Ini pagi yang tidak begitu menyenangkan, seolah memberi pertanda pada Chanyeol bahwa sepanjang harinya kali ini akan diliputi oleh berbagai kesialan. Dimulai dengan sebuah pesan yang masuk ke LINE pribadinya beberapa menit lalu.

"Aku rasa tak ada yang perlu kita perdebatkan lagi. Mulai sekarang... Kita putus."

Jesus Christ.

First thing in the morning, deretan kalimat tak berperasaan itu melesak masuk ke serat-serat otak Chanyeol hingga menimbulkan pening dikepalanya kemudian. Gadis itu bahkan tak memberikan Chanyeol kesempatan untuk mengumpat lewat telepon karena nomornya telah diblokir oleh si wanita; Joy.

Harga diri Chanyeol sebagai seorang pria seolah telah diinjak-injak sekarang. Chanyeol bangkit dari baringannya dan melempar handphone ke salah satu sisi dinding yang tak bersalah, menciptakan retak-retak kasar diatas permukaan layar android itu kemudian.

"Gadis sialan! Dia pikir aku akan mengemis memintanya untuk kembali padaku kali ini?! Tidak akan pernah!"

Chanyeol bermonolog dengan emosi yang membuncah didadanya, mengusap rambutnya kasar karena kemarahan ini benar-benar membuatnya frustasi.

Ini kali ke-2 Joy memutuskan hubungan dengannya secara sepihak. Sebelumnya, Chanyeol masih berpikir untuk mengejar Joy lagi dan membuat hubungan mereka kembali bekerja. Usahanya berhasil untuk beberapa bulan. Tapi hari ini adalah puncaknya. Wanita itu kembali membuang Chanyeol nyaris seperti ampas permen karet yang sudah kehilangan rasa manisnya. Memang mereka menghadapi beberapa pertengkaran akhir-akhir ini. Tapi Chanyeol tidak menyangka bahwa cekcok-cekcok sepele itu akan dijadikan alasan bagi Joy untuk menyudahi hubungan diantara mereka.

Sepertinya Sehun berkata benar waktu itu. Joy telah memiliki gandengan lain sejak Februari lalu. Sudah sepatutnya gadis itu mencari sejuta alasan untuk bisa melepas Chanyeol disaat hatinya sudah tertambat pada orang lain.

Sungguh jalang tak berperasaan.

Chanyeol masih bisa merasakan kekecewaan serta sakitnya patah hati menjalari dada. Namun kemarahan akibat penghinaan yang diterimanya secara tak langsung ini jauh lebih mendominasi. Ingin rasanya Chanyeol membuat perhitungan. Namun nalurinya kembali berkata, apa gunanya membalaskan dendam pada seorang perempuan? Chanyeol hanya berharap mereka berdua tidak akan pernah bertemu lagi untuk selamanya.

Tapi sial, ia dan Joy adalah mahasiswa di kampus yang sama, meskipun fakultas mereka berbeda.

Dari ponselnya yang sudah mengalami keretakan layar tersebut, Chanyeol menerima panggilan masuk dari seseorang. Segera ia menyingkap selimut dan turun dari ranjang untuk memungut handphone itu dilantai.

Nama Jongin tertera sebagai penelpon, tidak ada alasan bagi Chanyeol untuk mengabaikan panggilan ini.

"Ya, ada apa?"

"Kau terdengar sediki kacau, bung. Ada masalah?"

"Kuceritakan nanti. Langsung saja katakan kenapa kau menelponku pagi-pagi begini. Sebaiknya ini berita bagus. Atau setidaknya cukup penting."

Chanyeol berdecak malas, membuat Jongin terkekeh di line seberang.

"Lupakan saja gadis murahan itu, kawan. Aku baru saja menemukan tempat yang akan memberikanmu banyak kesenangan malam ini."

Sial, darimana Jongin tahu soal masalahnya dengan Joy? Apa sahabatnya itu diam-diam seorang cenayang?

Atau lebih tepatnya, hanya Chanyeol yang terlalu bodoh sehingga tidak menyadari bahwa hubungannya dengan wanita itu sudah terlihat cacat sejak awal.

