STAY WITH ME - Chapter 1

MAIN CAST : CHANBAEK

( Chanyeol x Baekhyun )

OTHER CAST : (kalau di kasih tau nanti gak seru lmaoo)

GENRE : YAOI,MPREG, LOVE BULLYING,DRAMA,MAFIA

RATED : MATURE / 18ONLY /

WARNING BOYS LOVE AREA!!!

Author : Shirahane

- MOHON MAAF JIKA BAHASA TERKESAN KAKU DAN TIDAK BAKU HARAP MAKLUM. AUTHOR NEWBI MENCOBA BELAJAR LEBIH BAIK LAGI -

" I love you without knowing how, or when, or from where "

Seoul 07:00 AM

lelaki mungil bersurai kecoklatan tengah sibuk menyiapkan sarapan di dapur besar bergaya rustic dan modern. Kaki kecilnya terkadang berjalan kekanan dan kekiri menyiapkan bahan-bahan apa saja yang bisa ia buat untuk sarapan pagi ini. lelaki mungil itu sesekali menggigit bibir bawahnya sambil menghela nafas pelan. Manik matanya menatap bahan baku yang berserakan dihadapanya. Masih bergelut dengan pikirannya. bingung belum juga memutuskan ingin membuat menu sarapan seperti apa padahal jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Lelaki mungil itu terus berpikir ingin mengganti menu sarapan yang berbeda dari hari sebelumnya agar sarapan yang ia buat tidak berakhir masuk ke dalam tong sampah.

" Baekhyun" lelaki mungil itu berjengit karena mendengar suara bariton memanggil namanya. Perlahan baekhyun menoleh manik matanya mengangkap sosok pria tinggi dengan dada yang toples berdiri tak jauh dibelakangnya. Ia kembali menggigit bibir bawahnya saat melihat sosok pria tampan yang sedang mengulum senyuman. Senyuman yang menginsyaratkan sesuatu

"kau mau membunuhku dengan makanan beracun mu lagi? " Baekhyun menarik nafas perlahan lalu menggelengkan kepala saat pria tinggi dan tampan dihadapanya tengah menatapnya jengah membuat baekhyun berdiri kaku.

"B-bu-bukan seperti itu . tidak mungkin aku membahayakan suami ku sendiri dengan makanan beracun. Ma-mafkan aku jika masakan ku tidak enak chanyeol" baekhyun memainkan ujung aporn yang ia kenakan sambil menundukan wajah. terlalu takut menatap sorotan mata dari suaminya itu.

" baguslah tetap seperti itu. dan aku memperingatkan mu sekali lagi jangan mencoba melarikan diri lagi untuk kedua kalinya. " Baekhyun menutup kedua matanya rapat mengangguk pasrah terlalu takut untuk mengatakan kata TIDAK pada Park Chanyeol - suaminya yang sangat tidak bisa dibantah.

Kaki jenjang chanyeol berjalan mendekati baekhyun yang berdiri membeku tak bergeming sama sekali. Jari tulunjuknya yang panjang mendongakan dagu baekhyun dengan perlahan memperlihatkan wajah cantik nan mulus bersurai kecoklatan yang sedari tadi tak berani untuk menatap wajahnya.

"Jadilah anak baik yang selalu menuruti perintahku. Arraseo? "Ucapnya lembut lalu menempelkan bibir tebalnya ke bibir cherry baekhyun.

"Hnghh" Baekhyun melenguh sambil meremas ujung aporn yang ia kenakan. Jantungnya kembali berdetak kencang saat lidah panjang chanyeol masuk kedalam memainkan lidah baekhyun didalam mulut si mungil. Terdengar kecipak basah di dapur. baekhyun ternegah engah payah bernafas karena ciuman panas dari chanyeol. Terlalu kasar tapi cukup membuat baekhyun tak bisa mengatur detak jantungnya. Chanyeol melepaskan pangutan dari mulut baekhyun dengan perlahan hingga menampakan benang saliva. Chanyeol tersenyum tipis melihat ekspresi baekhyun yang mulai kehabisan oksigen dengan mulut sedikit terbuka dan tatapan mata yang sayu tak lupa juga semburat merah yang menjalar sampai kedua telinganya.

