MAIN CAST : CHANBAEK ( Chanyeol x Baekhyun )

OTHER CAST :

。Huang Zi Tao (maaf yah guys aku bawa-bawa mantan disini ( soalnya aku gak bisa move on dari mantan ((( )

。Kim Taehyung (BTS)

。Suho

。Ayo tebak ada siapa lagi xD

GENRE : YAOI,MPREG, LOVE BULLYING,DRAMA,MAFIA

RATED : ADULT 18ONLY

Author : Shirahane

WARNING BOYS LOVE AREA!

〖 MOHON MAAF JIKA BAHASA TERKESAN KAKU DAN TIDAK BAKU HARAP MAKLUM. AUTHOR NEWBI MENCOBA BELAJAR LEBIH BAIK LAGI 〗

" i wish i were a little boy again, because skinned knees are easier to fix than broken heart "

.

.

.

.

Coffé shop selalu digambarkan dengan suasananya yang nyaman dan tenang. membuat siapa saja betah untuk duduk berlama-lama seperti mencari inspriasi, dan berbagi cerita dengan ditemani keharuman segelas kopi. Namun siang itu suasana sangat berbeda di sebuah coffé shop dengan konsep perpaduan interior dan aksen kayu. Para pelanggannya yang mendominasi wanita tanpak riuh. sepasang sorotan mata genit dan bisikkan kegirangan tertuju pada pesona visual pria keturunan Chinese ― Huang Zi Tao dengan setelan blazzer berwarna merah dan rambut berwarna hitam yang semakin membuatnya terlihat elegan. Terlalu mempesona. Mampu membuat jantung siapa saja berdetak lebih cepat. Merasa dewi fortuna tengah memihak mereka karena beruntung bisa menghirup udara yang sama dengan visual pria yang duduk menyendiri itu.

Tao sedang duduk di sudut ruangan coffé shop. Sorotan mata yang seperti cat eyes tetap fokus membaca sebuah buku diary tua. Tak merasa terganggu sama sekali dengan suasana riuh dari para wanita yang terlalu girang melihat dirinya. karena sudah terbiasa menjadi pusat perhatian para wanita. Tao membuka lembaran demi lembaran kertas yang mulai lusuh dari sebuah buku diary tua. padahal ini sudah ke sepuluh kali Tao membaca diary tua bersampul biru yang mulai pudar warnanya. Tak pernah merasa bosan untuk membaca kembali setiap tulisan yang hampir memudar di setiap lembarnya.Diary itu seperti buku sihir yang bisa menenangkan pikiran dan memanggil kembali memori masa lalu tao. Selalu tersenyum sendiri jika mengingat-ingat kejadian yang tertulis di dalam buku diary tersebut memori terindah yang pernah ia lakukan dengan seseorang yang sangat dia cintai.

" Tuan Huang " Panggil seorang pria dengan setelan jas hitam membawa sebuah amplop berwarna coklat .Tao hanya melirik sekilas bodyguard yang berdiri tak jauh disampingnya lalu kembali menundukan wajah membaca kembali buku diarynya.

" Untuk saat ini kami tidak bisa menemukan seseorang yang anda cari. Bahkan kami sudah menyewa detektif yang berpengalaman namun hasilnya…." Pria kekar itu menatap sekilas wajah tao lalu meletakan amplop berwarna coklat diatas meja.

"Tuan Huang, aku rasa seseorang yang anda cari selama bertahun-tahun memang tidak selamat saat kecelakaan itu terjadi. Dokumen tentang dirinya, sudah berhasil kami kumpulkan. kami mendapatkan akta kematian dirinya dari rumah sakit dan sudah dikonfirmasi dari kantor catatan sipil" sambungnya lagi lalu undur diri untuk meninggalkan sosok tampan yang tengah menghela nafas berat sambil menatap datar kertas amplop diatas meja.

" Aku akan tetap mencarimu, tak peduli jika kau sudah tidak ada didunia ini lagi. Aku akan tetap menjemput mu walau kau di neraka sekalipun" lirihnya pelan sambil mengingat kembali wajah seseorang yang hampir membuatnya gila. tangannya meremas kuat amplop berwarna coklat tidak ingin langsung percaya dengan dokumen hasil penyelidikan dari orang kepercayaanya, sebelum dia turun tangan dan mencari tahu kebenarannya sendiri. Mencari tahu dimana seseorang yang sedang ia cari sedang bersembunyi sekarang. Tao beranjak pergi meninggalkan tempat duduknya. dentingan bell mengisyaratkan kepergiannya ketika pintu coffé shop berkaca bening itu tertutup dengan perlahan.

