Naruto menatap mata Sasuke.
"Orang yang ingin kau bunuh itu, bolehkah aku mengetahuinya?"
Sasuke menatap balik Naruto, lalu memandang ke atas. Langit sore yang indah.
"Dia adalah, kakakku. Itachi uchiha" ucapnya sambil menerawang. Tatapan sendu agak terpancar dari kedua matanya. Tak mau kalah, tangan kanan dan kiri Sasuke pun ikut mengepal.
Naruto terdiam. Angin sore berhembus pelan. Membuat rambut kedua genin disitu tertiup. Cahaya matahari sore terasa begitu lembut.
"Pada malam itu, ia datang. Dengan mata sharingan yang sangat jarang bisa dibangkitkan oleh anggota klan uchiha. Mata itu, mangekyou sharingan. Semua klan dibantai habis olehnya. Katanya, ia ingin mencoba kekuatan barunya itu. Dan caranya adalah dengan membantai klan! Bahkan ia tega untuk menghabisi ayah dan ibu. Dan dengan sombongnya, ia berkata, datanglah kepadaku saat kau mempunyai mata yang sama. Cih!"
Sasuke terbawa emosi, matanya menampakkan kemarahan dan kesedihan.
Naruto bangkit dari posisi berbaring. Setengah badannya kini berdiri.
"Kau tahu, Sasuke. Aku akan memberikan beberapa analisis untuk kasusmu. Pertama, aku akan bertanya terlebih dahulu. Apakah kakakmu sejak dulu adalah orang yang jahat? Atau dia adalah seorang pribadi yang baik?"
"Ia kakak yang baik. Hanya saja, semakin lama ia semakin sibuk oleh pekerjaannya di Anbu. Bahkan aku tak bisa meminta waktunya lagi untuk melatihku. Itu saja."
"Oke, cukup. Ini hanyalah analisisku. Aku hanya berharap kau mempertimbangkannya. Jika dilihat dari masa lalunya, kakakmu sepertinya bukan tipe orang yang melakukan hal itu hanya untuk masalah sepele. Apalagi, dia adalah Anbu, bukan? Tentu segala tindakan yang ia lakukan telah dipikir matang."
"Selanjutnya, sehebat apapun seseorang. Sepertinya hampir mustahil untuk membantai satu klan besar sendirian. Tanpa keributan. Tanpa kesulitan. Dan tentu saja, tanpa ketahuan oleh orang diluar klan. Aku pikir, ada orang lain yang membantu kakakmu. Opsi pertama, mungkin beberapa orang yang sama hebatnya membantu kakakmu. Opsi kedua, ada pihak dari desa yang sengaja membiarkan pembantaian itu terjadi. Dengan menonaktifkan penjagaan di sekitar komplek uchiha, pembantaian itu akan tidak dapat dideteksi orang luar dengan cepat."
Kedua mata Sasuke membulat. Tenggorokannya bahkan serasa tercekat. Penjelasan yang dikatakan oleh Naruto tak pernah terpikir olehnya.
"Hn.." bahkan Sasuke sudah tak dapat berkata apa-apa lagi. Naruto tersenyum kecil.
"Itu hanya analisisku, Sasuke. Jika kau ingin tahu kebenarannya, tentu kau harus mendengarkan sendiri dari kakakmu. Dan tentu saja, aku akan membantumu untuk mengejar Itachi. Bukankah begitu, ne? Aibo.."
Naruto mengepalkan tangan kanannya, lalu dihadapkan lurus pada muka Sasuke. Sasuke hanya membuka mulutnya terkesima.
"Siapa sebenarnya kau ini, Naruto?.."
Senyum Naruto memudar. Namun raut wajahnya, tetap memancarkan aura ketenangan yang sejuk...
"Hanya seorang shinobi yang numpang lewat. Kau, ingatlah itu.."
Chapter 4 Shinobi Yang Numpang Lewat
Namanya Uzumaki Naruto. Terbangun dalam keadaan hilang ingatan pada usia 12 tahun. Dengan pribadi dan kekuatan yang baru, ia kini berusaha mencari jati diri sebagai shinobi Konoha, disamping mencoba mengembalikan ingatannya yang hilang. Takdir seperti apa yang harus ia hadapi?