"Terimakasih banyak atas sarapanya" bisik chanyeol setengah menggoda sambil menjilat sudut bibir tebalnya. lalu pergi meninggalkan si mungil yang perlahan terduduk lemas dilantai sambil mengatur nafasnya.

" yeolli kau kejam" gumamnya sambil memeluk tubuhnya sendiri.

" Boss aku mendapat kabar dari mata-mata kita. Perusahan ZY Ent didaerah Daejon menjadi incaran komplotan mafia dari china Huang Zi Tao dan saat ini mereka sedang merancanakan sesuatu untuk menyerang tempat ini juga" Mata tajamnya terus membaca kalimat perkalimat yang tertulis di lembaran kertas berwarna putih.Rahangnya mengeras saat melihat daftar nama pengikutnya yang berkhinat dan lebih memilih bekerja sama dengan musuhnya yang tak kalah licik - Huang zi Tao -. Tangan kekarnya meremas kertas yang ia pegang sampai tidak berbentuk lalu membuangnya asal.

" Shit. Dia masih mau mencari masalah dengan ku lagi? Aku menyesal sekali membiarkan dia hidup. " tangan kanannya mengeluarkan beberapa foto musuh dan pengikutnya yang berkhianat dari sebuah amplop hitam. Menganalisa setiap wajah buronan yang ingin ia tembak mati ditempat ke dalam memori otaknya.

"Tuan Chanyeol.kau menjadi lemah hanya karena kucing kecil yang kau kurung didalam rumah mu" sambung seseorang pria yang sedang duduk disofa empuk berwarna hitam metalic sambil menikmati segelas wine berwarna merah di tangan kanannya.

"sudah ku bilang jangan mencampuri hubungan ku dengan dia. atau kepalamu itu ku tembak sekarang juga" jawab chanyeol tak suka. Masih sibuk dengan lembaran demi lembaran dokumen yang tengah ia baca.

Pria yang menyulut emosi chanyeol hanya terkekeh geli. Ia berdiri sambil membenarkan setelan jas mahal yang menjadi kebangganya.

" Hey aku hanya memberi mu saran agar lebih hati-hati menjaga kucing kecil mu itu" ujarnya sambil melangkah menuju pintu keluar dari ruangan kerja chanyeol bernuansa comfy dan fresh mendominasi warna netral dan putih. mungkin jika berlama-lama satu ruangan dengan chanyeol dia tak bisa menikmati segelas wine Chateau Margaux lalu ditemani oleh gadis-gadis penghibur karena tubuhnya akan berakhir di dalam peti mati.

"dan aku tidak butuh saran bodoh dari mu itu." Ketus chanyeol dengan wajah datarnya , membuat pria bernama Suho itu hanya tersenyum geli. lalu pergi meninggalkan ruangan beraroma maskulin diikuti dengan ke empat bodyguardnya yang sudah menunggu didepan pintu ruangan kerja chanyeol.

"Baiklah telpon aku jika sudah mendapatkan info tentang Tao" ucapnya sambil berjalan lurus melambaikan tangan tanpa melihat sosok visual yang sedang sibuk dibelakangnya.

Setelah menghabiskan waktu sekitar 1 jam. Hanya fokus dengan tumpukan dokumen bisnis perusahaan dan pasar gelap miliknya lalu mengumpulkan informasi tentang musuh dan pengikutnya yang sudah berkhianat ingin menjatuhkan perusahan dan membunuh dirinya. membuat chanyeol memijat pelipisnya pelan terlalu penat dengan kerjaan seperti ini tiap harinya.

