Seoul - July 21 2019

Irene berjalan menuju dapur, dia tersenyum ketika pikirannya melayang pada beberapa jam yang lalu. Dia akhirnya hamil setelah sekian lama dia dan suaminya berusaha, dia akan menyiapkan sesuatu sambil menunggu suaminya pulang.

Dia dengan semangat memotong sayuran secukupnya. Dia mencucinya lalu mendiamkannya terlebih dahulu. Dia beralih menyalakan kompor untuk memasak air.

Tingg tongggg tinggg tonggg

Irene menoleh kebelakang ketika mendengar suara bell di tekan. Dia berjalan menuju pintu dengan tangannya menyangga perut bagian bawah.

"Baekhyun, ada apa?" Irene tersenyum melihat siapa yang berada didepannya. Baekhyun tersenyum kecil sambil memberikan rantang makanan yang dia bawa.

"Ini, aku memasak tadi terlalu banyak. Kau dan eumm... suamimu? makanlah." Baekhyun mengusap perutnya yang kembung sambil melihat kedalam rumah yang sepi, "Aku akan langsung pulang karena suamiku juga menungguku, tuh." tunjuknya pada mobil yang terparkir.

Irene mendengar itu mendesah kecewa, "Kenapa harus secepat itu? Masuklah." Pinta Irene tapi Baekhyun menggeleng dan mengatakan bahwa dia akan Check Up kandungannya. Membuat Irene mengangguk mengerti.

"Baiklah hati-hati, Baek." Irene tersenyum melihat Baekhyun yang begitu imut saat menganggukan kepalanya, sungguh beruntung yang memilikinya.

"Aishh... aku tengah memasak air!" Irene melupakan air yang tengah dia masak karena keasyikan menatap Baekhyun sampai menghilang, jadi dia menutup kembali pintu untuk melanjutkan acara memasaknya.

.

.

Malamnya adalah malam special bagi sepasang kekasih atau suami istri di korea. Malam biasanya digunakan orang-orang untuk menikmati waktu kebersamaan keluarga dengan melakukan hal-hal kecil atau intim.

"Ahh ahh ahh ouhhh." Desahan mengudara mengisi kamar yang sudah berantakan, dua orang yang tengah bergumul menikmati sex panas. Penis lelaki yang mengukung diatasnya keluar-masuk mengesek rectum dan prostat si lelaki dibawahnya.

"Ahhh mmhhh Channh." Mereka adalah Byun Baekhyun dan Chanyeol. Baekhyun meremas bahu Chanyeol, setiap prostatnya di tumbuk keras oleh Chanyeol. Chanyeol menyembunyikan wajahnya di leher Baekhyun sambil membuat kissmark semakin banyak.

Baekhyun mendongak memperlihatkan lehernya sudah penuh oleh kissmark, dadanya sudah memerah karena Chanyeol terus menghisap putingnya, kakinya mengangkang memberikan keleluasaan pada Chanyeol. Chanyeol juga memberikan jarak untuk perut suami kecilnya, karena dia tengah hamil 4 bulan. Ini adalah kehamilan kedua setelah kehamilan Chanhyun.

"Ungg" Suara anaknya bergumam membuat Baekhyun menutup mulutnya menggunakan telapak tangan, mata sayunya terbuka melirik kearah box bayi. Dia khawatir anaknya bangun dan melihat orangtuanya saling berdempetan tanpa busana.

Baekhyun melirik kearah Chanyeol dengan lubangnya masih di goyang penis Chanyeol, "Chanh ahh cepatlah nghh."

Chanyeol sudah duduk tegak sambil menggenjot suaminya, menatap dari atas bagaimana ekspresi Baekhyun yang tengah merasakan surga dunia, mulutnya terbuka mengeluarkan desahan matanya menutup dengan dahinya mengkerut.

Perut Baekhyun sudah dipenuhi spermanya sendiri karena dia sudah keluar sebanyak 5 kali. Mungkin karena dia tengah hamil, membuat dia sensitive, sedangkan Chanyeol baru 2 kali. Tangan Baekhyun satunya menyangga perut bawahnya, mengusapnya sayang supaya tidak terguncang berkat goyangan pinggul daddynya.

"Chann ughh cepathh ahhh ahhhh." Baekhyun memejamkan matanya saat Chanyeol mulai mempercepat laju pinggulnya. Sungguh ini selalu nikmat.