"Bagaimana? Kau ikut?"

Chanyeol juga tak punya alasan untuk menolak.

"Kuharap yang ini tidak sekacau pesta minggu lalu. Kau mengajakku ketempat dimana banyak jalang yang seperti ingin menggerayangiku ditempat. Itulah salah satu penyebab kenapa aku dan Joy bertengkar kemarin."

Ugh, sial. Kenapa lagi-lagi Chanyeol masih teringat pada gadis berwatak iblis itu?

Kali ini Jongin benar-benar tertawa kencang.

"Bodoh. Sudah jelas kalau kau telah resmi menjadi seorang single sekarang. Tak jadi masalah sekalipun nanti akan ada jalang yang langsung memperkosamu disana. Hahahaha."

Seandainya mereka tidak berbicara lewat telepon melainkan secara langsung, mungkin Chanyeol sudah membuat belakang kepala Jongin berlubang.

"Semoga pestanya tidak membosankan."

Hanya itu yang bisa Chanyeol katakan. Karena pada akhirnya, argumen ini akan tetap dimenangkan oleh Jongin yang selalu memiliki poin dalam setiap ucapannya.

"Baiklah. Selesai jam kuliah kita bertemu dulu dirumah Sehun."

"Hm."

"Ey... Aku doakan semoga luka bekas patah hatimu itu bisa segera pulih. Fighting, Booboo-nya Joy~"

"Bajingan kau."

Gelak tawa Jongin yang menggelegar membuat Chanyeol segera mematikan sambungan teleponnya dengan tidak sabaran.

Booboo siapa? Omong kosong.

e)(o

Mungkin butuh sedikit penjelasan disini. Pada dasarnya Park Chanyeol sudah persis seperti pemeran utama dalam cerita klasik ala drama televisi murahan. Klise, kau tentu akan menemukan deskripsi (bahkan sebuah kolom khusus) yang menjelaskan betapa tampannya Chanyeol, betapa kaya rayanya dia, betapa intelektual dan kritis otaknya dalam berpikir, membuat lingkungan sosial otomatis mencintai sosoknya secara alami.

Chanyeol adalah definisi paling umum yang menggambarkan karakter paling cringey namun punya sejuta penggemar; Pangeran.

Namun di semesta tempat Chanyeol berada saat ini, kau tidak hanya menemukan 1 pangeran saja. Melainkan 3. Lingkungan Kampus Donghwan University mempersingkat nama ketiganya menjadi SKY.

SeKaiYeol. Sehun, Kai, dan Chanyeol. Untuk melengkapi kecocokan takdir diantara mereka, ketiganya menjadi sahabat sedari masa kanak-kanak. Sama-sama lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga strata atas, tak heran jika track kehidupan mempertemukan ketiganya dipersimpangan yang sama hampir di setiap kesempatan.

Seperti tak bisa mengelak lagi, Chanyeol Kai dan Sehun telah menjadi trio yang tak terpisahkan sejak kecil. Banyak pengalaman "first time" dalam kehidupan mereka yang dialami secara bersama-sama. Seperti pesawat kertas pertama, topeng power ranger pertama, perkelahian pertama, tegukan alkohol pertama, batang rokok pertama, bahkan SIM mereka juga legal pertama kali secara bersamaan ditanggal yang sama.

"For fuck sake sisters shut up! SKY IS HERE!!!"

Salah satu wanita yang berdiri berkelompok dihalaman kampus berteriak histeris, menampar satu persatu bahu temannya yang ada disana seolah ingin menegaskan bahwa pemandangan yang ada didepan matanya kali ini tak bisa dilewatkan sama sekali.

Setiap pasang mata lantas mengikuti direksi yang sama dengan gadis-gadis itu. Sehun mencubit sekilas hidung mancungnya sambil tetap berjalan acuh ketika samar-samar seorang gadis menggumamkan namanya sebelum pingsan tak sadarkan diri secara dramatis. Kau mungkin akan melihat piasan cahaya yang turun langsung dari langit menyinari wajah 3 manusia tampan yang jalan berdampingan ini, seolah Tuhan sendiri mengiyakan bahwa titisan Dewa telah turun ke bumi.

