Disclaimer : Not Own Anything
Genre : Adventure and Etc
Pair : Naruto x (?)
Warning Semi-Canon, Typo(s), Miss-Typo(s), OOC(Maybe), and Etc.
Summary : Uchiha Naruto, seorang Jinchuriki Bijuu ekor sembilan sekaligus pemilik Kekkai Genkai berupa mata terkutuk [Sharingan]. Kehidupan lamanya berlahan berubah setelah seorang wanita datang tanpa permisi dan membuat hidupnya semakin berarti_"Hei tu-tunggu tunggu, aku tidak melakukan sesuatu yang bejad kepadamu sumpah, demi nyawaku yang siap melayang jika kau melemparkannya!"
.
.
.
Keesokan paginya. Hutan Akimichi memiliki struktur kawasan tidak jauh berbeda dari hutan Nara. Berjalan dengan langkah santai, Naruto mengabaikan tidak ada satu Shinobi pun berlalu lalang dan menantang Naruto di sini. Jarak antara peserta ujian Jounin lain dan dirinya terpaut sangat jauh. Naruto pikir mereka masih berjuang mati matian di tengah hutan Nara merebutkan cincin Surga dan Neraka.
Beruntung bagi Naruto. Dia memainkan ketiga cincin curiannya dengan cara melempar lalu menangkapnya lagi terus dia lakukan tidak ada kata bosan. Jujur, dia sendiri tidak tahu mau di apakan cincin cincin ini. Sempat untuk berpikir menunggu dan memberikan tiga cincin ini ke mantan teman temannya dulu di Konoha. Tapi Naruto mengurungkan niatnya, mengingat sampai kapanpun mereka semua tidak akan berhasil mengejar Naruto di sini.
8 hari sebelum invasi Konoha. Naruto sudah meminta tolong kepada Grayfia untuk bersikap biasa seperti selayaknya penduduk pada umumnya. Grayfia sudah tahu mengenai invasi, Naruto juga membiarkan Grayfia untuk membantu ketika invasi. Apalagi Grayfia sendiri ngotot untuk ikut.
"Hm!" Naruto memasukan tiga cincin itu ke dalam kantung sakunya. Kunai dengan cabang unik Naruto keluarkan dari balik lengan panjang nya. Naruto melempar kunai itu ke belakang. "Hiraishin no Jutsu." Ujar Naruto lirih, dia kembali menghilang dalam kilatan merah tepat ketika kunai berjarak 5 meter di belakang dia berdiri.
BOOM!
"Elemen Cristal?" Guman Naruto heran. Tanah Naruto pijak sebelum nya menghilang di gantikan oleh Cristal berwarna ungu bening berbentuk 5 tombak runcing siap menusuk Naruto dari bawah. Tatapan datar Naruto tertuju ke salah satu pohon di depannya. "Merepotkan!" Desis pelan Naruto.
'Padahal di banding Sasuke. Dia terlihat jauh lebih lemah.' Ucap wanita itu dalam hati. Naruto jelas tahu siapa wanita ini hanya dengan melihatnya sekilas. Symbol yang identik dengan Orochimaru bisa Naruto rasakan, dia adalah ninja sensor, Naruto dapat dengan jelas merasakan Cakra Orochimaru di tubuh orang ini.
Wush!
Wanita bernama Guren itu melesat dengan kecepatan sedang menukik ke bawah dengan senjata sejenis pedang terbuat dari Cristal di tangannya. Meskipun masih bingung kenapa dia di serang secara tiba tiba. Naruto langsung memasang posisi siaga, Naruto mengeluarkan satu kunai cabang tiga miliknya lagi menyambut datangnya Guren bersiap menikamnya menggunakan pedang Cristal itu.
Trang!
Pedang Cristal dan kunai spesial Naruto berbenturan menciptakan bunga api kecil di antara keduanya. Guren menggunakan pedang di tangan kirinya untuk menikam leher Naruto ketika tangan kanan Naruto sedang menahan pedang Cristalnya. Melihat ada serangan datang, Naruto menahan tikaman Guren dengan kunai yang berada di tangan kiri.
Trang!
Melihat kesempatan datang. Naruto melakukan tendangan ke depan mengincar dada Guren. Anak buah Orochimaru yang menjadi bahan uji coba itu langsung menarik pedang Cristalnya, dia dengan cepat menggeser tubuhnya sedikit menghindari tendangan Naruto hampir saja mengenai dirinya.
Trang! Trang! Trang!
Dua pedang Cristal beradu dengan dua kunai cabang tiga Naruto. Tak ada yang mau mengalah dalam adu kekuatan ketangkasan dan kecepatan itu. Melihat celah kecil, Naruto salto kebelakang kemudian melemparkan satu kunai cabang tiga itu ke arah Guren.
Guren mendecih pelan. Dengan pelan Guren menggeser kapalnya ke samping menghindari jalur datangnya kunai Naruto. Namun ini adalah kesalahan, Naruto dalam diam menyeringai kecil. Seperti nya Guren tidak mengetahui apapun mengenai Hiraishin no Jutsu. Ini akan menjadi keuntungan mencolok bagi Naruto.
Zhips!