.

.

.

.

.

Baekhyun terduduk lemas dilantai kamar, mencoba mengatur nafas dengan perlahan-lahan. Entah sudah berapa kali dia keluar masuk kamar mandi ingin mengeluarkan semua isi perutnya namun hanya cairan putih yang keluar. Terlalu mual dan pusing. Ingin berteriak memanggil maid yang sedang sibuk di dapur rasanya percuma karena dirinya terlalu lemas dan juga jarak kamar dan dapur sangatlah jauh. Tangan mungilnya meraih handphone dari meja nakas yang tak jauh dari tempatnya. Baekhyun langsung menghubungi satu-satunya nomor kontak di handphone miliknya. Merasakan mual kembali menyerang ia menutup mulutnya sambil mengelus-elus dadanya.

PIP

" yeoboseyo… baekhyun ada apa?" tanya suara bariton dari sebrang sana

"C..chanyeol tiba-tiba saja aku mual-mual, bisa kau antar aku ke rumah sakit?

" kau sakit? aku akan menyuruh suho untuk mengantar mu ke ―"

"Aku tidak ingin pergi dengan suho-hyung aku ingin bersama dirimu, mengantarku kerumah sakit" racau baekhyun sambil memainkan ujung kaus yang ia pakai.berharap chanyeol luluh.

"baekhyun. kau tau aku sedang banyak pekerjaaan. tidak sempat untuk mengantar mu.jangan seperti anak-anak" baekhyun terdiam sesaat mendengar respon chanyeol yang terkesan tidak peduli, chanyeol bahkan lebih mementingkan pekerjaan dari pada kesehatan dirinya. Bukankah chanyeol terbiasa meninggalkan semua pekerjan dan menyuruh asisten pribadi untuk mengurusnya jika mendengar kabar baekhyun sedang sakit. Namun sekarang?

"jadi biarkan suho saja yang mengantar mu. Dia akan segera kesana. Jangan lupa pakai jaket mu. Ah baek aku sedang tidak ada di seoul dan mungkin besok aku akan pulang." manik jernih baekhyun merasa memanas, bahkan chanyeol tidak memberi tahukan terlebih dahulu padanya jika dia pergi keluar kota. baekhyun hanya mengepalkan tanganya erat tidak dapat menahan air matanya lagi yang sudah terlanjur membasahi lekukan wajahnya, mengusap air mata itu dengan kasar sambil menggigit bawah bibirnya menahan suara isakan tangis yang hampir keluar dari bibirnya.

"baekhyun? Kau baik-baik saja? kenapa diam? jika terjadi sesuatu telpon aku lagi. Hati-hati sayang" ucap chanyeol lalu mematikan sambungan telpon secara sepihak. Baekhyun menjatuhkan handphonenya lalu memeluk kedua lutut sambil menenggelamkan wajahnya dilipatan lengan. Setiap bulir air mata kembali menetes jatuh berderai membasahi setiap sudut pipi. Keberadanya semakin lama semakin tidak dianggap, berteriak pun tak mengurangi apapun. hanya bisa meredam semua kekecewaanya melalui tangisan. Mencoba bertahan dengan setiap perilaku chanyeol walau sudut hatinya seperti disayat dan ditusuk dengan perlahan-lahan. Terasa perih semakin membuat bulir-bulir air mata jatuh tanpa ingin berhenti.

/

"yuhu kucing manis, dimana kau~ aku datang" suara seorang pria menggema dari dalam rumah yang luasnya dua kali lebar dari villa. Mengerti maksud dan tujuan kehadiran suho, dua wanita maid langsung menyambut kehadiran suho lalu memeprsilahkan pria itu untuk menaiki tangga menuju ke kamar baekhyun.

Sesampainya di kamar bernuansa coklat putih dengan lantai vinyl dan plafon luas mempertegas kesan mewah dan nyaman, Tampak baekhyun hanya tidur di bedcover king sizenya menutupi seluruh badan mungilnya menggunakan selimut tebal. Membuat suho berdecak kesal.

"Hey aku datang untuk mengantarkan mu, bangkitlah jangan membuang waktu ku seperti ini" ketus suho to the point memandang gundukan selimut yang menutupi tubuh mungil baekhyun.

tak ada jawaban. Suho mendekat kearah baekhyun sambil menarik paksa selimut tebal yang membungkus badannya.

