Edencity apartment, Seoul, South Korea, 00.04 KST
Suara denting bel terdengar nyaring di apartemen Baekhyun malam itu.
Lelaki kecil itu menggeliat, merutuki dalam hati siapapun yang berani-beraninya menekan bel rumahnya di jam seperti ini.
"Oh shit" akhirnya dengan malas Ia terbangun dan berjalan tertatih menuju pintu depan apartemennya.
Tanpa melihat intercom Ia buka pintu itu dan,
"OMO OMO! " latahnya terkejut saat mendapati seorang lelaki tinggi tiba-tiba menjatuhkan kepala di bahunya.
"Y-yeolie? Apa yang terjadi??" mata kecil Baekhyun terbuka sepenuhnya dan memapah tubuh besar pemiliknya itu menuju sofa ruang TV setelah menutup pintu .
Setelah sang pria tinggi berbaring di sofa, Baekhyun membuka hoodie yang dipakai lelaki itu dan barulah Ia bisa melihat dengan jelas luka-luka lebam dan goresan pada sekujur tubuh pria bernama Park Chanyeol itu.
"kau berkelahi lagi? Kali ini wilayah mana yang kau menangkan? " tanya Baekhyun, seolah sudah terbiasa dengan tabiat kekasihnya ini.
"Mereka membicarakan betapa manisnya kau dan betapa ingin mereka memilikimu, hyun" jawab Chanyeol dengan suara serak dan tatapan tajam ke arah Baekhyun-nya.
Baekhyun tertegun dan menghela nafas, "mereka hanya bicara yeol, pada kenyataannya siapa yang berani merebutku darimu? Tidak ada."
Chanyeol mengecup bibir segar berwarna sakura itu singkat.
"aku tentu akan menjaga diriku sendiri untukmu. Byun Baekhyun itu hanya milik Park Chanyeol."
Chanyeol mengecup kedua kelopak mata Baekhyun gemas, "benarkah? Hmm? "
Baekhyun mengangguk, "ya. Jadi tidak usah berkelahi lagi hanya karena aku, cukup saat kau bertarung karena urusan gangstermu dan membuatku hampir mati cemas melihatmu datang padaku dengan lebam dan sayatan. Biarkan mereka berkata apa tentangku, karena aku ini Cuma punyamu"
Chanyeol mencium leher Baekhyun , "tidak bisa sweety, aku tidak bisa membiarkan nama mu disebut oleh mulut bajingan mereka"
Baekhyun mengelus pelan rambut merah api milik kekasihnya, "sudah yeol, lupakan. Kalau ini terdengar oleh pihak sekolah kau bisa di skors lagi"
"kau tahu aku tidak peduli" gumam Chanyeol kemudian menggigit leher lelaki mungil kesayangannya dengan gemas.
"ahh! Yeollie!"
Chanyeol terkekeh dan Baekhyun memukul bahunya pelan sambil mengerucutkan bibirnya yang sewarna sakura.
"sudah, sekarang kau berbaring saja di kamarku sana. Aku akan mengambil obat-obatan dan membuatkanmu sesuatu yang bisa dimakan, kau pasti lapar setelah memukuli orang," ucap Baekhyun sambil beranjak namun Chanyeol masih enggan melepaskan pelukannya.
"Aku tidak butuh obat. Aku hanya butuh kau."
Baekhyun mendengus geli, "lihatlah ketua gangster sekolah ini saat di rumah. Kalau sampai anak buah atau musuhmu tahu kelakuanmu seperti ini, apa yang akan mereka pikirkan?"
"akan kutebas kepala mereka kalau berani menertawaiku"
Baekhyun mencubit lengan Chanyeol yang masih merengkuhnya, "jangan sembarangan menebas"
Chanyeol tertawa pelan sambil menyurukkan kepalanya lagi di perpotongan leher Baekhyun.
"yeollie, lepas dulu sebentar."
"tidak"
"Park Chanyeol !"
"tidak"
"kau harus diobati. Setidaknya tidak akan sakit saat kelas besok,"
"bolos,"
"jangan membolos yeollie ! Kau ini harus lebih rajin masuk, sudah tahun terakhir tahu."
"baru kali ini ada adik kelas yang berani menasehatiku seperti ini"
"geez, lalu kenapa kalau aku ini adik kelas? Kau ini kakak kelas yang tidak bagus dicontoh" Baekhyun kembali mengerucutkan bibirnya.
Chanyeol kembali terkekeh, "bicara denganmu selalu menyenangkan"
Byun Baekhyun tersenyum lalu mencium pipi Chanyeol, "biarkan aku ambil obat dan air dulu, ya?"
Chanyeol berdecak dengan muka keruh kala melepas tubuh kecil kesayangannya untuk beranjak, oh sungguh sulit dipercaya ketua geng berandalan yang ditakuti hampir seluruh geng sekolah di seantero Korea Selatan itu sangat manja jika sudah ada di hadapan kekasihnya, Byun Baekhyun.
Atau hyunhyun, jika Ia biasa memanggil.
Geez.
"mau makan apa nanti? Biar aku membuatkan sesuatu untukmu" Baekhyun berjalan menuju meja TV dan membuka laci di bawahnya demi menemukan sebuah kotak putih berisi obat-obatan untuk Chanyeol—Ia selalu membawa kotak itu kemanapun Ia pergi ngomong-ngomong—karena kebiasaan Chanyeol yang sering berkelahi tak kenal tempat dan waktu.
"Makan kau saja bagaimana?" bibir Chanyeol spontan menyunggingkan seringai kala Baekhyun membungkukkan badan untuk mengambil kotak obat.
His ass is so...