Naruto menghilang dan muncul di belakang Guren tampak terkejut dengan kecepatan tidak wajar ini. Naruto mengayunkan kunainya ke arah leher Guren untuk segera mengakhiri pertarungan yang tidak berguna ini. Dalam momentum Naruto melihat bagaimana Guren menggumankan Jutsunya tak lupa dengan Handseal panjang setelah Guren menghilangkan pedang Cristal berukuran pendek itu
Crack!
'Duri Cristal?' Batin Naruto sedikit terperangah melihat adanya serangan dari bawah tanah berupa duri tajam berukuran besar siap menusuk Naruto dari belakang. Bocah Uzumaki itu langsung melemparkan kunai yang tersisa ke sembarang tempat untuk menghindar dari serangan Guren tergolong berbahaya ini.
Zhips!
Braak!
Tepat belum ada satu detik berlalu. Tempat sebelum Naruto berdiri untuk menikam Guren dari belakang sudah terlebih dahulu di tumbuhi oleh duri berbahan dasar Cristal keras dengan ujung sangat runcing. Beruntung bagi Naruto memiliki reflek bagus untuk menghindari.
Naruto muncul di kunai yang baru saja Naruto lempar. Uzumaki itu menyipitkan mata, meskipun baru pertama kali dengan musuh berkekuatan elemen Cristal. Tapi Naruto mengakui orang ini sudah cukup mahir mengendalikan elemen Cristalnya. Kalau begitu ...
Boofh!
Uzu no Ken Naruto genggam erat setelah keluar dari penyimpanan Fuinjutsu menggunakan tubuhnya sendiri sebagai penyimpanannya. Guren langsung memasang posisi siaga ketika melihat Naruto bersiap melakukan serangan kejutan lainya. Padahal menurut Orochimaru, orang ini sangat ahli dalam pengendalian Jutsu Katon. Lalu kenapa dia lebih memilih untuk menggunakan jarak dekat?
Zhush!
Slassh!
Dengan reflek Guren langsung melompat ke belakang menghindari tebasan Naruto terlalu cepat itu. Bahkan Guren tidak sempat untuk menangkis tebasan Naruto. Dia lebih memilih mundur sebagai jarak aman. Guren sedikit membulatkan matanya terkejut ketika Naruto sudah muncul di hadapan nya.
Trang!
Naruto menatap Guren dingin. Dia tidak peduli siapa lawannya. Jika orang ini merupakan perintah dari Orochimaru untuk menangkap dirinya. Maka dia tidak akan segan untuk membunuhnya. Uzu no Ken dan pedang Cristal dari Guren kembali beradu. Naruto tidak terkejut elemen Cristal mampu menahan ketajaman Uzu no Ken nya. Apalagi menurut sejarah, elemen Cristal memiliki kekuatan setara dengan Mokuton milik Shodaime Hokage, Senju Hashirama.
"Menyulitkan." Guman Naruto. Menarik kembali pedangnya, Naruto melakukan tebasan vertikal dengan leher Guren terget dari akhir jalur tebasan. Namun lagi lagi Kunoichi dengan kemampuan memanipulasi elemen Cristal itu berhasil menahan tebasan Naruto menggunakan Cristal yang baru saja dia ciptakan.
Trang!
Melihat itu Naruto tidak tinggal diam. Tebasan selanjutnya Naruto arahkan ke bagian atas kepala Guren namun lagi lagi wanita itu berhasil menghindari tebasan Naruto dengan cara memiringkan tubuh menyamping. Guren dengan cepat langsung memberikan tusukan ke arah pinggang Naruto.
Trang!
Naruto menahan tusukan Guren menggunakan bagian samping dari Uzu no Ken. Sharingan Naruto dengan jelas melihat serangan serangan Guren dalam gerakan slow motion. Bertarung dengan pengguna Sharingan dan Kenjutsu semahir Naruto merupakan tindakan berani. Maka dari itu, Naruto segera meningkatkan tempo pertarungan.
Slash!
Trang! Trang! Trang!
Menyingkirkan pedang Cristal milik Guren dari Uzu no Ken nya. Naruto segera mengirim tebasan berturut turut dengan kecepatan jauh lebih tinggi dari serangan sebelumnya. Raut wajah tertekan jelas di perlihatkan oleh Guren yang merasa tidak bisa menahan setiap serangan cepat Naruto.
Trang!
Trang!
Trang!
Semakin tinggi serangan Naruto semakin tertekan pula Guren. Naruto tidak menghentikan serangan cepatnya, selama semenit adu Kenjutsu tidak ada satu serangannya dari Naruto mengenai Guren. Namun Naruto tidak mempermasalahkan itu, karena semakin ke sini gerakan Guren semakin tidak karuan.
'Tck jika aku tidak mencari celah untuk keluar dari pertarungan Kenjutsu ini. Aku akan segera kalah.' Batin Guren gusar. Walaupun dia Kunoichi yang memfokuskan segala serangannya dengan Ninjutsu, tapi untuk bertarung dalam Kenjutsu Guren tidak bisa di remehkan lagi.
Serangan selanjutnya datang berupa tebasan dari sisi kiri dengan kecepatan tinggi. Guren dengan mengandalkan refleknya mencoba menahan tebasan Naruto. Dalam gerakan lambat terlihat Guren berhasil menahan tebasan Naruto dengan sempurna, namun Guren membulatkan matanya menyadari sesuatu.
Craz!
