Satu hari sejak insiden perobekan kertas gambar milik Kindaichi oleh Kyoutani, sampai sekarang mereka belum saling menyapa. Meski saat baru tiba di tempat penitipan anak, Kunimi dengan wajah datar minim ekspresinya menyapa Yahaba dan Kyoutani yang lebih sudah lebih dulu sampai di tempat penitipan anak.
Selain menyapa keduanya, Kunimi juga mengajak Kindaichi untuk ikut menyapa Kyoutani, tapi rasa kesal karena teringat apa yang dilakukan oleh Kyoutani kepadanya membuat Kindaichi enggan untuk bertegur sapa.
"Aku tidak mau main dengan Kyoutani!"
Kalimat itu yang terucap dari bibir mungil Kindaichi saat hendak berangkat ke tempat penitipan anak. Jelas saja Kindaichi masih marah, walaupun gambarannya diterima dan dipuji oleh Iwaizumi, tapi kalau Kyoutani belum minta maaf, dia tidak akan bermain dengan Kyoutani.
Kini keempat balita tersebut tengah disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing, meskipun mereka hanya berempat dan berada di tempat yang sama, mereka jarang sekali bermain bersama. Kunimi lebih memilih untuk membaca buku cerita dengan tenang, terkadang Kindaichi ikut membaca cerita dari buku yang dibawa Kunimi, tapi dia cepat bosan dan memilih untuk bermain dengan crayon dan kertas gambar.
Kyoutani tidak bisa berhanti memainkan semua mainan yang disediakan di tempat penitipan anak, tapi dia tidak mau berbagi mainan itu dengan anak lain, walaupun sudah diajarkan untuk selalu berbagi dengan teman namun tetap saja Kyoutani yang sedang berada di masa egosentris tidak ingin berbagi mainan pada siapapun.
Sedangkan Yahaba, sebagai yang paling tua diantara anak-anak lainnya memilih untuk bermain sendiri, dia sering memainkan drama kecil yang dia buat sendiri dengan menggunakan semua sudut ruangan termasuk benda-benda di dalamnya. Sesekali dia mengikut sertakan anak-anak lain dalam mini dramanya, namun kebanyakan dari mereka enggan untuk terseret dalam permainan Yahaba.
Bel istirahat sekolah pun berbunyi, keempat siswa kelas 3 Seijoh yang tergabung dalam klub babysitter segera mengunjungi tempat penitipan anak.
Matsukawa yang bertanggung jawab untuk mengasuh Kyoutani menghampiri bocah 3 tahuun yang sibuk bermain dengan robot mobil di tengah ruangan.
"Apa yang sedang kamu mainkan, Kyoutani?" Sapa Matsukawa yang lalu duduk di depan Kyoutani.
"Perang robot." Jawab Kyoutani singkat dan menyerahkan satu robot yang berukuran lebih kecil kepada Matsukawa lalu mulai mengadu kedua robot seolah-olah sedang terjadi baku hantam.
"Nee, Kyoutani, kenapa tidak mengajak yang lain bermain? kamu bisa ajak Kindaichi untuk bermain bersama kan?" Pertanyaan Matsukawa tidak dijawab oleh Kyoutani yang masih sibuk mengadu kedua robot, tapi Matsukawa tahu kalau Kyoutani sebenarnya mendengarkan pertanyaannya dan sempat berhenti bermain saat dirinya menyebut nama Kindaichi. Melihat gerak gerik Kyoutani, membuat Matsukawa memutuskan untuk bertanya,
"Kamu belum minta maaf pada Kindaichi?" Lagi-lagi pertanyaannya diabaikan oleh Kyoutani. "Mau kutemani untuk minta maaf?" Kali ini Kyoutani menjawab dengan gelengan singkat. "Kalau begitu minta maaflah sendiri"
"Tapi..."
"Ada apa? Kamu takut?"
"Aku tidak takut!"
"Lalu? Ada yang ingin kamu berikan pada Kindaichi?" Kyoutani hanya menjawab dengan anggukan. Kini Matsukawa tahu, kalau Kyoutani ingin minta maaf dan juga memberikan sesuatu pada Kindaichi, namun dia bingung harus memberikan apa. "Bagaimana kalau kamu memberikan Origami, bukankah kamu suka melipat origami?"
Kyoutani terlihat menimbang-nimbang usulan dari Matsukawa, hingga akhirnya dia menajwab "Un!" singkat dan segera mengambil satu lembar kertas origami lalu melipatnya menjadi bentuk burung.
Langkah kecil Kyoutani membawanya ke sudut ruangan dimana Kindaichi sedang menggambar susu kotak yang ada di hadapannya.
"Kindaichi." Panggil Kyoutani pelan.
"Ada apa?" Kindaichi terlihat masih kesal dengan Kyoutani, tapi masih mau menjawab kala Kyoutani memanggilnya.
"Aku minta maaf." Ucap Kyoutani sambil mengulurkan tangan. Tak lama Kindaichi menyambut uluran tangan Kyoutani sambil menjawab,
"Iya, aku maafin kok. Besok jangan robek gambarku lagi ya." Kyoutani tersenyum mendengar jawaban Kindaichi. Setelah selesai berjabat tangan, Kyoutani menyerahkan origami buatannya kepada Kindaichi, "Ini untukmu."
"Wah, terima kasih ya."
"Iya. Kindaichi, kenapa kamu menggambar untuk Iwaizumi?" Tanya Kyoutani sesaat setelah dirinya diajak duduk di sampin Kindaichi.
"Karena Iwaizumi baik dan keren, makanya aku ingin memberikan hadiah untuknya."
Kyoutani yang mendengar jawaban Kindaichi langsung berkata dengan semangat,
"Aku juga ingin memberi hadiah kepada Matsukawa!"
-TBC-