"Jadi, gadis itu kekasih Oh Sehun?"
"Apa? Yang benar saja! Aku bisa minder kalau begitu! Dia sangat cantik, tau?"
"YA! Diam kalian! Nanti dia bisa mendengar!"
"Setauku, dia tidak berpacaran dengan Oh Sehun,"
"Oh astaga! Dia menoleh ke arah kita! Hentikan pembicaraan ini!"
"Mereka bersahabat. Tidak akan menjadi sepasang kekasih."
"Ish, tidak ada kata 'persahabatan' antara laki-laki dan perempuan! Pasti salah satu dari mereka berdua menyimpan perasaan terpendam!"
"Mulutmu! Hentikan! Dia bisa mendengar semuanya!"
Gadis yang dijadikan buah bibir itu hanya bisa menggeram pelan. Tangannya terkepal di atas meja kantin kampus, menahan emosi.
Sejujurnya, ia sangat marah pada Oh Sehun. Pemuda berahang tajam serta bibir tipis pucat itu berbuat sesuatu yang memancing para mahasiswa di kampus nya bersugesti macam-macam.
Bagaimana tidak, pemuda yang tak lebih seperti manekin di etalase toko itu memposting pict yang mengundang pertanyaan besar di account SNS nya. Dengan latar pegunungan—karena mereka sedang mendaki, Oh Sehun memberikan sandaran pada dirinya yang sedang terlelap pulas. Bahkan, wajah nya mengusak ke dalam leher jenjang nan halus milik pemuda itu!
Sekarang, dimana kah dirinya bisa menyembunyikan wajah cantiknya dari rasa yang sangat memalukan ini?
Tolong, bawa dirinya pergi sekarang juga! Ia harus membungkus wajah cantiknya dengan kantung berbelanjaan berwarna hitam. Sangat memalukan!
"Jangan mendekatiku, Oh Sehun. Atau kau akan habis di tanganku." gadis itu menggeram pelan. Tidak menoleh pada sosok laki-laki yang langsung menghentikan langkah nya yang tidak jauh.
Oh Sehun menyerngit bingung. Alisnya menukik tajam, tidak paham kenapa gadis itu nampak kesal padanya.
"Apa mereka bertengkar? Astaga, pasangan jaman sekarang! Selalu bertengkar!"
"Sudah kubilang, mereka itu bersahabat!"
"Mereka itu sepasang kekasih! Kau tidak lihat betapa mesra nya mereka saat mendaki akhir pekan lalu?!"
Suara bising yang disebabkan penghuni kantin berhasil menjawab pertanyaan terbesar Sehun. Pemuda itu terkikik, "Aku bilang berhenti, Oh Sehun!"
"Oh Sehun—" gadis mungil itu memperingati Sehun lewat tatapan matanya yang begitu tajam, "—berhenti sekarang atau aku akan membunuh mu,"
Bukan Oh Sehun kalau dirinya tak berbuat nekat. Pemuda tinggi berkulit pucat itu langsung mendudukkan dirinya di sebelah gadis yang sedang menggeram marah tersebut. Menatap depan, memberikan senyum terbaiknya pada dua gadis lain yang masih memandanginya dengan tatapan bingung.
"Apa yang kau lakukan pada Luhan kami, Oh Sehun?" tanya salah satu dari gadis itu dengan mata memincing. Mata lebar bak burung hantu melirik gadis merajuk, Luhan dengan pelan.
"YA, Do Kyungsoo! Kau tidak tau apa yang Sehun posting ke SNS nya?" gadis di sebelah Kyungsoo menatap gadis itu tak percaya "Seriously, kau bahkan tidak memiliki account SNS. Kau sangat kuno, Kyung."
Kyungsoo mendengus kasar—merasa tersinggung atas cibiran gadis yang merangkap sahabatnya itu, "Berhenti membuatku kesal, Byun Baekhyun. Atau kau ingin bergulat denganku?"
Baekhyun melengos tak perduli. Matanya menatap Sehun-Luhan bergantian, "Entah kenapa, aku melihat kalian berdua seperti sepasang kekasih yang sedang bersitegang. Dengan Luhan yang merajuk akibat marah dengan mu,"
"Byun Baekhyun!" Luhan menjerit kesal, "Dia yang menyebalkan, Baek!" gadis mungil yang tak lebih hanya sebatas dada Sehun itu menuding nya tajam, "Dia membuatku seperti ini!"