Satu detik kemudian tebasan dari sisi sebaliknya mengenai bagian dada Guren yang sedang shok berhasil masuk dalam jebakan kecil Naruto. Remaja itu menyeringai kecil, tubuh Guren baru saja terkena sayatan melintang langsung oleng mundur tapi Naruto tidak berniat mengakhiri ini dengan cepat.
Jleb!
"Coug ..." Uzu no Ken menancap di bagian dada Guren. Beruntung bagi nya sempat membelokan arah tusukan dengan mengorbankan tangan sudah terluka parah akibat sayatan Uzu no Ken. Tusukan Naruto hampir saja mengenai jantungnya jika tidak di belokan oleh tangan Guren.
"Orang pernah berkata, hindari tatapan mata seorang pengguna Sharingan dalam pertarungan jarak dekat." Ucap lirih Naruto. Dia menekan kembali Uzu no Ken pada dada Guren hingga menyusahkan gagang pedang sudah menempel di bagian luar tusukan. Naruto memasukan seluruh bagian tajam Uzu no Ken membuat wanita itu menjerit kesakitan, tak lupa beberapa kali memuntahkan darah segar akibat lukanya.
'Pantas saja Orochimaru sama menginginkan orang ini menjadi tubuh barunya.' Batin Guren sambil menahan sakit. Jika dia tidak segera kabur, maka sudah dapat di pastikan dia akan mati beberapa jam setelah luka ini di buat. Padahal tujuan awal dia bertarung dengan Naruto adalah untuk membawa Naruto atas perintah Orochimaru. Dia terlalu meremehkan Naruto.
Pedang menembus ke bagian punggung Guren. "Coug bagaimana mungkin aku kalah dengan bocah sepertimu!" Ujar Guren, kesulitan dalam mengatur nafas. Naruto tidak memperdulikan ucapan Guren itu, dengan segera Naruto mengirim tendangan ke depan tepat mengenai perut Guren.
Buakh!
Guren terpental dengan luka tusukan parah di dada, luka yang berasal dari tebasan melintang tidak berhenti mengeluarkan darah segar. Sudah dapat di pastikan dalam beberapa jam Guren akan mati kehabisan darah jika tidak sempat di tolong.
"Chikuso?!" Umpat Guren, menatap Naruto marah. Dia berjanji ini adalah kekalahan dirinya yang terakhir. Memikirkan itu, Guren harus berusaha bagaimana bisa kabur dari hadapan musuh nya. Dan di pertemuan berikutnya, dia akan mengingat baik baik untuk menyerang orang ini dengan segala Ninjutsu yang dia punya. Lagipula, ini hanya pemanasan.
Pertarungan singkat. Naruto sama sekali tidak menikmati pertarungan ini. "Apa yang di inginkan reptil itu benar benar merepotkan. Danzo, Orochimaru dua orang tua dengan ambisi menjadi kuat dengan cara instan. Kau anak buahnya bukan?" Naruto menunjuk Guren menggunakan Uzu no Ken masih tampak bercak bercak darah Guren menetes.
"Aku beritahupun percuma." Rintih Guren menahan kesal dan sakit. Tentu, dia tidak akan membiarkan Naruto membunuhnya di sini. Naruto pun begitu, dia tidak memiliki nafsu untuk membunuh musuhnya. Bukan karena tidak ingin, tapi karena membunuh musuh seperti Guren menyerang dirinya dengan kekuatan setengah terasa sia sia.
"Di pertemuan berikutnya. Akan ku pastikan kau mati!" Guren merangkai Handseal cepat. Cristal mengurung Naruto tanpa sedikitpun niat untuk menghindar. Dia menatap kepergian Guren terlantih lantih datar. Pemanasan yang bagus. "Kurama, lakukan tugasmu." Ujar Naruto dengan nafas memburu. Wajahnya sudah pucat karena sesuatu.
Setelah beberapa detik Cakra Kurama mendominasi tubuh Naruto. Remaja Uzumaki itu sudah kembali mendapatkan ketenangan nya sempat hilang tadi. "Dia pintar. Memanfaatkan keadaan ketika dia sudah mendapatkan kontrak dengan tanganmu saat kau menikamnya." Kata Kurama.
Naruto melirik ke pergelangan tangan terdapat dua titik bekas gigitan reptil jenis ular penyebab Naruto sempat kehilangan kontrol atas kesadarannya. Bisa gawat jika dia membiarkan racun dengan cepat merusak aliran sistem cakra dan saraf, meskipun ada Kurama di tubuhnya. Cakra penyembuhan milik binatang berekor sampai kapanpun tidak bisa mengembalikan sistem Cakra dan saraf yang rusak. Huh! Naruto tidak menyangka Guren menyimpan ular berbahaya di lengan bajunya.
Yah pemanasan yang bagus. Orochimaru ingin mengetes Naruto dengan racun nya. Naruto benci dengan sesuatu yang bersifat menguji kemampuannya. "Dia bagus untuk menghiburku nanti. Kan Kurama?" Tanya Naruto. Bukan tertarik untuk mengalahkan Guren, tapi tertarik bagaimana reaksi ekspresi Orochimaru mengetahui mainan langka nya mati.
