Edencity apartment, Seoul, South Korea, 06.14 KST

Pagi ini Baekhyun mengernyitkan dahi cukup dalam.

Di ruang tengah apartemennya sudah ada satu koper besar warna hitam yang Ia tahu persis itu miliknya. Bisa dilihat dari beberapa stiker berbentuk permen dan strawberry yang menempel di badan koper.

Oh, liburan semester sudah tiba rupanya.

"Tapi mengapa sepagi ini?" Baekhyun menggumam sendiri saat matanya menangkap sosok seorang laki-laki dua puluh tahunan bergerak cekatan mengepak barang-barang yang sekiranya dibutuhkan Baekhyun untuk perjalanan rutinnya selama liburan semester.

Baekhyun mengenali lelaki ini sebagai tangan kanan Oyabun-sama, asisten terpercaya yang dimiliki Karasu Gakkei. Jadi wajar jika garis wajah khas pria Jepang terlihat kentara di lengkung matanya.

"Oh selamat pagi Baekhyun-sama, maaf mengganggu." sapanya dengan gestur sopan dan senyum kecil.

"Kenta-san, mengapa pagi sekali? Dan oh, selamat pagi! " balas Baekhyun riang, sudah lama tak ditemuinya asisten Oyabun-sama yang satu ini. Terakhir Ia melihat Kenta Takada adalah saat liburan akhir tahun kemarin.

"Pukul sembilan pagi pesawat akan take off jadi mari berangkat sekarang saja Baekhyun-sama." Kata sang asisten masih dengan senyum kecil dan tangan yang tak berhenti bergerak mengepak barang .

Baekhyun cemberut, "Aku bahkan belum mandi dan minum susu, Kenta-san!"

Mendengar itu Kenta tertawa kecil, "baik silakan mandi terlebih dahulu, saya akan menghubungi Chanyeol-sama."

"Dimana Chanyeollie?" Baekhyun bertanya sembari membuka kulkas, lalu meminum segelas air mineral dari dalam sana.

"Tuan muda sudah dalam perjalanan menuju bandara karena pagi buta tadi beliau harus mengurus sesuatu dulu di kantor Gangnam bersama Oyabun-sama."

Baekhyun mengangguk lalu berpamitan untuk mandi sebentar pada Kenta.

E) (O

Empat puluh lima menit kemudian Baekhyun telah tiba di bandara terdekat dengan mengendarai Maserati Levante warna putih yang membelah jalanan Seoul pagi ini dengan kecepatan luar biasa—berkat Takada Kenta tentunya.

Ketika kaki-kaki mungil Baekhyun menginjak tanah, Ia melihat Chanyeol telah berdiri sekitar dua puluh meter dari tempat Baekhyun turun. Begitu tampan hanya dengan kaus hitam dan jas hitam sebagai luaran, rambut merahnya tertiup angin musim semi.

"Chanyeollie!!" bahkan belum sempat anak itu menutup pintu mobil, kaki-kakinya sudah berlari, masuk ke dalam dekapan sang ketua geng yang sengaja merentangkan tangan, meminta pelukan.

"Kau tidur nyenyak, hmm?" tanya Chanyeol sembari memberi kecupan-kecupan ringan di rambut Baekhyun. Pria itu tersenyum tenang kala aroma strawberry tercium dari rambut pacarnya.

Pikiran sang ketua geng terasa rileks seketika.

"Nyenyak sekali! Bagaimana denganmu?" Baekhyun mendongak, tanpa melepas pelukan.

"Aku juga, milk pudding. Sudah sarapan? Aku tadi mampir membeli sandwich tuna dan susu strawberry untukmu."

"Terimakasih! Tadi aku cuma sempat minum air mineral karena buru-buru. Kenta-san menyetir cepat sekali! Tapi tidak seram kok, malah asyik sekali seperti naik roller coaster." Baekhyun berceloteh sepanjang perjalanan mereka menuju waiting room, Chanyeol tak sedetikpun melepas tautan tangan mereka.