Chanyeol berada ditengah-tengah, berjalan sedikit lebih maju dibanding 2 sahabatnya yang lain. Selain jadi yang tertua diantara mereka bertiga, pemandangan itu seperti menjelaskan bahwa Chanyeol adalah ketua dari "kelompoknya". Meski SKY sendiri merupakan sebuah nama fiksi buatan penggemar mereka, tapi banyak yang percaya bahwa Chanyeol adalah pemimpin paling agung didalam SKY.

Jongin alias Kai tampak menyeringai begitu seorang gadis mengerling nakal kearahnya. Diantara mereka bertiga, mungkin hanya Jongin lah yang paling menikmati kepopuleran mereka saat ini.

Populer? Oh, ayolah. Mereka bertiga bukanlah selebriti atau semacamnya. Tapi menjadi yang paling terkenal di kampus juga bukan hal yang buruk.

Tiba-tiba Jongin membuka suara ketika mereka menyusuri koridor fakultas Bisnis.

"Mungkin setelah lulus, aku akan direkrut seseorang untuk menjadi model."

Chanyeol mendecih, sedangkan Sehun sama sekali tak merasa terhibur.

"Pewaris tunggal seperti kita tak akan punya banyak harapan. Terimalah nasib dan pikul tanggung jawabmu sebagai penerus perusahaan konyol itu."

Nada bicara Chanyeol terdengar mencemooh, karena pada dasarnya dia juga membenci takdirnya sendiri. Dan sial, mereka bertiga bahkan memiliki garis masa depan yang serupa. Itulah sebabnya, status persahabatan sehidup-semati diantara mereka sama sekali tak bisa dihindarkan lagi.

"Setidaknya, kuharap dimasa depan aku masih bisa menikah dengan orang yang aku cintai. Persetan dengan drama pewaris atau semacamnya. Aku sudah tidak ingin memikirkan hal itu lagi."

Sehun tiba-tiba menyahut, yang mana membuat Chanyeol dan Jongin sempat terdiam beberapa detik. Tensi diantara mereka mendadak terasa suram dan menyedihkan.

Untuk memecah perasaan tak enak itu, Chanyeol tiba-tiba merangkul temannya yang paling muda.

"Kau akan. Percayalah."

Sehun tak memungkiri bahwa mungkin ia bisa mempercayai hal itu, seperti yang dikatakan oleh Chanyeol. Senyum tipis tercetak dibibirnya.

Jongin mengacaukan atmosfir dengan menepuk belakang kepala Chanyeol dan Sehun bergantian. Namun tak ada satupun dari mereka yang merasa keberatan, dan malah berujung dengan gelak tawa untuk hal lucu yang hanya diketahui oleh mereka sendiri. Beginilah cara mereka untuk menghibur satu sama lain.

e)(o

Mobil Jongin terparkir lebih dulu dihalaman depan sebuah mansion besar yang terlihat sudah dipadati oleh mobil-mobil lainnya. Kemudian Sehun menyusul, dan yang terakhir adalah Chanyeol.

Jongin menyandarkan tubuhnya pada badan mobil sport miliknya selagi menunggu kedua sahabatnya mematikan mesin mobil masing-masing dan keluar.

"Ini tempatnya?"

Chanyeol menatap mansion bercat putih yang samar-samar mengeluarkan suara gemuruh teriakan sekelompok orang serta dentuman suara musik dari dalam.

"Kau tahu Zico? Bocah sok jagoan yang pernah kau patahkan hidungnya waktu SMA. Beri dia kejutan dengan kehadiranmu di pesta ulangtahunnya kali ini, Yeol."

Jongin menukik senyum jahil dibibirnya, yang hanya dibalas oleh angguk-angguk paham oleh Chanyeol.

Sehun menyalakan pematik dan membakar ujung rokok filter yang telah tersemat diantara bibir tipisnya. Kemudian dagunya terangkat seolah memberi isyarat agar mereka bertiga sebaiknya segera masuk dan menyapa si Tuan rumah.

