Halo! Di sini Shuukou!

TA-DA! Inilah dia bab TERAKHIR dari Beyond Time and Space! Sebenarnya Shuukou hanya bisa mengadaptasi BTS Arc 1 saja, terutama karena kesibukan sekolah yang semakin padat Jangan lupa check out Instagram fate_craightn (loremaster asli BTS Project) dan support karyanya! XD

Selamat membaca!


27 Agustus 2018, Fendthope International Hall.

Dengan pistol terhunus, aku mengendap-endap menyusuri lorong. Saat aku baru sampai di sini, aku mendapat SMS dari Eagle Eye bahwa ia telah mengurus akses masuk area pertemuan untukku, sehingga aku tidak perlu repot lagi. Mungkinkah aku akan bertatap muka dengannya setelah semua ini selesai?

Saat aku hampir sampai di pintu sebelah utara, kudengar suara langkah kaki dari belakang. Segera, aku berbalik dan mendapati bahwa itu adalah ...

"Tch, bagaimana kau bisa menemukanku?!"


Beyond Time and Space
Chapter 4: Takdir Ini

Fan Fiction by Shuukou Jin
Lore & Original Characters by fate_craightn

Disclaimer: Criminal Case © Pretty Simple, dan original character 'Adhre Fielchester' © adhre_fielchstr. Kami tidak mengambil keuntungan materiil sedikit pun dari fan fiksi ini, dan penggunaan original character 'Adhre Fielchester' dalam fan fiksi ini telah disetujui oleh pemilik OC yang bersangkutan.


Ia mematung, sedang tangan kanannya menggenggam detonator yang terhubung dengan rangkaian bom yang tersusun di sekujur tubuh. "Kau ... rupanya cukup pintar ..."

"Sudah kubilang, mimpi yang mustahil pun pasti akan terwujud jika berusaha ... Harold." balasku. "Sekarang menyerahlah!"
"Menyerah padamu, ha! Omong kosong." bentaknya, sombong. "Setelah ini dunia akan jatuh dalam peperangan, dan kau akan tamat!"

Harold bergegas melewatiku, tertawa seolah aku telah gagal. Secepatnya, aku memutar arah dan membidik kepalanya, memutuskan untuk mengeksekusi buronan tersebut. Tidak ada pilihan lain ...

DOR!

Harold terjatuh, terbujur kaku tepat di depan pintu. Aku terdiam, sedikit menyesali tindakanku barusan. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Lagipula, hal yang lebih buruk akan terjadi jika aku tidak menghabisinya barusan.

"Kerja bagus, Fate Craighton."

Sebuah suara lain menyambutku, kali ini dari depan. Entah mengapa, rasanya aku pernah mendengar suara itu sebelumnya. Refleks, aku bertanya, "Siapa kau?"

"Oh, ini aku. Eagle Eye, yang selalu membantumu di balik layar." Ia menjawab. Namun, karena pencahayaan di lorong yang agak temaram, aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"Siapa kau sebenarnya?" tanyaku lagi.
"Oh, sebentar lagi kau akan tahu."

Semakin ia mendekat, semakin aku bisa melihat fitur wajahnya dengan jelas. Rambut hitam di sebelah kiri, biru di sebelah kanan; mata biru safir yang terbingkai dalam kacamata ... bukankah itu ...?

"Kau ... Chad Craighton?!" tebakku, setengah tidak percaya. Bagaimana mungkin ia masih hidup?!
"Ya, ini aku. Chad Aldrich Craighton yang dulu merawatmu saat kau masih kecil, Fate." Ia tersenyum tipis. "Yah, maaf karena telah memalsukan kematianku selama ini. Tapi aku terpaksa melakukannya untuk memantau seberapa jauh rencana Harold, juga agar sejarah hidupku tetap konstan dengan apa yang kuingat. Biar kuceritakan segalanya.

Waktu itu, saat aku pertama kali mendengar rencana Harold untuk membunuhku di masa lalu, aku tahu aku harus berbuat sesuatu. Aku pergi ke tahun 2018 untuk menemui diriku yang masih muda, membujuknya untuk tinggal di masa depan sebagai seorang agen. Sebelum itu, aku memintanya merekam sebuah video perpisahan."
"Lalu mayat siapa yang ditemukan oleh kepolisian Grimsborough? Mengapa DNA-nya persis dengan milikmu?"
"Aku membuat klona diriku sendiri untuk itu. Aku mengumpulkan beberapa ilmuwan yang menjadi bawahanku dalam divisi Eagle Eye, semata-mata untuk menciptakan Chad tiruan untuk menyempurnakan rencanaku."

Aku termenung. Selama ini aku memang mengenal Chad sebagai agen yang penuh perhitungan dan agak perfeksionis. Butuh waktu berapa lama baginya untuk merencanakan semua ini?

"Dengan ini, misimu telah selesai." tukasnya. "Lusa, pulanglah ke masa depan. Begitu sampai di sana, kembalikan perangkat perjalanan waktu itu padaku."
"Pulang ...? Tapi, kurasa aku tidak bisa ..." Aku menunduk. Aku bahkan belum sempat mengatakan apa pun pada Adhre!
"Ini adalah perintah. Kau tidak punya hak untuk membangkang." titahnya dengan nada tajam.
"Baiklah ..." Aku mengiyakan dengan agak terpaksa. "Setidaknya aku ingin berpamitan dulu ..."


Dua hari kemudian, di Grimsborough.