"Aku akan menyuruhnya untuk lebih pelan jika lain kali mengantarmu lagi."

"Jangan Yeollie, justru sangat seru saat Kenta-san ngebut di jalanan!" ucap anak itu dengan cengiran lebar.

Chanyeol cium pipi anak itu, merasa gemas setengah mati.

Setelah duduk di waiting room, Chanyeol segera memberikan beberapa potong sandwich hangat yang masih terbungkus serta susu strawberry di dalam botol kaca. Baekhyun tentu menerimanya dengan senyum cerah dan mengucapkan terimakasih berkali-kali.

"Oh iya Chanyeollie, Oyabun-sama tidak ikut berangkat bersama kita?"

"Tidak cutie, Ia masih ada beberapa urusan disini dengan Kenta. Mereka akan menyusul di penerbangan siang nanti." Chanyeol menyesap americano nya setelah mengatakan itu.

Baekhyun mengangguk, "aku sampai melupakan Kenta-san, padahal belum bilang terimakasih karena sudah mengantar kesini."

"Kau bisa bilang itu nanti saat kita sudah di Tokyo, hmm?"

"Baiklah Chanyeollie."

Kemudian masih dengan tangan tertaut, Chanyeol dan Baekhyun akhirnya berangkat menuju Jepang.

E) (O

Shibuya road, Tokyo, Japan, 16.00 JST

Shibuya crossing terlihat masih begitu padat di sore hari, lalu lalang pejalan kaki tiada henti memadati persimpangan jalan terbesar di Tokyo itu.

Baekhyun melangkah dengan antusias, berhenti kala lampu lalu lintas berwarna merah, matanya melihat ke segala penjuru.

Gedung Shibuya 109 menjulang seolah menjadi pemimpin dari puluhan gedung pencakar langit di sekelilingnya, Akihabara terlihat mengintip di sela-sela gedung, toko fashion, game center, hingga gapura besar Harajuku membuat anak itu tak berhenti tersenyum sejak tiba di bandara Narita beberapa saat lalu.

Kemudian saat lampu lalu lintas berubah hijau, tangannya kembali ditarik lembut oleh Chanyeol, menyadarkan anak itu dari pemandangan Shibuya.

"Senang sekali, hmm?" sang ketua geng berucap sembari mengawasi Baekhyun dan sesekali melindunginya dari tabrakan dengan manusia lain saat mereka menyebrangi Shibuya crossing.

Baekhyun tertawa sambil mengangguk, cukup membuat Chanyeol mengerti bahwa pacarnya itu benar bahagia.

"Channie."

Chanyeol menoleh ke arah si kecil, "ya, candy?"

Mereka tiba di depan Takeshita street, Baekhyun tersenyum melihat deretan toko warna-warni di kawasan yang lebih dikenal dengan nama Harajuku street itu.

"Apa kau ada misi kali ini?" Baekhyun menatap Chanyeol ketika menanyakan itu dengan suara rendah.

Chanyeol mengeratkan genggaman tangannya pada Baekhyun, "ya Hyun, aku ada misi."

Baekhyun mengangguk, bibirnya masih tersenyum namun sirat penuh kekhawatiran terlihat jelas di kedua mata kecilnya.

Bahkan mereka tak sadar jika kini berhenti di jalanan ramai Harajuku.

"Jika Chanyeollie butuh aku, maka aku selalu siap. Janji tidak akan menyusahkanmu." Ucap anak itu, ikut mengeratkan tangannya pada sang ketua geng.

Pria berambut merah api menyunggingkan senyum tipis, teringat liburan semester tahun lalu ketika pertama kali Ia mengajak Baekhyun ke markas Tokyo.

Headquarter utama milik klan Yakuza penguasa dunia belakang Jepang dan Korea Selatan, Karasu Gakkei.