XxxX
"Pasti di sini?!" Ujar Grayfia. Dia berdiri di pojok desa Konoha dengan jubah pemberian Naruto menutupi seluruh tubuh kecuali kepala. Mata Azure Grayfia dengan jeli mengamati sebuah symbol yang baru saja terpasang oleh seseorang yang Grayfia pikir adalah Shinobi dari pihak aliansi.
Flash!
Symbol tersebut mengeluarkan cahaya menyilaukan saat Grayfia mengulurkan tangan untuk menganalisa symbol ini. Meskipun kesulitan karena bagaimanapun juga ini pertama bagi Grayfia melihat adanya Symbol serumit ini. Grayfia tidak bisa menghilangkannya, namun mungkin ini bisa berguna ketika Invasi.
Ketika cahaya menyilaukan mulai berkurang. Sebuah symbol Hexagram berwarna perak muncul di atas symbol tersebut. "Dengan ini, aku bisa menetralisir kemungkinan terburuk jika symbol bekerja." Ujar Grayfia, tersenyum puas dengan hasil pekerjaannya.
"Aku yakin cara kerja symbol ini tidak berbeda dari sihir Teleportasi. Naruto kun pasti tahu." Lanjut Grayfia, sebenarnya dia tidak mengetahui apapun mengenai ini. Namun Naruto sempat mengajarkan cara kerja sebuah Jutsu walaupun Grayfia hanya faham mengenai konsepnya saja.
Bagaimana Grayfia tahu jika Symbol ini berbahaya? Naruto pernah mengatakan padanya kemarin malam. Jika desa manapun melarang Shinobi mereka melakukan sebuah Jutsu di mana penduduk biasa bisa saja mengenai dampak. Mengetahui ada yang tidak beres, Grayfia langsung mengikuti Shinobi Oto baru saja datang dan berakhir di sini.
Selagi mencari jalan keluar untuk kembali ke dunia asal nya. Grayfia ingin membantu beberapa hal di sini. Menghentikan Invasi mungkin salah satunya dan merubah kepribadian dingin dari Naruto juga keinginan gadis ini.
"Ng.. aku akan memberitahukan Naruto kun mengenai ini setelah dia selesai dengan urusannya." Guman Grayfia, lirih lalu mengembalikan badan nya untuk pulang.
XxxX
Hutan Akimichi.
Berbagai binatang dengan ukuran abnormal sudah menjadi pemandangan biasa bagi peserta ujian Jounin tahun ini. Hutan Clan Akimichi tidak memiliki struktur yang berbeda dari kebanyakan hutan pada umumnya, namun binatang buas bahkan rusa biasa saja memiliki kemampuan untuk bertarung begitu merepotkan peserta ujian Jounin selain merebut cincin dari peserta lain.
Rookie Konoha sudah memiliki hampir seluruh cincin sepasang. Dengan berbagai kemampuan menguntungkan di bidang mereka masing masing, Shikamaru sebagai kompas dan pengatur strategi sukses membawa seluruh Rookie melewati hutan Nara tanpa melewati pertarungan yang berarti. Selain mereka menang akan Jumlah, setiap musuh yang mereka hadapi selalu saja sendiri tanpa bergerak tanpa tim. Sedangkan cincinmu atau berjalan dengan tubuh babak belur?
"Menurut informasi dari Shino, ada dua Chunin memiliki Cakra di atas kita semua. Mereka adalah Chunin dari Kumo dan Chunin Takigakure. Beruntung kita tidak berhadapan dengan mereka, selain karena kita tidak bisa mengambil resiko, kita juga masih memiliki perjalanan cukup panjang setelah ini." Jelas Shikamaru. Mereka saat ini sedang duduk memutari api unggun.
"Serangga ku takut ketika mendekati keduanya." Lanjut Shino. "Untuk sekarang kita masih beruntung bisa menjaga jarak dari peserta lain. Tapi ketika di Gurun Kematian atau paling parah di perbatasan tiga negara besar, aku tidak yakin kita tidak menghadapi pertarungan dalam segala sedang ataupun besar." Ucap Shikamaru melanjutkan penjelasannya.
"Lalu bagaimana baiknya, Shikamaru?" Tanya Menma. Kedua saudara kembar itu duduk bersebalahan.
"Kita hampir berjalan keluar ke hutan Akimichi. Setelah kita keluar, kita akan melewati hutan negara api dan berakhir di Gurun Kematian Suna. Dari kita semua hanya Menma, Aku dan Narumi belum mendapatkan pasangan cincin. Tapi lupakan itu, kita bisa mendapatkan di dua tempat tersisa." Balas Shikamaru menganalisa. Menma sama sekali tidak meragukan kemampuan analisa Shikamaru.
"Bagaimana dengan posisi kita di antara peserta ujian?" Tanya Narumi. Dia ingin memastikan posisi mereka saat ini.
Shikamaru mengangguk. "Saat ini kita masih dalam keadaan di untungkan. Jika benar, posisi kita saat ini berada di barisan paling depan di antara seluruh peserta ujian Jounin." Kata Shikamaru, percaya dengan posisi mereka.
"Kecuali Naruto sama sekali tidak kita dengar kabarnya sedari pertarungan Naruto melawan tiga peserta dari Suna." Lanjut Shikamaru. Rookie Konoha berguman bareng. "Naruto?!"