"Aku?" Sehun menunjuk dirinya tak percaya, "Aku tidak melakukan apapun yang melanggar peraturan, Luhan."
Luhan tertawa menyebalkan, "Kau membuat kita berdua ada dalam skandal kampus, bodoh!" bibirnya mencebik, memukul dada pemuda itu berkali-kali.
Penghuni kantin yang sedaritadi membicarakan mereka langsung bungkam. Tak ingin membuat Luhan naik pitam dan menyerang mereka dengan brutal. Mereka sangat was-was, tau.
Sehun terkekeh tampan, "Terus kenapa kalau kita ada di skandal kampus, Luhan?" ia memajukan wajah nya pada wajah Luhan yang tiba-tiba menegang.
Luhan bahkan merasakan nafas teratur Sehun yang menerpa wajahnya, termasuk bibirnya yang tiba-tiba kering. Membuatnya mengulum bibirnya gelisah.
"Bodoh!" Luhan mendapatkan kesadarannya. Gadis mungil berambut hitam legam berkuncir kuda itu langsung menghujani Sehun dengan pukulan yang takkala seperti cubitan pada tubuh pemuda itu.
"Baek, sebaiknya kita pergi," Kyungsoo memberikan instruksinya, "Aku tak ingin menganggu dua insan yang sedang jatuh cinta."
Baekhyun mengangguk setuju, "Luhan-ie, kami pergi dulu. Jangan nakal. Aku tak mau Sehun sakit kepala karena tingkah manja mu." Dan berlari pergi meninggalkan Luhan yang siap melempar sepatu kets nya.
"Luhan-a,"
"Hn,"
"Jangan marah, arraseo?" Sehun menatap Luhan tepat pada kedua iris binar gadis itu. Sangat cantik.
Luhan berdeham pelan, "Tapi kau harus membelikan ku beberapa bikini. Bagaimana?"
Sehun tercengang. Dirinya menatap Luhan tak suka, "Kau akan memakai rongsokan itu?"
Luhan menatap jengah Sehun, "Bikini, Sehun-a. Bukan rongsokan. Kain itu surgawi para perempuan. Aku bisa memamerkan tubuh ku karena pakaian itu. Pasti, sangat cantik."
"Lalu kau akan ditatap lapar oleh laki-laki berhidung belang yang sial nya kebanyakan masih muda itu, Luhan? Itu mau mu?"
Luhan menyerngit. Matanya meneliti Sehun yang entah kenapa terlihat menyeramkan. Pemuda itu bahkan memejamkan matanya, menahan gemeletuk giginya yang entah kenapa terasa keras hingga terdengar sampai ke telinga Luhan.
"Akan ku belikan dress yang kau suka, Luhan. Tidak bikini," Sehun berusaha merubah nada suaranya agar tidak seperti menggeram. Ia sangat kesal sekarang pada gadis di sebelah nya ini.
"Tidak bikini?"
"Tidak."
Luhan menghela nafas, "Baiklah, Sehun. Tidak bikini. Sekarang, kau harus membelikan ku beberapa dress baru. Aku sudah bosan dengan yang di rumah,"
Sehun mengangguk, "Baiklah, princess. Kita pergi sekarang," ia tersenyum tipis. Menyebabkan banyak pasang mata yang menyelidik mereka berdua dengan tatapan penasaran.
Luhan berlompat ringan dari kursi panjang kantin. Menarik lengan Sehun dengan erat. Sesekali pemuda itu mengecup pucak kepala Luhan dengan lembut. Menyebabkan gadis mungil itu menegang.
Sebenarnya, aku dan Sehun ini apa?
Sebenarnya, Sehun ini siapa-ku? Sahabat atau pacar?
—
PROLOG END.
Jangan memarahi saya. Karena tak puas dengan KETOS;OSH serta OWNER OF MY HEART, saya malah menghadirkan prolog dengan tema yang berbeda. Maafkan saya. Banyak sekali ide cerita yang menumpuk di otak saya. Sehingga saya mau tak mau menulisnya dan menunjukkannya pada kalian semua. Semoga kalian suka. Mohon review, like, follow nya untuk yang berkenan. Jangan menjadi readers yang menyebalkan karena siders. Silahkan menikmati. Kamsahamnida! /bow/
Review? Likes? Thank you, sweetheart.
Pretty sign,
syyaaaaak.