Meski dulu Baekhyun sudah sering menghadapi pertarungan tangan kosong di masa-masa gangsternya, namun tingkatan Yakuza benar-benar berbeda secara harfiah.

Sangat berbeda.

Pertarungan antar klan Yakuza tidak hanya sebatas tawuran tangan kosong, namun sudah merambah ke ranah persenjataan.

Pistol, revolver, pedang katana, hingga senapan tembak jarak jauh merupakan bagian dari pertarungan. Semakin banyak koleksi senjata yang dimiliki oleh sebuah klan dan semakin pintar anggota klan dalam menggunakannya maka tidak menutup kemungkinan jika klan tersebut akan menjadi klan terkuat di ranah dunia belakang.

Jadi sudah terjawab mengapa organisasi Nagare Beast sampai menculik Baekhyun demi mendapatkan informasi mengenai sistem keamanan gudang senjata milik klan Takaguchi.

Pada awalnya, itu adalah saat liburan semester tahun lalu, Baekhyun pernah nekat menyusul Chanyeol yang kala itu mendapat misi dari Oyabun-sama untuk menyelidiki sebuah klan bernama Zenkai yang dicurigai menjadi dalang dari terbakarnya gudang penyimpanan sake milik klan Takaguchi.

Oyabun-sama melarang keras Baekhyun untuk ikut bersama Chanyeol karena itu misi yang cukup berbahaya untuk anak seusianya, terlebih Baekhyun bukan berasal dari keluarga mafia seperti Chanyeol.

Namun tak ada yang bisa menghalangi jalan Baekhyun yang mencemaskan Chanyeol hingga ubun-ubun dan pada akhirnya Oyabun-sama mengizinkan anak itu untuk pergi menyusul Chanyeol yang kala itu sudah setengah perjalanan menuju headquarter mafia yang dimaksud.

Misi memang berhasil, sudah dipastikan jika Zenkai memang dalang dari kebakaran gudang sake dan telah mendapat balasan setimpal dari Takaguchi.

Namun Chanyeol tertembak di bahu kanan sedangkan Baekhyun terluka karena sabetan katana di lengan kiri, karena saat itu Ia tidak bisa menggunakan senjata apapun dan hanya mengandalkan insting berkelahi tangan kosongnya untuk membantu Chanyeol di perkelahian jarak dekat.

Saat itu bisa dibilang titik balik dari mental si lelaki kecil, Baekhyun melawan ketakutannya. Karena keputusannya untuk menerima sang ketua geng menjadi kekasih tentu akan memiliki resiko.

Dan terlibat di pertarungan antar klan mafia adalah salah satunya.

"Akan kuceritakan nanti saat kita sampai di headquarter, sayang." Chanyeol berucap sambil menarik tangan Baekhyun untuk berjalan kembali.

Baekhyun mengangguk.

"Sekarang apa yang kau inginkan?"

"Menuju Santa Monica untuk crepes, Chanyeollie." Jawab Baekhyun.

Chanyeol cium punggung tangan pacar kecilnya, "apapun untukmu."

Baekhyun tertawa kecil.

E) (O

Takaguchi headquarters, Shinjuku, Tokyo, Japan, 20.17 JST

Baekhyun tersenyum menatap bangunan bergaya Jepang kental ini. Memutar memori ketika dirinya pertama kali menginjakkan kaki di halaman asri penuh pepohonan ini.

Itu tahun lalu, dengan perasaan penuh keraguan dan ketakutan.

Namun kini hatinya malah merasa lega karena bisa kembali lagi ke tempat ini. Tempat dimana Chanyeol Park dibesarkan dengan didikan keras keluarga yakuza.

Akrab disebut Markas Tokyo oleh anggota klan Takaguchi.

Konon, jika orang asing yang bukan merupakan anggota klan bisa kembali lagi ke headquarter , itu merupakan pertanda bahwa orang tersebut telah diterima oleh klan Takaguchi.