Tangan Chanyeol memegang pinggul Baekhyun, untuk membuat penisnya masuk semakin dalam dan menekan prostat Baekhyun secara telak. Paha Baekhyun sudah tegang jemari kakinya menekuk berkerut merasakan pelepasan yang sekian kalinya akan keluar. Hal ini juga membuat lubangnya meremas penis Chanyeol dengan erat.

"Ahhh ahhh iyahh Channn mmmhhh." Baekhyun meremas rambutnya sendiri frustasi, penis Chanyeol keluar masuk seperti mesin.

CROTTT CROTT CROTTT

"AHHHHHHH."

"RGHHH"

Baekhyun menjerit sambil melengkungkan punggungnya ketika berhasil mengeluarkan sarinya, ia lemas sambil terengah hebat. Dia seperti memiliki penyakit sesak nafas menatap Chanyeol dengan mata sayu. Chanyeol tersenyum melihat bagaimana Baekhyun tak berdaya berkatnya dan perutnya mengembung karena dirinya, juga.

"Tidurlah." Chanyeol mencium dahi Baekhyun yang mulai memejamkan matanya, kelelahan.

Chanyeol sudah mengetahui Chanhyun anaknya karena saat Chanhyun lahir, dia membuktikannya sendiri dengan melakukan tes DNA dan hasilnya membuat Chanyeol mengusap dadanya syukur, menciumi anaknya dan memeluk Baekhyun erat, membuat Baekhyun mengerjit kebingungan.

Ketika pernikahan itu, Chanyeol hampir gagal melakukan rencana yang dia jalankan dengan Irene. Chanyeol panik tapi akhirnya dia tidak terlambat.

Kembali ke masa lalu...

Flasback

Chanyeol tersenyum menyambut tangan Irene, mereka berjajar menghadap sang pastur saling memberikan wink alias sebuah kode, Irene memegang kotak kecil berisi cincin pernikahan.

Sang pastur mulai membacakan janji sehidup mati mereka.

Chanyeol dengan lantang menjawab, "Saya bersedia menikahi Byun Baekhyun." Chanyeol berbalik melihat jajaran tamu dengan senyum bahagia tapi... dia menjadi panik saat melihat Baekhyun tidak segera menaiki altar.

"Baekhyunie?" Chanyeol melihat berusaha tenang, tapi dia tidak menemukannya juga.

"Appa, eomma Baekhyun mana?!" Tanyanya panik melihat jajaran tamu yang menjadi ikut bingung.

Eomma dan Appanya malah ikut panik melihat seisi resepsi, mencari menantunya itu.

Chanyeol langsung saja berlari keluar gereja, berharap Baekhyun masihlah disana. Dia kembali berlari ingin segera menemui Baekhyun.

"Baekhyun!" Teriak Chanyeol membuat orang yang melihatnya aneh karena Chanyeol mengenakan pakaian putih khas pengantin. Mereka pasti mengira Chanyeol ditinggal kabur pengantinnya.

Chanyeol meremas rambutnya kesal, hatinya berdegup takut mengingat dia benar-benar terpisah dengan Baekhyun, "Baekhyun!!!"

Chanyeol terjatuh mengusap wajahnya- kecewa. Dia tidak menyangka rencananya dengan Irene akan berantakan seperti ini. Ketika Irene datang menemui dirinya yang saat itu keadaannya tidak baik. Irene memberinya sebuah penawaran untuk menghukum Baekhyun dan mendapatkannya kembali. Dia menyarankan ide ini sekaligus untuk membuat Chanyeol sembuh dari menyakit insomnia yang menyerang sahabatnya ini.

Mereka dulu adalah sepasang kekasih. Irene adalah kekasih pertama Chanyeol saat di Senior High School. Mereka berpisah karena Irene harus melanjutkan sekolahnya di Amerika.

Mereka tidak ragu-ragu melakukan skinship, bagi mereka itu sudah biasa. Mereka menjalankan rencananya di depan restoran dimana Baekhyun bekerja, itu kenapa dia bisa disana dengan Irene.

Waktu itu, Chanyeol masihlah ragu karena sakit hati atas apa yang Baekhyun lakukan untuk cinta mereka tapi Irene meyakinkan Chanyeol bahwa Baekhyun sangat mencintainya dan mereka harus tetap menjalankan rencana ini untuk kebersamaan mereka. Tapi melihat keadaan sekarang, benarkah rencana ini akan berjalan?

Bahkan, Baekhyun telah pergi. Dia pasti tidak akan menampakan lagi dirinya pada Chanyeol dan itu membuat Chanyeol menangis disana.