Naruto adalah milik Masashi Kishimoto. Cerita ini dibuat hanya untuk tujuan hiburan semata, bukan komersial.
Pair: Naruto U, x ..?
Selamat membaca..
"Baiklah, jadi begini rencananya.."
Naruto menjelaskan rencana pertarungan untuk tes hari ini. Sakura dan Sasuke mendengarkan dengan seksama. Tim 7 dengan membentuk lingkaran, mendiskusikan strategi mereka untuk mengalahkan Kakashi.
".. Jika aku memulai hitungan dari angka 2, berarti yang kita hadapi adalah bunshin. Jika aku memulai dari angka 1, berarti yang kita hadapi adalah Kakashi-sensei yang sebenarnya. Kalian paham?"
Sasuke dan Sakura mengangguk. Sepertinya, tanpa sengaja ketua tim ini sudah diputuskan. Sebuah kemajuan luar bisa bahwa Naruto telah berkembang sepesat ini. Bahkan ia dengan mudah bisa menyatukan kedua rekan timnya.
"Baiklah, kalau begitu. Aku akan menyeret Kakashi-sensei kesini. Kage bunshin no jutsu!"
Boof! Asap yang cukup tebal menutupi keberadaan Naruto. Satu salinan Naruto muncul, lalu keduanya saling menganggukkan kepala. Salah satu Naruto pergi meninggalkan training ground.
Sasuke melihat hal tersebut datar. Ia masih terngiang kalimat Naruto padanya kemarin.
"Bukankah begitu, ne? Aibo.."
Sedikit termenung, Sasuke bahkan mengingat dengan baik saat Naruto memberikan genjutsu padanya.
"Kau baik-baik saja, Sasuke-kun?"
Pertanyaan Sakura membuyarkan lamunan Sasuke.
"Hn, aku baik-baik saja Sakura.."
Sakura tersenyum. Setidaknya, sekarang Sasuke lebih ramah dari sebelumnya dan tentu saja sedikit lebih terbuka. Ia juga bahagia bahwa Naruto yang ia kenal dulu pun sudah berubah. Ia bahkan yang menyatukan tim ini.
Sementara itu, Kakashi tengah mengawasi tim 7 dari tempat tersembunyi. Ditangan kirinya, buku kecil kesayangannya masih setia dipegang erat. Sebenarnya, ia bukan tipe orang yang suka telat. Hanya saja, ia lebih memilih membaca buku laknatnya hingga saat-saat terakhir. Setidaknya, begitulah yang dipikirkan Kakashi.
'Hmmm, cerita karangan Jiraiya-sama memang luar biasa..' batin Kakashi sambil memasang wajah mesum.
"Sudah puas belum membaca karya laknat itu, sensei?"
Kakashi terkejut. Membalikkan badan, ia langsung disambut dengan lemparan kunai yang persis memuju wajahnya.
Grep!
Dengan dua jari, ia berhasil menangkap satu kunai dengan sempurna dan mencuri pandang ke depan. Sesuai dugaannya, Naruto. Dan si pemilik kunai tengah tersenyum manis. Manis sekali malahan sampai membuat Kakashi diabetes _-. Ok, bercanda.
"Kai!"
Kakashi melebarkan matanya.
Duarr! Terkena ledakan, Kakashi terlempar ke arah tengah training ground.
Tap! Sraaakk!
Mendarat dengan sempurna, Kakashi masih harus mengerem laju tubuhnya dengan kedua kakinya. Akibatnya, beberapa kepul debu kotor terkena angin dan menutup Kakashi dari penglihatan para genin disekitarnya.
'Sudah kuduga, mungkin ia akan mengganti dengan bunshin saat ini' pikir Naruto mengamati. Beberapa saat kemudian, kepulan debu yang menutupi Kakashi telah hilang sepenuhnya. Menampilkan Kakashi yang tengah tersenyum memegang buku laknatnya. Tatapan meremehkan ia berikan pada Naruto.
'Kau pikir bisa menjatuhkan image ku kali ini Naruto? Maaf saja, tidak semudah itu Ferguso, hahaha'
Yah, dari awal Naruto memang tidak ingin memermalukan senseinya kali ini.