Bicara soal markas, bangunan ini mirip kompleks istana. Gaya Jepang tetap mendominasi, namun di ujung Selatan ada rumah dengan gaya modern perkotaan yang sengaja dibangun untuk menyesuaikan selera penghuni di dalamnya.

Dikelilingi tembok tinggi dengan pengamanan ketat di setiap penjuru. Akan ada beberapa pengawal yang berpatroli saat malam hari, hingga kamera pengawas di beberapa bagian bangunan.

Jarang diketahui orang, tersamarkan di antara gedung-gedung modern di tengah kota sana, headquarter klan Takaguchi ini letaknya lebih ke pinggiran kota.

Baekhyun disambut beberapa pekerja termasuk bibi Kagura, salah satu dari tiga pelayan perempuan yang telah mengabdi untuk klan Takaguchi selama dua puluhan tahun.

"Sora-sama, annyeonghaseo." ucap Kagura dengan aksen Jepang yang kentara.

Baekhyun tersenyum sopan, "annyeonghaseo, bibi Kagura. Lama tidak bertemu."

Chanyeol tersenyum tipis kala melihat pacar kecilnya bisa membuat setiap orang di keluarganya nyaman, bahkan ayahnya yang terkenal keras kepala pun bisa sangat menyayangi anak itu.

"Sekarang mandilah, jam tujuh aku akan menjemput ke kamarmu." Chanyeol berucap sambil mengusap kepala Baekhyun pelan.

"Yeollie mau kemana?"

"Menemui Oyabun-sama sebentar hyun. Kau mandi dulu, hmm?"

"Aku mau bertemu dengan Oyabun-sama juga." Bibirnya melengkung ke bawah yang sedetik kemudian dikecup ringan oleh Chanyeol.

"Nanti candy, akan ada waktu khusus dari Oyabun-sama untukmu. Ya?"

Baekhyun mengangguk kemudian pergi bersama Kagura ke ofuro untuk mandi. Setelah mencium pipi sang ketua geng, tentunya.

Sementara itu Chanyeol bergegas menuju bangunan utama dimana ayahnya menunggu.

E) (O

Black Raven underground night club, Roppongi, Tokyo, 19.30 JST

Roppongi dan segala kehidupan malamnya yang berkilauan. Night Club banyak bertebaran di daerah ini.

Tokyo selalu hidup bahkan hingga pagi menjelang.

Park Chanyeol turun dari maserati grandturismo berwarna hitam legam, terlihat begitu panas dengan setelan serba hitam dan rambut merah api yang begitu mencolok seolah pria itu datang dari dunia kegelapan, aura dominannya tak terbantahkan.

Aura calon pemimpin organisasi mafia Karasu Gakkei.

Kemudian dari sisi pintu mobil yang lain keluar sosok pemuda kecil kesayangan sang ketua geng, auranya berbanding terbalik dengan Chanyeol.

Semua serba putih dan mint, jaket oversized mint membuat siapapun yang melihat akan tenggelam dalam keimutannya yang tiada tanding.

"Apa disini ada jus strawberry? Sepertinya hanya yang beralkohol saja." Baekhyun berkata dengan mata yang mengamati setiap sudut klub malam eksklusif itu, melihat pajangan minuman di table counter membuatnya bergidik , itu semua minuman keras mahal beralkohol tinggi.

"Akan ada jus strawberry untukmu dimanapun kau pergi denganku hyun, jangan cemas." Chanyeol mengeratkan genggamannya pada tangan kecil pacarnya.

Baekhyun tersenyum cerah, "aku mau dua gelas Chanyeollie. Boleh?"

"Boleh sayang."

