Minhyun kesal setengah mati. Seongwoo yang ditunggu belum muncul juga, padahal tadi pagi udah janji mau ketemu. Hampir saja Minhyun akan acak-acak kursi dan meja kalau pintu kelas tidak dibuka oleh Dongho dan Jonghyun.

Minhyun kembali duduk di bangkunya. Mendengus keras, membuat Dongho dan Jonghyun keheranan.

"Napa sih lo? Sewot banget itu muka?"

Lirikan Minhyun membuat Jonghyun langsung mengkeret takut. Buat dia merinding seluruh badan. Dongho yang didorong dari belakang oleh Jonghyun mengumpati cowok itu. Ia juga malas kalau berurusan dengan Minhyun dalam mode jutek.

Mendapat pelototan tajam dari Jonghyun membuat Dongho mau tak mau mendekati Minhyun yang tengah kesal. Kalau boleh hiperbolis, Dongho menggambarkan awan mendung yang kelabu berada di atas kepala Minhyun. Cewek itu kalau sedang kesal, Dongho dan Jonghyun sering jadi samsak tinjunya. Makanya dua cowok yang lebih tua beberapa bulan dari Minhyun itu paling malas berurusan kalau Minhyun sedang kedatangan tamu bulanan atau sedang marahan dengan mas pacar.

Karena minggu lalu Dongho sudah jadi korban kelabilan Minhyun saat kedatangan tamu, berarti hari ini kalau dia boleh menebak, Minhyun sedang dalam fase ngambek sama oknum Ong Seongwoo. Pacarnya Minhyun anak IPS dua yang kata Jonghyun sok ganteng, sok keren, tapi otaknya gak ada.

"Seongwoo ke mana emangnya?" Dongho menduduki kursi di depan meja Minhyun, sedangkan Jonghyun masih mengawasi dari bangkunya sendiri sembari mengemasi buku.

"Ish, gak usah sebut-sebut nama dia. Gue kesel."

Dongho cuma bisa elus dada. Kalau sudah begini, yang bisa mengatasi Minhyun ya cuma si pembuat masalah sendiri alias mas pacar alias Seongwoo. Masalahnya, Jonghyun sama Dongho gak tau Seongwoo sekarang ada di mana. Biasanya cowok itu mendekam di ruang latihan tari atau di basecamp Paskibraka buat tidur siang.

"Ketiduran kali dia di ruang Paskib. Telpon aja, ribet bener lu jadi manusia," ceplos Jonghyun asal. Dongho otomatis mendelik ke Jonghyun, sedangkan yang dikasih kode cuma cengir-cengir gak berdosa.

"Diem deh lu! Gak bantu juga!" Protes Minhyun. Dongho rasanya mau tenggelam aja kalau Jonghyun sama Minhyun udah sama-sama kompor begini. Tinggal nunggu panas terus meledak aja.

Jonghyun menenteng tasnya, lalu mendekati meja Minhyun. Memutar bahu cewek itu yang sedari tadi tidak mengarah ke arahnya. "Heh! Lo tuh kalo ada masalah sama Seongwoo diselesein baik-baik. Bukannya kesel, terus marah-marah gak jelas ke kita. Gue yang mau kasih saran jadi bingung mau ngomong apa kalo lo kepala batu gini."

Dongho masih diam. Bingung juga mau nimbrung bagaimana. Jonghyun itu yang paling tua di antara mereka. Meskipun kadang suka guyon dan cengengesan, tapi dia yang paling dewasa. Minhyun itu yang paling muda, paling labil apalagi dengan hormon perempuannya. Dongho itu tengah-tengah, paling waras kalau kata teman-temannya yang lain.

Kalau mereka sedang berantem, yang paling gampang kesulut itu ya Minhyun. Jonghyun malah ditanggapin kalau cewek itu marah-marah gak jelas. Dongho rasanya gemes banget ingin teriak di kuping masing-masing biar gak saling nyolot-nyolotan lagi.

Walau ngeselin, tapi Jonghyun itu yang sering kasih saran buat masalah mereka. Dia yang diam-diam berpikir cari jalan keluar, yang selalu buka diskusi dengan kepala dingin, yang sering menyadarkan Minhyun buat gak kalut sama emosi.

"Bentar. Gue telponin Seongwoo." Jonghyun mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Mencari kontak Seongwoo di daftar telepon, kemudian segera membuat panggilan. Dongho yang sedari tadi hanya diam kini mengelus lembut kepala Minhyun, menenangkannya.

Ketika panggilannya tersambung, Jonghyun tidak repot basa-basi bahkan mengucap salam, "Heh Anying! Ke mana lo? Pacar lu nyariin, goblok!"

"Hah? Hah? Iya! Aduh gue lupa, anying! Oke gue ke sana."

Jonghyun mengerutkan alis. Selalu. Kalau sudah buat janji, Seongwoo itu selalu lupa dan Minhyun dengan gengsinya pasti marah-marah. Dongho sama Jonghyun sampai hapal.

"Lain kali tuh ya," Jonghyun menoyor kepala Minhyun, "Kalo ada apa-apa omongin langsung sama Seongwoo-nya. Jangan apa-apa dipendem sendiri, kesel sendiri. Seongwoo sering lupa? Ya ingetin. Gunanya lu jadi pacar apa?"

"Iya, iya, bawel banget lu."

Dongho mencubit pipi tembam Minhyun yang memerah, "Gak bilang makasih lu ke gue sama Jonghyun?"

Minhyun memukul tangan Dongho yang masih belum lepas cubitan dari pipinya. "Ish, iya makasih."

"Heleh, makasih doang. Bayarin gue Burger King besok sama Dongho. Mumpung masih ada kupon Januari." Jonghyun menepuk bahu Dongho, mengajak si cowok yang sedang duduk itu untuk pulang bersamanya.

"Sepupu macem apa lo sukanya morotin!" Teriak Minhyun yang tidak digubris oleh Dongho dan Jonghyun yang sudah jalan menjauh.