Sementara itu, Sasuke dan Sakura tengah terkejut melihat kejadian tersebut. Mereka saling memandang, lalu melihat Kakashi.
'Dia benar-benar bisa menyeret keluar Kakashi-sensei, yah, walaupun tidak benar-benar menyeret sih' pikir Sasuke.
'Tidak kusangka Naruto mampu mengetahui keberadaan Kakashi. Bahkan memaksanya keluar dari tempat persembunyian. Sugoi ' batin Sakura.
Melihat satu per satu calon anak didiknya, Kakashi menghela napas.
"Yare-yare, baiklah ini masih jam 7. Mau break sejenak dulu?" tanya Kakashi malas.
"TIDAK!!" koor ketiga muridnya kompak. Kakashi kembali menghela napas malas.
"Sebenarnya, ini tidak sesuai rencana. Tapi, tidak apa. Kalau begitu. Aku akan memulai tes kelulusan kalian di tim ini sekarang juga."
"YOSH!!" kompak ketiga genin didepannya.
'Oi, kenapa mereka kompak sekali hari ini' sweatdrop Kakashi.
Mengeluarkan dua lonceng, Kakashi membunyikan lonceng tersebut didepan calon timnya.
Klinng! Kling!
"Aku punya dua lonceng disini. Kalian bertiga harus berebut untuk mendapatkan salah satu lonceng ini. Lakukan segala cara, trik, semua kemampuan kalian."
"Ano sensei, kenapa hanya ada dua lonceng? Kami kan ada 3 orang" sela Sakura.
"Nice Sakura. Satu orang diantara kalian, yang tidak mendapatkan lonceng.. Akan kembali ke Akademi, muahahahaha" tawa Jahat Kakashi.
'Gaje' batin ketiganya.
Krik Krik..
"Ehem! Baiklah, setelah aku katakan mulai, kalian semua boleh menyerangku. Gunakan seluruh kemampuan kalian, keluarkan niat membunuh jika perlu. Seriuslah, karena aku juga akan serius. Yah, kalau kalian bisa membuatku serius sih. Tapi yang jelas.." Kakashi menggantungkan kalimatnya, dan memasang wajah menakutkan.
Sasuke, Naruto, dan Sakura begidik ngeri melihatnya.
"Yang jelas?.." ikut Naruto.
"Aku tidak segan membuat kalian cedera, Yah minimal masuk rumah sakit." ucap Kakashi santai.
'Ekspresi dan kalimatmu benar-benar tidak sesuai' batin ketiganya.
"Baiklah, mulai!" ucap Kakashi.
Ketiga genin tersebut memasang kuda-kuda menyerang. Naruto mengangkat tangan kanannya dengan telunjuk diacungkan.
"Satu.. Serang!"
Ketiga genin tersebut langsung melesat menuju Kakashi dari arah depan.
'Kupikir akan banyak yang memilih sembunyi dan mengatur strategi, tapi ini? Frontal sekali' batin Kakashi. Sayang ia lupa bahwa tadi Naruto dan kedua rekannya sudah membuat rencana. Ia saja yang keasikan membaca buku laknat.
"Sasuke! Sakura! Formasi A!" seru Naruto.
Sakura mengambil posisi tengah dan terus melaju menuju Kakashi. Sementara itu Naruto dan Sasuke mengambil sisi samping dan sedikit memutar, menuju Kakashi lewat sisi kanan dan kiri Kakashi. Beberapa meter lagi, ketiganya akan mencapai Kakashi.
Menyiapkan tangan kanannya, Sakura lalu meninju Kakashi yang tepat didepannya.
'Oh, Sakura kah'
"Heyaaaah!"
Wuush!
Tap!
Menggunakan satu tangan kanan, Kakashi berhasil menahan pukulan Sakura. Namun ia tak menduga akan terdorong beberapa senti ke belakang.
'Tak kusangka pukulannya cukup kuat!' pikir Kakashi.
Belum habis disitu, Naruto dan Sasuke tiba-tiba muncul di samping depan Kakashi. Keduanya meluncur dengan tendangan kaki kanan dan kiri masing-masing.
'Shimatta!'
Belum siap, Kakashi terkenak telak dua tendangan tersebut.
Duakk!