"Kemungkinan terbesar adalah Naruto sudah melangkah jauh di depan kita. Pertanyaan kalian akan di ketahui ketika kita sampai di menara pengawas Gurun Kematian Suna." Shikamaru melanjutkan. Rookie memberikan tatapan aneh mengenai ini.
"Lalu bagaimana dengan waktu?" Tanya Menma. Mereka sudah berjalan dua hari penuh untuk segera melewati hutan Nara dan Akimichi. Tempat selanjutnya adalah Gurun Kematian, meskipun di antara mereka semua pernah menelusuri Gurun Kematian ketika ujian Chunin tahun lalu, tapi ini berbeda. Peserta tidak sama dan persentase keamanan mencapai di bawah 50% dari ujian sebelumnya.
"3 Km di depan adalah jalan keluar dari hutan Akimichi. Selanjutnya kita akan melewati jalan perbatasan dan mencapai di Gurun Kematian. Bagi kalian sudah pernah melewati gurun ini pasti tahu betapa bahayanya jika kita memaksakan diri untuk berjalan di malam hari." Terang Shikamaru.
Dia pun melanjutkan. "Baiklah, sebisa mungkin kita mencapai menara pengawas besok petang. Dan melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya keesokan harinya tepat setelah kita beristirahat penuh di menara pengawas. Kita masih ada sisa waktu 3 hari untuk melewati perbatasan tiga negara besar terkenal sebagai lembah dan pegunungan tandus dengan Medan curam. Kemungkinan terbesar kita akan bertarung habis habisan di permainan terakhir kita. Yaitu perbatasan dan lembah Kematian sebelum menuju ke Konoha melewati hutan negara api."
"Ano Shikamaru. Bukankah dalam waktu 3 hari tidak cukup untuk menerobos perbatasan tiga negara besar. Ada kemungkinan peserta memiliki kekuatan di atas kita adalah peserta sanggup bertahan di tempat itu." Tanya Lee. Dia benar mengenai peserta mampu bertahan di tempat tempat terakhir adalah peserta yang patut di waspadai. Bagi peserta tidak memiliki satu cincin pun ketika mencapai menara pengawas. Maka secara otomatis peserta langsung di diskualifikasi dari ujian Jounin. Di permainan terakhir, peserta akan berkurang sangat drastis.
Seluruh Rookie hanya menyutujui rencana Shikamaru karena menurut mereka inilah yang terbaik untuk mereka. "Aku, Menma, Kiba dan Lee akan berjaga bergantian malam ini." Ketiga nama itu mengangguk menyetujui. Rencana telah di sepakati, hanya menjalani saja.
XxxX
Skip Time.
'Huh 68 peserta berhasil sampai di menara dengan selamat. Cukup mengejutkan.' Batin Naruto, dia duduk di samping jendela memperlihatkan gurun pasir Kematian Suna pada malam hari. Menurut informasi dari menara pengawas, hampir setengah dari peserta ujian Jounin sudah di eliminasi, pertarungan di tempat pengawas tentu di larang oleh pengawas.
Naruto sudah menunggu di menara ini selama 7 Jam penuh. Sebenarnya Naruto ingin langsung pergi, tapi pengawas ujian berkata istirahatlah terlebih dahulu atau menstok bahan makanan untuk beberapa hari kedepan apalagi pos selanjutnya bukan lagi tempat untuk beristirahat. Akhirnya Naruto menyetujui dan bergerak menuju tempat selanjutnya besok pagi.
Naruto menatap para mantan teman temannya sedang bersenda gurau dalam satu meja dengan makanan di meja mereka. Menghembuskan nafas, akhirnya Naruto berjalan ke arah mantan teman temannya untuk melakukan sesuatu.
AT Rookie
"Ya kita berhasil melewati dua hutan aneh dengan selamat. Banyak juga peserta yang lulus ya." Ujar Menma. Sembari memakan makanan dewa berupa Ramen berkaldu.
"38 peserta telah di eliminasi merupakan peserta sudah tidak memiliki satu cincin pun. Beruntunglah tidak ada korban jiwa, namun tidak tahu untuk tempat tempat berikutnya." Sela Shikamaru. "Aku harap tidak." Balas Ino takut takut.
"Kenapa Ino pig? Kau takut?" Seringai mengejek timbul di bibir Sakura. Ino mendelik tidak terima, "Tentu saja tidak jidat." Jelas Ino tidak ingin kalah dari rivalnya.
Dug! Dug!
Mata para Rookie langsung tertuju oleh dua buah cincin Surga dan Neraka memantul di meja mereka. Shikamaru pertama kali sadar langsung mengalihkan pandangannya ke arah pelaku melempar benda penting ini seperti selayaknya sampah memang harus di buang. Tatapan datar Naruto dan ekspresi terkejut dari Shikamaru beradu sesaat begitupula para Rookie menatap Naruto kaget.
Selama ujian, mungkin bagi mereka inilah momen paling dekat dengan Uzumaki Uchiha itu. Naruto mendapatkan tatapan dari para mantan temannya dulu merasa risih berniat untuk pergi. Namun ucapan di antara para Rookie membuat langkahnya berhenti untuk sesaat.
"Apa maksudmu, Naruto!" Tanya Shikamaru. Kedua cincin itu masih belum di sentuh oleh siapapun. Naruto melirik Shikamaru dari balik bahu. "Bukankah kau masih membutuhkannya?" Balas Naruto singkat.