"Chanyeolie?"

Suara Baekhyun membuat Chanyeol langsung menolehkan kepalanya, "Benarkah ini kau, Baby?" Tanyanya lirih saat dia mendekat pada Baekhyun mengusap pipi tembam mantan kekasihnya itu.

Barkhyun mengangguk ragu, "Ya, Ini aku. Kenapa kau disini, Chan? Bukankah--bukankah kau tengah menjalankan pernikahan?" Tanya Baekhyun. Dia sakit hati sebenarnya, tapi mau di bagaimana lagi? Mereka benar-benar telah usai.

Chanyeol menghapus air matanya dan itu terlihat seperti anak kecil, "Pernikahan ku tidak akan selesai jika kau tak ada. Jadi, ayo!" Chanyeol memegang tangan Baekhyun, menariknya membuat Baekhyun melotot terkejut.

"Apa yang kau katakan?! Semua pasti berjalan dengan lancar!" Baekhyun berteriak sambil memberontak karena dia tidak ingin melihat moment bahagia Chanyeol dengan orang lain!.

"Diam disini!" Chanyeol menatap tajam Baekhyun membuat Baekhyun memalingkan wajahnya kesal, matanya berkaca-kaca karena dia tidak suka Chanyeol bentak dan paksa seperti ini. Hatinya sesak terasa semua emosi menumpuk disana, dia ingin berteriak untuk melepaskan kesesakan di dadanya.

Chanyeol kembali ke altar bersama Irene disana, para tamu langsung mengusap dadanya senang karena pernikahan yang dramatis ini akan dilanjutkan kembali.

Chanyeol mengusap keringat dan rambutnya di tata lalu di makeup sedikit supaya dia terlihat baik kembali.

"Baekhyun, ayo nak. Kita naik." Suara seseorang di belakangnya membuat Baekhyun berjengit kaget. Dia menghapus bekas airmatanya saat melihat eomma Park memberikan bunga padanya. Ada apa sebenarnya?

Baekhyun mengerjit bingung, tapi perlahan dia memegang bunga itu masih dengan keadaan yang blank. Dia melihat kearah Chanyeol lalu kembali kearah eomma dan ayah Park dan kemudian menatap Irene yang mengangguk sambil tersenyum menatapnya. Irene mengangkat kotak berisi cincin pada Baekhyun.

Baekhyun di tuntun menaiki altar oleh ayah Park, dia tidak bisa membendung air matanya. Membuat airmatanya kembali membasahi pipi, masih terus berjalan mendekat kearah Chanyeol. Hatinya membuncah tidak bisa dipercaya atas apa yang Chanywol berikan dan masih mau menerimanya.

Chanyeol mengulurkan tangannya, menerima telapak tangan Baekhyun yang halus. Dia mengusap pipi si munyil menggunakan ibu jarinya.

Dia tersenyum lembut, "Kau jelek jika terus menangis. Berbahagialah.. ini pernikahan kita, asal kau tahu." Chanyeol berbisik menenangkan kekasihnya, membawa menuju pastur untuk mengikat janji mereka.

"Baik. Saatnya pengikat janji." Sang pastur memulai, dia membacakan janji pengantin membuat Chanyeol dan Baekhyun mengangguk sambil mengucapkan, "Saya bersedia!" Dengan lantang dan tanpa ragu, Baekhyun menangis setelah pemasangan cincin ditangannya. Menangis karena perasaannya yang terasa diaduk. Namun, perasaan bahagialah yang paling dominant.

Chanyeol mengeratkan pelukannya mereka, matanya tak kuasa menahan air mata tapi bibirnya tersenyum.

"Kenapa Chan?" Baekhyun bertanya, dia ingin mengetahui kebenarannya.

Chanyeol mengecup dahi Baekhyun, dia berbisik tepat diatas mulutnya, "Karena aku mencintaimu. Aku tidak bisa berpisah denganmu, karena kau adalah obat untukku."

Baekhyun sebenarnya bingung atas apa yang Chanyeol katakan tapi dia tidak bisa menghentikan buncahan hatinya bahwa Chanyeol memilihnya.

'Sayang.. Kita akan bersama.' Bisik Baekhyun dalam hati memberitahu buah hati mereka.

Flasback End

"Owaaaa Owaaa mommm momm moni owaaaa."

Suara tangisan bayi dan gumaman lucu memanggil mommy membuat Chanyeol menguap, dia masih telanjang. Jadi dia mengambil lalu memasang dengan asal kolor pendeknya untuk membawa Chanhyun pada dekapannya.

