F I K A

Byun Baekhyun – Park Chanyeol

[Boys Love. Mpreg. Family. Lokal! Semiformal!]

Mature Diqit yha.

.

.

.

Satu

.

.

"Sayang, kopiku mana?"

Baekhyun menepuk jidatnya saat sang suami menginterupsi kegiatan melipat kain di ruang tv. Ya ampun, bagaimana bisa ia lupa menyeduh kopi sementara sarapan sudah siap di atas meja makan? Tak mau membuat suaminya menunggu, Baekhyun segera bangkit menuju konter dapur meninggalkan beberapa potong kain lagi untuk di lipat. Chanyeol tersenyum kecil melihat sang istri yang mengomeli dirinya sendiri karena sekarang lebih sering lupa dengan hal-hal penting termasuk membuat kopi.

"Kopi instan aja, ya? Biar nggak terlalu lama nunggu."

"Iya, nggak masalah."

Hanya butuh tiga menit kopi dalam mug tersodor di hadapan Chanyeol. Tadinya Baekhyun akan kembali ke ruang tv, tapi lengannya dicegat oleh sang suami.

"Mau kemana? Temenin sarapan dulu dong, aku butuh yang manis-manis."

Alis Baekhyun menukik menciptakan ekspresi menggemaskan. Kalau begini, akan terlihat sekali perbedaan umur mereka yang hampir sepuluh tahun.

"Manis-manis? Perlu aku buatin pancake madu?"

Chanyeol hampir terjungkal saking gemas dengan istrinya yang kalau sedang digombal malah tidak sadar. Sungguh kepolosan yang sangat murni.

"Bukan, sayang. Yang aku maksud manis-manis itu kamu, sini duduk." Kursi makan ia tarik kemudian mendudukkan Baekhyun disampingnya dengan lembut, "Selama aku kerja, apa yang kamu lakuin di rumah?" Tanya si tinggi sambil menyeruput kopi.

"Ung, kebanyakan beres-beres dan kalau bosan biasanya aku tidur. Tapi semenjak Ichi sama Ocha dititip ke kita, aku jadi ada temen di rumah." Chanyeol menopang dagunya dengan tangan saat menyimak cerita Baekhyun sambil senyum-senyum kecil.

Informasi saja, mereka baru menikah sekitar dua bulan dan sekarang menempati rumah yang Chanyeol beli dengan gaji sebagai Pegawai Negeri Sipil. Memang pekerjaan yang tidak seberapa, tapi jaminannya cukup banyak, sehingga kalau ia mati pun Baekhyun dan anak-anak mereka nanti tetap aman.

"Mereka nakal, nggak?"

"Nakal sih, tapi masih wajar kok. Dulu juga aku senakal mereka sampe bikin mama kerepotan, hehe."

"Bener? Bilang aja kalo mereka bikin kamu capek, biar aku balikin ke asalnya."

Baekhyun cuma terkekeh tapi bisa memastikan kalau Chanyeol percaya padanya. Lagipula siapa yang tidak gemas dengan bocah berkucir dan berkepang seperti Ichi dan Ocha? Baekhyun malah berharap ia bisa memiliki anak kembar selucu keponakannya itu nanti. Tapi sepertinya mustahil untuk hamil dalam waktu dekat karena mereka pun jarang bersetubuh. Alasan apalagi kalau bukan karena Chanyeol yang sering pulang dalam keadaan lelah? Baekhyun mana mungkin berani menagih jatah.

"Baekhyun, nanti malem jangan tidur dulu, ya?" Pinta si tinggi sambil menggenggam jemari istrinya. Ada maksud, tentu saja. "Ichi sama Ocha kamu tidurin di kamar tamu. Karena nanti malem aku mau kita berduaan aja."

Tersipu-sipu, Baekhyun menggigit bibir bawahnya tak berani menatap wajah Chanyeol yang terlalu tampan, apalagi saat membicarakan soal tidur. Dengan pakaian dinas dan rambut hitam yang disisir rapi ke atas, menatapnya seolah sangat berharap untuk nanti malam. Ya ampun, Baekhyun jadi deg-degan sendiri.

"I-iya, Chan."