Chanyeol membawa Baekhyun ke lantai dua, para penjaga di Black Raven mengenal pria merah api itu sebagai pemegang saham terbesar di tempat itu, jadi ketika Chanyeol lewat Ia tidak ditanyai macam-macam mengenai keanggotaan klub. Bahkan membungkukkan badan ketika Chanyeol dan Baekhyun berjalan di depan mereka.

Itu lounge mewah yang privat. Akses menuju lantai dua di klub itu sangat mahal dan sulit karena berisi orang-orang dari dunia belakang. Biasanya dipakai untuk transaksi ilegal atau sekadar melepas penat dengan seks bersama wanita-wanita seksi atau bahkan uke cantik yang siap membuka lebar paha mereka demi setumpuk uang.

Baekhyun menelan ludah gugup saat di tangga menuju ke atas tadi Ia melihat sepasang pria dan wanita bercumbu dengan begitu panas, lidah saling membelit, kelamin yang saling bergesekan, dan sang wanita yang tanpa tahu malu mendesah keras.

"Kenapa hyun? Kau baik-baik saja?" Chanyeol mengecup kening pacar kecilnya saat tak terdengar suara apapun dari anak itu.

"Tidak apa-apa, hanya saja mereka yang di tangga itu setidaknya harus sampai di ruangan dulu baru minta cium kan, Channie."

Chanyeol terkekeh kecil, Baekhyunnya memang tak ada tandingannya soal bertingkah manis.

"Mereka sedang dihantam gairah sayang, tidak sempat berpikir mencari tempat tertutup." Chanyeol membuka pintu salah satu lounge mewah yang terletak paling ujung.

Baekhyun mengangguk meski tidak terlalu paham dan masuk ke dalam ruangan temaram itu. Ada sofa besar disana, televisi besar menempel di dinding, mini bar dengan rak berisi minuman beralkohol, di sudut ada pintu yang Baekhyun asumsikan sebagai kamar mandi. Sungguh privat dengan kaca riben dua sisi yang terlihat gelap pekat dari luar namun jelas jika melihat pemandangan klub malam yang mulai ramai di luar.

Apa yang tak disadari Baekhyun adalah tatapan Chanyeol yang begitu kelaparan padanya. Bahkan sejak turun dari mobil, mata sang ketua geng terus melirik kaki mulus pacarnya yang hanya tertutup sebatas paha karena Baekhyun memakai celana pendek malam ini.

Bahkan anak itu tidak perlu memakai baju terbuka untuk membuat Chanyeol begitu sesak di bawah sana.

Terdengar pintu diketuk, jus strawberry Baekhyun sudah datang dan anak itu dengan girang meminumnya , setelah mengecup pipi dan bibir Chanyeol sebagai ungkapan terimakasih.

Pria itu menahan gairahnya yang hampir meledak dengan menemani Baekhyun duduk di sofa dan meminum jusnya dengan bahagia. Sesekali lidah anak itu menjilat bibirnya sendiri untuk membersihkan bekas jus yang menempel.

Lidah panas yang beberapa malam lalu saling membelit dengan lidahnya. Seks pertama Baekhyun menjadi milik sang ketua geng.

Lidah itu pula yang membuatnya gila saat pertama kali mengajari Baekhyun melakukan blow pada kejantanannya. Tak disangka olehnya bibir mungil nan murni milik Baekhyun bisa begitu hebat memberinya kenikmatan.

Satu gelas sudah habis, Chanyeol menyeringai saat melihat Baekhyun mengambil satu gelas lagi dan meminumnya.

Pikirannya menampilkan visi kotor tentang bibir tipis anak itu, sang ketua geng mengumpat dalam hati ketika pusat gairahnya makin berkedut nikmat di bawah sana.

"Hyun.."

Baekhyun menoleh ke arah kekasih gangsternya, "ya Chanyeollie?"

"Kau sudah menghabiskan dua gelas jus strawberry, jadi aku juga akan meminta sesuatu darimu."