Matanya berkilat nakal ketika menyadari bahwa Baekhyun hanya mengenakan kaus kebesaran bergambar karakter sanrio rillakuma dengan celana pendek yang tak mampu menutupi mulusnya paha anak SMA tahun kedua itu.
Baekhyun membalikkan tubuhnya dengan wajah malas , "makanan yeolli." Ia berjalan kembali ke sofa besar di depan TV tempat Chanyeol duduk sambil membawa sebuah kotak berwarna putih di tangannya.
"kau ini lezat." Ucap Chanyeol saat Baekhyun mulai membersihkan lukanya dengan kapas yang telah diberi alkohol.
"Lezat itu es krim strawberry yeolli, bukan aku." Baekhyun sedikit menekan luka lebam keunguan di pelipis pacarnya hingga Ia melihat sedikit kerutan di dahi Chanyeol, "sakit ya? Maaf"
"tidak sakit . Sudah biasa." Chanyeol mengecup punggung tangan lelaki mungil kesayangannya dengan kerlingan menggoda.
Baekhyun tertawa kecil lalu melanjutkan pekerjaannya memberi antiseptic ke setiap luka pria tinggi ini.
"tidak sakit bagaimana? Lukanya sampai membiru begini." Chanyeol masih diam dengan mata yang tak lepas dari wajah Baekhyun, "siapa yang tadi kau lawan? Aku berasumsi kalau dia sudah sekarat sekarang."
Chanyeol menaikkan sudut kanan bibirnya membentuk seringai keji, "ketua geng sampah dari SMA Geonsan, Jung Daehyun dan ya dia memang sekarat."
Jari lentik Baekhyun yang tadi menempelkan plester kecil di sudut bibir Chanyeol sontak berhenti, "Jung Daehyun? Apa kau baru saja mengatakan bahwa kau menghajar ketua geng setan dari Busan?"
Chanyeol mengernyit, "bagaimana kau tahu?"
Baekhyun mengedikkan bahunya tak acuh, "hanya pernah mendengar namanya saja, temanku yang tinggal di Busan sering menceritakannya dengan begitu heboh. Sepertinya Jung yang kau buat sekarat ini punya reputasi menakutkan di kalangan geng sekolah di Busan."
"dan bajingan sialan ini menginginkan tubuhmu, membicarakan betapa manis dan menggairahkannya dirimu , hyun." Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun dan mencium satu persatu jemari lentik anak itu, mulai dari ibu jari sampai kelingkingnya, "manusia keparat itu juga berbicara tentang betapa lentik jemari mu"
Baekhyun tertegun, "bahkan aku tidak pernah melihat sosoknya tapi bagaimana bisa Jung ini bicara seolah dia pernah melihatku?"
"mata mereka ada di mana-mana sayang, mereka tahu kau milik Park Chanyeol. Jadi mereka akan berusaha mengambilmu dariku demi menggoyahkanku."
"aku tidak percaya ini, bahkan ketua geng berandalan sekolah di Busan sana tahu siapa aku? Oh ini agak ... Kau tahu, menakutkan? Jemari lentik itu privasi !" gerutu Baekhyun.
"maka dari itu, jangan pernah jauh-jauh dariku dan jangan marah jika aku menyuruh anak buahku untuk mengawasimu kemanapun kau pergi." Chanyeol berkata sambil mengangkat tubuh kecil sang kekasih ke atas pangkuannya,
"tapi itu juga melanggar privasi, yeollie~" Baekhyun berkata dengan bibir bawahnya yang sengaja dimajukan, mengundang sebuah kecupan bibir dari sang ketua gangster.
"aku akan tetap melakukannya demi menjaga kau tetap aman dan tidak tersentuh siapapun selain aku." Chanyeol menatap Baekhyun tajam dan mengeratkan pelukan di pinggang anak itu dengan begitu posesif.
"ya sudah, terserah yeollie saja." Baekhyun berkata tenang sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang ketua gangster .
"hyun," suara berat Chanyeol yang bagi musuh-musuhnya adalah sebuah mimpi buruk, justru terdengar begitu lembut di telinga Baekhyun.
"ya yeollie?" Baekhyun bangun dan menatap Chanyeol.
Lelaki yang lebih tua menyandarkan kembali kepala si kecil di bahunya, "seperti ini tidak apa. Aku tahu kau masih ngantuk."
"hmm." Baekhyun menggumam dengan senyum.
Chanyeol tidak pernah suka jika ada seseorang bicara padanya tanpa menatap wajahnya. Baekhyun yang sudah berhubungan dengan sang ketua gangster sejak setahun belakangan ini sangat mengerti dengan sifat Chanyeol yang satu ini, jadi sengantuk apapun Ia akan tetap bangun dan menatap mata Chanyeol ketika bicara.
"pergilah bersamaku besok, sepulang sekolah." Ujar sang ketua gangster sekolah sambil mengelus rambut hitam Baekhyun dengan gerakan lamban.
"Kemana? Besok aku harus memimpin teman sekelompokku untuk mengerjakan tugas pratikum kimia sepulang sekolah." Jawab Baekhyun pelan.
"Aku akan menunggu sampai kau selesai, hyun"
"memangnya yeollie tidak ada pelajaran tambahan?" Baekhyun bangun dan memandang Chanyeol yang juga menatapnya penuh peringatan.
"baik, Aku mengerti. Hyunnie tidak akan bertanya lagi." Baekhyun pada akhirnya hanya menurut dan kembali menyandarkan kepalanya pada bahu Chanyeol.
Chanyeol menyunggingkan senyum puas, "aku suka hyunhyun yang penurut"
Pada akhirnya si kecil Baekhyun tertidur di pelukan sang ketua gangster.
TBC