Disclaimer :
Demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura*
.
TOLONG DI BACA APAPUN DI BAWAH INI, KEBIASAAN BEBERAPA READER MALAS BACA DAN BERAKHIR DENGAN ME-REVIEW HAL YANG TIDAK PERLU KARENA SUDAH TERCANTUM DI BAWAH INI.
.
Warning :
OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan. DI LARANG MENG-COPY TANPA SEIJIN AUTHOR SASUKE FANS APALAGI NYOLONG!
.
Catatan :
.
Peringatan...!
Fic ini hanyalah cerita fiksi belaka yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan seseorang, sedikit mengambil sudut pandang dan selebihnya di karang-karang oleh author, tidak menyinggung suku, ras, agama dan apapun, hanya merupakan fic untuk menghibur semata, author pun tidak akan mengambil keuntungan apapun selain kepuasan membaca dari reader.
.
Enjoy for read
.
But
.
! Don't like Don't Read !
.
.
~ A DREAM ~
[ Prolog ]
.
.
.
.
Mimpi dan kenyataan yang kadang sulit untuk di bedakan, mimpi yang terasa nyata dan kenyataan yang tidak ingin di harapkan, saat pertama kali membuka mataku, aku tidak ingat apa yang sudah aku lakukan sebelumnya hingga berakhir di ranjang rumah sakit ini, mengecek setiap tubuhku, tidak ada luka apapun, alat rumah sakit pun tak terpasang pada tubuhku, bahkan itu infus, aku merasa sangat aneh, kenapa harus di rumah sakit tapi mendapat perlakuan seperti orang yang tidak sedang sakit?
Menjalani hari dengan banyak hal yang aku pertanyakan, mengecek status rumah sakit ini, dan ini bukan rumah sakit jiwa, artinya aku tidak gila dan kenapa harus tetap tinggal di sini? Berusaha keluar dari rumah sakit ini.
Hari ini keadaan sedang ramai dan para perawat sedang sibuk untuk mengurus pasien yang banyak, berjalan dengan santai menuju pintu keluar rumah sakit, aku yakin mereka tidak akan menahanku, lagi pula aku terlihat seperti orang yang tidak sakit, aku merasa 1000% sehat total.
Langkahku terhenti.
"Maaf, nona, kau harus kembali ke kamarmu." Ucap seorang security padaku.
"Aku akan pulang hari ini pak, jadi biarkan aku keluar." Ucapku.
Tidak ada ucapan apa-apa dari security itu, dia malah memanggil perawat laki-laki, bergegas kabur, sayangnya security itu tidak juga membiarkanku pergi, mereka menahanku hingga dua orang perawat itu mendatangiku.
"Apa! Tidak! Aku tidak mau di bawa ke kamar!" Teriakku, memberontak, aku jadi pusat perhatian orang-orang yang ada di area ini.
"Kau harus kembali ke kamarmu, nona." Ucap para perawat itu, mereka terlalu kuat dan aku kesulitan untuk melepaskan mereka.
"Aku tidak sakit, bisakah kalian membiarkanku pergi?" Ucapku, aku sedang berusaha memohon.
Kedua perawat itu memilih diam dan tidak peduli setiap ucapanku.
"Siapa saja, tolong aku! Aku tidak sakit dan mereka terus memaksaku seperti ini!" Teriakku, berharap ada yang bisa menolongku, siapapun, siapa saja, aneh bukan, jika kau tidak sakit dan tetap berada di rumah sakit.
Aku bisa melihat tatapan aneh itu, orang-orang menatap ke arahku, aku mohon, dengarlah ucapanku ini, tapi mereka hanya melihatku dan tidak melakukan apapun.
Eh? Aneh, rasanya seperti lemas dan aku mulai mengantuk.
"Maaf, dia pasien yang akan menjalani operasi dan sedikit tidak bisa menerima keadaannya." Ucap salah satu perawat yang membawaku.
Apa! Aku tidak seperti itu! Aku tidak sakit! Mereka berbohong!
Tubuhku tidak bisa bergerak sedikit pun, aku semakin mengantuk dan tidak bisa lagi membuat diriku tetap sadar, hari ini kenapa begitu lelah sekali? Melirik ke arah perawat yang membawaku, dia memegang sebuah suntik dan menyimpannya, apa dia yang membuatku seperti ini? Mereka malah menyuntikan obat penenang padaku.
.
.
.
.
Terbangun dan kembali ke kamarku, ranjangku, aku tetap di sini. Berikutnya berusaha kabur kembali dengan pura-pura menjadi perawat, namun kembali lagi, mau berapa kali pun aku berusaha kabur, seakan mereka tahu itu aku, menyamar juga tidak ada gunanya, mereka pandai sekali mengenal seseorang, apa aku saja yang benar-benar di ingat mereka?