"wake up babe time is money, ohhh come on"

" aku tidak ingin pergi " respon baekhyun dengan suara serak. masih dengan posisi punggung sempitnya membelakangi suho, membuat suho memijat pelipisnya pelan lalu menghela nafas sambil berkacak pinggang.

"ohh ayolah jika aku tidak mengantarkan mu ke rumah sakit chanyeol akan membunuhku"

"Aishh kau tidak perduli dengan ku? Aku tidak ingin mati dulu sebelum menikah"

"Byun…ah maksudku Park Baekhyun, bangkit sekarang atau aku menyeret mu dari sana" Tak ada respon teriakan seperti biasanya, karena baekhyun sangat malu jika nama depanya diganti dengan nama Park. Suho menaikan sebelah alisnya merasa ada yang berbeda dari baekhyun.

"hmmm biar ku tebak kau dengan tuan park yang terhormat pasti sedang bertengkar" membuat baekhyun berdecak kesal. Terlalu malas menanggapi ocehan dari suho yang semakin membuat panas keadaan.baekhyun pura-pura tidak dengar , kedua tanganya mengeratkan pelukan pada bantal guling berwarna pink, merasa nyaman dengan posisi seperti itu rasa pusing dan mualnya mulai tergantikan dengan rasa kantuk.

"Hyung tidak usah mengantarku, aku sudah baikan" ujarnya sambil mengusir suho dengan punggung tangan mengisyaratkan suho agar pergi meninggalkan kamar secepatnya.

"Baiklah" tantang suho sambil membuka coat hitam panjang yang ia kenakan. Menampakkan kemeja hitam licin yang dibuka dua kancing teratasnya, sambil menggulung baju kemejanya.

baekhyun mulai memejamkan matanya perlahan ternyata segampang ini mengusir seorang pemimpin perusahaan SM Ent yang sangat di segani dan dipuja-puja oleh seluruh dunia. Membuat baekhyun mengulum senyum kemenangan dalam tidurnya.

"HYAA" pekik baekhyun saat merasa tubuhnya terangkat digendong ala bridal style.

"yak hyung apa yang kau lakukan! Turunkan aku!" pekik baekhyun panik, saat tubuhnya terangkat tiba-tiba tangan kanannya memukuli pundak suho.

"aku tidak ingin mati konyol, hanya karena tidak membawa mu ke rumah sakit" jawabnya sambil menuruni anak tangga beralaskan karpet merah satu persatu dengan perlahan. baekhyun terdiam sesat lalu tersenyum miris.

"hyung kau melakukanya karena takut pada chanyeol? bukan karena khawatir dengan kondisiku kan?" kepalanya bersandar pada dada bidang suho karena merasakan pusing dan mual kembali datang, dalam diamnya mengharapkan jawaban hangat dari seorang hyung yang khawatir dengan kondisi adiknya. Suho berdehem pelan menatap surai kecoklatan itu sambil terkekeh geli.

"menggelikan, untuk apa mengkhawatirkan mu " lagi dadanya terasa sesak saat mendengar jawaban telak dari suho.apakah semua orang memang mulai bosan dengan kehadiranya.bukankah dia sudah meribah sikap kekanak-kanakanya dihadapan chanyeol. tapi kenapa semua orang makin menjauh darinya, adiknya yang tidak pernah menemuinya dan sekarang seseorang yang sangat ia cintai makin sulit untuk digapai dengan tangan mungilnya. Baekhyun menghela nafas perlahan mencoba mengeluarkan deruan nafas yang terasa sesak, menyesal menanyakan pertanyaan bodoh seperti itu pada suho.

"kau benar hyung kehadiran ku tidak penting lagi disini" gumamnya sambil menutup kelopak matanya dengan perlahan. menikmati hembusan angin yang menyambut kedatangannya saat keluar dari rumah megah tersebut.

.

.

.

.

.

Sebuah mobil mewah BMW berwarna merah metalic melesak masuk ke parkiran rumah sakit terkenal di seoul. Suho membuka pintu mobil mewahnya menapaki lantai parkiran dengan sepatu hitam mengkilap, sambil berdiri dengan angkuhnya.menggerakan tangan kanan untuk melepas kacamata hitam yang sejak tadi menyembunyikan manik matanya.