"Hushh hushh sayanggg. Ini dada." Chanyeol menimang anaknya supaya anaknya tenang kembali, Chanyeol menguap melihat jam di dinding yang masih menunjukan pukul 4 pagi.

Dia melirik Baekhyun yang tertidur pulas karen merasa lelah sehabis di gempur Chanyeol habis-habisan semalam. Tangannya berada diatas perut, menjaga anak kedua mereka.

Wajah lelapnya membuat Chanyeol enggan membangunkannya. Dia melirik kearah Chanhyun yang mulai memejamkan matanya kembali, ibu jari Chanhyun, Chanyeol gunakan untuk dotnya supaya dia tidur dengan nyenyak.

Anaknya ini, sungguh baru bisa berjalan. Tapi dia sudah akan memiliki seorang adik, "Maafkan daddy harus membagi sayang untukmu dengan adikmu. Maafkan daddy yang kecolongan huhhh." Dia merasa bersalah sebenarnya membuat adik untuk Chanhyun ketika Chanhyun masih kecil.

Chanyeol berjalan keranjangnya untuk tidur kembali, dia mengusap wajah Baekhyun kemudian dia membawanya dalam pelukan menjemput tidurnya yang sempa terganggu.

.

.

"Yeol, cepatlah turun. Kau akan terlambat jika terus-terusan bercermin!" Baekhyun menatap jengkel ke lantai dua, dimana suaminya masihlah berada di kamar.

Chanhyun saja sudah berada di tempat makannya, membuat tampilan anak itu belepotan karena terus mengeluatkan kembali makanannya. Anak itu tidak bisa diam, tangannya memukul-mukul meja, kakinya menjejak di tempat duduknya kegirangan.

Wajahnya itu duplikat Chanyeol sekali, tapi sikapnya 50 banding 50 sungguh keturunan yang bagus, bukan?.

"Untung saja kamu belum mandi, Chanhyuniee. Jika sudah mommy harus mencuci bajumu double." Baekhyun mengusap mulut anaknya, menengok kembali ke arah tangga ketika mendengar suara langkah kaki, dia melihat Chanyeol masih sibuk dengan kancing-kancing bajunya.

Btw ini rumah yang dulu Chanyeol beli untuk kehidupan setelah pernikahan mereka, tidak sia-sia Chanyeol membangun rumah ini sebagai kado pernikahan mereka. Karena mereka masihlah diberi kesempatan untuk bersama-sama.

"Baek, tolong pasangkan dasiku." Chanyeol memberikan dasi, membuat Baekhyun menyimpan nampan makanan anaknya lebih dulu. Dia harus mengurusi suaminya ini, bagaimanapun dia sekarang istrinya dan dia melakukan ini sebagai rasa bersalah dulu karena dia begitu bodohnya mengatakan yang begitu menyakitkan untuk suaminya ini, menolak karena merasa menjadi pembantu padahal itu alasan agar dia bisa lepas dari Chanyeol untuk menemui Daehyun.

Chanyeol tersenyum menatap wajah Baekhyun yang mendongak berfokus membenarkan dasinya.

Chup

Tiba-tiba Chanyeol mencium bibir suaminya itu karena gemas, Baekhyun mengerang malu langsung memukul dada Chanyeol kesal.

"Diamlah, Chanyeol~." Baekhyun merengek tapi bibirnya dia kulum menahan senyumannya yang akan melebar.

Baekhyun sudah tidak merasakan yang namanya kesepian lagi, dia tidak akan melakukan hal bodoh untuk kedua kalinya.

Apalagi, saat ini ada Chanhyun yang selalu menemani hari-harinya, dan Chanyeol juga selalu pulang jam 5 sore seperti awal dia bekerja dulu. Membuat Baekhyun merasakan bagaimana kehangatan sebuah keluarga.

Lagian anak kedua mereka sudah siap didalam perut Baekhyun menunggu waktu kelahirannya, menambah kehangatan keluarga kecil Park.

.

.

.

ELELELLEELE

THIS CHAP REAL OF ENDING

LOL LOL LOL SORRY Guys membuat kalian kecewa di chap kemarin. ㅠㅠ

Aku ubah karena gada yang tertarik sama happyend tapi sadend pada beri reveiwww:( dan aku juga kurang srek kemarin ahh di akhir-akhir makanya diubah

sorry untuk typo aku belum bisa check bener-benerㅠㅠ