Memang Chanyeol menyuruh sang istri memanggilnya dengan nama secara langsung, tidak perlu Mas atau Kak. Ia hanya ingin mereka terlihat santai dan sepantaran meskipun usia tidak bisa berbohong. Baekhyun tidak menolak walau agak risi di awal, rasanya tidak sopan memanggil yang lebih tua dengan nama saja.

"Ontii! Ontii! Kak Ichi gangguin Ocha main, ih!" Seorang bocah berkucir kuda datang mengadu ke pangkuan Baekhyun. Lalu disusul bocah lain yang memamerkan gigi-gigi susu kecil menggemaskan.

"Enggak, kok. Ocha aja yang nggak mau main sama Ichi."

Jangan bingung kenapa dua keponakannya itu memanggil Baekhyun dengan sebutan Onti atau sebenarnya Aunty. Semua karena Yoora, kakak perempuan Chanyeol yang sejak lama menginginkan anak-anaknya memanggil Baekhyun dengan sebutan imut seperti Onti. Sekarang malah keterusan.

"Kok udah pada bangun jam segini? Biasanya Ichi sama Ocha 'kan keboo."

"Ih, Ontiii~" Ocha merengek tak terima muka cantiknya disamakan dengan kerbau yang suka mandi lumpur, "Itu juga gara-gara kak Ichi, tidurnya kemana-mana sampe nimpa perut Ocha."

"Perasaan kamu doang, Cha." Ichi merotasikan bola matanya lalu menarik kursi untuk duduk di sebelah Chanyeol, "Om, nanti sore jalan-jalan, yuk?"

"Maap aja nih, biji delima. Om kerja sampe malem."

Si tinggi menjawab songong sebelum menyeruput lagi kopi buatan Baekhyun. Meskipun sebetulnya instan, apapun jenis makanan kalau sudah kena tangan istrinya akan berlipat-lipat lebih enak. Kemudian Ichi mengerucutkan bibir sambil menatap Baekhyun yang sedang menyisir rambut Ocha dengan jari.

"Onti, emang ada ya PNS pulangnya malem? Kok ayah Ichi sampe siang aja kerjanya? Padahal 'kan ayah Ichi PNS juga."

"Ayah Ichi tuh yang kerjanya nggak bener." Padahal Baekhyun sudah membuka mulutnya untuk menjawab tapi keburu dipotong oleh Chanyeol. Tentu, mengganggu dua keponakannya bahkan sampai menangis adalah hobi lama si tinggi.

"Bukan gitu. Ayah Ichi 'kan guru dan batas ngajarnya sampe siang aja, makanya ayah Ichi pulang siang."

Selesai manggut-manggut, Ichi turun dari kursi makan dan mengajak Ocha mandi terlebih dahulu sebelum sarapan. Lagipula ia muak melihat wajah pamannya terus-terusan.

"Yasudah, aku berangkat kerja dulu ya, sayang." Baekhyun ikut bangkit ketika Chanyeol akan memakai jaket lalu mengantarnya sampai teras, "Baik-baik di rumah. Kalo ada orang asing datang jangan bukain pintu, kita masih baru tinggal disini jadi belum begitu tau yang mana tetangga. Terus, kalo Ichi sama Ocha bener-bener bikin kamu kewalahan bilang aja ke aku, okay?"

"Iya iya, bawel banget, sih."

Chanyeol membingkai wajah Baekhyun dengan kedua tangannya sambil saling tatap-tatapan, ditambah lengan sang istri yang ikut melingkari pinggangnya. Bersyukur, sungguh sangat bersyukur ia bisa menjadikan Baekhyun sebagai istrinya. Cantik, baik, polos, apa adanya dan tidak pernah menuntut. Chanyeol merendah untuk mencium bibir tipis merona Baekhyun sebagai bentuk rasa cintanya dan juga hadiah perpisahan untuk berjam-jam kedepan. Tapi, yang namanya bocah pasti selalu berisik sampai acara hisap menghisap pasangan baru itu terputus karena teriakan Ocha.

"ONTII! DI KAMAR MANDI ADA KECOAAAA!"

"ITU 'KAN MAINAN KECOA BOHONGAN KAMU, CHA!"

