Yoongi sedang menata ulang perlengkapan makeup miliknya saat pintu studio terbuka, Jimin masuk dengan rambut hitam yang basah teracak malas. Lelaki itu tersenyum canggung pada Yoongi.

"apa aku mandi terlalu lama?"

"tidak, aku bahkan bisa lebih lama. Ayo kita mulai?". Yoongi melepas tawa kering, tak mau terlalu lama larut dalam pesona lelaki itu, dirinya sebisa mungkin mengalihkan pandangan dari belah bathrobe yang Jimin gunakan, damn! He has a good shape!.

Jimin duduk pada kursi yang telah yoongi siapkan, rasanya asing bertemu dengan kamera juga ring lampu yang mengelilingi kamera.

"bagaimana? Kau siap?"

"ya, aku penasaran bagaimana wajah jelek ini bisa di buat menarik".

"ayolah, kau tak memancingku untuk mengatakan bahwa kau tampan bukan? Lagipula kau memang tampan Jimin-ssi". Yoongi tanpa sadar mengatakan kejujuran, lidahnya Ia gigit gemas

Sial!

Jimin tertawa canggung, wajah tanpa makeup miliknya memang menarik, lelaki itu tampan alami.

"apa tidak masalah aku mengganti warna rambutmu? Kau harus tampil beda Jimin-ssi". Yoongi berdiri di belakang Jimin, memandang pantulan mereka di depan kaca, jemari lentiknya bermain di helai rambut lelaki itu yang terasa lembut.

And smells good. Jimin habis keramas.

"tak masalah, aku juga penasaran bagaimana jika rambutku di warnai".

"great, kau pasti cocok dengan warna grey ash brown, warna itu sekarang sedang popular di kalangan Idol". Yoongi menyungging senyum menggoda pada bayangan Jimin di cermin, dirinya meletakan kain pelapis di bagian tubuh atas Jimin dan memulai acara mewarnai rambut Jimin.

Yoongi tak bisa membuat dirinya berhenti tersenyum, melihat ekspresi datar Jimin sedekat ini membuat dirinya di landa senang.

"Jimin, rambutmu sangat halus, apa kau sering perawatan salon?".

"tidak, rambutku memang seperti ini, kalau panjang susah sekali di atur makanya aku lebih suka memotong pendek bagian sini". Tangan Jimin mengarah pada tengkuknya, memang potongan lelaki itu membuat tengkuk sexy miliknya terlihat jelas, ada satu mole di tengah tengkuk Jimin yang menarik bagi Yoongi.

Yoongi melirik pada kameranya dan melempar senyum mencurigakan. Oh he love what his doing now!.

"sejak kapan kau tertarik dengan make up Sunbae?".

"sejak dulu, tapi baru belakangan aku serius pada dunia ini, bermain dengan warna dan membuat seseorang terlihat lebih menarik membawa kesenangan sendiri buatku". Jimin mengangguk paham, Jimin rasa Yoongi memang cocok dalam bidang ini, lelaki itu juga mempunyai garis wajah yang halus seperti perempuan, jadi tak terlihat aneh.

"setelah step ini kita akan membilas rambutmu sekali lagi dan ku harap hasilnya akan bagus".

"aku percaya padamu sunbae". Yoongi mengulum senyum, sangat menikmati waktu berdua dengan Jimin.

Bahkan waktu panjang dalam tahap mewarnai rambut terasa singkat untuknya. Setelah membilas rambut Jimin, lelaki tampan itu menatap lama pada tampilan rambutnya yang sudah berubah coklat muda keabuan.

"wow! Apa terlihat bagus?"

"yeah, kau sudah satu langkah mirip Idol haha". Yoongi menyalakan hairdryer dan mulai menata rambut Jimin, tanpa lelaki itu sadar sejak tadi Yoongi berdiri terlalu dekat dengan dirinya, membuat kontak fisik terlalu intim tetapi Jimin terlalu asik menganggumi rambut barunya.

Yoongi membawa wajahnya sejajar dengan Jimin, meneleng kesamping sembari menatap pantulan mereka berdua di cermin.

"hmm... Keningmu sangat bagus Jimin, tak masalah kalau kita angkat sedikit rambutmu kan?". Jari-jari panjang itu bermain di rambut kecoklatan lelaki itu, menimang gaya rambut yang cocok untuk lelaki itu. Dan Yoongi memutuskan untuk membuat style 4/6 messy hair.

"begini bagaimana? Tak perlu terlalu formal bukan?". Jimin yang tak paham tentang menata gaya hanya mengangguk saja, Ia menyerahkan sepenuhnya apa yang ingin Yoongi lakukan untuknya.

Yoongi mulai menata rambut lelaki itu, terus terang menyentuh Jimin secara langsung membaut dirinya panas dingin. Mimpi apa semalam ya?