"Kami tidak membutuhkan bantuanmu, Brengsek!" Teriak Kiba. Nada bicara kasar dan tinggi dari Kiba tentu saja mendapatkan perhatian dari peserta ujian Jounin ini. Mereka menatap meja Rookie Konoha dengan tatapan bertanya, tertarik untuk beberapa orang dan heran.
"Sepertinya kau salah dalam berkata, Anjing gila. Aku tidak pernah berniat membantumu, ingat? Aku hanya memberikan sedikit hadiah untuk sahabatku, Shikamaru." Ucap Naruto tanpa menoleh. Shikamaru mendengar itu tentu saja merasa lega dan senang. Lega karena Naruto masih menganggapnya sahabat dan senang hanya dirinya saja masih ada di hati Naruto sebagai sahabat lama.
Menma langsung menyela. "Jika kau hanya ingin mencari keributan, sebaiknya ambil saja cincin ini, Naruto. Kami masih bisa mencarinya sendiri." Ucap Menma tenang. Naruto mendengar itu langsung membalikan badan dan tak lupa tatapan lebih tajam dari ujung pedang sekali lagi membuat Rookie tersentak.
Naruto memiringkan kepala. "Bodoh, apa kau ini tuli? bukankah sudah ku bilang aku hanya memberikan sedikit hadiah untuk Shikamaru. Aku tidak peduli sedikitpun mengenai kalian." Jelas Naruto.
Shikamaru berdiri, dia tersenyum simpul. "Kalau begitu, terima kasih. Aku akan mengambil hadiah darimu, Naruto."
"Shikamaru!?" Teriak protes Ino dan Choji. Namun Shikamaru mengabaikan itu dan lebih memilih bernostalgia dengan sahabat masa kecilnya ini, Naruto.
"Jika kalian tidak ingin. Maka diam lah." Ucap dingin Shikamaru membuat Rookie tersentak kaget. Karena, bagi mereka sudah dua kali mendengar nada dingin Shikamaru yang terkenal oleh trademark berupa nada malas sangat identik sebagai seorang Nara.
'Nara benar benar cerdas.' Batin Naruto, membaca pikiran Shikamaru. Naruto membalas, "Tidak usah sungkan. Lagipula kau ingin melawanku bukan? maka tidak akan ku biarkan kau tidak lolos sebelum melawanku." Ujar Naruto, dengan seringai tipis.
"Naruto kun." Suara seorang gadis berdiri di deretan Rookie membuat pandangan nya teralihkan kepada satu dari empat Kunoichi Konoha. Dia Narumi, untuk pertama kalinya dia memberanikan diri untuk memanggil adik angkatnya.
Ekspresi Naruto sama sekali tidak menunjukan perubahan. "Apa kau masih menganggap kami semua sahabat?" Tanya Narumi, dia bukan gadis cengeng, dia gadis dengan keteguhan hati tinggi.
Naruto mendengkus pelan. Pertanyaan ini, pertanyaan membuat Naruto bener benar kesal. Bukankah sudah jelas ? Apa lagi yang kurang dari segala tingkah lakunya selama ini secara terang terangan membatasi pergerakan mereka kepada dirinya.
"Kenapa kau bertanya seperti itu Nee san? Apa kau ini idiot dengan menanyakan sesuatu yang sudah jelas begitu?" Balas Naruto cuek. Narumi terkejut Naruto masih mau memanggil dirinya dengan panggilan yang sama. 'Masih ada harapan!' Batin Narumi dengan senyuman.
"Kalau begitu lawan aku di ujian Jounin tahap selanjutnya."
"Nee Chan!" Teriak Menma tidak percaya. Bahkan teman satu angkatan memiliki gender perempuan di sana di buat melotot tidak percaya mengenai keputusan Narumi terlalu gegabah ini. Shikamaru menatap perdebatan Kakak beradik beda ibu itu malas. Narumi, apa apaan gadis itu. Pikir Shikamaru.
"Diam lah Menma. Ini urusanku." Menma tersentak dengan nada datar Narumi. Sungguh, baru kali ini Menma mendengar Narumi mengeluarkan nada serius seperti ini. Namun sekali lagi Menma harus di buat mengerti mengingat perkataan Narumi ingin membawa pulang Naruto kembali ke dalam naungan Namikaze.
Sebenarnya Naruto juga terkejut, namun sukses di tutupi oleh ekspresi dinginnya. 'Kenapa mereka ingin sekali membawa ku pulang?' Batin Naruto, dia memutar matanya bosan.
"Apa kau sudah tidak punya otak dengan melawanku? Sadarilah tempatmu di sini." Ucap Naruto menjunjung tinggi kearoganannya. Darah Uchiha dalam tubuh Naruto kenyataanya lebih mendominasi dari darah Uzumaki. Dia adalah Uchiha, arogan dan merendahkan merupakan sikap dasar dari seorang Uchiha manapun.
Narumi tidak terpancing oleh Naruto. Namun berbeda dengan Menma maupun Rookie Konoha sudah geram dengan sikap Naruto terlalu arogan. Naruto tidak peduli mengenai tanggapan orang lain mengenai dirinya, karena dia tahu, hanya dia satu satunya orang paling mengerti dirinya.