"hey keluar lah kita sudah sampai"

"sudah ku bilang aku tidak ingin kemari kenapa memaksa ku" mendengar ucapan baekhyun berhasil membuat empat sudut urat kesal muncul di jidatnya. Suho memutari mobil lalu membuka pintu mobilnya.terasa kebas melihat baekhyun yang hanya memandang lurus kedepan sambil melipat kedua tangannya.

"aish kau benar-benar… hey keluar sekarang atau kau akan menyesal" suho menarik lengan baekhyun tidak terlalu kasar dan kuat. Tapi mampu membuat tubuh mungil itu tertarik keluar dari dalam mobil hanya dengan satu kali tarikan. Baekhyun hanya berdecak tak suka sambil menutupi surai kecoklatan dengan topi jaket yang ia pakai.

" pakai ini" suho memberikan sebuah masker tepat didepan wajah baekhyun. Membuat baekhyun menatap jengah kearah suho.

"aku tidak mau! kenapa kalau aku pergi keluar selalu memakai masker? Aku bukan penyakitan dan aku jadi tidak bisa bebas menghirup udara segar" protesnya sambil membalikan badan melenggang pergi meninggalkan suho dibelakangnya. Sebenarnya memang sudah kewajiban jika ia pergi keluar dengan chanyeol selalu memakai jaket dan masker, tapi karena chanyeol tidak disini dia bisa memberontak sesuka hatinya.

"Yak! Baekhyun tunggu aku" teriak suho lalu mengikutinya dari belakang. Menemani baekhyun yang tidak sampai setengah hari saja membuat suho berulang kali memijat pelipisnya mencoba bersabar melihat tingkah baekhyun yang selalu memberontak seperti anak kecil, kenapa chanyeol yang angkuh dan tidak peduli dengan sekitarnya bisa luluh dengan bocah keras kepala seperti dia. Cobaan seperti apa ini,merasa dirinya seperti baby sitter yang selalu menguras tenaga untuk selalu bersabar melihat bocah menyebalkan seperti baekhyun.ingin menolak pekerjaan seperti ini namun terlalu ciut dengan bossnya yang terlalu kejam.

/

Siang itu suasana di rumah sakit amat tenang, para perawat dan dokter berlalu lalang membawa beberapa berkas, bahkan ada perawat yang dengan senang hati membantu pasien untuk menghirup udara segar di taman, membuat sebuah senyuman terukir di wajah manis baekhyun. Terasa tersentuh dengan kebaikan perawat itu. Manik matanya menelusuri setiap ruangan dan pasien yang ada dirumah sakit. Rasanya sudah lama sekali dia tidak melihat senyuman ramah dari seseorang jika bertatapan wajah denganya. Baekhyun duduk di kursi panjang, menunggu giliranya untuk dipanggil masuk keruangan berwarna putih dengan aroma khas antiseptik.

"Byun Baekhyun" panggil seorang perawat dengan alat desk microphone berwarna hitam, lalu membuka pintu ruangan sambil tersenyum mempersilahkan baekhyun untuk masuk kedalam.

"Tuan byun mohon tunggu sebentar, silahkan duduk disini dahulu. dokter kyungsoo akan segera datang,saya permisi" pamit seorang perawat wanita membungkukan tubuhnya sopan lalu melenggang pergi meninggalkan baekhyun yang duduk nyaman dengan menyandarkan tubuhnya ke kursi yang dilengkapi roda.tak lama suara knot pintu berwarna hijau terbuka menampakan seorang lelaki manis dengan setelan serba putih membawa tumpukan dokumen di kedua tanganya.

"Ah baekhyun, sudah lama sekali kita tidak berjumpa" sambut suara hangat nan ramah dari belakang tubuh baekhyun. Membuat baekhyun bangkit lalu membungkukan badannya.

"Hahaha kyungsoo kenapa pipi mu chubby sekali sekarang" kekeh baekhyun kembali duduk ke zona nyamanya. Kyungsoo hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum, sifat baekhyun yang tidak berubah selalu saja memancing emosinya.

"dan kau kenapa bisa sakit? Apa makan mu teratur?" Tanya kyungsoo sambil meletakan dokumen pentingnya keatas meja besar lalu duduk berhadapan dengan baekhyun.

"eung….. tadi pagi aku merasa mual dan pusing" keluh baekhyun sambil menangkup pipinya diatas meja. Kyungso mengeluarkan pulpennya dari dalam saku lalu menulis keluhan baekhyun diatas lembaran kertas.