"rambutmu sangat halus, wanginya juga enak"

"benarkah? Padahal aku pakai sampo yang sama dengamu Sunbae". Jimin meneleng, apa rambutnya jadi sebagus itu? Yoongi sekali lagi menempelkan ujung hidungnya di kening Jimin yang tak terganggu sama sekali. Lelaki itu mengulas senyum di bibir tebalnya.

"sudah selesai, bagaimana? Kau suka?". Kali Ini Yoongi terang-terangan menaruh kedua tangan di bahu Jimin, menganggumi hasil karyanya sendiri. Jimin mengangguk puas.

"kita langsung ke wajah guys, hmm". Jemari itu menangkup dagu Jimin, wajahnya di bawa tengadah. Yoongi memeta setiap fitur yang ada disana seolah sedang menimang make up apa yang harus Ia lakukan pada wajah Jimin.

"kulit wajahmu cukup kering, apa kau tak pernah melakukan perawatan wajah?". Jimin menggeleng polos bikin Yoongi gemas.

"apa kulit wajahku seburuk itu? Aku tak tahu sama sekali mengenai perawatan Sunbae". Lelaki itu meringis bersalah saat Yoongi menaikan alis tak percaya.

"kulit yang malang, kau harus merawat wajahmu Jimin, sekarang penampilan sangat penting untuk seseorang. Oke guys, sepertinya banyak yang harus kita lakukan disini".

"hehe.. Maaf". Yoongi merotasikan mata mendengar kekehan tak bersalah lelaki ini.

"baiklah, kita mulai dari moisturaizer, ini bagian penting karena kita harus membuat wajah Jimin terlihat segar nantinya". Jimin memerhatikan bagaimana Yoongi berbicara pada kameranya. Lelaki itu mengulum bibir. Mata terpejam saat jemari hangat Yoongi mengaplikasikan Cairan yang di sebut serum moisturaizer oleh Yoongi, bahkan mereknya di sebut dengan fasih. Ternyata begini pekerjaan seorang Youtuber.

"nah, bagaimana? Kau terlihat lebih muda kan? Selanjutnya kita akan menggunakan primer, tak perlu banyak, hanya untuk membuat warna kulit wajah lebih merata, redness di bagian pipi juga hidungmu cukup banyak, kau tidak pakai sunblock sehari-hari?". Yoongi kembali menunjukan merek botol di arah kamera, Jimin lagi-lagi menggeleng polos, membuat Yoongi menarik nafas tertahan.

"oh dear. Setelah ini aku harus memberimu beberapa produk perawatan wajah dasar Jimin, sunblock sangat penting ketika kau banyak aktifitas diluar rumah siang hari. Ini tak bisa di maafkan". Yoongi menggoyangkan telunjuk ke arah kamera. Peringatan keras.

"apa boleh aku tidur?" Yoongi kembali mengoleskan primer secara merata, dirinya sangat telaten pada kulit berharga gebetannya.

"kenapa? Kau mengantuk?" Yoongi menaikan alis mendengar suara Jimin menjadi berat.

"rasanya enak saat kau memijat-mijat wajahku. Aku jadi ingin tidur sunbae". Yoongi terbahak mendengar penjelasan polos dari Jimin yang ikut tertawa hingga matanya jadi segaris

"you are so cute Jiminie". Yoongi tak tahan, tubuh Jimin di peluk gemas dan lelaki itu tak risih sama sekali.

"tutup saja matamu oke? Tapi jangan tidur, videonya nanti tak menarik". Yoongi melempar tawa ke arah kamera, masih merasa lucu dengan lelaki itu.

Yoongi menyelesaikan pulasan di atas wajah Jimin, lelaki itu kembali melihat cermin dan merasa takjub melihat wajahnya bisa semulus itu setelah Yoongi membubuhkan BB Cousin di atas primer.

"wow, aku sedikit berbeda"

"oh dear, katakan itu setelah kita selesai. Now untuk baking kita akan menggunakan transulated powder hanya untuk membuatnya lebih set. lalu kita countour bagian sini". Yoongi menjelasakan segitu luwesnya membuat Jimin angguk-angguk. Beberapa produk sudah Yoongi aplikasikan di wajahnya dan Jimin merasa semakin mengantuk.

Bahkan saat alis tegas itu di bubuhi browcream, dirinya anteng saja.

"terakhir kita pakai ini". Yoongi mendekatkan botol lipserum ke arah kamera.

"ini semacam gel, tapi fungsinya sama seperti lipbalm, hanya saja setelah kita menggunakan ini, bibir akan terlihat lembab alami tidak seperti memakai lipbalm. Ngerti 'kan?". Jimin yang di tanya kembali mengangguk singkat.