"IH, OCHA NGGAK PERNAH PUNYA MAINAN KECOA, KAK ICHI!"

"J-J-JADI ITU BENERAN? AAAAAAAAA ONTIII!"

Baekhyun mendengus dan mengantukkan dahinya ke dada Chanyeol dengan kekehan kecil.

"Ponakan kamu, Chan."

"Huft, kayaknya aku bakal nelpon kak Yoora supaya cepet-cepet ngejemput tuh dua biji selasih."

.

.

Biasanya setelah makan siang Baekhyun sudah tidak ada kegiatan rumah yang harus dilakukan. Paling tiduran di sofa empuk ruang tengah sambil maskeran dan menonton banyak sekali video tentang bayi-bayi menggemaskan di youtube melalui tablet.

"Onti, Ichi sama Ocha udah selesai makan. Sekarang mau main dulu, ya."

"Eh, mau main kemana, sayang?" Baekhyun menekan pause pada video untuk memfokuskan atensi pada si kembar, "Ocha abis makannya?"

"Abis, 'kan diancem sama kak Ichi."

"Hus, kok kamu jujur banget, sih."

Ocha langsung cemberut saat disikut oleh si kakak.

"Kita mau main ke rumah Jaemin. Itu, anaknya tante Irene."

"Yaudah, main yang baik-baik dan jangan pulang kesorean, okay? Nanti Om Chanyeol marah, lho."

"Sip!"

Selepas dua ponakannya enyah menuju rumah tetangga, Baekhyun kembali asik dengan video bermacam-macam judul. Entah kenapa ia jadi tidak sabaran, sepertinya bahagia sekali melihat orang hamil dan memiliki bayi-bayi lucu.

Drrt! Drrt!

Baekhyun mengeluarkan ponsel dari celana sepaha tanpa memudarkan senyum-senyum manja dan melihat panggilan sang suami memenuhi layar. Tanpa menunggu panggilan terputus ia segera menggeser ikon hijau.

"Halo?"

"Selamat siang, dengan istrinya Park Chanyeol?"

"Bukan, mungkin Masnya salah sambung."

"Dih, kok malah dibales gitu. Nggak asik, ah." Hanya Chanyeol yang di luar bertingkah sok imut tapi kalau sudah di rumah jadi super gagah. "Lagi apa, Bee?"

"Nontonin vlog kamu pas SMA, nih."

"Apa?! Duh kamu, 'kan aku udah bilang jangan macem-macem."

"Emang aku ngapain?" Baekhyun hampir tak bisa menahan tawanya mendengar suara kepanikan sang suami, "Kamu ganteng kok, dulu."

"Enggak. Pokoknya close yang kamu tonton sekarang. Bee, aku serius. Aku nggak siap kamu ngeliat semua keburikan dan kekhilafan aku, Bee."

Dan Baekhyun benar-benar tertawa tak kuasa kantung humornya digelitik dengan rengekan Chanyeol. Memang dulu si tinggi termasuk anak hits yang apa-apa bikin vlog terus upload ke youtube. Tapi dulu orang masih belum peduli tentang youtube, jadi Chanyeol tidak terlalu banyak menghasilkan uang saat itu.

"Bercanda, Chan. Aku lagi nontonin Baby Shower, kok." Baekhyun agak membenarkan bantal sofa di bawah kepalanya, "Seru banget kalo kita bisa bikin Baby Shower juga nanti."

Si tinggi terkekeh, "Udah ngarep banget, nih? Aku jadi nggak sabar buat nanti malem, siap-siap kita nggak akan tidur."

"Jangan berlebihan. Besok masih Rabu, kamu 'kan kerja jadi nggak boleh terlalu capek."

"Ah, kenapa khawatir banget sama aku? Soal bikin kamu lemes aku nggak pernah capek kok, sayang."

Baekhyun memang lambat sadar kalau ia sedang di gombal hal-hal manis, tapi bicara tidur dan ranjang, tak ada yang bisa menyaingi merah rona pipinya.

"Udah, ah. Emang boleh di kantor ngomongin ini?"