"Baiklah biar ku periksa, jangan memasang wajah sedih seperti itu. Seperti bukan dirimu saja" canda kyungsoo sambil mengambil stetoskop diatas meja. membimbing baekhyun untuk merebahkan diri diatas ranjang khas rumah sakit. menajamkan pendengaranya saat mendegar suara detakan jantung dan pernapasan baekhyun.Setelah siap memeriksa kondisi tubuh baekhyun. Kyungsoo melirik kearah baekhyun sekilas lalu kembali duduk di kursinya mengetikan hasil rekaman medis milik baekhyun,mengirimnya ke pihak apoteker dan mengeprintnya.

"bakehyun, apa kau kemari dengan Tuan Park?" manik matanya menatap kyungsoo sekilas lalu menggelangkan kepala sambil memakai kembali jaketnya. Membuat kyungsoo berpikir sejenak, sangat tidak biasa sekali chanyeol melepaskan baekhyun tanpa pengawasanya sendiri.

"sekarang waktunya makan siang. Apa kau ada waktu? Aku ingin membicarakan tentang kondisi kesehatanmu"membuat senyuman bahagia baekhyun mengembang, bagaimana mungkin dia menolak tawaran makan bersama kyungsoo.

"Aku selalu ada waktu, baiklah baiklah kau mau makan dimana?" tanya baekhyun dengan mata berbinar-binarnya terlalu semangat membuat kyungsoo terkekeh geli.

"aku akan keluar makan siang jam satu nanti. ada coffe shop tak jauh dari sini. kau tunggu saja di ruangan tadi, aku akan datang menjemput mu nanti." Ujar kyungsoo sambil menandatangani hasil rekam medis baekhyun. Baekhyun mengangguk mengerti,lalu melambaikan tanganya dan keluar dari ruangan beraroama antiseptik. Kyungsoo hanya mengulum senyuman menanggapi kepergian baekhyun.

"Byun Baekhyun kau spesial" bisiknya pelan sambil melihat kembali hasil rekam medis baekhyun.

Baekhyun mengedarkan pandangnya mencari sosok pria kekar menyebalkan yang selalu memancing emosinya, namun dia sama sekali tidak menemukan suho.

"kemana dia? Apa dia menggoda perawat disin ― Ah" belum sempat menyelesaikan kalimatnya baekhyun meringis kesakitan karena kepalanya dipukul pelan dengan minuman kaleng cola.

"hey kenapa kau lama sekali kucing manis?~, jika sudah selesai ayo pulang. Para wanita ku sedang menunggu ku di club" membuat baekhyun membelakan matanya. Ingin sekali dia membalaskan dendam. memukul kepala suho memakai kursi panjang rumah sakit.

"Kyungsoo mengajak ku makan siang, tidak mungkin aku menolak"ucapnya sambil mengelus kepalanya dan duduk di kursi panjang ruang tunggu.

"dokter kyungsoo mengajak mu makan siang? Aishhh kalian akan membahas produk serum terbaru di lotte mart sampai tengah malam kan?" baekhyun hanya melirik sekilas lalu mendengus kesal

"aku akan pergi. Jika kau mau pulang duluan pergi saja. Jangan menghalangiku. Lagi pula kyungsoo pernah menjadi dokter pribadiku selama bertahun-tahun, tidak mungkin aku menolak. Kau ingin memutuskan tali persaudaraan ku dengan kyungsoo?" suho hanya menatap baekhyun sekilas lalu kembali menyruput colanya.

"ah terserah, yang penting jangan lama-lama dan pakai masker mu jika mau pergi jauh" suho melemparkan masker berwarna biru yang masih terbungkus dengan plastik putih dari dalam saku coat hitam panjangnya.

"Tck baiklah, akan aku pakai dan satu lagi jangan memberitahukan ke chanyeol kalau aku bertemu dengan kyungsoo" jelas baekhyun sambil melambaikan tangannya ke kyungsoo yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"tch sangat tidak penting sekali selalu melaporkan setiap gerak-gerik mu pada chanyeol. Aku ini bukan baby sitter mu bocah" membuat baekhyun sedikit lega, karena mungkin hasil rekam medis tentang kondisi kesehatanya sangat buruk, sehingga kyungsoo lebih memilih membicarakanya face to face. dan juga takut kalau chanyeol mengetahuinya lalu marah karena tidak memperhatikan pola makan dan pola hidupnya.

"maaf membuat mu menunggu baekhyun. Ah selamat siang tuan kim" sambung kyungsoo sambil membungkukan badan sopan saat bertatap wajah dengan suho anak dari pemilik rumah sakit tempat dia bekerja.suho tersenyum menampakan lesung pipinya. Membalas membungkukan badan kearah kyungsoo.