Memasuki pintu depan, kehadiran SeKaiYeol langsung menyita perhatian sebagian besar kerumunan yang semula begitu larut dalam suasana pesta. Tak sedikit gerombolan gadis yang tiba-tiba memekik begitu mengenali siapa 3 sekawan yang baru saja menampakkan batang hidung mereka itu.

Untungnya, sebagian besar tamu yang datang merupakan wajah-wajah familiar bagi SeKaiYeol, karena banyak teman semasa sekolah mereka disana. Kau tahu, orang kaya akan bertemu dengan orang kaya lainnya hampir di semua tempat yang mereka biasa kunjungi. Pada dasarnya, lingkar pertemanan mereka hanya berputar disitu-situ saja.

Tiba-tiba seorang pria bermata sipit dan memakai piercing ditelinganya datang menghampiri mereka bertiga, walau awalnya tampak sedikit segan.

"Ch-Chanyeol? Hai bung, apa kabar? Lama tidak bertemu."

Zico yang sedikit terbata diawal akhirnya memberanikan diri untuk menyalami Chanyeol. Surprisingly, Zico sempat tidak menyangka bahwa Chanyeol akan menyambut salamnya dengan tangan terbuka dan senyum yang ramah.

Ternyata Chanyeol sudah tidak sepreman yang ia kenal dulu.

"Selamat ulang tahun, kawan."

Chanyeol menepuk bahu Zico beberapa kali, membuat lawan bicaranya itu entah mengapa merasa sedikit tersanjung. Yang benar saja, Park Chanyeol si bos besar dimasa sekolah kini mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, dan bukan sebuah bogem mentah lagi seperti dulu.

Setelah bersalaman juga dengan Sehun dan Jongin serta sedikit mengobrol, Zico akhirnya meminta izin untuk undur diri karena ada beberapa tamu yang juga harus ia sapa.

"Nikmati pestanya, teman-teman."

Zico melambai dan SeKaiYeol mengiyakan untuk terakhir kali sebelum pria bermata sipit itu menghilang diantara kerumunan.

"Wow, kau lihat? Gadis-gadis itu menarikan bokongnya dengan sengaja ke arah kita."

Jongin bersiul seolah-olah dia benar-benar terhibur dengan gerakan seduktif yang terlihat murahan itu.

Sehun hanya memandangnya masih dengan wajah datar, tak terusik sama sekali. Chanyeol menyeringai, belum 5 menit mereka disini dan sudah banyak gadis yang setengah mati meminta untuk segera disentuh. Persetan, Chanyeol pikir pesta ini memang tidaklah buruk.

Tanpa banyak bicara, Chanyeol jalan mendekati salah satu yang menurutnya paling menarik. Jongin terkekeh menang, seolah sudah memperkirakan bahwa inilah yang akan terjadi. Sementara Sehun hanya memperhatikan sambil meneguk minumannya dengan tenang.

"Hai, cantik."

Dengan jarak yang tiba-tiba saja sudah menjangkau 5 senti dengan si gadis, Chanyeol menyapa diikuti oleh seringaiannya yang khas.

"Hai, baby."

"Ssshh... I'd rather hear you call me Daddy instead."

"Damn, you are impatient."

Chanyeol terkekeh mendengar reaksi si gadis yang begitu lihai menanggapi kalimat menggoda darinya dengan seduktif.

"Name?"

"Irene. Yours?"

"Chanyeol."

"I know, Park. Just curious. Because I thought you are the type who wouldnt tell your real name when you hook up with someone."

"Kupikir ini kali pertama kita bertemu. Apa aku melewatkan sesuatu?"

"Tidak, bukan seperti itu. Hanya saja, siapa orang disini yang tidak mengenalmu, juga 2 temanmu yang ada dibelakang itu."

"Oh. Senang mendengarnya."

Jawab Chanyeol sekenanya saja. Irene tiba-tiba saja meletakkan satu tangannya didada bidang Chanyeol, mengelusnya dengan lembut namun sedikit sensual.

"You look way too hot from close."

Gadis itu berucap dengan nada rendah, berharap Chanyeol semakin terpancing untuk melakukan lebih.

Baru saja Chanyeol ingin menanggapinya dengan kalimat yang tak kalah seduktif, tiba-tiba suara seseorang yang berbicara melalui mikrofon menginterupsi mereka.

