajaran akan dimulai"ajak Shion langsun berbalik tanpa menunggu Naruto, yang diajak pun berjalan dibelakangnya tanpa tau ekspresi kecewa terpasang oleh gadis bermarga Senju tersebut.

Skip time

Teng tong teng tong

Jam pelajaran telah usai dan banyak sisawa yang menhambur untuk pulang kerumah masing-masing, walaupun mayoritas dari mereka masih berada di sekolahan karena mengikuti ekstrakulikuler. Namun tetap saja, banyak juga pergi untuk bersenang-senang seperti ke karaoke,game center, dan tempat para remaja sekolah biasa berkumpul. Tentu saja, mereka yang dapat bersenang-senang adalah anak yang kedua orang tua-nya memiliki harta kekayaan yang lumayan atau melimpah. Dan hal tersebut dimanfaatkan oleh remaja tersebut untuk bersenang-senang, jadi mereka tidak perlu khawatir dengan karir mereka dimasa depan nantinya. Walaupun mereka lulus dibawah rata-rata, tapi selama kekayan kedua oran tua mereka masih ada mereka akan tetap dapat pekerjaan yang mereka inginkan. Dan kita akhiri peembicaraan memuakkan ini, karena tokoh utama kita terlihat sedang bejalan keluar dari area akademi. Hanya saja ia tidak berjalan pulang kerumahnya, melainkan menuju tempat kerja sampingannya. Yap, Naruto mengambil kerja part-time disebuah Café yang cukup terkenal dikalangan remaja sekolahan. Café tersebut bernama Maid and Butler Cafe, yah terdengar aneh dengan namanya.

Disana Naruto mengambil sift sore sampai malam, pasti kalian bertanya kenapa Naruto bekerja part-time sedangkan kedua orang tuanya masih hidup dan masih bisa menafkahi dirinya. Jawabannya adalah, karena Naruto memiliki dua orang adik yang duduk dibangku SMA dan kedua orang tuanya hanyalah pegawai kantor biasa. Itu salah satu dari alasannya dan juga gaji yang ia dapat dari kerja part-time di café ini sangatlah lumayan, bisa untuk membayar administrasi sekolahnya. Naruto pun sudah sampai dan ia segera masuk lewat pintu belakang yang dikhususkan untuk pegawai. Ia menuju loker miliknya dan mengganti seragam sekolahnya dengan sebuah setelan seragam butler bagi pria. Disini seragam untuk pegawai perempuan adalah pakaian maid dan untuk pegawa laki-laki adalah pakaian khas seorang butler. Disini Naruto bekerja menjadi pelayan, tapi bila didapur butuh bantuan dia juga akan membantu. Oleh karena itu Naruto biasanya mendapat bonus dari bosnya, karena bila bekerja ia sangat tekun.

"Jadi, Ojou-san mau memesan apa?"tanya Naruto dengan senyuman ramah terpasang diwajahnya kepada dua pelanggan gadis yang sedang duduk sambil melihat menu yang disediakan. Beberapa menit Naruto menunggu, akhirnya dua gadis tersebut memesan minuman.

"Uhm, kami berdua memesan parfait rasa strawberry dua dan chicken fingers satu"ucap salah satu gadis memesan makanan dan minuman dan tanpa menunggu lama Naruto segera menulis pesanan kedua gadis tersebut.

"Hai', mohon tunggu sebentar Ojou-sama"ucapnya pada kedua gadis tadi lalu pergi menuju counter untuk memberikan pesanan pelanggan tadi.

"Dua parfait strawberry dan chicken fingers satu, Shinra-san"ucap Naruto kepada gadis seumurannya yang bersurai hitam memakai kacamata berbingkai hijau.

"Uhm"

Skip time

Saat ini jam menunjukkan angka 20.30 dan sudah waktunya jam tutup café, Naruto pun segera membereskan kursi dan mengelap meja. Setelah selesai membersihkan meja dan kursi, ia segera mengganti seragam butler-nya dengan seragam sekolah.

"Kalau begitu aku pulang dulu Shinra-san, tolong bilang kepada bos kalau meja dan kursinya telah kubersihkan"ucapnya kepada gadis yang bertugas menjadi kasir dan penerima pesanan karena para pegawai tetap yang bekerja di café ini sudah pulang dari tadi dan menyisakan Naruto dan Tsubaki.

"Baiklah, sampai bertemu besok"

Skip time ama Change scene

Setelah berjalan selama lima belas menit, Naruto akhirnya sampai dirumahnya.

Naruto P.O.V on

Sudah lewat jam makan malam, seharusnya mereka semua sudah tidur. Beginilah kesearianku, memang terasa membosankan tapi aku menikmatinya. Hidup normal, tanpa ada yang mengganggu hobi dan pekerjaanku. Hidup seperti ini saja sudah membuatku bersyukur, karena hidup yang ideal dan yang didamba-dambakan orang banyak tidaklah ada. Dan daripada menghayal dan bersusah payah menggapai yang tidak pernah ada, lebih baik menikmati apa yang kita punya saja.

"Tadaima"

Huhh…..lampu tidak ada yang menyala, berarti aku bisa langsung istirahat tanpa harus mendengar ceramah ang membosankan dari mereka berdua.

"Kenapa jam segini kau baru pulang, Naruto?"suara ini…

Naruto P.O.V end

"Kenapa jam segini kau baru pulang, Naruto?"ketika ia ingin menaiki tangga, sebuah suara menhentikan langkahnya.

'Hahh…sial sekali nasibku'batinya sambil berekspresi lesu ketika melihat dua orang yang sedang berdiri sambil menatapnya intens.

.

.

And cut

Yo…ketemu lagi Reader-tachi, sekarang ane datang dengan fict genre baru dan tidak seperti biasanya. Yah~~soalnya ada Reader yang bilang klo ane selalu membuat fict yang bertema masalah keluarga dan jujur ane memang suka genre itu. Tapi fict yang 'Kawatta' tidak kok, dan mohon saran dan kritiknya karena entah kenapa akhir-akhir ini ane pengen banget publish fict genre kayak gini dan lahirlah fict ini. Saya minta saran dan kritik, bukan kata-kata sepele seperti 'Lanjut thor' 'Bagus thor' atau yang sejenisnya. Karena komentar yang kayak gitu tidak bisa membuat saya bersemangat untuk menulis (walaupun ada rasa bahagia tersendiri sih), tapi tetep lebih baik bila kalian memberi kritik yang pedas daripada komentar sepele kayak yang ane contohin tadi dan jangan khawatir. Fict ane yang lain tetep up kok jadi gitu aja…..

Unknownman 18 out