"Ughhh.." lenguh Kakashi. Terlempar dan melayang beberapa saat di udara, ia lalu mampu memyeimbangkan tubunnya. Menatap ketiga muridnya, ia mendengus bangga.
"Kalian lumayan juga"
Ketiganya tersenyum lalu memberi tatapan isyarat 'dibelakangmu'.
Menoleh ke belakang, Kakashi dikejutkan dengan tinju yang kurang satu senti lagi mengenai wajahnya. Memyempatkan untuk melirik pelaku, Kakashi terkejut.
"Sa-sakura???"
"Shannaroo!!"
'Sejak kapan?'
Duarrr! Brakkk!
Terlempar puluhan meter, beberapa kali tubuh Kakashi memantul-mantul dan tergerus tanah training ground. Tak lupa beberapa adegan guling-guling sebelum berhenti karena menabrak pohon. Berdiri kembali, Kakashi memasang wajah serius.
'Entah kenapa aku teringat pukulan seorang trio sannin' pikir ngeri Kakashi.
"Baiklah, sepertinya aku salah meremehkan kalian bertiga." ucapnya pada entah siapa.
'Bersembunyi ya, atau sudah kehabisan strategi? ' batin Kakashi. Terlihat matanya tengah mengobservasi kemana hilangnya ketiga geninnya.
Belum sempat menemukan ketiga genin tersebut, serangan ratusan shuriken langsung mengarah pada Kakashi.
"Aha, sekarang aku tahu dimana kau bersembunyi Sasuke" ucap Kakashi. Terlihat serangan shuriken tersebut melaju dengan berbelok arah seperti melingkar.
Melihat arah serangannya, Kakashi hanya diam saja. Serangan tersebut hanya akan melewati sisi kanan dan kirinya. Berjalan santai, ia akan menuju tempat Sasuke.
Wusshh! Serangan tersebut hanya melewati Kakashi, namun hanya dalam sepersekian detik, Kakashi merasakan hawa keberadaan Sasuke di dekatnya.
"Sepertinya kau lengah kali ini, sensei.."
Mata Kakashi melebar. Menggerakkan kedua tangannya sedemikian rupa, tiba-tiba Kakashi terlilit puluhan kawat besi dan terikat di pohon dekatnya.
Sraaat! Braak!
"Ugh kasar sekali" kata Kakashi.
Tersenyum kemenangan, Sasuke membuat segel tangan segera. Kakashi gelagapan, ia pikir serangan tersebut akan berakhir saat ia terikat di pohon.
"Masaka, mungkin kah.."
"Ya, rasakan ini sensei. Katon: goukakyu no jutsu!"
Bwoooshh!!
Kakashi lemas seketika.
Sebuah bola api berdiameter 5 meter melaju dan terarah dengan keberadaan kawat besi yang mengikat Kakashi.
Blaaarr!! Dengan telak bola api itu mengenai pohon didepannya.
"Hosh hosh,"
Naruto dan Sakura keluar dari persembunyian mereka menuju Sasuke.
"Berhasil kah?" ucap Sakura.
"Aku harap begitu," timpal Naruto.
Sasuke hanya melihat itu datar. Walaupun sebenarnya harap-harap cemas sih.
"Doton: shinju zhansu"
Ketiga genin tersebut terkejut ketika tiba-tiba tubuh mereka dipaksa dikubur vertikal hingga setinggi leher kedalam tanah.
"Apa yang terjadi?" bingung Sakura.
"Jadi belum berhasil, ya" ucap Naruto.
Sementara itu Sasuke hanya mendecak pelan.
Dari dalam tanah, muncul 3 Kakashi. Lalu, dua dari mereka menghilang memyisakan satu Kakashi saja. Ketiga genin saling berpandangan. Terlihat di pohon bahwa posisi Kakashi telah tergantikan oleh sebatang kayu.
"Yare-yare, kuakui kalian cukup merepotkan. Kerja sama kalian mengagumkan untuk ukuran tim genin. Chemistry kalian bahkan sudah terbentuk-."
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, sebuah pukulan yang mengarah pada wajah Kakashi ia hentikan. Pelakunya tak lain, Naruto.
"Sepertinya kau tak sabaran sekali ya? Naruto" senyum Kakashi.