Chanyeol menggeser kursi kantornya yang dilengkapi roda kearah kiri. menatap jendela besar yang ada disebelah kirinya. memperhatikan setiap gedung-gedung tinggi miliknya dan juga hiruk pikuk yang sedang terjadi dibawah sana. Manik matanya menangkap sebuah toko bunga kecil yang tak jauh dari samping gedungnya. Sesaat bibirnya tersenyum selalu teringat seseorang jika melihat toko bunga. Bukankah pertemuanya dengan baekhyun juga di toko bunga. Tapi sesaat senyumanya pudar menjadi helaan nafas. Bukankah dia dan baekhyun sudah menikah. Seharusnya baekhyun bersikap layaknya seorang istri yang selalu bergelayut manja ke suaminya. Apa karena dirinya terlalu kasar pada baekhyun atau karena baekhyun sudah mulai tahu kalau dia seorang boss mafia yang selalu haus untuk membunuh seseorang yang selalu menghalagi atau menggangu kehidupannya. Tapi rasanya tidak mungkin. Sampai sejauh ini rahasia tentang dirinya masih aman tidak ada yang berani membuka mulut untuk memberi tahu siapa park chanyeol yang sebenarnya. Dia hanya tidak ingin baekhyun jauh darinya terlalu cinta dengan sosok menggemaskan yang selalu datang ke pikirannya. Mengurung baekhyun di rumah selama 8 bulan merupakan pilihan yang tepat bukan.

"Boss" chanyeol tersadar dari lamunanya saat mendengar suara bass yang memanggilnya.

"Taehyung ada apa?" tanyanya sambil membenarkan posisi duduk menjadi berhadapan dengan meja dan menatap visual bernama Taehyung yang sedari tadi berdiri dihadapanya. Taehyung menggunkan kesempatannya kali ini karena di ruangan hanya tinggal mereka berdua.

"uhm… ini tentang B-ba-ekhyun - hyung" ucapnya dengan berhati-hati saat mengeja nama baekhyun. Takut jika ia menyulut emosi chanyeol karena tidak suka nama baekhyun disebutkan disini.dan benar saja tatapan chanyeol menjadi malas dan memutar kursinya kebelakang.

" Ku mohon aku sangat ingin tahu kabar baekhyun-hyung dan ingin menemuinya. Karena aku ini adiknya" chanyeol masih tidak bergeming lebih memilih memandang lurus kearah jendela daripada membicarakan keadaan baekhyun saat ini.

"Boss aku mohon jangan telalu mengekang baekhyun-hyung dia sangat tidak suka ji―"

"Tck jika itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan keluar lah" sentaknya dengan nada bicara yang ditekan isi kepalanya menjadi mendidih sangat tidak suka jika taehyung berulang kali menanyakan kabar baekhyun. ingin rasanya dia melemparkan taehyung dari jendela lalu menyaksikan tubuhnya hancur berkeping-keping di bawah sana, namun ia urungkan karena mengingat posisi taehyung - adik kesayangan baekhyun -

"Boss tidak maksud ku Chanyeol-hyung apa kau tidak merasa bersalah saat itu? Kau memaksa baekhyun-hyung menikah dengan mu sedangkan kau sudah membunuh ayah dan ibu kami" chanyeol tertegun sesaat lalu menoleh kearah taehyung yang mulai berani menyulut emosinya. Terlihat dada Taehyung kembang kempis ingin mengeluarkan semua umpatannya yang menggumpal didadanya. Tak habis pikir taehyung masih menyimpan rahasia itu sendiri dan memendam kebencianya pada pelaku pembunuhan orang tuanya dua tahun lalu yang saat ini sedang beradu mulut dihadapanya.

"sampai kapan kau merahasiakannya kalau yang membunuh orang tua kami adalah dirimu. aku tidak sudi melihat kebahagian baekhyun-hyung dengan seorang pembunuh. SUATU SAAT BAEKHYUN-HYUNG AKAN MEMBENCI MU!!"

