Chapter 1

Disclaimer ;

Naruto ; Masashi kishimoto

High School DXD ; Ichie ishibumi

Serta tokoh lainnya bukan kepemilikan saya

Summary : Kekuatan, sebagai pembatas antara yang lemah dan kuat. Yang lemah akan ditindas dan yang kuat akan berkuasa. Kekuasaan, kekayaan, kejayaan, kesewenang-wenangan, tidak akan berlaku pada si lemah yang hanya akan menjadi anjing bagi tuannya. Namun ketahuilah, dari yang lemah tersebut akan muncul senuah permata yang mampu menjadi penopang bagi kesetaraan dunia.

Naruto : My Destiny

Pair : Naruto x …

Rate : M [for save]

Start

Flashback

Di sebuah perkarangan, terlihat seorang bocah berambut pirang berumur 7 tahun sedang berlari ceriamenghampiri pria dan wanita yang sedang duduk mengamati anak-anak mereka yang sedang bermain.

"otou-san lihat apa yang kutem-…aakhh" belum selesai bicara, si anak mendapat tendangan dari orang yang dipanggil 'ayah' hingga terjatuh.

"Menjauh dariku anak sial, kau mengotori pandanganku bodoh" Ucap sang ayah dengan sinis tanpa rasa bersalah. Sang anak yang terjatuh tadi kemudian berdiri dan menghampiri wanita berambut merah di samping sang ayah, "uugh… Okaasan lihat ap-…'Plakk" si anak kembali mendapat perlakuan yang tak pantas, kali ini dating dari wanita yang dipanggil ibu olehnya.

"Diamlah bodoh, jangan mendekatiku anak sampah". Sang ayah kemudian mendekati anak tersebut lalu mencekik lehernya "sudah kukatakan berapa kali anak sial, jangan panggil kami dengan sebutan itu seakan kau adalah anakku, bodoh. Kau hanya aib bagi keluarga pendragon, sampah menjijikkan yang tak pantas berada di sini bodoh." Ucap sang ayah lalu melempar anak itu ke sebuah tembok.

Minato Pendragon, siapa yang tak mengenalnya. Pemimpin kerajaan besar, 'Britania', dikenal dengan julikan 'yellow flash' karena kecepatan kilat yang dimilikinya saat pertempuran. Tentu saja, fakta tentang kekuatannya sanggup mengacaukan peta pertempuran hanya dalam sekejap.

Namun, tak seperti pemimpi yang mampu mengendalikan kerajaan besar, fakta bahwa diskriminasi pada sang anak memang nyata. Naruto Pendragon, lahir bahkan tanpa mana sedikitpun, tidak seperti saudara-i nya, dia tak memiliki sedikitpun energy tersebut dalam tubuhnya. Hanya karna hal tersebut, ia dicap sampah oleh keluarga kerajaan yang jelas menganggap kekuatan adalah kebanggaan.

"tapi, ayah aku men..- uugh" kembali ia mendapattendangan menuju perut yang tentu saja sangat menyakitkan untuk anak seusianya.

"sudah kukatakan, jangan panggil aku dengan sebutan itu"

"benar minato-kun, anak sial sepertimu tidak pantas menggunakan kalimat tersebut anak sampah"kali ini sang ibu, Uzumaki kushina ikut menimpali seraya memukul pipi anak itu.

"yeay otou-chan lihat aku berhasil menangkap menma-nichan tou-chan"

"mou tapi Arthur curang touchan"

"okaa-chan lihat…"

Naruto POV

Ittai, ini sangat sakit sekali. Apa sebenarnya yang telah kulakukan pada mereka. Sakit, sakit, hikks, kami-sama ini sangat sakit. Apapun akan kulakukan untuk mendapatkan suanana seperti mereka kami-sama. Senyuman mereka tidak pernah tertuju padaku. Aku tak mengerti, sama sekali tidak mengerti keadaan ini hahahahaha. Sebegitu bencinya kah dunia padaku

POV End

Perlahan naruto bangkit dengan darah yang menetes dari mulut dan hidungnya dan berjalan dengan tertatih menuju keluar mansion kerajaan

Ocehan orang orang sepanjang jalan tak ia dengar. Wilayah ini merupakan kawasan bangsawan elit yang menjunjung tinggi kekuatan. Itu merupakan hal biasa untuknya. Perlakuan mereka sangat kontras bahkan sangat berbahaya bagi anak kecil sepertinya

"hey itu kan produk sampah dari kerajaan"

"haha lihat dia terluka, aku rasa dia dihajar oleh ayahnya sendiri"\

"hahaha ya teman, sampah sepertinya memang pantas diperlakukan seperti itu"

"ya kau benar, bagaimana kalau kita menambah luka itu"

"ayo hahahaa"

Pukulan demi pukulan ia terima hingga membuatnya babak belur. Darah menetes memenuhi tubuhnya akibat luka yang ia terima dari perlakuan para bangsawan tersebut.

"hah aku bosan ayo pergi teman"

"hahahaha mati saja sekalian agar sampah sepertiunya tidak menjadi aib kerajaan"

Di tengah jalan itu, naruto terbaring penuh luka. Tentu saja, taka da yang peduli terhadapnya seakan ia hanyalah sampah yang terletak. Tak berharga, itulah hidupnya saat ini. Rasa saying, tak penah ia rasakan.

Perlahan ia bangkit lalu berjalan menuju keluar kawasan tersebut. Kakinya menuntunnya hingga menuju kedalam hutan. Sebuah gubuk, itulah yang ia lihat. Ia mendudukkan dirinya, kesakitan, tentu ia rasakan. Namun hati dan pikirannya justru lebih kesakitan dari tubuhnya. 4 tahun telah ia lalui dengan penderitaan dari dunia. Namun tidak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepannya.

"ha ha ha ha ha ha" tawa yang keluar sangat mnenyedihkan, namun wajah itu, di balik wajah itu tersirat ambisi yang besar

"AKU AKAN MENEMUKAN KEKUATAN"