"Tentu saja, sensei. Satu kesalahanmu adalah, menangkap pukulan ini!" membuka genggaman tangannya, terlihat kertas peledak yang lusuh.
Kakashi segera melempar tangan yang ditahannya, namun agaknya terlambat.
"Kai!"
Bwooom!!
Asap hitam mengepul. Kakashi mengipaskan tangannya. Dengan insting yang telah terlatih, ia segera mengeluarkan kunai dan berbalik ke belakang,
Trankk!
Dua kunai berbenturan. Kakashi dapat melihat sosok Naruto yang tengah mengadu kunai dengannya. Ia tengah tersenyum.
"Kau adalah yang paling berbeda dari kedua temanmu, Naruto. Walau aku belum melihatmu mengeluarkan ninjutsu seperti Sasuke si." ucap Kakashi membuka dialog. Terlihat adu kekuatan disini lumayan berimbang.
"Simpan pujianmu untuk nanti, sensei. Karena aku akan memcoba untuk menjadi murid yang taat. Hari ini, akan kukeluarkan semua kemampuanku padamu!" balas Naruto tersenyum.
Kakashi terdiam, namun dalam hati ia tertawa. 'Itulah yang kuharapkan, Naruto'
"Ikeh, Naruto!!" wusshh!
"Guhhh"
Memaksimalkan dorongannya, Kakashi berhasil membuat Naruto terbang ke belakang selama beberapa saat sebelum ia mendapat keseimbangannya kembali.
Maju kembali, Naruto dan Kakashi lalu beradu Taijutsu dengan serangan kunai. Beberapa pukulan Naruto layangkan pada Kakashi, namun ia mampu menahan sama baiknya. Tentu saja, pukulan itu disertai hunusan kunai yang berbahaya.
Wuushh! Bebas dari kawalan tangan kiri Kakashi, hunusan kunai Naruto tepat menuju pipi kiri Kakashi. Berusaha menghindar, Kakashi melakukan lompatan salto ke belakang.
Duakkk! Disamping melompat, Kakashi menyelipkan tendangan pada dada Naruto.
"Guhh.." lenguh Naruto. Tak mau kalah, dalam sepersekian detik, Naruto menangkap kaki kiri Kakashi dengan tangannya lalu dibantingnya dengan keras.
Brakkk!
"Uhuk.." mengeluarkan air ludahnya, Kakashi meringis kesakitan.
'Bagaimana bisa dalam sepersekian detik setelah terkena tendanganku, ia mampu berbalik dan menangkap kakiku?? '
Memanfaatkan pegangan Naruto yang erat pada kakinya, Kakashi mengangkat dan melempar Naruto ke udara. Melihat usaha Kakashi, Naruto terlambat merespon.
Wusshh! Naruto terlempar ke atas.
'Shimatta' batin Naruto.
Menyiapkan pukulannya, Kakashi bangkit lalu melayangkan pukulan tangan kanan pada perut Naruto yang kini sedang jatuh.
'Mampus kau Naruto. Dengan ini, berakhir sudah'
Bughhh!
"Ohok.." terlihat air liur keluar dari mulut Naruto. Pukulan Kakashi tepat memgenai perutnya.
'Sialan, belum pernah aku dipukul sekeras ini' batin Naruto.
Brukk!
Terjatuh, Naruto langsung mengambil posisi berlutut sambil memegang perutnya. Kakashi hanya diam saja.
"Sudah menyerah, Naruto?" tanya Kakashi.
"Sensei. Aku sudah mengatakannya. Aku.."
Naruto bangkit perlahan.
Crashhh!
Dengan kecepatan luar biasa, Naruto telah menebas Kakashi dengan kunainya. Kini Naruto berada beberapa meter dibelakang Kakashi.
Sementara itu, dalam beberapa detik, Kakashi benar-benar terkejut. Matanya melebar,
'Kecepatan tadi,..'
Poof!
"Sudah kukatakan, aku benci melawan bunshin"
"Yare-yare,.." muncul entah darimana, Kakashi kini berada dihadapan Naruto. Naruto menyeringai,
"Sensei, aku akan membuatmu serius kali ini. Lawan aku dengan niat membunuh, karena.."
