Love Shot
Chanyeol x Baekhyun
Etc...
ChanBaek GS
Romance, Little bit Humor, Fluff, School life
M
Mature contect, NC 21
Warning! : Ini lapak CBHS yang ga suka jangan banyak bacot, homophobic go away lah
.
.
.
"Tolong aku untuk melepaskan dress ini Lulu, peniti yang kau sematkan ini menyakitiku. Dia menusuk payudaraku! Sial. "
Teriakan gadis yang tengah kesusahan membuka dress yang baru saja dicobanya itu adalah sebuah ancaman yang berpotensi merusak gendang telinga. Getaran suara 4 oktafnya tidaklah sepadan dengan tubuh kecil berpinggang ramping. Bagai sebuah takdir, bahkan mata dan bibir gadis itupun berukuran begitu mungil.
Byun Baekhyun adalah nama gadis yang tengah berteriak menyeru dengan lantang pada seorang gadis lain yang tengah bersungut dengan slime lengket dijari jarinya itu.
Ia kesal karena bisa memakai tetapi tidak bisa melepas dress yang disarankan oleh si gadis bermata rusa untuk ia coba, itu adalah salah satu diantara banyaknya keteledoran seorang Byun Baekhyun. Bunyi hempasan kaki keras kembali terdengar seusai tak kunjung bisa melepas pengait dress berwarna hijau tosca itu dan membuat Baekhyun kembali mengerang frustrasi.
"Lu, ayolah. Aku bisa mati sesak karena ini. Peniti ini mencuat mengenai payudaraku, ia terluka! " Seru Baekhyun dengan nada yang dibuat sedramatis mungkin. Berlebihan.
"Bisa kau lihat aku sedang apa? Bisa kau lihat?! " Si gadis bernama Luhan memperlihatkan kedua tangannya yang berlumuran slime yang sejak 10 menit terakhir menjadi lengkat dan mengotori jari-jari tangannya. Luhan masih memilin sedikit demi sedikit slime ditangannya dan Baekhyun ternyata telah terlepas dari dress malapetaka.
"Jangan sampai ada yang melekat pada meja belajarku, akan kupastikan bokongmu akan terkena imbasnya. "
"Ini lengket, Baek. Aku kesusahan—"
"Salahkan saja si PANGERAN bodoh yang memberitahu sebuah tips membuat slime dengan menggunakan campuran air, ia sama bodohnya denganmu yang menuruti segala ucapan bodohnya. "
Baekhyun berujar dengan nada menyindir sambil berjalan ke arah walk in closet lalu meletakkan si dress malapetaka disana.
"Pangeran si pembawa malapetaka, dan apa dress ini? Ini pemberiannya kan? Dan kau menyuruhku mencobanya dan lihatlah malapetaka yang kembali terjadi padaku. "
Malapetaka. Malapetaka. Malapetaka.
Luhan bosan mendengarnya.
Ia memutar bola matanya jengah dan memilih untuk tidak menyahuti ucapan menyebalkan Baekhyun kemudian mendengus lalu menajamkan atensi pada tembok berwarna pink pucat yang menutupi seluruh permukaan dinding kamar Baekhyun saat ia teringat sesuatu.
"Apa kau pergi kepesta natal yang diadakan angkatan kita tahun ini? Mereka mengundang murid yang sama angkatannya dari Sopa. "
"Tidak menarik. " Baekhyun menyahut cepat.
"Mereka semua sangat—"
"Tidak ada yang menarik. Semua murid di Sopa tidak ada yang menarik. Tidak ada yang berotot besar juga tampan... Selama yang kulihat belum ada satupun yang menarik. Mereka biasa saja. "
Luhan mendengus malas. Baekhyun benar-benar, akankah ia terkena batu? Oh, Luhan sangat berharap anak itu nanti akan jatuh cinta dengan salah satu anak dari Sopa. Biar dia menjilat ludahnya sendiri. Lihat saja, Luhan akan buat dia menghadiri pesta natal malam itu nanti.