" Kau tidak ikut ke coffe shop bersama kami? " tanya baekhyun, memakai masker berwarna birunya sambil menutupi surai coklatnya dengan topi jaket.

" aku lebih suka aroma wine dari pada aroma kopi, aku menunggu mu di dalam mobil saja" mendengar tolakan dari suho membuat kedua matanya menatap malas. Sangat ketebak sekali cara berpikir dari buaya darat seperti suho.

"eomma~ ayo kita makan yang manis-manis di coffe shop"ucap baekhyun bergelayut manja pada kyungsoo. Kyungsoo refleks mencubit lengan baekhyun sampai dia meringis kesakitan untuk kedua kalinya.

"ssst jangan memanggilku dengan uneg uneg aneh mu disini"protes kyungsoo sambil membelakan matanya mengancam baekhyun untuk tidak memanggilnya seperti itu lagi, jika berada di ruang lingkup pekerjaanya.baekhyun hanya terkekeh geli sambil mensejajarkan langkahnya disamping kyungsoo.

/

Baekhyun tampak antusias saat memasuki sebuah Coffé shop dengan konsep perpaduan interior dan aksen kayu. memanjakan matanya dengan tambahan dekorasi tanaman hijau bergelantung disudut ruangan coffe shop tersebut. Terdengar dentingan bell menyapa dua lelaki manis untuk masuk ke dalam ruangan. Aroma kopi yang menguar membuat keadaan hatinya menjadi tenang. Manik matanya menelusuri setiap deretan kursi, mencari tempat duduk nyaman. Lalu berjalan menuju tepi bar dekat jendela kaca besar, ingin melihat aktivitas hiruk pikuk diluar sana.

"kau ingin apa baek?" tanya kyungsoo sambil membuka tiap lembaran menu yang menyajikan beraneka ragam makanan manis dan kopi. Baekhyun membuka masker yang ia pakai lalu fokus melihat deretan menu apa yang sesuai seleranya.

"hmm aku ingin vannila latte,sponge cake,chocolate cake dan juga air putih" ujarnya sambil menunjuk –nunjuk gambar menu makanan yang berhasil membuatnya menelan ludah, terlalu menggiurkan

"hey kau tidak bisa makan sebanyak itu."

"tadi pagi aku tidak ada sarapan karena mual. Jadi tidak apa-apakan jika aku makan banyak" kyungsoo hanya tersenyum sambil menghela nafas pelan. memanggil seorang pelayan untuk menuliskan pesanan milik mereka berdua.

" hey kyungsoo tapi kenapa disini sangat banyak sekali perempuan? Apa coffé shop ini khusus perempuan?" tanya baekhyun setengah berbisik melihat penghuni di coffe shop mendominasi para wanita yang tengah berbisik bisik sambil tertawa kegirangan.

"disini memang selalu ramai perempuan, karena mereka mau melihat seorang pangeran" ucap kyungsoo melirikan matanya kearah kanan, kode untuk menyuruh baekhyun melihat seorang pria duduk di sudut ruangan coffé shop sedang berbicara dengan seorang pria berbadan kekar memakai jas berwarna hitam.

"wahh… memang seperti pangeran. Apa dia artis? Tapi aku tidak pernah melihatnya di siaran televisi mana pun. Ah atau model?" tanya baekhyun dengan polosnya menerka-nerka siapa sosok visual pria tampan yang tengah mereka bicarakan.

"ah dia pergi" sambung baekhyun saat melihat pria itu melangkah keluar meninggalkan ruangan coffe shop. Seisi ruangan mendadak kecewa saat seseorang yang menjadi pusat perhatian mereka pergi meninggalkan ruangan. diikuti dengan empat laki-laki berstelan jas hitam —body guardnya.

"kenapa? kau mulai menyukainya?" sindir kyungsoo sambil mengeluarkan hasil rekam medis milik baekhyun dan obat-obatan dari tas hitamnya.

"hmmm ... seperti tidak asing melihat pria itu" ucap baekhyun sambil memiringkan kepalanya mencoba mengingat-ingat wajah pria itu. Wajahnya seperti membekas didalam tumpukan memori baekhyun.tapi dimana dia pernah melihat sosok visual itu.