"Ho apakah kau takut melawan Nee Chan mu ini, Naru Chan?" Seringai mengejek jelas terlihat di wajah sendu Narumi. Naruto memandang itu tidak peduli sama seperti sebelumnya. 'Dia mencoba memancingku? tidak tahu diri.' Batin Naruto.
Tangan Naruto menunjuk seluruh Rookie Konoha kecuali Shikamaru. "Kalian para kumpulan kecoa tidak tahu diri. Aku bisa mengalahkan kalian semua dalam keseriusan 30 persen dengan mudah jika aku mau." Ucap Naruto terang terangan. Kiba mulai geram dengan sikap Naruto berniat untuk maju namun tangan Shikamaru sudah terlebih dahulu menghalangi langkah Kiba. 'Tempat ini membuat ku risih!'
"Tenanglah Kiba." Ucap Shino menenangkan satu rekannya meskipun dia sendiri kesal dengan Naruto. Menma melangkah maju satu langkah. "Kalau begitu, lawan aku juga ketika ujian selesai. Aku ingin menentukan pertarungan kita." Ujar Menma mewakili teman temannya.
'Mencoba menjadi pahlawan eh?' Batin Naruto Dia melirik ke seluruh penjuru ruangan tampak pandangan ujian Jounin mengkilat tertarik. Perdebatan ini akan membuat Naruto di incar oleh Chunin berbagai desa. 'Merepotkan, seharusnya aku tahu ini akan terjadi.' Tanpa menjawab, Naruto lalu berjalan pergi menuju kamarnya.
"Jika kalian tidak terima dengan ucapanku, maka tunjukan dengan kemampuan menyedihkan kalian itu di arena. Akan ku buktikan arti dari kekuatan sesungguhnya." Lanjut Naruto melewati kerumunan peserta ujian sebelum menghilang di belokan menuju kamarnya meninggalkan suasana yang memanas itu. 'Mereka yang bersembunyi di zona aman sebaiknya diam saja.'
XxxX
"Grayfia san? Ada sesuatu." Tanya Naruto. Di hadapannya Grayfia baru saja muncul mencegat Naruto yang ingin berlari ke tempat selanjut nya. "Naruto Kun. Aku ingin menunjukan sesuatu. Mungkin memiliki keterkaitan dengan Invasi nanti."
"Apa itu?" Tanya Naruto bingung. Kedua jari Grayfia dia tempelkan di kening Naruto. Beberapa ingatan Grayfia yang masuk mulai berputar acak lalu berhenti ketika ingatan Grayfia tertuju kepada satu hal ganjil di Konoha. Karena sesuatu itulah yang membuat Grayfia nekat mencari Naruto meskipun ujian belum berakhir.
"Ini Kuchiyose milik Orochimaru dan segel pengekang mengelilingi Konoha. Aku tidak tahu siapa yang membuat segel serumit ini, namun yang pasti, jika Konoha tidak bersiap atau bahkan tidak mengetahui Invasi, Konoha akan benar benar jatuh oleh Orochimaru." Jelas Naruto. Selain Orochimaru, ada Jinchuriki Yonbi membantu di pihak Oto pasti sangat merepotkan Konoha nanti. Belum lagi hewan percobaan Orochimaru termasuk pasukan yang patut di waspadai.
"Ha'i. Sekitar 7000 pasukan sudah stay di 4 km dari perbatasan. Seperti yang kau tahu dari ingatan ku, mereka sudah bersiap dengan apapun kemungkinan." Tambah Grayfia. Memang, semalam Grayfia memberanikan diri keluar dari desa untuk mengumpulkan informasi lain mengenai Invasi. Namun siapa yang menyangka dia menemukan fakta menarik seperti ini.
"Hm 7000 pasukan bukanlah hal besar. Di Konoha ada Minato, dua legenda Sannin dan Jounin Jounin Konoha merupakan pondasi kokoh bagi Konoha. Namun yang menjadi masalah bukan dari jumlah pasukan, tapi desa manapun akan benar benar terdesak mendapatkan serangan besar dalam sekejap. Belum lagi serangan seorang Bijuu mampu meratakan satu desa dalam satu serangan mampu menjadi pembuka yang masuk akal." Balas Naruto memegang dagu berpikir.
"Lalu bagaimana baiknya, Naruto Kun? Beberapa Symbol yang kau sebut sebagai symbol Kuchiyose itu sudah ku rusak bagian dalam. Apalagi Konoha masih bersikap biasa seakan tidak akan terjadi apapun mengenai desa mereka di masa depan." Ucap Grayfia. Naruto mengangguk mengerti, jika segel itu aktif maka secara otomatis sihir tingkat tinggi Grayfia akan bereaksi. Menurut apa yang Naruto dapat dari ingatan Grayfia, sihir itu tidak akan bertahan lama jika di biarkan begitu saja.
"Hei Grayfia san." Panggil Naruto. "Ada apa Naruto Kun?" Tanya Grayfia bingung.
"Jika kau memiliki lemari di rumahmu. Bagaimana caramu memasukan dua buah jerapah ke dalam lemari tersebut?" Tanya Naruto memberikan teka teki tidak masuk akal. Grayfia mengerjapkan matanya beberapa kali. "Tentu saja itu mustahil!" Bantah Grayfia cepat.