Aku melangkah ke kantor Kepolisian Grimsborough dengan langkah berat. Memang, aku hanya menghabiskan waktu sebentar di sini, namun rasanya sulit untuk meninggalkan tempat ini. Terlebih, kemarin aku telah menciptakan sebuah kenangan yang cukup indah. Awalnya hanya sekadar membuatkan teh untuk Adhre, tapi malah berujung dengan aku menyelamatkan Adhre yang hampir bunuh diri. Kali ini, aku ingin mengutarakan perasaanku yang sesungguhnya.

"Selamat pagi, Fate!" Adhre menyapaku hangat. "Lho, kenapa murung?"
"Selamat pagi. Ah, soal itu ..." Aku menarik napas panjang, "Aku ... aku harus kembali ke zamanku. Misiku sudah selesai, aku tidak boleh tinggal di sini lebih lama."
"Ah, waktu terasa begitu cepat berlalu ... aku akan sangat merindukanmu, Fate." Ia merespon dengan nada kecewa.
"Tapi, sebelum itu ... kau masih ingat saat masih SMA, kau menolongku dari gerombolan penindas ... dan sejak saat itu kita menjadi akrab?"
"Tentu saja aku masih ingat, Fate. Tapi kenapa kau bertingkah seperti lupa padaku?" Adhre bertanya.
"Soal itu tidak perlu dibahas. Sekarang ..." Aku mulai merasa agak gugup, namun perasaan itu kutahan sekuat tenaga. "Aku hanya ingin mengatakan ini. Agak sulit memang, namun walau bagaimanapun aku harus jujur. Sebenarnya, sejak masih SMA, aku ... aku menyukaimu! Kau sangat baik dan ramah, aku merasa nyaman berada di dekatmu. Dulu aku takut untuk jujur, namun sekarang aku tidak punya kesempatan lagi selain sekarang."
Wajah Adhre merona. Ia tersenyum simpul, lalu berkata, "Aku juga menyukaimu, Fate. Aku tidak keberatan jika kau ingin menjalin hubungan denganku."
"Syukurlah." Aku balas tersenyum, namun seketuka senyumanku pudar. "Tapi aku harus pergi sekarang. Aku tidak tahu apa aku bisa kembali ke sini atau tidak."
"Kedengarannya menyedihkan, memang." Ia menggamit kedua tanganku, dan menggenggamnya erat. "Tapi aku akan selalu mengingatmu. Jika kita tidak bisa bertemu lagi sekarang, mungkin aku akan menemuimu di zamanmu. Aku akan menjaga diri agar bisa hidup cukup lama dan menemuimu lagi."
"Adhre ..." Pelupuk mataku mulai terasa basah. "Kau ingat saat dulu aku berpamitan padamu waktu lulus SMA, kau bilang 'kalau kau kembali lagi, temui aku di Inggris'. Jika aku bisa kembali lagi ke sini... aku berjanji akan membawamu liburan ke Inggris, hanya kita berdua! Ingatlah itu, dan ... sampai jumpa."

Dengan berat hati, aku melepas genggaman Adhre dan mengecup keningnya singkat. Kemudian, aku berbalik dan berlari sekencang yang aku bisa, selagi mengaktifkan perjalanan waktu ke masa depan. Aku terus berlari menyusuri lorong waktu, tidak mempedulikan apa pun. Dan ketika aku sampai di pelataran kediaman Craighton, aku jatuh berlutut; kelelahan secara fisik dan emosional.

"Ya ampun, Fate." Kudengar Chad berlutut dan mendekapku. "Rupanya perpisahan dengan seseorang yang berharga di sana terlalu berat untukmu."
"Memang ..." Aku balas mendekapnya sejenak. Sekilas aku teringat akan masa kecilku, di mana Chad selalu memelukku ketika aku menangis.
Ia mengambil perangkat perjalanan waktu yang kugenggam. "Kau menjalankan misi yang amat berat dengan hasil yang memuaskan. Sebagai Eagle Eye, aku bisa mempertimbangkan promosimu sebagai anggota divisiku, dan membebaskanmu untuk tinggal di zaman mana pun yang kau mau. Tapi di sini aku tidak akan berlagak nepotis. Aku perlu mendiskusikan ini secara resmi dengan petinggi CIA, dengan mempertimbangkan prestasimu sebagai seorang agen."
"Sungguh? "
"Serius. Tapi, kau harus bekerja dengan maksimal selama 1 bulan, dan perangkat ini sementara aku sita. Sepakat?"
"Chad ..." Perlahan, senyumku mengembang. "Aku sepakat!"
"Baiklah." Ia berdiri dan mengulurkan tangan ke arahku. "Aku bangga sekali padamu, Fate. Sekarang, ayo makan. Biar aku saja yang masak."

Aku menggenggam tangannya, lalu berdiri. Waktu satu bulan rasanya tidak terlalu panjang. Lagipula, sekarang aku tidak sendiri. Saudaraku kembali; walau nanti aku tidak akan sering bercengkerama dengannya karena urusan pekerjaan, setidaknya aku bukan satu-satunya manusia bermarga Craighton di muka bumi.

Dan suatu saat nanti, aku dan Adhre pasti bertemu lagi.

Selesai.


Kembali dengan Shuukou!

AAAAA AKHIRNYA FAN FICTION BTS TAMAT! XD Tidak sia-sia Shuukou kerja lembur bagai kuda buat selesaikan fan fiction ini XD

Terima kasih banyak buat pembaca semua yang selalu mensupport BTS! ^-^

With love, Shuukou.