"Ah! Baru kuingat bahwa Pangeranku itu berteman dekat dengan si calon tunanganmu itu. "
"DIAM ATAU KUCAKAR. "
Luhan tertawa mendengar kalimat mutlak yang dilontarkan Baekhyun yang saat ini tengah berdiri sejauh 10 meter dari tempatnya duduk—di meja belajar. Sebuah kepuasan baginya setelah membuat Baekhyun kesal dan skakmat karena bahasannya tentang calon tunangan Baekhyun yang selalu dielu-elukan oleh ayah dan ibu si Byun dan anehnya antara Baekhyun dan tunangannya itu tidak ada yang saling tahu identitas masing-masing.
Pertunangan itu murni direncanakan oleh kedua orangtuanya tanpa campur tangan dirinya sama sekali. Mereka sama-sama belum mengenal bahkan belum pernah bertemu tapi kedua orangtua mereka sangat antusias akan perjodohan ini. Mereka pikir ini abad ke berapa? Sungguh. Baekhyun jengkel. Tapi sebagai anak baik—ya setidaknya dihadapan kedua orangtuanya— ia bisa apa selain tersenyum dan menuruti keinginan tersebut?
Berdebat? Ibunya adalah seorang sosiolog omong-omong, dan tentu saja ibunya sangat lihai dalam bersilat lidah, benar? Berbicara banyak adalah kebiasaan orang sosiologi karena selalu beropini ini itu tentang suatu hal apalagi menyangkut penentangan Byun Baekhyun? Bisa kena skakmat dia—Ibu dan ayah Baekhyun berpikir bahwa anak yang dijodohkan dengan Baekhyun adalah anak baik.— Padahal dia belum tahu saja.
Mau mencakar wajah penuh binar itu rasanya juga tidak mungkin... Kuku ibu lebih panjang. Lagipula bisa-bisa namanya dicoret dari kartu keluarga jika ia benar melakukannya.
"Dari sekian banyak aplikasi bodoh yang bertebaran di phone store dizaman ini, mereka masih saja memaksa anaknya untuk menikah dengan cara menjodoh-jodohkan. Itu sangat kuno. " Baekhyun menggerutu dengan bibir yang mengerucut sambil melangkah untuk merebahkan diri diatas ranjang bergambar barbie bernuansa pinknya.
Luhan hanya diam dan kembali berkutat pada slime dan tangannya setelah menelisik keadaan Baekhyun yang tengah berbaring diatas ranjang sambil terus mengeluarkan ocehan kekesalannya. Demi tuhan ini masih sangat pagi dan bahkan saat diliriknya jam pada ponselnya angka tersebut masih menunjukkan pukul 5:26.
"Lebih baik kau mandi. "
"Aku mengantuk. " Baekhyun menguap sambil menutup mulutnya yang terbuka. Ini salah mereka yang bergadang karena menonton sebuah serial dewasa di Netflix—dikarenakan Luhan menginap dirumah Baekhyun, mereka berdua akan selalu tidur larut bahkan bergadang untuk menonton konten dewasa diselingi cerita mesum yang membuat mereka berdua terkikik geli dengan rona merah yang selalu menghiasi wajah— dan berujung dengan menemani Luhan membuat slime pada subuh dini hari. Sebutlah mereka gila tapi itulah yang biasa dilakukan kedua gadis cantik itu saat mereka tidur berdua.
"Semoga tunanganku itu, memiliki abs dan penis yang be—"
Oh. Astaga.