Menginterupsi keseluruhan kegiatan pesta lebih tepatnya.

"Hei, dengar. Aku Song Minho, sahabat baiknya Zico kalau kalian belum tahu. Malam ini aku sengaja membawa kejutan khusus untuknya. Ini semua berhubungan dengan status sahabatku yang masih 100% perjaka."

Seketika suara tawa menggelegar, termasuk Chanyeol Jongin Sehun turut merasa geli dengan fakta ini. Masih perjaka di usia 22? Yang benar saja.

Tiba-tiba suara teriakan protes dari Zico terdengar. Namun pria itu seperti tak sanggup menghentikan kegilaan Song Minho diatas panggung live band ditengah-tengah pesta karena badannya dikunci oleh teman-temannya yang lain.

"Karena sahabatku ini pada dasarnya memang seorang pengecut alami, oleh sebab itulah aku memiliki inisiatif kali ini untuk menyewakan seorang jalang paling cantik untuknya, untuk membantu melepas keperjakaannya pertama kali malam ini juga! Tidakkah ini hebat, huh!"

Sorak-sorai dari para tamu menyahut setelahnya. Semua orang nampak menggebu-gebu ingin segera melihat Zico memecahkan "telur" secara perdana malam ini."

"Sepertinya menarik."

Gumam Chanyeol sambil menyeringai kecil. Irene diam-diam mengeluh dalam hati. Kacau sudah rencananya untuk mengajak Chanyeol meninggalkan pesta lebih awal. Sudah dipastikan Chanyeol ingin melihat pertunjukan bodoh ini, dimana seorang perjaka akan menyetubuhi seorang jalang bayaran ditengah pesta.

"Kau bisa tunggu disini, cantik. Aku akan ke tengah-tengah untuk melihat parodi yang mereka lakukan."

Tanpa repot-repot mendengar balasan dari gadis itu, Chanyeol sudah keburu berjalan ketengah pesta meninggalkan Irene yang spontan mendengus kesal ditempatnya saat ini.

"Hei, Chanyeol. Kemari!"

Jongin mengayunkan tangannya menginstruksikan Chanyeol untuk datang ketempatnya dan Sehun yang sedang berdiri menonton saat ini.

"Wow."

Chanyeol bergumam terhibur. Ini tempat yang strategis untuk menonton, dimana Zico yang meronta-ronta masih dipegangi oleh teman-temannya, serta sebuah spring bed sudah tersedia didekat mereka.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama bagi mereka menonton live sex seperti ini dalam sebuah pesta. Dikalangan anak pewaris seperti mereka, hiburan semacam ini merupakan hal yang lumrah. Mereka punya uang, mereka bisa menghabiskannya untuk hal apapun yang mereka mau.

"Kudengar jalangnya seorang lelaki cantik."

Sehun berbisik pada Jongin, namun masih sanggup didengar oleh Chanyeol.

"Sungguh? Wah, ini akan menjadi 2x lipat lebih menarik dari biasanya. Aku tidak pernah melihat lelaki cantik disetubuhi secara langsung kecuali lewat video porno. Kuakui, mereka sangat hot. Tidak kalah dengan wanita."

Benarkah?

Chanyeol tak sadar bahwa rasa penasarannya justru semakin meningkat setelah mendengar obrolan diantara Jongin dan Sehun barusan. Jujur saja, selama ini Chanyeol sama sekali tak pernah ingin melirik keberadaan para lelaki cantik didunia ini, walau hanya melalui video porno sekalipun. Baginya, untuk apa menghabiskan spermamu pada lelaki cantik jika kau bisa melakukannya dengan perempuan tulen. Toh, mereka sama-sama akan hamil jika kau tidak memakai kondom saat menyetubuhinya. Jadi tidak ada hal yang istimewa dari sosok lelaki cantik dimata seorang Park Chanyeol.

"Minggir semuanya, beri jalan. Jalang kita malam ini sudah siap untuk membantu Zico melepas keperjakaannya."

"Wooohhoooo!!!"