"Ah" baekhyun memegang kepalanya, yang tiba-tiba saja merasa denyut

"yak apa yang kau lakukan bodoh! jangan terlalu memaksakan mengingat sesuatu, itu hanya perasaanmu saja" teriak kyungsoo panik sambil menyodorkan segelas air putih kearah baekhyun.

"Baekhyun apa kau tidak pernah membeli test pack dan mencoba memakainya?" baekhyun menyemburkan air yang ia minum sampai terbatuk-batuk. Terlalu terkejut mendengar pertanyaan dari kyungsoo. Membuat dua orang lelaki itu menjadi pusat perhatian sorotan mata tajam para pelanggan, kyungsoo bangkit berdiri lalu membungkukan badanya meminta maaf atas kelakuan baekhyun yang tidak sopan.

"apa yang kau lakukan?" bisik kyungsoo dengan nada suara yang sedikit ditekan.

"yak!! Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Kau bercanda di waktu yang tidak tepat" baekhyun melap mulut yang belepotan karena air dengan tissue, sambil memandang kyungsoo kesal.

"kau sedang hamil baekhyun, bahkan kandungan mu sudah 3 minggu. dan tadi pagi itu kau sedang morning sickness, mungkin seterusnya kau akan sering seperti itu." ujar kyungsoo menunjukan selembaran kertas hasil rekam medis yang menunjukan detail kondisi tubuh baekhyun. Baekhyun menutup mulutnya menatap selembaran kertas dihadapanya, sangat jelas tertera tulisan dikertas itu jika dia positif hamil. Benarkah ini? Dia akaj menjadi seorang 'ibu'. Masih tidak percaya jika selama ini ada detak jantung lain berada didalam perutnya.

" aku tau kau masih shock, tapi mengertilah, lelaki yang terlahir dengan rahim didunia ini adalah anugrah dari tuhan, dengan kata lain kau itu spesial byun baekhyun." ucap kyungsoo dengan lembut. Mencoba menenangkan baekhyun yang sedang menahan buliran air mata bahagianya, agar tidak berderai membasahi setiap sudut pipi mulus baekhyun., terlalu senang terlalu bahagia sampai-sampai dia lupa untuk merangkai kata-kata.

"jika kau ingin tahu keadaan janin mu, besok temuilah aku lagi. Aku akan memperkenalkan dirimu dengan temanku,dia seorang dokter kandungan" baekhyun mengangguk setuju sambil menahan isakan tangisnya. Kyungsoo tertawa pelan merasakan kebahagian yang sama dengan baekhyun.teringat akan masa lalunya saat pertama kali bertemu dengan baekhyun. baekhyun seorang pasien yang sangat membutuhkan perawatan khusus karena trauma yang ia alami, merawat baekhyun dengan sabar. sampai kyungsoo berhasil bisa merebut hatinya untuk mau membuka mulut sekedar berbicara. dan sekarang? hubungan mereka terjalin seperti saudara kandung. Sudah lama sekali rasanya tidak melihat baekhyun sebahagia ini semenjak kejadian dua tahun lalu. Kyungsoo terdiam sesaat jika memutar memori ingatanya mengingat kejadian dua tahun lalu.syukurlah dia tidak hanya menyembuhkan luka di badan tapi juga menyembuhkan luka di hati baekhyun. dan baekhyun kembali menjadi dirinya sendiri berkat dukungan dari orang yang sangat mencintainya — chanyeol.

" jika kau sudah merasa baikan makan lah sepuasnya, aku akan mentraktir mu karena sudah menjadi seorang ibu " Baekyun menutup wajah dengan kesepuluh jarinya. menyumbunyikan semburat merah dan buliran air mata di wajah mungilnya yang mulai mengering. terlalu malu jika kyungsoo menggodanya seperti itu.

" ehm... Tapi kyungsoo, bisakah kau merahasiakan ini dari chanyeol? Dan tidak memberi tahu suho dan lainya jika aku sedang hamil? " suho mengrinyitkan keningnya mengisyaratkan pertanyaan 'kenapa?'. Tak mengerti dengan jalan pikiran baekhyun.

" hmm aku hanya ingin memberikannya kejutan. Biar aku saja nanti yang memberi tahunya. Pleaseee jangan memberi tahunya dulu. Ne~ " pinta baekhyun sambil mengusap-usap kedua tanganya agar keinginannya dituruti oleh kyungsoo. Kyungsoo hanya berdecak pelan sambil tersenyum, Menganggukan kepalanya mengisyaratkan setuju untuk tidak memberi tahukan ke siapapun kalau baekhyun sedang hamil.