BRAK

"TUTUP MULUTMU!!" bentak chanyeol tak kalah emosi.kertas dokumen yang tadi tersusun rapi berserakan dilantai, keduanya saling melempar tatapan luapan emosi. Taehyung mencoba meredamkan amarahnya dengan mengepalkan tangan kirinya sampai warna ujung kukunya memucat.

"know your place dude, jangan membuatku emosi lebih dari ini" ujarnya sambil menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya lalu menaikan kedua kaki di atas meja. Kedua matanya terus menghunuskan tatapan tajam pada taehyung

"Baiklah jika kau tidak ingin memberi tahu kabar tentang hyung-ku. Akan aku cari sendiri dan membawanya kabur dari mu dan mengatakan semuanya jika kau pembunuh orang tua kami" rahang chanyeol makin mengeras mendengarnya ingin sekali dia menarik pelatuk pistolnya kearah kepala taehyung yang sangat keras kepala agar dia diam untuk selama-lamanya.

"Lakukanlah. Jangan salahkan aku kalau besok tubuh mu sudah terpotong potong dan terjual di black market" ancam chanyeol tersenyum licik.Taehyung menelan ludah payah dia tau itu bukan hanya sekedar omongan ancaman saja. Menginsyaratkan jangan nekat untuk menemui hyungnya.

" Ingat ini baik-baik Byun Taehyung Baekhyun milik ku. Jangan berani mencoba merampas milik ku walau hanya seujung kuku." Ucap chanyeol dengan nada bicara yang penuh penekanan. Taehyung hanya mendengus kesal berjalan keluar pintu lalu menutupnya. Mengacak-acak rambutnya frustasi sambil memukul keras dinding berwarna biru disampingnya dengan kuat.

"DAMN YOU PARK CHANYEOL!!!"

Baekhyun sedang menonton televisi di ruangan tamu bernuansa krem dan coklat membuat ruangan tamu terlihat elegan dan memiliki kenyamanan visual tersendiri. sesekali ia menyesap banana milik dan melirik ke arah jam dinding. Terlalu bosan melewati hari-harinya seperti ini selalu terpenjara dengan pekerjaan rumah, memang tanggung jawab sebagai seorang istri untuk melakukan pekerjaan rumah. Tapi selalu terkurung didalam rumah dan tidak boleh keluar dari rumah yang besarnya dua kali lipat dari villa selama delapan bulan membuat dirinya hampir lupa warna pohon dan langit seperti apa.

" Kau belum tidur?" suara bariton yang menggema dari belakang membuat baekhyun menoleh.

"k-kau sudah pulang? Kenapa cepat sekali?" tanyanya kikuk sambil berdiri dari zona nyaman menyambut chanyeol yang baru pulang dari pekerjaanya.chanyeol hanya diam sambil membuka dasinya dengan kasar lalu meletakanya di sofa berbulu membuat baekhyun menelan bulat pertanyaanya. tanpa ditanya pun baekhyun tau kalau chanyeol sedang badmood.

"Aku lapar" adu chanyeol sambil merebahkan diri di sofa berbulu krem sambil menutup matanya.

"Ah aku tadi membuat kimbap dan ramyeon yang sudah ku panaskan" ucap baekhyun sambil mengambil jas dan dasi yang tergeletak di sofa

"Tidak jika memakan masakan mu" Tolaknya sambil melirik kearah baekhyun.membuat baekhyun bungkam seribu basah. Ia merogoh sakunya mengambil i-phonenya lalu menghubungi nomor delivery yang tersimpan di kontaknya.

"Aku ingin makan sushi, kau mau pesan apa?" Baekhyun menggeleng sambil tersenyum.

"Aku akan makan masakan ku saja" chanyeol mendengus kesal lalu menarik tangan kecil baekhyun.

"Jangan memakan racun itu" Ucapnya datar membuat baekhyun mengrinyitkan dahi.

"ma-masakan ku bukan racun" baekhyun mengepalkan tangannya mencoba menahan tangisan bercampur amarah hatinya terasa sakit. pekerjaan yang selalu ia lakukan selalu tidak dihargai chanyeol.