Setiap mereka kembali membawaku ke kamar, aku akan mempertanyakan hal yang sama, berulang kali, berkali-kali, bahkan hingga mereka bosan dengan ucapanku yang sama terus-menerus.
"Kenapa aku harus berada di rumah sakit?"
"Kenapa aku harus berada di rumah sakit?"
"Kenapa aku harus berada di rumah sakit?"
"Kenapaaaaa!"
Mereka hanya mengatakan jika aku sedang sakit, ini sangat aneh, aku sehat-sehat saja dan mereka mengatakan hal seperti itu.
Aku tidak mau di rumah sakit ini.
Aku harus keluar.
Jalan terakhir.
Berjalan di sepanjang koridor rumah sakit, memperhatikan sekitar, menatap tombol alarm kebakaran, memastikan tidak ada yang melihatku melakukan hal konyol ini.
Triiiiiiiiiiiiiiiiinnnngggg...!
Alarm itu cukup berisik dan membuat seluruh pasien bahkan orang-orang yang berada di rumah sakit ini panik dan berlarian kabur, aku harus mengambil kesempatan ini, aku juga akan membaur dengan mereka dan kabur, seluruh perawat dan security memberi arahan pada mereka untuk melewati pintu keluar dengan hati-hati dan jangan saling dorong, berusaha menyembunyikan wajahku dengan kain yang ku temukan di dalam lemari kamarku, berjalan bersama orang-orang yang panik ini.
Berhasil.
Aku benar-benar berhasil kabur, beberapa pasien pun di bawa hati-hati untuk keluar, maaf, bukannya aku ingin membuat masalah, tapi aku harus melakukan ini agar aku bisa keluar dari rumah sakit ini, alarm kebakaran palsu ini juga akan segera ketahuan, jadi aku harus cepat kabur, sejauh mungkin dari rumah sakit ini.
Berdiri di halte bus yang berada di depan rumah sakit ini, jalan raya sudah berada di hadapanku dan sebuah bus telah berhenti.
Tunggu.
Masih ada hal aneh lagi.
Aku tinggal dimana? Rumahku? Ini sungguh aneh, aku tidak tahu apapun.
"Nona, apa kau ingin naik bus?" Tanya supir bus itu, aku hanya mematung dan tidak juga naik ke dalam.
"Maaf, tidak." Ucapku.
Pintu bus itu tertutup dan bus itu sudah pergi.
Ingatlah!
Ada apa denganku!
Ingat apapun sekarang juga!
Kepalaku seakan kosong akan hal apapun, satu-satunya hal yang aku ingat hanya namaku, Haruno Sakura, selain itu aku tidak ingat, keluargaku, tempat tinggalku, apa pekerjaanku? Hanya nama saja dan aku tidak tahu apapun lagi,
Apa rumah sakit menyimpan data-data tentangku?
Mau tidak mau aku harus kembali ke rumah sakit lagi, aku akan kembali dan aku sudah tahu apa yang akan terjadi.
"Tunggu, jangan memaksaku, aku bisa pergi ke kamarku sendiri." Ucapku.
Saat memasuki pintu masuk, para security itu seperti sudah siap menyeretku kembali, mereka mendengar ucapanku, tapi mereka akan tetap mengawalku hingga ke kamarku, mereka pikir aku akan berbohong.
Haa...~ kembali lagi ke kamar ini.
Duduk di atas ranjang dan memikirkan tentang siapa aku ini sebenarnya, keadaan sudah tenang, jika mereka tahu aku yang membunyikan alarm palsu itu, mungkin mereka akan marah besar padaku.
Berjalan keluar dari kamarku, aku harus mencari data diriku di bagian rekam medic pasien, ada seorang perawat wanita yang sedang bertugas.
"Permisi." Ucapku, aku akan mencari rekam medicku.
"Apa yang bisa saya bantu, nona?" Ucap ramah perawat itu.
"Aku ingin melihat data rekam medicku." Ucapku.
"Data rekam medic?" Ucap perawat itu bingung.
"I-iya, aku sepertinya lupa mencantumkan beberapa hal." Bohongku.
"Baiklah, atas nama siapa?" Ucap perawat itu dan mulai mencarinya di komputer milik rumah sakit.
"Haruno Sakura." Ucapku, syukurlah jika perawat ini tidak mencurigaiku.
Tatapannya menjadi sedikit aneh.
"Maaf, nona, saya tidak bisa mengakses data anda, data anda menggunakan wewenang dari kepala rumah sakit."
Wewenang kepala rumah sakit? Memangnya aku pasien apa sampai data rekam medicku sendiri tidak bisa di akses oleh perawat ini?
"A-apa tidak ada data manual selain data di komputer?" Tanyaku.