.

.

.

.

Bulatan matahari yang menguning seperti telur, dengan semburat jingga menandakan senja akan tiba.menghipnotis siapapun yang memandangnya. Sinar senja memantul dari jendela kamar. Ingin menghangatkan tubuh seseorang yang tengah berdiri memandang keluar jendela dengan sinarnya. Baekhyun mengulung senyuman getir. Mengingat chanyeol yang sudah dua hari tidak pulang kerumah. Hari ini sudah kedua kalinya dia dari rumah sakit yang sama, menemui dokter kandungan yang diperkenalkan kyungsoo. Baekhyun kembali melihat lembaran yang ia pegang lalu tersenyum hangat,saat membaca hasil konsultasinya dengan dokter kandungan bernama Yuju . Kakinya berjalan menuju bedcover lalu merebahkan tubuh mungilnya ke tempat tidur king size, memiringkan posisi tidurnya.memeluk dua lembar kertas berharga yang sedari tadi tak pernah bosan dia baca.

Baekhyun bangkit dari tidurnya lalu berdiri didepan cermin besar sambil menaikan baju tidur yang ia pakai. Menampakan perut mulusnya yang masih rata.

"kau harus tumbuh dengan sehat di perut Macchan yah sayang. Harus tumbuh kuat seperti appa mu, tapi jangan seegois dia" kekeh nya pelan. Seolah sedang mengajak ngobrol janin yang berusia 3 minggu itu. Tak berhenti selalu mengelus perut datarnya dengan kasih sayang. terlalu bahagia menyambut buah hatinya dengan chanyeol yang kelak akan keluar dari perutnya. Sebenarnya ada maksud lain baekhyun tidak memberitahukan kehamilannya sekarang. Jika chanyeol mengetahui itu, setiap gerakan yang baekhyun lakukan akan dikekang habis-habisan.

Membayangkan chanyeol akan selalu memarahinya karena tidak menuruti perkataan chanyeol. Bahkan bisa saja chanyeol mengunci baekhyun didalam kamar selama 9 bulan. Membayangkannya saja seperti tertantang masuk kedalam rumah hantu sendirian.baekhyun menggelangkan kepala,pokoknya Jangan sampai terjadi itu terlalu menakutkan. Dia harus bisa merahasiakan kandunganya dahulu menunggu waktu yang tepat untuk memberitahukan ke suaminya.

" maafkan maachan yah sayang, tidak memberitahukan kehadiran mu pada appa mu, karena nanti dia tidak akan mengizinkan kita pergi menghirup udara segar diluar. Terlalu menyeramkan" ucapnya memandang pantulan cermin dirinya yang sedari tadi mengusap pelan perut datarnya.

" Semoga dengan kehadiranmu, bisa membuat appa mu kembali ke dirinya yang dulu "

TO BE CONTINUED

NOTE : Konnichiwa Readers ku yang tersayangggg hahay 3 gimana chapter 2 nya bosen yak bacanya karena gak ada chanbaek momen wik wik wik(?) (/u/). Aku disini mau pemanasan dulu buat baekhyun tersakiti dengan perlahan namun pasti wkwk. CHAPTER 3 DOAKAN LEBIH HOT /eh/ Oh iya aku udah baca semua review dari kalian. DAN KALIAN TAU AKU SENENG BANGET. Sebenarnya chapter 1 itu ada kesalahan karena aku langsung copas dari wattpad ku tanpa baca dulu. tanda titik untuk pergantian latar hilang entah kemana. Aku kirain gak ada bakalan yang baca kan tau udah ada yang komen aja kaget aku tuh wkwk.. Aku baru di ffn jadi agak bingung. Maafin aku yah. Jadi bikin kalian bingung bacanya :"(((. Dan jangan lupa REVIEW nya. Karena review dari kalian penyemangat hidup ku :")))

Ada yang bisa nebak ada apa dengan 2 tahun yang lalu? Siapakah yang tao cari? Kenapa dia ngegas banget nyarinya sampe ke neraka. Ada hutang apakah seseorang itu ke tao(?), lalu dimana akang chanyeol disaat biniknya lagi butuh belaiannn. Hmmmm...

THANK YOU SO MUCH UNTUK SARAN DAN MASUKAN KALIAN GUYSSSS GAES. I LOP YU 333

oliv, dilahae, Nanane, Light.Byun,baekinibottom,justme94, anyaxx, shirenapark,ByunBaekkiehyun, k0k0b0p,milkybaek,