"Tck lalu siapa yang mencampurkan obat Antasida kedalam masakanmu dan membuat aku terus keluar masuk kamar mandi sampai masuk rumah sakit?" Baekhyun mengerjap tidak mengerti. Dia memang mengingat kejadian itu dia pikir chanyeol hanya sakit perut biasa tapi itu terjadi karena memakan masakanya dan terlebih lagi karena dicampur obat?. Bagaimana mungkin dia menaruh obat seperti itu sementara baekhyun tidak terlalu mengerti tentang obat-obatan yang hampir membahayakan suaminya.

"Dengar chanyeol….A- Aku tidak mungkin melakukanya"

"Kau sudah melakukanya dan mencoba membunuh ku untuk kabur dari ku lagi."sorotan matanya kembali tajam. Sorotan mata itu yang membuat baekhyun kembali bungkam terlalu takut untuk melawan dan membela diri. Yang ia lakukan hanya bisa menahan tangisanya. Buliran air mata jatuh melewati setiap lekuk wajah tirusnya.

"Sekarang duduk disini dan temani aku makan"

Suasana kembali hening hanya terdengar riuh suara dari televisi sedangkan sepasang suami istri itu masih keluh untuk mencoba membuka suara dan sedang berargumen dengan pikiran masing-masing. baekhyun mengusap air matanya kasar terlalu sakit karena dirinya dipojokkan seperti ini. ternyata ini alasan makananya selalu berakhir di tong sampah. Walaupun chanyeol terus menyakitinya dengan kata-kata yang menusuk tapi tidak ada sedikit pun rasa dendam dalam dirinya untuk membalas melayangkan nyawa suaminya.

"SUATU SAAT BAEKHYUN-HYUNG AKAN MEMBENCI MU"

Chanyeol mendengus kesal kembali merebahkan diri di sofa menatap langit langit ruang tamu. Terlalu kesal jika mengingat perkataan 'adik iparnya' yang terus mengiang di pikirannya. Bayang bayangan yang tidak dinginkan mulai menghantui. Bagaimana jika baekhyun mengetahui kalau dia pembunuh orang tuanya,bagaimana jika dia tahu kalau chanyeol seorang boss mafia,bagaimana jika dia mencoba kabur lagi dan membencinya lebih dari ini,bagaimana jika baekhyun membunuhnya? Sebenarnya dia tidak masalah jika mati di tangan baekhyun tapi melihat baekhyun yang nantinya akan mengetahui rahasia yang lebih kelam tentang orang tuanya. Sepertinya dia tidak boleh mati dulu. Ekor matanya melirik kearah lelaki mungil disampingnya terlihat baekhyun terisak-isak menahan suara tangisanya. Mata bulatnya menjadi sembab. Chanyeol yang melihatnya hanya memijat pelipisnya pelan

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud membentak mu tadi"

"….." baekhyun memilih memeluk kedua lututnya dan menenggelamkan wajahnya dilipatan lengannya.

" Baekki " Panggilnya kali ini dengan lembut membuat baekhyun perlahan menoleh menunjukan bagaimana kacaunya wajahnya saat ini. Chanyeol terekekeh pelan mengambil selembar tisu lalu mendekat. Mengelap wajah baekhyun dengan pelan.

"Kau sangat jelek jika seperti ini" ejeknya sambil mengelus pelan surai kecoklatan baekhyun. Membuat baekhyun menggembungkan pipinya kesal.

" A-aku tidak pernah sekalipun mencoba menyakitimu. Percayalah" racaunya kemudian mencoba menatap kedua mata chanyeol.

"Benarkah? Jadi bukan dirimu yang melakukanya? "Tanya chaneyol penuh selidik yang dibalas dengan anggukan kepala baekhyun.