Baekhyun mendadak tremor ketika tatapan mereka beradu, hawa di sekitarnya perlahan menjadi panas dan pendingin ruangan bahkan tak mampu meredakan panas yang dirasakan anak itu.

Chanyeol sungguh dominan yang sialan panas dan penuh goda.

"Chanyeollie ingin apa?" Baekhyun mencoba berpikir positif meski sulit, Ia hafal tatapan ini.

Chanyeol menginginkannya untuk percintaan panas malam ini.

Pria merah api makin mendekat, mengelus paha Baekhyun yang tertutup celana pendek dengan cara paling erotis sambil berkata dengan suara berat menahan hasrat,

"Aku ingin dua hari bercinta denganmu, mengurungmu dan menikmatimu." Bibir sang ketua geng melumat telinga pacar kecilnya, "boleh?" Chanyeol bertanya, meniru Baekhyun ketika Ia meminta jus strawberry padanya.

Bibir anak itu bergetar, padahal Ia sudah bercinta dengan Chanyeol sebelumnya, tapi rasanya masih gugup ketika pacar gangsternya meminta lagi.

Chanyeol menurunkan bibirnya menuju ke leher anak itu, menyesapnya hingga meninggalkan bekas kemerahan. Baekhyun menggigit bibir, sulit untuk menjawab kala pikirannya dirundung kabut gairah.

"Hyun, mengapa tak menjawabku, hm?"

"Aku—ahh ahh Chanyeollie!" Baekhyun mendadak menutup mulutnya, merasa malu dengan suara desah yang dikeluarkannya saat Chanyeol dengan penuh hasrat meremas pantat anak itu dengan bibir masih mencumbu leher Baekhyun.

"Jangan ditutupi Hyun, mendesahlah untukku." Chanyeol mengangkat tubuh anak itu dengan mudah, mendudukkannya diatas paha.

"Kau rasakan itu? Begitu sesak di bawah sini Hyun, begitu sesak hanya karena menatap kaki dan bibirmu. Kau mempengaruhi ku hingga seburuk ini." Chanyeol menggerakkan tubuh Baekhyun ke depan, Baekhyun mendesah lirih, Chanyeol menggeram nikmat.

Milik mereka bergesekan dengan begitu menggairahkan di bawah sana.

Chanyeol melumat bibir tipis si kecil dengan penuh penghayatan. Lidahnya menerobos paksa pertahanan Baekhyun demi bergelut dengan lidah kecil milik anak itu yang membuatnya candu hingga saat ini.

Candu yang tiada tanding.

"Chanyeollie—aku cinta Chanyeollie." Baekhyun membelai rambut merah api pacar gangsternya kemudian menyentuh rahang tajam Chanyeolnya lamat-lamat, mengagumi ketampanannya.

"Tidak ada yang boleh menyentuh Chanyeol seperti ini. Cuma aku yang boleh." Ucap si kecil dengan tatapan penuh kasih sayang dan keposesifan yang tersembunyi di balik mata kecilnya.

"Aku juga mencintaimu Hyun. Byun candy milik Park Chanyeol."

Chanyeol berubah pikiran, Ia ingin menikmati tubuh Baekhyun kecilnya di ranjang besar. Jadi Ia menelepon Kenta untuk menyiapkan satu suite room di hotel terdekat.

"Tunggu, kita mau kemana Chanyeollie?" jaket mint yang tadi dilempar, dipakaikan kembali ke tubuh anak itu, merapikan kancing kemeja yang acak-acakan, Chanyeol kembali menarik anak itu pergi.

"Aku ingin ranjang besar, Hyun."

Baekhyun bergetar kala Chanyeol mengucapkan kalimat sederhana itu dengan begitu sensual.

E) (O

Sungguh Chanyeol tidak berbohong kala Ia menginginkan ranjang besar.