Mata Kakashi melebar, bulu kuduknya merinding. Naruto menghilang dari hadapannya dalam sepersekian detik, dan kini sebuah bisikan pelan terdengar ditelinga kirinya.
"Aku kini juga akan mencoba membunuhmu, sensei.."
Crassshh!!!!
* SYNL *
Tobi menatap ke arah depan. Didepannya, seorang dengan topeng yang hampir sama dengan miliknya berdiri. Hanya saja, jika topeng spiral oranye miliknya mempunyai satu lubang untuk mata, sosok didepannya memiliki dua lubang pada topengnya.
"Sebenarnya, aku ingin segera mengakhiri pertarungan ini. Pergi dari hadapanmu dan memberi fakta kau tak bisa melukaiku barang setitik lubang jarum. Tapi kemampuanmu yang unik, dan usiamu yang terlihat dari tinggi badan dan suaramu. Mungkin sekitar 16 tahunan, muda sekali. Hal itu membuatku ingin mengetahui lebih banyak tentangmu. Siapa kau sebenarnya?"
Sosok didepannya hanya diam. Rambut merah dengan mata biru terang begitu mencolok darinya.
"Aku tak suka mengumbar identitasku sendiri."
Srat! Srat! Srat!
Puluhan rantai chakra menyerang Tobi dari depan, belakang, atas, samping, semua arah. Namun semua itu hanya menembus tubuhnya. Tobi berjalan pelan menuju sosok tersebut.
"Kita sudah bertarung hampir setengah jam. Dan kau tau sia-sia saja melawanku. Iya bukan?"
Sosok itu menghela napas.
"Kau tahu? Kemampuan mata terkutukmu itu sungguh menyebalkan"
"Hmmm, baiklah. Kupikir istirahatku sudah cukup. Chakraku lumayan terisi. Kali ini, aku akan membuatmu bicara" ucap Tobi.
"Coba saja, itupun kalau kau mampu melawanku.." balas sosok itu.
"Ucapanmu cukup pedas juga"
"Untuk ukuran orang yang mampu menghilangkan kepadatan tubuhnya, kau juga terlalu percaya diri"
"Katon: bakufu ranbu!"
Sebuah api melesat cepat dengan lintasan spiral menuju sosok berambut merah. Sosok tersebut hanya diam, lalu mengeluarkan pedang pendek berwarna hijau.
"Lostvayne: aktifkan"
Api tersebut semakin dekat, satu meter lagi akan mengenai dirinya. Mengayunkan cepat, sosok tersebut berbisik,
"Full counter!"
Booomm!!
Terlihat area disekitar dua orang tersebut hancur dan asap mengepul dimana-mana. Beberapa kobaran api masih menyala.
Tobi kini tengah berusaha berdiri. Ia tak menyangka serangan balik musuhnya begitu cepat dan efeknya dua kali lebih hebat dari serangannya.
"Khehehe, kau luar biasa. Kau orang pertama yang bisa melukaiku."
'Tak hanya kecepatan serangannya, kekuatan dan suhu api miliknya dua kali lipat milikku' batin Tobi.
"Jangan mengatakan hiperbola. Tak mungkin selama ini baru aku yang mampu melukaimu."
Tobi terdiam.
"Aku sudah mengamatimu sejak pertama kali bertarung. Wujud tak padatmu itu, hanya bertahan 10 menit. Setelah itu kau harus bertahan dua menit dalam wujud padat. Benar, bukan? Pemimpin bayangan Akatsuki"
Tobi menggemeretukkan giginya. Namun, ia segera menenangkan dirinya sendiri.
"Luar biasa, bahkan kau dapat mengambil kesimpulan sampai situ. Satu kesimpulanku, kau... Berbahaya"
Wuushhh!
Duakk! Meluncur cepat, Tobi memukul sosok tersebut. Namun, pukulan tersebut dapat ditahan dengan mudah.
Dengan satu gerakan simpel, Tobi berhasil ditendang sosok tersebut.
Duaghh!
"Guhhh" ringis Tobi. Menyeimbangkan tubuhnya, Tobi berhasil berhenti melayang dari keadaan terlempar.