"Sebenarnya nggak boleh, sih. Takut yang jomblo denger terus jadi pengen cepet-cepet nikah, hahaha." Savage. Selain mengganggu keponakan, Chanyeol juga suka membuat iri pegawai lain yang belum menikah. Bahkan jika sedang berkumpul, dengan sombong ia bercerita tentang nikmatnya menyetubuhi istri dan hal-hal tak senonoh lain sampai pegawai pria meneteskan liur. "Ichi sama Ocha gimana?"

"Mereka lagi main ke rumah Jaemin. Tadi sebelum pergi udah makan siang dulu."

"Kok dibiarin main siang-siang gini, Bee? Nanti pas malem si Ocha ngigo lagi, tuh."

"Enggak. Mba Irene pasti juga paham ngelarang mereka lari-larian, apalagi Jaemin baru sembuh sakit beberapa hari lalu."

"Yaudah deh, aku mau balik kerja. Tunggu aku pulang, okay?"

"Emang biasanya nggak aku tungguin?"

"Ditungguin, sih. Cuma 'kan malam ini lebih spesial, heuheu."

Biasa pengantin baru, waktu bercinta masih di tentuin dan malu-malu kucing. Sebenarnya goda menggoda sudah tidak pantas lagi di usia Chanyeol yang memasuki angka tiga puluh empat, tapi mau bagaimana? Ia mendapatkan istri daun muda yang harus di ajak bermanis-manis supaya rumah tangga mereka tidak terlalu kaku. Wajar, karena Chanyeol pernah mengalami gagal menikah sehari sebelum pemberkatan. Calon istrinya kabur entah kemana, itu kenapa kadang Chanyeol susah menjadi pria fleksibel.

Setelah panggilan ditutup dengan beberapa kata sayang, Baekhyun beranjak meninggalkan sofa hendak mencuci wajahnya setelah bermaskeran lima belas menit. Lalu masuk ke kamar untuk mengecek beberapa pakaian dalam yang bagus ia kenakan nanti malam. Dihitung dari malam pertama, mereka sudah bercinta tiga kali. Yah, memang tidak terlalu sering dalam waktu dua bulan usia pernikahan mereka. Toh, Chanyeol menikah bukan karena soal persetubuhan dan anak, tapi karena ia ingin bahagia sambil menjalankan perintah Tuhannya.

.

.

"Waduh, Cha. Ternyata Om Chanyeol pulang sore." Ichi berbisik-bisik panik pada Ocha yang sedang menjilat es krim. Tadi sebelum pulang paman Suho membelikan mereka masing-masing satu, tapi punya Ichi sudah lebih dulu habis. "Gimana, dong? Pasti Om Chanyeol ngomel-ngomel kita pulang jorok begini."

Jaemin memang tidak mengajak mereka lari-larian tapi bermain pasir dan kue-kuean dari tanah. Sampai baju mereka jadi kotor. Chanyeol itu anti melihat bocah dekil, kecerewetannya langsung bertambah seperti ibu-ibu. Ichi dan Ocha berdiri tak jauh dari pagar rumah, mereka langsung takut melihat mobil sang paman sudah terparkir di depan garasi.

"Nggak apa-apa, kak Ichi. Segala sesuatu itu harus dihadapi dan dijalani. Kalo Om Chanyeol ngomel, cukup sabar dan ikhlas."

Si sulung terbengong, "Belajar darimana kamu ngomong kayak gitu?"

"Tadi nggak sengaja denger pengajian dari hapenya tante Irene."

Ichi masa bodo, emang kadar kegoblokan dan kemanjaan adiknya kadang-kadang sulit diterima akal sehat. Jadi ia memikirkan berbagai cara agar sang paman tidak marah ketika melihat mereka, tanpa peduli Ocha yang asik sendiri. Saat kepala kecilnya akan meledak, tiba-tiba saja Ichi melihat Baekhyun yang keluar dari rumah untuk mengambil jemuran.

Rasanya seperti api disiram air, lega.

"Ontii!"

Mereka langsung berlari melewati pagar rumah dan menghampiri Baekhyun yang reflek melotot kaget.

"Ya ampun, Ichi sama Ocha kok bisa jorok begini?"