" Buktikan perkataan mu jika itu memang benar baek" tantang chanyeol sambil mengenggam erat jemari kecil baekhyun. Merasa chanyeol sedang luluh ini kesempatan dirinya membela diri

" aku bahkan tidak tau fungsi obat yang kau bilang itu untuk apa chanyeol. Aku tidak tau jenis obat-obatan seperti itu" ucapnya lagi membuat chanyeol terdiam. Dia mengambil i-phonenya yang tergeletak diatas meja mengetikan sebuah pesan lalu mengirimkannya ke nomor seseorang. Mungkinkah salah satu bodyguard atau pembantu dirumah ini ada pengkhianat.

"k-kau percaya pada ku chanyeol? " tanya baekhyun ragu sambil memainkan jari telunjuknya.

" aku ada satu pertanyaan lagi. Lalu kenapa kau mencoba kabur saat itu?" Baekhyun mengigit bibir bawahnya, antara takut jika mengatakan permintaan yang sudah lama dia simpan didalam hati kecilnya. takut jika chanyeol berubah mood lagi dan memarahinya.

" a-aku"

"baek kau ingin meninggalkan ku? Kau tidak mencintaiku lagi? " baekhyun langsung menggelengkan kepalanya dan mencoba menatap kedua mata indah chanyeol.

" b-bukan kah kau yang tidak cinta dengan ku? Selalu memarahi ku. Semua yang aku kerjakan selalu salah dimatamu " Chanyeol mengelus pundak kecil itu sambil mengecup pucuk kepala bersurai kecoklatan baekhyun.

"Kurasa kau yang salah mengekspresikan rasa cinta ku. Aku tidak bermaksud kasar pada mu tapi Baek kau tau kau selalu membuatku gila. Jangan mencoba kabur lagi dari ku" ucapnya sambil mengecup pucuk tangan baekhyun lalu mengelusnya lembut. membuat baekhyun luluh dengan ucapan manis chanyeol.

" Kalau begitu biarkan aku pergi keluar. jangan memenjarakan aku didalam sini yeolli aku bahkan lupa seperti apa warna pohon dan langit" chanyeol memberhentikan elusan tangan baekhyun. Lalu berdecak kesal.

" diluar sangat berbahaya. Bagaimana jika kau diculik dan - "

CUP

Bibir cherry baekhyun mencium lembut pipi kanan chanyeol membuat chanyeol terbelak tidak percaya. Kenapa baekhyun mendadak menggemaskan.

" yeolli ku mohon sekali ini saja " pinta baekhyun sambil menunjukan semburat merah dipipinya. Membuat jantung chanyeol mendadak dua kali berdetak lebih cepat. Ah dia mengaku kalah hanya dengan rayuan menggemaskan baekhyun sudah lama sekali tidak melihat baekhyun seperti ini.

" ehem. tapi dengan 3 syarat jika kau bisa memenuhinya aku akan mengabulkanya" membuat baekhyun memekik kesenangan dan mengangguk mengiyakan.apakah hari ini hari keberuntunganya? Karena dia berhasil membuat chanyeol yang selalu mengekang kemaunya menjadi menuruti permintaanya.

" pertama berjanjilah tetap percaya pada ku jika suatu hari kau mengetahui sebuah rahasia tentang diriku. Percayalah baek aku melakukanya demi kebaikanmu" baekhyun mengerjap polos lalu menganguk mengiyakan.

"kedua jangan pernah berdekatan dengan laki-laki lain apalagi dengan Taehyung" Baekhyun menaikan alisnya sebelah berpikir dua kali lagi untuk syarat kedua ini.

" kenapa tidak boleh? Taehyung itu adikku tidak mungkin aku jatuh cinta padanya" membuat chanyeol menatap malas dan sedikit menggeser menjauh dari baekhyun

"baiklah aku tidak jadi mengabulkannya karena Nyonya Byun terlalu banyak berkomentar"

" Tidak...tidak baiklah baiklah akan aku lakukan" chanyeol tersenyum menang sedangkan baekhyun mendengus sebal.