Cerulean Tower menjadi tujuan, Kenta sungguh merekomendasikan hotel terbaik di ranah Shibuya. Memesankan suite room kelas VIP untuk sang Tuan muda, tanpa tahu untuk apa kamar mewah itu digunakan. Nada suara Chanyeol amat terkontrol di telepon tadi, padahal ereksinya sungguh tak tertahankan di bawah sana.

Kemudian setelah pintu terkunci rapat Baekhyun dihempas kasar ke atas ranjang besar, seprai putih membuat Chanyeol menyeringai betapa semua ini akan jadi sekacau apa esok pagi.

Seringainya makin lebar ketika Baekhyun perlahan bangun, menatapnya dengan polos. Namun ada kilatan hasrat di mata kecilnya.

Chanyeol membuka kancing kemeja hitamnya dengan tak sabar, mendekat ke ranjang bagaikan serigala kelaparan, otot perut dan bahunya yang kekar membuat Baekhyun merona parah, ingin mengalihkan pandangan namun sulit sekali melewatkan kenikmatan duniawi yang terpapar jelas di hadapannya.

Tatapan sang ketua geng yang begitu kelaparan terhadapnya membuat anak itu bergetar. Takut dan antusias menjadi satu.

Kemudian ketika Chanyeol menindihnya, Baekhyun pasrah.

Sang ketua geng kini tidak hanya melepas, namun merobek kemeja putih anak itu dengan begitu tidak sabar.

Jadi teringat pengalaman pertamanya. Pakaiannya juga dirobek seperti ini.

Tapi siapa peduli kala kedua bibir saling beradu dengan panas, pikiran turut berkabut, dua tubuh saling merapat. Memberi dan menerima.

Chanyeol melepas potongan kain terakhir yaitu celana, kemudian memberi kecupan di sepanjang kaki kanan anak itu, sang ketua geng mengumpat sembari menjilat paha dalam si kecil. Merasakan betapa mulusnya kulit kekasih kecilnya.

"angghh—oh Chanyeollie! Tidak! Ahhh ahh!" semakin bergetar tubuhnya kala pria merah api mendorong jemari panjangnya ke liang senggama anak itu.

"Tidak apa sayang?" Chanyeol mengeluarkan jarinya untuk kemudian menggantinya dengan kejantanannya yang telah tegak sedari tadi, sang ketua geng menggeram penuh kenikmatan kala pusat gairahnya menerobos liang Baekhyun.

Chanyeol menyeringai kala Baekhyun meneriakkan namanya dengan wajah yang begitu erotis.

"Ahh Baekhyun! Sayang kau begitu nikmat!" pinggul Park Chanyeol bergerak liar, menghujam Baekhyun dengan begitu dalam hingga anak itu tak mampu melawan, hanya bisa mendesah dan menyebut namanya berulang-ulang.

Malam panjang itu dilewati dengan teriakan Baekhyun dan geraman berat Chanyeol.

Chanyeol tidak berbohong kala Ia meminta dua malam percintaan panas dengan HyunHyun kecilnya.

E)(O

TO BE CONTINUED

A/N :

Halo , apa kabar? hehehehehehehe

Maaf terlambat begitu lama updatenya hehehehe

Terimakasih untuk semua yang masih menunggu cerita ini update!! Maaf terlambat T_T (emot nangis)

Semoga ceritanya gak makin ngebosenin ya, di otak ku emang begitu alurnya. Wkwk

Dan maap untuk adegan anu yang-lagi-lagi- kurang berkenan.

Review selalu kutunggu di kotaknya,

percayalah itu sangat membahagiakan.

btw ku masih menunggu Byun Candy ngelakuin one million challenge bareng Loey Park (ciee kiw kiw)

pas candy challenge itu gempar dunia perchanbaekan wkwkwk bahagia banget liatnya.

sesi A/N udah kepanjangan keknya hehe semoga kalian semua selalu semangat dan bahagia ya.

Jaga kesehatan, kalian semua para readers tercinta.

With Love, Chika.