Hingar bingar kerumunan tamu pesta yang menonton semakin membuncah. Zico sudah didudukkan di tepi ranjang, sepertinya pria itu sudah tak lagi berniat untuk memberontak karena pada akhirnya dia akan kalah. Well, lagipula menyetubuhi seorang jalang didepan umum bukanlah hal baru bagi mereka semua.

Dan seseorang yang mereka sebut-sebut sebagai "jalang bayaran" itu akhirnya tiba. Disepersekian detik awal, suasana mendadak hening sejenak. Semua mata begitu fokus melihat sesosok wanita... Ah, tidak. Dia bukanlah wanita. Seperti yang dikatakan Sehun, dia adalah seorang lelaki cantik yang mengenakan costume play seragam sekolah ala siswi Jepang.

Diantara mata-mata yang membulat dan membisu melihat si "jalang" itu, ada Chanyeol yang paling sulit mengontrol keterkejutannya saat ini. Pria itu seperti kehilangan nafas untuk beberapa detik. Otaknya sulit memproses reaksi yang benar untuk dilakukan oleh ke-5 inderanya sebagai respon.

Ini... Inikah sosok lelaki cantik yang sesungguhnya?

Kulitnya putih dan mulus. Tubuhnya ramping namun dibeberapa bagian seperti bokong dan pahanya terlihat berisi dan sintal. Terlihat tak jauh berbeda dengan gadis-gadis tulen pada umumnya. Hanya saja, buah dadanya terlihat rata. Tapi persetan dengan payudara itu. Wajahnya yang mungil terlihat sangat cantik dan menggoda. Bibir tipisnya pink merona, hidung mancungnya juga terlihat tak kalah mungil.

Namun Chanyeol masih tak bisa melepaskan pandangannya dari mata si "jalang bayaran" itu. Make up simple pada matanya terlihat sangat sempurna, mempertegas kecantikan alami yang dimiliki oleh si lelaki cantik itu. Bahkan bulu matanya yang tipis namun lentik terlihat sangat sempurna dari sini.

"Oh, wow... Jesus Christ, kalian lihat itu?"

Jongin bergumam tiba-tiba, memecahkan hening yang kentara diantara 3 sekawan ini.

"Demi Tuhan, dia terlihat sangat innocent. Dimana pria bernama Song Minho itu menemukan jalang seindah ini?"

Sehun yang biasanya tak begitu tertarik dengan hal-hal gila semacam ini tak dapat memungkiri bahwa dirinya juga terpesona pada kecantikan si "jalang bayaran".

"Hei, Chanyeol. Apa kau masih disini?"

Jongin yang mengayun-ayunkan tangannya didepan wajah Chanyeol sedari tadi akhirnya mendapatkan respon.

"Kupikir kewarasanmu sudah terbang entah kemana."

Chanyeol berlagak ingin meninju Jongin dan seketika sahabatnya itu tertawa.

"Apa kubilang, lelaki cantik memang tak kalah menarik dengan wanita tulen. Sekarang kau menyesal kan sudah menolak tawaran dvd porno dariku tempo hari."

"Diam kau keparat."

Chanyeol masih begitu keras kepala, tidak ingin mengakui kekalahannya yang sudah telak didepan sahabatnya sendiri.

"Berhenti bertengkar seperti 2 monyet yang bodoh. Lihat, kenapa caranya naik ketempat tidur bisa begitu indah? Aku tidak mengerti... Ini hampir membuatku gila."

Sehun memijit hidungnya dan meringis, dia benar-benar merasa frustasi. Bahkan bagian selatannya juga mulai ikut-ikutan merasa tidak tenang.

Ini gila.

"For Fuck Sake, guys. I'm horny."

Jongin menyahut setelahnya.

Seandainya Chanyeol juga bisa lebih jujur seperti kedua temannya, mungkin ia juga akan mengatakan hal yang sama. Karena faktanya, Chanyeol juga merasakan rangsangan-rangsangan aneh pada hormon serta bagian selatannya. The fuck, libido Chanyeol mulai meningkat pesat.

"Dia adalah Byun Baekhyun. Dia cukup terkenal disitus prostitusi yang menawarkan layanan roleplay and kink. Kali ini, dia berdandan ala siswi-siswi Jepang. Aku tahu Zico punya ketertarikan lebih pada JAV dimana artisnya melakukan roleplay sebagai siswi sekolah. Jadi, nikmatilah hadiahmu, kawan."