" Baiklah yang ketiga...

Aku sudah lama tidak melakukanya " desis chanyeol sambil memasukan tangan kananya menyusup kedalam baju baekhyun. Membuat baekhyun panik

" Tu-tunggu chan...ye...Ah " tubuhnya mengejang hebat saat chanyeol menekan dan menarik nipple pink dari dalam baju baekhyun sedangkan lidah chanyeol dengan liarnya menjilati kuping baekhyun mencoba membangunkan genital baekhyun dari dalam celana.

" Uhmmp Chan-yeol ah.. Tu-tungguhh" panggil baekhyun payah saat merasakan tiga jari panjang milik chanyeol membelah rektumnya dan membuat gerakan keluar masuk dengan kasar.

" sshhh tahan sebentar sayang " ucap chanyeol menenangkan baekhyun yang kepayahan dibawah sambil mengecup keningnya.

" AHH SA-SAKIT C-CHANNYY..." tanganya meremas kuat bedcover bermotif abstrak berukurun king size sampai kusut. Merasakan jari tengah dan telunjuk chanyeol membentuk gunting didalam lubang rektumnya. Membuat dirinya mendesah hebat cairan kental menyembur dari genital milik baekhyun. Membuat perut mulusnya menjadi lengket dengan cairan putih yang ia keluarkan.

" kau sudah keluar? Apa terlalu nikmat baek? " kekeh chanyeol sambil menyesap bibir cherry baekhyun yang masih terengah engah dengan dada kembang kempis.

" Sa.. Sakit jangan ter.. Lalu k... kasar" chanyeol yang mendengar suara serak baekhyun hanya mengecup pelan kelopak matanya, lalu mengamati setiap lekuk wajah yang bermandikan keringat membuat chanyeol makin tidak sabar untuk berbuat lebih

" Hn lalu aku harus bagaimana? " tanganya mulai mengurut genital baekhyun keatas dan kebawah sambil mengukir kiss mark di leher baekhyun. Membuatnya menggeliat nikmat sambil mendesah

" Channn...nyeol... Ah " Panggilnya sambil memegang tangan chanyeol yang makin aktif mengocok genital kecilnya sampai memerah. Chanyeol yang merasakan cairan kental kembali membasahi tangananya mengecap caidan kental itu sambil menelanya. Membuat semburat merah muncul di wajah baekhyun. Terlalu malu melihat pemandangan seperti itu.

" Ah aku sudah tidak tahan lagi " desis chanyeol sambil membuka resleting celananya dan mengeluarkan genitalnya yang dari tadi menegang.

Kaki mulus baekhyun terangkat keatas memperlihatkan rektum yang berwarna pink tengah menunggu sesuatu yang besar akan membelahnya. Chanyeol menundukan wajahnya menjilati belahan rektum baekhyun sambil menekan nekanya dengan ibu jari membuat baekhyun mendesah hebat.

" y.. Yah chanyeol jangan menji...lati nya ahmphh AHHHH " desahnya makin terdengar kuat saat merasakan genital besar dan panjang milik chanyeol mulai masuk di tubuh bagian selatannya. Membuatnya meringis kesakitan karena chanyeol memasukanya hanya dengan sekali hentak.

" C.. Chanye.. Oll hikss sakit... Ja... Jangan menggerakanya " adu baekhyun sambil menangis meringis kesakitan berharap chanyeol tidak menggerakanya dahulu. walaupun mereka sudah berkali-kali melakukan hubungan intim seperti ini. Tapi tetap saja terasa sakit jika chanyeol sangat kasar.

Tanpa aba-aba chanyeol mulai menggerakan pinggulnya perlahan namun dengan tempo yang sangat cepat membuat baekhyun terhentak hentak kepayahan.

" Chany...eol... saki... It pelaan... Ah ah mphhh " desahanya tertahan saat bibir tebal chanyeol membungkam bibir baekhyun dengan ciuman panasnya bermain dengan lidah baekhyun sambil menyesap lidah baekhyun yang terjulur keluar.