"Akan sangat sulit menemukannya, aku akan coba bertanya pada kepala rumah sakit." Ucapnya.
"Terima kasih." Ucapku.
Sia-sia aku mencari data diriku sendiri, aku bahkan tidak ingat apapun, apa karena lupa ingatan aku terus di rawat di rumah sakit ini? Tapi tidak mungkin hanya hilang ingatan akan di rawat berhari-hari di rumah sakit, berhari-hari? Aku bahkan tidak tahu aku sudah berapa lama di rumah sakit ini, jika benar aku hilang ingatan, akan lebih baik di pulangkan saja, pengobatan dengan menggunakan keluarga mungkin lebih membantu, aku akan bisa mengingat apapun, jika orang terdekat berada di sekitarku.
.
.
.
.
Hari ini seorang dokter wanita datang ke kamarku, katanya dia akan memeriksaku dan menjadi dokter pendampingku.
"Bagaimana keadaanmu, nona Sakura?" Tanyanya ramah, dia adalah dokter yang sangat cantik, bentuk tubuhnya pun sangat ideal, pasti akan banyak orang yang menyukainya, tapi beberapa perawat sering mengatakan jika dokter Tsunade itu orang yang sangat galak.
"Aku merasa sehat sekali, apa aku bisa pulang sekarang dok?" Tanyaku.
Dia sedang mengecek-ngecek grafik data kesehatanku, apa aku sakit parah?
"Tidak, nona, kau belum bisa pulang." Ucapnya.
Kecewa.
"Begini dok, aku sebenarnya sakit apa? Kenapa aku terus berada di rumah sakit ini?" Ucapku, aku ingin tahu.
"Uhm... aku tidak bisa mengatakannya padamu, ini sakit yang rumit, aku hanya bertugas mengobatimu saja." Ucap dokter Tsunade.
"Bukannya memberitahu pasien itu adalah hak pasien? Aku pikir aku harus tahu aku sakit apa." Tegasku, aku mulai kesal akan semua hal ini.
"Cukup jalankan pengobatanmu dirumah sakit ini dan kau akan cepat keluar." Hanya itu yang di ucapkannya dan tersenyum padaku, semua dokter akan berwajah seperti itu, mereka seperti sedang mengsugestikan pasien mereka agar tetap tenang dengan keadaan mereka meskipun yang parah sekali pun.
.
.
.
.
Seminggu sekali dokter Tsunade akan memeriksaku, selalu menanyakan hal biasa, seperti kabarku atau keadaanku, aku juga akan di beri obat rutin oleh perawat, hanya sebutir obat setiap hari, obatnya pun terasa seperti pil vitamin, tetap saja aku penasaran akan statusku sebenarnya di rumah sakit ini.
Lambat laun, aku lelah dengan mencari informasi, perawat yang ingin menanyakan statusku saat itu, kembali meminta maaf dan tidak bisa membantuku, katanya sangat sulit untuk bertemu dengan kepala rumah sakit, beliau sangat sibuk dan hal lainnya, dia tidak bisa menemukan data tentangku dalam bentuk laporan lembaran di ruangan penyimpanan data pasien, semuanya seakan sulit untuk ku ketahui, seakan aku benar-benar harus tetap di rumah sakit dan jalankan apapun yag harus aku lakukan tanpa banyak bertanya dan tanpa perlu tahu apapun.
Aku mulai tidak peduli lagi, mungkin jika benar seperti apa yang dokter Tsunade katakan, aku akan cepat keluar dari rumah sakit jika sudah di nyatakan sembuh, tapi sangat bosan, dokter Tsunade mulai menjadi teman berbicaraku selama dia memeriksaku, hanya cerita sederhana.
"Makanan apa yang dokter sukai?" Tanyaku, aku jadi sering bertanya padanya, karena aku sendiri tidak tahu apapun tentangku, aku hanya tetap mengingat nama saja
"Uhm.. aku suka kue dango." Ucapnya.
"Apa itu enak?"
"Tentu, aku akan membawakannya untukmu."
Dokter Tsunade tidak pernah ingkar janji, ketika dia mengatakan akan membawakanku kue, dia benar-benar membawakannya untukku. Dokter Tsunade akan datang cukup lama dan hanya sebentar saja, aku jadi sering berkeliling di rumah sakit, berteman baik dengan para security yang sering menyeretku jika aku kabur, mereka sebenarnya orang-orang yang baik, hanya karena kewajiban tugas, mereka akan tegas padaku.