"SEGERA MANDI, BYUN BAEKHYUN! JANGAN MEMBUATKU TERPANCING LALU IKUT MEMBAHASNYA HINGGA LUPA WAKTU DAN DENGAN SANGAT BODOHNYA KITA TERLAMBAT PERGI KESEKOLAH KARENA MEMBAHAS ABS DAN PENIS YANG BAHKAN BELUM PERNAH KITA LIHAT SECARA LANGSUNG! "
Entah apa yang merasuki Luhan hingga menghardik Baekhyun dengan perkataannya. Baekhyun merengut lalu menarik diri dan dengan gemertak keras yang ia berikan pada lantai keramik dingin melalui kedua kakinya memasuki kamar mandi pada kamarnya dengan membanting keras pintu.
Luhan terkikik dibalik punggung tangannya yang hampir bersih dari slime karena berhasil membuat Baekhyun benar-benar kesal pagi ini. Baekhyun tidak tahu saja jika pikiran Luhan sudah kemana-mana saat ia tengah menyebut kata 'abs dan penis' yang terpotong oleh hardikannya pada gadis bermata sipit itu. Rona merah menghiasi pipi Luhan begitupun dengan Baekhyun didalam sana. Bagaimanapun ucapan Luhan tadi sangatlah vulgar dan pikirannya sudah kemana-mana saat ini.
Mendengar suara-suara alat mandi yang sengaja dibanting keras hingga menimbulkan suara nyaring membuat Luhan menolehkan kepalanya pada kamar mandi yang tengah tertutup dengan suara-suara yang tercipta dari gerak apapun yang Baekhyun lakukan dengan sekeras mungkin sebagai pelampiasan kekesalannya.
"KUDENGAR IA BERSEKOLAH DISEKOLAH YANG SAMA DENGAN KITA! "
"Selama ini aku tak pernah melihat penis besar sungguhan, aku berharap ia memilikinya agar aku bisa melihatnya setiap hari! "
Luhan terkikik lagi saat mendengar ucapan tak senonoh Baekhyun dari sana. Diam-diam ia mengetikkan sebuah pesan pada seseorang dengan gerakan teramat lamban karena hanya dua jarinya saja yang telah bersih dari slime-slime itu.
'Ceritakan padaku apapun tentang si PCY itu. '
...
Matahari telah menyingsing dengan gagah dari peraduannya dengan sinar yang tak dapat dihindari memasuki celah ceruk kamar dengan sesosok siluet anak adam yang tengah tertidur dengan lelapnya di ranjang besar bercorak bendera negara amerika.
Ialah Park Chanyeol nama lengkap lelaki yang saat ini tengah tertidur dengan hanya menggunakan celana dalam berwarna hitam itu—salah satu kebiasaan anehnya—.
Senyum merekah dibibir berisinya saat alam bawah sadarnya masih menayangkan hal-hal manis bersama seorang gadis bertubuh montok berpakaian sesak. Chanyeol membelai guling yang selama 18 tahun menjadi teman tidurnya itu—dimana tengah ia dekap dengan erat lalu mengecupnya. Heol. Mungkin ini adalah efek terlalu lama sendiri, Chanyeol lebih sering bermimpi tentang gadis seksi berwajah bak boneka dengan tubuh semulus porselen.
Anehnya gadis itu selalu sama—dibeberapa mimpinya tentang seorang perempuan ia selalu memimpikan gadis itu. Chanyeol tidak tahu, ia hanya merasa bahwa gadis itu... Sangat cantik, ciamik dan lucu. Dan juga menggoda. Saat dirinya lagi-lagi ingin mencium benda panjang besar didekapannya itu tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sesosok wanita paruh baya yang masih sangat cantik dengan apron yang melekat pada tubuhnya.
Niat nyonya Park saat itu adalah membangunkan anak bujangnya yang masih ngolor-ngidul itu tapi saat ditatapnya sang anak lamat-lamat, atensinya menangkap sang anak terlihat sangat bahagia—ia terus tersenyum cerah yang bahkan jarang sekali nyonya Park lihat— dalam tidur nyenyaknya sambil memeluk erat serta mencium guling, hal tersebut membuat nyonya Park molototkan mata.