"Tadi Jaemin ngajakin kita main kue-kuean dari tanah. Ichi nggak bisa nolak karena bunda nggak pernah izinin Ichi main tanah. Tolong jangan kasih tau bunda sama Om Chanyeol ya, Onti?" Si rambut kepang menyatukan tangannya memohon, "Onti bantuin kita masuk biar nggak ketauan Om Chanyeol, dong."

Bukannya fokus dengan rengekan Ichi, Baekhyun malah semakin melotot gemas dengan bocah-bocah nakal di hadapannya.

"Ocha kenapa makan es krim padahal lagi pilek?!"

Si bungsu menunduk sambil menjilat sisa-sisa cokelat di sekitaran mulutnya. Percuma, es krimnya sudah ludes duluan.

"Maaf, Onti. Abisnya Ocha nggak enak nolak pemberian Om Suho, es krim mahal soalnya."

Gemas. Sungguh gemas sampai Baekhyun terpikir untuk memasukkan keponakannya ke dalam kaleng sarden. Akhirnya ia menghela napas, tak ada gunanya memarah-marahi anak kecil.

"Yaudah, ayo masuk lewat pintu belakang aja. Om Chanyeol lagi mandi jadi nggak akan ketauan."

"Asik! Onti memang terbaik!"

.

.

Satu jam setelah makan malam, Ichi dan Ocha serempak minta izin pada Chanyeol buat nonton tv, tapi sang paman membantahnya kalau mereka harus tidur cepat dengan alasan karena tadi pulang kesorean. Walaupun Chanyeol tidak tahu perkara baju kotor dan kuku-kuku yang menghitam bekas tumpukan tanah sebab sang istri bergerak cepat memotongnya. Tak mau melihat pamannya murka dan cukup tahu diri mereka sudah melakukan keasalahan, Ichi langsung mengajak adiknya menggosok gigi dan mencuci muka. Baekhyun pun ikut membantu mengganti seprai dan menyalakan penghangat ruangan.

"Onti, kok kita tidurnya di kamar tamu, sih?" Tanya Ocha sambil menunggu di dekat meja kecil memeluk boneka, "Om Chanyeol masih marah, ya?"

"Enggak, sayang. Kalian harus terbiasa tidur sendiri tanpa Onti sama Om atau tanpa bunda sama ayah. Katanya udah gede?"

"Tapi 'kan Ocha mau tidur dipeluk sama Onti."

Baekhyun menepuk kasur meminta keduanya segera naik, mungkin ia agak lama memujuk Ocha yang kembali super manja. Sementara Ichi sudah siap-siap menarik selimut dan baca doa sebelum tidur.

"Malam besok tidur di kamar Onti lagi, deh."

"Memangnya malam ini kenapa?"

Yailah, bocah.

"Malam ini Om Chanyeol maunya tidur sama Onti aja. Ocha 'kan suka ngigo jadi takutnya bikin Om Chanyeol nggak bisa tidur."

"Gitu, ya? Yaudah, deh."

Baekhyun tersenyum lega ketika Ocha melunak dan segera berbaring dengan nyaman selagi Onti menarik selimut sampai batas dada mereka. Meninggalkan kecupan hangat di masing-masing dahi dan ucapan selamat malam.

..

Chanyeol langsung memusatkan pandangan dari ponsel ke tubuh istrinya yang baru memasuki kamar dengan selembar kaos tipis tanpa bawahan, kecuali celana dalam hitam. Ternyata Baekhyun sudah cukup siap sampai memakai pakaian seminim itu untuk menggoda nafsu besar suaminya. Benar kata mama mertua kalau Chanyeol sedang sangat marah sikapnya bisa seperti binatang, tak jauh beda ketika ia bernafsu untuk menyetubuhi sang istri. Tak pernah cukup sekali, tak ada lelahnya dan bergerak benar-benar seperti serigala kebelet kawin.

"Udah aman?" Tanya Chanyeol sambil meletakkan ponsel sembarangan ke atas meja samping ranjang.

"Udah. Kayaknya mereka juga kecapekan makanya gampang dibujuk."