Mendengar cerita-cerita para perawat tentang aktor-aktor tampan atau grub idol yang terkenal, mereka memperlihatkan beberapa foto para pemuda itu lewat ponsel mereka, menceritakan bagaimana saat mereka bernyanyi dan menari atau bagaimana para aktor itu pandai bermain dalam filmnya, kadang mereka akan mendengarkanku beberapa lagu favorit mereka, dan lagi bisa menonton drama-drama yang begitu menyentuh dan memiliki alur yang cukup menarik, kegiatan kami jika ketahuan dokter lain yang galak, dia akan menegur kami dan marah-marah pada para perawat yang hanya sibuk menonton dari pada mengecek pasien, padahal kami menonton saat jam istirahat.
Setidaknya aku tidak bosan dan punya banyak teman untuk bercerita, rumah sakit seperti rumahku sendiri, aku akan berjalan keluar sesuka hatiku selama masih di area rumah sakit, para perawat, dokter, dan security yang bertugas akan menyapaku ramah jika melihatku, sepertinya hampir seluruh staf yang ada di rumah sakit ini mengetahuiku, ini masih membuat penasaran dan aneh.
.
.
.
.
Hari-hari membosankan akan selalu datang dan aku hanya akan berada di kamar sepanjang hari, hari ini adalah hari pemeriksaan, aku jadi rindu untuk bercerita dengan dokter Tsunade, sayangnya, seorang dokter laki-laki yang tengah berjalan masuk ke kamarku bersama seorang perawat, dia bukan dokterku.
"Namaku dokter Uchiha, aku dokter yang akan menanganimu." Ucapnya, tatapan dingin, ucapannya terdengar tegas, wajahnya sangat tampan.
"Aku tidak mau dokter baru, aku mau dokterku yang sebelumnya." Tegasku.
Seorang perawat yang bersamanya tengah berbisik, aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan sampai harus bisik-bisik.
"Dokter Tsunade sudah di pindah tugaskan dan aku yang akan bertanggung jawab padamu mulai sekarang." Ucapnya dan aku tidak suka caranya berbicara.
Aku akui jika dia memang sangat tampan, bahkan perawat yang bersamanya terus menatap ke arah dokter Uchiha ini, tapi aku tidak senang jika bersamanya, terdiam selama pemeriksaan dan menjawab singkat apapun yang di tanyakannya, setelah pemeriksaan selesai, dia tidak juga keluar, tapi meminta perawat itu keluar dan tinggal kami berdua.
"Kau masih ingat namamu?" Tanyanya.
Aneh, tentu saja aku masih ingat namaku, kenapa dia harus bertanya lagi? Apa di dataku tidak di sebut jika aku ingat namaku tapi tidak ingat lainnya?
"Namaku Haruno Sakura, kenapa?" Jawabku, jutek.
"Apa kau tidak mengingat hal lain lagi?"
Hal lain? Memikirkan hal lain, mau di pikir berapa kali pun aku tidak bisa mengingat apapun, yang aku tahu hanya namaku saja, menggelengkan kepalaku pelan dan menatap dokter itu, dia melihatku dengan tatapan khawatir, kami baru saja bertemu dan dia memperlihatkan wajah aneh itu.
"Baiklah, istirahatlah." Ucapnya dan sebuah usapan lembut pada puncuk kepalaku.
Apa! Apa yang baru saja di lakukannya! Dia melecehkanku! Dia memegang kepalaku! Tapi rasanya tidak aneh, perasaan yang familiar, hanya saja aku benar-benar lupa apapun, dan bagaimana lupa ingatan jika kepalaku saja tidak terluka?
.
.
TBC
.
.
halo-halo.
kali ini author punya sebuah fic baru dan cukup berbeda dari sebelumnya, mungkin akan sangat rumit dari segi alur dan mari kita sama-sama pusing bersama, sejujurnya fic ini author buat ketika benar-benar sedang lelah (dalam diri ini) tapi tidak sampai terpuruk yaa, author selalu berharap bisa terus berpikir positif di saat terpuruk sekali pun, sedikit ikut memberi motivasi yang mungkin punya kasus yang sama XD.
untuk fic ini sendiri author punya banyak acuan untuk menjadi ide di sekitar dan mungkin akan banyak alur yang akan author tampilkan kembali dari fic-fic author yang sebelumnya, jadi semacam flashback, jika ingat akan author sampaikan ini alurnya dari fic author yang mana XD.
author kembali lagi ke dalam sakura pov, masih sulit lagi dapat alur yang sasuke pov, buat yang sebelumnya saja udah hebat banget, wkwkwk *bangga sendiri* wkwkwkwkw.
jika ada typo dan tulisan bahasa seperti biasa yang kacau, author akan baca ulang chapter ini di kala senggang dan mengeditnya.
baiklah segitu saja,
seperti biasa, semoga fic ini juga bikin terhibur.
.
.
see you next chapter, ini tidak akan update cepat dan tiap hari lagi yaa XD tapi nggak akan lama XD