Semakin lama chanyeol menumbuk genitalnya kedalam rektum baekhyun dengan tempo cepat, terlalu nikmat merasakan genitalnya diapit dengan rektum baekhyun apalagi karena suara desahan baekhyun yang semakin erotis saat sweet spot nya dimanjakan oleh genital besar chanyeol. Membuatnya tidak bisa mengendalikan diri lagi.

" Arghh aku mau keluar " bisik chanyeol sambil mendesah membuat genitalnya yang ada didalam rektum baekhyun membesar. Tangan kanannya menekan perut baekhyun mencari keberadan genital besar miliknya yang akan menembakan cairan kental didalam rektum baekhyun.

"Ah... Ahmmmpp Ja.. Jangan menekan per..ut ku ahh...ahh" racau baekhyun yang terengah engah kepayahan dibawah. genitalnya kembali mengeluarkan cairan kental terlalu menikmati semua sentuhan chanyeol yang dibuat pada tubuh kecilnya.

" C... CUM " desis chanyeol saat menembakan cairan kental didalam. Membuat sebagian sperma nya meleleh dari rektum baekhyun karena tidak bisa menampung banyaknya sperma chanyeol yang keluar. Chanyeol tersenyum senang sambil mengelap buliran keringat yang menetes dikeningnya terlalu puas melihat baekhyun terengah engah seperti ini.

" sshh kau hebat sayang " puji chanyeol sambil mengelus surai kecoklatan baekhyun. Baekhyun hanya menutup rapat kedua matanya sambil mencoba mengatur nafas terengah-engahnya.untuk melihat visual tampan bermandikan keringat sedang menggagahinya saja dia sudah tidak sanggup lagi. Membuat chanyeol tersenyum lalu mengecup pelan pipi baekhyun.

" one more time babby " bisiknya sambil merubah posisi baekhyun menungging lalu meletakan bantal ditengah perutnya, kembali melesakan genital besarnya dan menghentak hentaknya dengan penuh gairah. Membuat decitan tempat tidur dan desahan baekhyun kembali menggema.

Sang mentari muncul dari peraduannya, menggantikan tahta sang penguasa malam, menyapa dunia dengan kehangatan sinarnya, Baekhyun mengrinyit silau merasa terganggu dengan semburat sinar keemasan yang menerobos masuk disela sela jendela kamar.

Baekhyun mencoba meraba bedcover bermotif abstrak berukuran king size berharap chanyeol masih tidur pulas disampingnya ternyata apa yang ia harapkan nihil. Membuat baekhyun membuka matanya perlahan lalu menghela nafas berat dan sesekali meringis kesakitan saat rektumnya terasa sakit karena permainan chanyeol. Suaminya lebih mementingkan pekerjaan dari pada berdua dengan dirinya.bahkan tidak ada morning kiss yang menyambut paginya dan lebih parahnya chanyeol tidak mau membangunkanya untuk membuat sarapan. Apa dia masih tidak percaya dengan baekhyun. Benarkah chanyeol menikahinya hanya karena untuk pemuas nafsunya saja? Tidak benar-benar mencintainya?. Baekhyun menyibak selimut yang menutupi tubuh polosnya yang masih terasa lengket. Perlahan cairan sperma chanyeol meleleh keluar dari rektumnya. Dia mencoba duduk lalu melipat kedua kakinya sambil menatap kosong lurus kedepan. Ah terasa sesak sekali saat bergelut dengan pikiran rumitnya sendiri. Menerima cinta dari chanyeol membuat dirinya buta akan segalanya..

To be continued

Gimana readers~

Masih mau lanjut kah?

Kalau banyak yang respon bakalan janji update secepatnya3

Oh iya minta sarannya dong supaya kosa kata ku lebih bagus lagi \\\

Terimakasih sudah mau meluangkan waktu untuk membaca FF ku yang amburadul ini xD

Instagram : @shirahane_