Chanyeol tentu saja masih sangat terlelap dengan nyamannya namun tidak lagi sampai sebuah suara menggelegar membuatnya terbangun dengan berakhir dilantai dengan kepalanya yang dahulu terjatuh hingga menimbulkan bunyi—
Gedebug
—yang disebabkan oleh benturan tidak elit antara kepala dan lantai dingin dibawahnya.
"Aaaarrggg sakit! " Suara baritone mengaum seperti singa membuat nyonya Park menutup kedua telinganya.
"Apa yang kau mimpikan, huh? Kenapa kau tersenyum-senyum hingga mencumbui guling?! "
Chanyeol membolakan matanya yang sangat besar itu hingga membuatnya terlihat sangat menyeramkan seolah mata itu ingin terkeluar dari sana.
"A-aku t-tidak... "
Sekilas nyonya Park melirik pada selengkngan Chanyeol yang menampilkan gundukan besar membuatnya merona. Semua pria memang akan mengalami kondisi terbangun saat pagi hari dan Chanyeol tidur hanya dengan menggunakan celana dalam. Itu sangat... Mengganggu.
"Bangunlah! Sudah siang, kau bisa terlambat sekolah nanti. Segera mandi dan turun kebawah. Ada yang ingin ibu dan ayah bicarakan. Berhenti meratapi kepala besarmu itu dan segeralah bergerak, Channie! Jangan lupa rapikan ini semua dan jangan banyak bermimpi kau dasar anak lelaki. "
Itu adalah rentetan kata pemanis pagi sekaligus mantra bagi Park Chanyeol dari sang ibu tercinta yang saat ini telah berlalu dengan berkacak pinggang. Chanyeol masih diam ditempat sambil memegangi kepalanya yang masih berdenyut.
Chanyeol masih sepenuhnya shock karena ibunya yang mengetahui dirinya tengah tersenyum-senyum sambil menyium guling saat tidur. Tapi itu bukan sebuah hal memalukan baginya, tentu saja. Ia anak lelaki dan hal itu sangat wajar karena... Aku tidak akan melanjutkan. Kalian pasti tahu sendiri.
"Siapa sebenarnya gadis sipit menggoda yang selalu menyita perhatian didalam mimpiku itu? " Ia masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri tentang sosok gadis yang seminggu ini kerap menjadi alasan Chanyeol untuk beronani ria dikamar mandi dengan hanya berbekal ingatan berupa potongan demi potongan dari mimpinya itu. Ya. Seminggu ini Chanyeol yang biasa jarang sekali mendapatkan mimpi menjadi sering bermimpi secara 7 hari berturut-turut dan mimpinya selalu terdapat gadis seksi yang sama. Demi apapun, Chanyeol akan mencari gadis yang kurang ajar mengganggu fantasi liarnya akhir akhir ini. Chanyeol tidak akan melepasnya.
But, well... Dimana ia bisa menemukan gadis semolek itu? Chanyeol ragu tapi pikirnya takdir akan menentukan. Entahlah. Ia hanya yakin.
...
Chanyeol menutup pintu kamarnya pelan setelah dirinya telah rapi dengan seragam sekolah yang melekat pada tubuh tinggi serta dilengkapi tas punggung yang disampirkan disebelah bahu lalu segera turun kelantai bawah dan begabung dimeja makan dimana telah berisi sang ibu, ayah dan adik perempuannya yang bernama Park Kyungsoo.
Chanyeol menaruh kunci morornya diatas meja lalu mengambil tempat disamping Kyungsoo lalu mengambil roti tawar dengan selai kacang dipiring yang telah dahulu disediakan ibunya lalu memakannya cepat. Ayah berdeham membuat Chanyeol dan Kyungsoo menitikkan atensi padanya.