Song Minho menutup kalimatnya yang terakhir, seolah menjadi gong penanda bahwa "pertunjukkan" sebenarnya akan segera dimulai.

"Wow, kau beruntung sialan! Pinjamkan dia padaku jika kau sudah selesai."

"Bajingan seperti kalian memang tidak tahu malu. Ya sudah, kalau begitu aku juga mau!"

"Keparat! Setelah Zico adalah giliranku!"

Tiba-tiba keributan yang tidak diingatkan pun terjadi.

Chanyeol mengepalkan tinjuannya kuat-kuat. Ada apa dengan para bocah ingusan ini?

"Diam! Siapa bilang aku mau berbagi! Dia milikku!"

Zico yang pada awalnya terlihat sangat menolak aksi gila ini tiba-tiba saja jadi orang yang paling bernafsu pada Byun Baekhyun. Tentu saja, ini adalah "kado" ulang tahunnya. Zico benar-benar merasa beruntung mendapatkan jalang secantik Baekhyun untuk membantunya melepas keperjakaan.

"Keadaan semakin kacau, bung. Aku takut Baekhyun sebentar lagi akan jadi korban gangbang oleh bocah-bocah horny ini."

"Bukankah kau juga horny, sialan."

Sehun menyahut santai. Jongin pun berdecih.

"Aku memang horny. Tapi aku bersumpah jika aku tidak akan tega memakainya secara bergilir seperti di film-film porno."

"Kita bukan binatang. Tidak seharusnya menyetubuhi satu orang beramai-ramai seperti itu."

Chanyeol akhirnya angkat bicara. Terdengar kentara sekali ada nada kemarahan dibalik ucapannya tersebut. Diam-diam, baik Sehun maupun Jongin menyimpan pertanyaan yang sama didalam benak mereka.

Kenapa Chanyeol terlihat sangat terganggu?

"Ya, kau benar. Jadi... Apa yang akan kau lakukan jika sampai hal itu benar-benar terjadi?"

"Hal apa maksudmu?"

Sehun bertanya balik pada Jongin, sedikit sinis.

"Dia di gangbang, bodoh."

"Aku akan mematahkan hidung beberapa orang lagi seperti saat SMA dulu."

Chanyeol berbicara samar dengan suara bass-nya, namun masih sanggup didengar jelas oleh Jongin dan Sehun.

"Well, baiklah Tuan Pahlawan. Kuharap kau melakukannya bukan untuk sekedar pamer."

Sehun menanggapi dengan nada sarkasme. Chanyeol merasa sedikit terganggu sebenarnya. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat dengan sahabatnya sendiri.

"Hei, bu-bukankah perjanjiannya tidak seperti ini..."

Sepenggal suara halus meluncur dari bibir mungil si lelaki cantik Byun Baekhyun.

"God, bahkan suaramu terdengar sangat sexy dan imut. Biarkan kami menyetubuhimu malam ini, baby."

"Ya, persetan dengan menunggu giliran. Kita bisa memakainya bersama-sama bukan?"

"Aku juga akan membayar. Jika 10 orang menidurimu, maka kami pastikan jika bayaranmu juga naik 10 kali lipat."

Suara-suara biadap itu saling bersahutan, seperti tengah melakukan negosiasi sebelum melakukan persetubuhan yang brutal seperti hewan.

Baekhyun benar-benar dalam masalah.

Lelaki cantik bertubuh mungil itu nampak menggigil ketakutan. Kaki kurusnya ia tekuk dan berusaha menyudutkan diri di headboard ranjang begitu tangan-tangan bernafsu itu hendak mendekat dan menyentuhnya.

"Kumohon... Jangan seperti ini..."

"Kau itu jalang, apa bedanya jika disetubuhi satu orang atau beramai-ramai? Coba saja kau hitung sudah berapa banyak pria yang membayarmu untuk bercinta. Anggap saja permainannya seperti itu."

"Aahhh..."