Naruto menyeringai. "Tentu saja tidak. Kau bisa memasukan jerapah itu ke dalam lemari. Caranya buka pintu lemari dan masukan jerapah tersebut." Terang Naruto enteng.
"Gak lucu."
"Maybe. Pertanyaan kedua. Bagaimana caranya memasukan gajah ke dalam lemari?" Tanya Naruto lagi. Grayfia berdecak pelan. Pertanyaan seperti ini merupakan jebakan, bukankah Naruto sudah bertanya pertanyaan yang sama sebelumnya?
"Mudah. Buka pintu lemari dan masukan gajah nya." Jawab Grayfia bangga. Namun itu tidak bertahan lama. "Salah. Kau tidak bisa memasukan si Gajah ke dalam lemari penuh akan Jerapah. Jawab paling tepat adalah, keluarkan Jerapah dari lemari lalu masukan gajah nya."
"Aishh Naruto Kun. Ini bukan waktu yang tepat untuk main tebak tebakan tidak masuk akal seperti ini." Geram Grayfia kesal namun jawaban Naruto masih terkesan sangat santai. "Apa maksudmu Grayfia. Bukankah kau bertanya apa baiknya mengatasi rencana ini? kita sedang merancang rencana lho." Ucap Naruto santai membuat Grayfia bingung.
"Tapi kau hanya berbicara tidak masuk logika, Naruto Kun!" Protes Grayfia mulai gedek. "Pertanyaan selanjutnya. Bagaimana memadukan kelinci ke dalam lemari?"
Grayfia menyipitkan matanya, ini pertanyaan yang sama namun jawaban pasti berbeda dari pikirannya. "Buka pintu lemari, lalu keluarkan si Gajah kemudian masukan kelinci tersebut. Mudah kan?"
Lagi lagi Naruto terkekeh pelan. "Salah juga."
"Haa? Terus kali jawaban berlogika tinggi apa lagi keluar dari mulutmu, Naru~ baaakaa!" Ucap Grayfia sing a song. Jelas dia sudah tidak tahan lagi dengan setiap pertanyaan Konyol yang muncul di mulut remaja sudah Grayfia anggap sebagai adik kandungnya sendiri.
"Kenapa kau harus repot repot mengeluarkan Gajah dari lemari sedangkan masih ada satu tempat kosong bagi kelinci masuk. Yaitu di sela sela kaki Gajah. Kau tidak bisa memutuskan sesuatu sebelum melihat isinya, Grayfia Onee Chan." Jawab Naruto kembali. Sing a song dari Naruto begitu lembut membuat Grayfia sedikit merona tipis baru kali ini remaja di depannya memanggilnya Onee Chan.
"M-mati aja sana!." Gagap Grayfia memalingkan wajah tidak berani memandang wajah Naruto. Uzumaki itu berdehem pelan. "Baiklah terima kasih rapatnya, Grayfia san. Rencana sudah di putuskan, kemenangan kita berdua merupakan harga mutlak." Grayfia tercekat. Apanya yang diskusi? Dari tadi bahkan Naruto tidak membahas apapun mengenai invasi.
"Hei aku belum tahu apa yang kau pikirkan. Setidaknya beri tahu aku apa yang terjadi, Naruto Kun." Teriak Grayfia tidak terima. Naruto terkekeh pelan, Grayfia benar benar gadis yang polos menurut Naruto, Grayfia tidak mengetahui padahal banyak sekali clue yang Naruto sisipkan di balik teka teki dan jawaban itu.
"Meskipun aku sedang berpura pura memancing, pada akhirnya mereka akan terpancing dengan umpanku, Grayfia san. Bersikaplah seperti biasa sebelum aku selesai dari urusan ini. Kau banyak sekali membantu ku akhir akhir ini. Ku pikir itu cukup." Ucap Naruto tenang. Dia tidak menyangkal apapun, Naruto benar benar terbantu dengan adanya Grayfia di sini.
Grayfia tersenyum lembut. "Bukankah sudah ku bilang. Kau tidak akan pernah menyesal dengan keberadaan ku. Lagipula, aku sudah berjanji untuk selalu di sisimu kan?"
Gadis ini?
Naruto membalikan badan untuk pergi. Sebelum itu, dia melirik Grayfia dari atas bahunya. "Hei Grayfia san. Aku baru sadar, kau sangat manis ketika mereno tadi. Jaa naa." Senyum tipis Naruto membuat Grayfia kembali merona sempurna dengan uap ala anime anime mengepul hebat.
"BAAKAAA!"
And Cut.
Akhirnya chapter 7 berhasil saya selesaikan di sela sela aktifitas sekolah benar benar menumpuk. Nah di sini, ada battle awal yang akan terjadi lagi di Invasi nanti. Mengapa Naruto percaya diri mampu mengalahkan seluruh Rookie dengan mudah hanya mengeluarkan 30% dari kemampuannya? Itu akan terjawab nanti.
Pertanyaan dari Review mempertanyakan kenapa aku cewek membuat fanfic genre petualangan? umm pertanyaan sulit untuk saya mengerti. Saya sendiri heran lho, padahal teman teman Fanfiction di genre Romance rata rata cewek justru saya lebih dominan dengan gaya yang seperti ini. Bisa di bilang, saya ingin mencoba sesuatu yang tidak biasa di lakukan oleh Author cewek, kalau gak di coba mana tahu.