"Si manis Byun Baekhyun calon tunanganmu itu. Kau harus berkenalan dengannya. "
"Siapa? "
"Byun Baekhyun. "
Untung saja Chanyeol bisa mengendalikan diri hingga tidak tersedak roti yang tengah dikunyahnya. Matanya dan Kyungsoo membola, sama besarnya. Keluarga ini memang memiliki mata yang besar yang membuatnya menyeramkan—sebenarnya hanya saat melotot seperti yang tengah dua adik kakak itu lakukan.
Setelah berhasil menelan kunyahannya dan meneguk sedikit air putih Chanyeol kembali mengembalikan dirinya seperti keadaan sebelumnya. Tidak antusias tidak juga malas-malasan. Biasa saja.
"Bukan namanya. Tadi ayah bilang apanya? "
"Calon tunanganmu. "
"Apa? "
"Calon tunangan. Oh apakah anak ibu yang tampan ini memiliki gangguan pendengaran? Astaga. Itu menyedihkan. " Kali ini Ibunya yang meyahut.
Alis Chanyeol menukik. Itu kuno dan ia bukan hidup dijaman ayah dan ibunya lagi. Kyungsoo hanya terkikik dan melempar pandangan iba pada kakak laki-lakinya itu sambil terus mengunyah sarapannya.
"Bu, aku masih SMA. Ayolah. "
"Tidak ada yang mengatakan padamu untuk menikahi Baekhyun sekarang, Chanyeol. Kami kasihan padamu yang—"
"Baiklah. Aku selesai. " Chanyeol memotong dan mengambil gelasnya lalu meneguk cairan bening itu dengan cepat.
"Ya, tidak akan terjadi apa apa. Kecuali jika kau menghamilinya. "
"Uhuk!"
"Dramatis sekali. " Celetuk Kyungsoo setelah melihat sang kakak yang tersedak karena ucapan ayahnya.
Tidak mau terlalu jauh membahas dan dibahas Chanyeol segera menyambar kunci motornya yang tadi ia taruh diatas meja dan berlalu setelah mengucapkan pamit. Apa-apaan itu perjodohan?
Padahal Chanyeol baru saja ingin bertekad menemukan gadis yang kerap kali singgah dimimpinya akhir-akhir ini. Chanyeol akan menerima perjodohan itu jika saja gadis yang dijodohkan itu sejenis seperti gadis yang dimimpinya itu.
Si cantik berbibir merekah, kedua bola mata bening dibalik kelopak sipit yang berhias bulu mata indah, hidung mancung, kulit semolek porselen dan tubuh yang seperti gitar Spanyol.
Ahh
Chanyeol dibuat gila jika mengingatnya. Tapi omong-omong dengan calon tunangannya itu...
"Ah, siapa namanya? Byun... Byun Baekhyun? "Chanyeol bertanya pada dirinya sendiri. Entah mengapa rusuknya terasa nyeri kala ia mendengar nama itu.
Akankah ia akan menemukan si gadis itu sebelum perjodohannya benar-benar diresmikan? Ya. Chanyeol berharap.
Awas saja kau, "Si pembuat fantasiku meliar hingga beronani... Tidak kubiarkan kau lepas jika aku menemukanmu. "
Dan motor Chanyeol melesat meninggalkan kediaman Park menuju sekolahnya. Sekolah barunya sejak sebulan yang lalu. Ia adalah murid pindahan dari Jepang. Chanyeol sebelumnya berdomisili di negara sakura itu bersama kakeknya dan saat itu sekolahnya sedang mengadakan pertukaran murid internasional antara Jepang dan Korea dan Chanyeol adalah satu dari tiga murid beruntung yang mendapatkan itu. Ia sangat jenius dan berprestasi omong-omong. Kembali ke negara kelahiran tidaklah seburuk yang ia kira.
Chanyeol mendadak mengantuk sesaat setelah memarkir kendaraannya ditempat parkir kendaraan sekolah barunya. Sopa High School.
.
.
.
TBC / HAPUS?
Riview dong mau tau responnya, kalau bagus aku lanjutin dan kalo engga aku ga lanjutin. So mind to riview?