"Sudah kuduga, kau hanya orang bodoh dan lemah tanpa kemampuan menghilangmu itu." ejek sosok tersebut.
Tobi merasa jengkel sekarang. Ketika akan melangkah,ia kaget bahwa tubuhnya tak bisa ia gerakkan.
'Apa ini?' batin Tobi.
"Itu adalah fuuinjutsu. Beberapa titik di area ini sudah kupasang banyak fuuinjutsu. Tapi kemampuan merepotkan milikmu itu membuat jebakanku sulit untuk efektif," jelas sosok tersebut.
'Bagaimana caranya untuk memasang? Padahal ia terus bertarung melawanku..'
"Ah iya, untuk memasangnya tidak terlalu sulit kok. Asal tanah yang ingin kupasang fuuinjutsu sudah terinjak oleh kakiku, maka itu bisa terpasang"
'Hanya dengan pijakan kaki??!'
Tap! Tap! Tap!
Dengan beberapa lompatan, sosok tersebut sampai di depan Tobi.
Pluk! Tangan kanan sosok tersebut memegang kepala Tobi. Tobi langsung panik,
'Apa yang akan ia lakukan??!'
"Kau jadilah anak baik seperti yang sering kau ocehkan. Aku hanya akan menyalin sedikit informasi darimu, oh wahai ketua Akatsuki dibalik bayangan, hehehe"
"Fuuinjutsu:..."
Hanya dalam beberapa menit, seluruh ingatan Tobi berhasil ia salin. Sosok tersebut lalu berbalik membelakangi Tobi dengan berjalan perlahan. Beberapa saat kemudian, ia menoleh ke arah Tobi.
"Hmmm, kau tenang saja. Segel itu akan nonaktif sendiri setelah dua jam kira-kira. Ah, lalu tadi kau bertanya aku ini siapa kan? Akan kujawab, aku hanyalah.."
Sosok tersebut melanjutkan langkahnya tanpa melihat Tobi.
"Shinobi Yang Numpang Lewat, kau ingatlah itu!"
Dan sosok itu menghilang setelah dilahap api perlahan dari kaki terlebih dahulu.
SYNL *
Naruto memijit kakinya sendiri. Ia tengah berada diatas patung para Hokage. Untuk tes hari ini, ia dan tim 7 sukses besar. Sebenarnya, setelah Kakashi menggunakan shinju zhansu, ia akan mengumumkan bahwa tim 7 lulus. Namun karena Naruto menyelanya, ia terpaksa mendapat luka tambahan dari Kakashi. Walaupun Kakashi juga sama mendapat luka si. Dan hasilnya, tentu saja. Ia kalah dari Kakashi. Dan ia berjanji akan menggunakan balik Sennen Goroshi (Derita Seribu Tahun) pada guru terlaknatnya itu.
"Pemandangan Konoha dan matahari sore yang selalu indah.." gumam Naruto.
'Sepertinya sudah cukup. Saatnya beristirahat untuk saat ini.' pikirnya. Bangkit berdiri, Naruto berbalik lalu berjalan pelan. Ia menikmati udara Konoha. Memejamkan mata, ia mencoba untuk menenangkan tubuhnya setelah semua kegiatan hari ini.
Deg!
'Perasaan ini'
Cepat-cepat Naruto membuka kedua matanya. Didepannya, kini berdiri Sosok dengan jubah hitam bercorak awan merah dengan mata merah khas yang seolah tengah menyala.
"Kau, si..siapa?"
"Akhirnya kita bertemu, anak yang ditakdirkan. Perkenalkan, aku adalah salah satu dari lima guru sang penghancur dunia. Namaku adalah Itachi Uchiha. Dan kau, Uzumaki Naruto. Untuk memenuhi takdir, kau kuangkat menjadi muridku. Karena dimasa depan, kau adalah.. Sumete no Hakaishin..."
Owari.
Halo reader no minna san.! Maaf sekali saya telat update lamaaa. Hal ini dikarenakan beberapa saat lalu saat saya pulkam, justru hp saya mati total tak dapat dihidupkan. Halah banyakan alasan lu, bilang aja males update *Plakk!
Yosh, pokoknya setelah ini saya cuma mau bilang akan coba agar update time lebih stabil. For last, mind to review??