Baekhyun melenguh ketika ada salah satu tangan yang tiba-tiba menelusup kedalam roknya dan meremat bokongnya yang sintal dengan bernafsu.

"Whoa... Holy fuck! Dia benar-benar seksi! Kita pesta malam ini, teman-teman!"

Sudah cukup.

Suara itu datang dari dalam hati seorang Park Chanyeol.

"KEPARAT!"

Bugh!

Satu tinjuan mendarat telak ke salah satu pria yang hampir menurunkan rok Baekhyun saat itu. Darah segar langsung keluar dari hidung si pria.

Chanyeol pun meludah dengan bengis ke arahnya.

"Kalian ingin menyentuhnya? Kalian ingin memasukkan penis kalian kedalam lubang pemuda ini? Silahkan. Tapi berikan dulu pukulan terbaik kalian padaku. Cepat maju!"

Chanyeol berteriak lantang dengan suara bass-nya yang terdengar sangat mengintimidasi. Benar saja, hampir semua orang disini tahu bahwa Chanyeol adalah petarung yang handal sejak masa sekolah. Tidak ada satupun orang yang berani melawan pria jangkung dan berotot ini. Chanyeol adalah definisi pria dominan yang sesungguhnya.

"Hei, cepat turun. Kami akan segera mengantarmu pulang."

Suara Jongin tiba-tiba menyela. Pria itu sudah menawarkan tangannya untuk membantu Baekhyun berdiri.

Semua orang memandang takut kearah Chanyeol. Terlebih, Sehun pun sudah siap disampingnya dengan tangan mengepal dan tatapan tajam yang membuat orang-orang kehilangan nyali.

SKY memang selalu siap menghajar siapapun yang berani menentang dan melawan mereka.

"Jongin, cepat bawa dia keluar. Biar aku dan Sehun yang mengurus sisanya disini."

Instruksi dari Chanyeol langsung dijalankan oleh pria berkulit Tan itu. Tangannya merengkuh pundak sempit Baekhyun kemudian berjalan menuntunnya keluar dari mansion.

"Ch-Chanyeol... Sehun... K-kami tidak bermaksud apa-apa. Kami minta maaf. Kita bisa menghentikan semuanya sampai disini jika kalian mau."

Song Minho, dalang yang membawa Baekhyun ke dalam pesta neraka ini bicara dengan tergagap dan berharap SKY tidak akan membuat perhitungan pada dirinya dan teman-temannya.

Rahang Chanyeol yang semula mengeras pelan-pelan mulai mengendur. Pria itu mendengus kasar, kemudian melangkah ke salah satu pria yang menurutnya telah bertingkah paling kurang ajar pada Baekhyun beberapa menit lalu.

Kim Namjoon.

"Jika kau bisa memperlakukan seorang jalang seolah mereka bukan manusia seperti itu, maka aku pastikan kau juga akan melihat ibumu bekerja sebagai jalang seperti dirinya!"

Chanyeol menghempaskan pria itu ke lantai setelah sebelumnya mencengkram kerah kemejanya dengan kuat.

"Ayo Sehun, kita pulang. Tempat sampah ini sudah seperti neraka saja."

Langkah kedua pria itu hanya bisa dibalas dengan keheningan dari seluruh penjuru mansion.

Chanyeol membuka paksa kancing atas kemejanya karena merasakan gerah yang teramat sangat. Ia sudah benar-benar muak dengan lingkungan sosialnya yang sering disebut kasta tertinggi itu. Persetan. Semuanya hanya omong kosong. Mereka semua tidak lebih dari sekumpulan manusia berkantong tebal dengan watak seperti iblis. Sulit untuk menemukan rasa kemanusiaan didalam hati nurani mereka.

Dan kadang Chanyeol pun menyesali, kenapa ia harus terlahir di tengah-tengah lingkaran neraka yang bisa saja membuat dirinya berubah menjadi manusia dengan cetakan yang sama seperti mereka.

e)(o

To be continued

A/N: hai, ini work terbaru sexybaekby :) semoga bisa mendapat respon positif dari kalian. Fav dan bookmark sangat dibutuhkan. Terutama review :)

Tembus 20 orang yang memberi review baru akan dilanjut ke chapter berikutnya.