Belum sampai Baekhyun melangkah ke tempat tidur, Chanyeol lebih dulu bangkit menyerang istrinya dengan pelukan. Hangat namun bejat. Urat-urat lengan yang menonjol terasa intens ketika bergesekan dengan kulit bokong halus Baekhyun.

"Nggak mau ngobrol dulu?" Si mungil mendongak untuk menatap wajah tersiksa sang suami sambil mengusap-usap rahang tegasnya, "Ngobrol sebelum bercinta itu penting."

"Ampun, Bee. Yang ada itu ngobrol setelah bercinta." Saking gemas Chanyeol sampai ingin meremas-remas istrinya menjadi gumpalan, "Lagipula aku nggak tahan, dari kantor udah kebayang-bayang sama kamu."

Tak memberi kesempatan Baekhyun menjawab, bisa-bisa mereka debat capres alih-alih bercinta, Chanyeol segera menahan dagu si mungil dan menekan bibir tebalnya dengan milik Baekhyun yang berbanding terbalik. Meski setipis kertas, sekalinya bibir itu membengkak Chanyeol bisa dibuat bernafsu sembilan kali lipat.

Tubuh ranting Baekhyun dicampak ke tengah tempat tidur dengan Chanyeol yang tanpa celah mengambil posisi mengungkung sambil menyibak kaos istrinya sampai batas leher. Menampakkan dua puting gemuk dan kulit dada yang makin kesini makin berisi, apa efek dari meremas bisa seperti itu?

"Bagian mana yang pengin aku sentuh?"

Padahal Chanyeol memberikan beberapa detik untuk menjawab tapi Baekhyun tak kuasa, ia hanya mengangkat lehernya agak miring ke kiri, meminta Chanyeol untuk menghisap di beberapa titik yang terekspos. Napas si mungil terengah-engah, liur suaminya terlalu panas untuk bertemu dengan kulit yang dingin dan sensitif.

Rasanya seperti lidah bertemu soda, terkejut tapi menggelitik sekaligus membuat penasaran sehingga ingin lagi dan lagi.

"Hngh, Chan!"

Baekhyun menggeliat ketika Chanyeol bernapas di atas salah satu putingnya ditambah gesekan halus dengan ujung hidung, sangat sengaja karena ia mendengar kekehan mengejek dari si tinggi. Kaki-kakinya sudah terbuka lebar, memperlihatkan selangkangan lembab Baekhyun yang ingin sekali perhatian. Tapi Chanyeol terlalu sibuk menyusu seolah ketika mereka memiliki anak nanti ia tidak bisa melakukan hal itu lagi.

"Baekhyun, woah, kamu tuh bener-bener." Seperti yang si mungil harapkan, Chanyeol mengangkat tubuhnya dan memasukkan beberapa jari ke celana dalam Baekhyun hingga menariknya lepas. "Manis banget."

Tak bisa berlama-lama lagi, penis Chanyeol keburu membengkak nyeri melihat lubang sempit istrinya yang mengkerut basah. Ia menahan agar kaki Baekhyun tetap terbuka sementara sebelah tangan lagi menurunkan karet celana pendeknya sampai penis besar yang menggantung menyembul tegak menantang. Shiap. Baekhyun semakin tak sabar menahan gatal sedangkan Chanyeol sibuk mengerang selagi memompa cepat penisnya sampai basah.

"Ahh-sakit tapi_ugh kurang dalam." Rengek si pasrah saat lubangnya mulai dikuak perlahan.

"Mau lebih dalam lagi, Beeh?" Chanyeol mendorong keras membuat Baekhyun tak siap dan reflek meloloskan jerit nikmat sekaligus kaget.

Ayeah. Pasangan baru. Masih banyak berharap dengan persetubuhan mereka agar segera menghasilkan bayi untuk dimomong. Usia rumah tangga yang masih sangat muda, mungkin akan rentan dengan gangguan dari luar apalagi Chanyeol termasuk pria tampan yang banyak disukai pegawai perempuan di kantornya. Bersyukur pria itu bisa acuh tak acuh meskipun masih dalam batas menghargai perempuan, sebisa mungkin bersikap wajar.

Tapi, semua itu hanya persepsi sementara. Bagaimana nanti?

...

Notes:

:)