"kau pasti sering mendengar ini"

"apa?"

"you have sexy Lips Jim". Jimin tertawa keras karena Yoongi memuji dirinya lagi.

"aku serius". Ujung jari manis meratakan lipserum pada bibir tebal itu, tanpa sadar Yoongi menelan ludah karena bibir Jimin sangat lembut dan fluffy, andai Ia bisa di cium oleh bibir itu.

"Nah, terakhir untuk membuat tahan lama. Kita gunakan setting spray. Tutup matamu". Jimin menuruti kemudian dirinya berjengit setelah merasakan sensasi dingin butiran spray menyentuh kulit wajahnya.

"daebak, aku tak tahu makeup bisa menyegarkan seperti ini"

"kau bisa belajar dariku dear, aku akan senang hati membuka pintu rumahku segampang membuka kaki untukmu". Yoongi mengerling jenaka ke arah kamera, tak menyangka perkataannya barusan di dengar Jimin. Lelaki itu terbahak keras membuat Yoongi ikut tertawa kering.

"dan, kita harus menyelesaikan rambutmu dulu". Yoongi kembali mengambil blower dan sisir. Menata kembali rambut Jimin dan menyemprotkan hairspray.

"oh dear, sebentar". Yoongi mengalihkan arah kamera, belum mau memperlihatkan karya.

"sekarang Jimin akan ganti baju dan kita akan melihat perubahannya". Jimin terkekeh canggung saat Yoongi menyuruhnya ganti pakaian di kamar Yoongi, sementara lelaki manis itu menunggu, dirinya sempat Touch up sedikit.

"Sunbae aku sudah selesai"

"keluarlah". Yoongi mengulum bibir, menahan pekikan memalukan yang bisa saja keluar tanpa sengaja. Matanya tak bisa fokus ke arah kamera hingga Jimin melangkah keluar.

Yoongi speechless, seorang Park Jimin berdiri di hadapannya total berubah dari penampilan sehari-hari.

"oh my, you are so Hot. Wait". Yoongi memijat kening, tak bisa menerima serangan flower boys itu, sementara Jimin berdiri canggung di hadapan cermin.

"kau masih singel kan?"

"iya, hehe". Yoongi menggigit jari, suara pekikan rendah dapat di tangkap oleh microfon kameranya. He damn Singel right infront my salad! Yoongi bahkan tak bisa mengontrol ekspresi bahagianya, dan Jimin tak melihat itu, Ia masih merasa takjub dengan perubahan penampilan sekstrim ini.

How Dare You Mr. Park!

"baiklah, kita harus menunjukan hasilnya pada pemirsa. Dan taraaaaa!".

Kamera di arahkan pada lelaki yang berdiri memasang senyum canggung, Jimin luar biasa tampan dengan dua kancing kemeja yang sengaja tak terpasang, celana kain hitam membalut kaki jenjangnya sangat pas di padu pantofel hitam menambah aura high class lelaki itu. Yoongi tak berhenti menyorot kamera pada Jimin, memangkap setiap detil lelaki itu melalui lensa bahkan tahi lalat di atas colarbone Jimin menjadi perhatian.

"bagaimana hasil akhirnya? Semoga kalian suka. Dan sampai disini dulu, thanks for watching. And see you on next video. Bye". Jimin ikut melambaikan tangan ke arah kamera Yoongi, mengulas senyum puas. Yoongi mematikan kamera dan bertepuk tangan melihat hasil perubahan Jimin.

"ah kacamata itu sedikit menganggu, sebentar". Yoongi mengeledah laci penyimpanan contact lens miliknya dan mendapatkan satu yang bening.

"kemari, apa kau bisa memakai ini?"

Jimin menggeleng tak yakin, maka Yoongi kembali beraksi membantu Jimin memakai lensa pertamanya.

"lakukan seperti ini Jimin, rasanya memang sedikit menganjal tapi setelah terpasang sempurna kau akan baik-baik saja".

"perih sunbae, aduh"

"sedikit lagi. Nah selesai". Jimin berkedip membiasakan benda asing terpasang di matanya. Air mata sampai menetes, sigap di seka oleh Yoongi.

"bagaimana? Kelihatan lebih nyaman bukan?". Jimin menerima cermin, melihat pantulan wajahnya sendiri. Lelaki itu mengangguk puas, senyum semakin lebar. Yoongi menggigit bibir lagi-lagi Jimin tanpa sadar flirting di depan matanya.

"waktunya kau berangkat Jimin".

Yoongi mengambil Coat hitam milik Jimin, menyerahkan pada lelaki itu hanya untuk mendapatkan pelukan dari Jimin.

Oh shit!

Yoongi tak menyangka akan di peluk oleh Jimin!

"terima kasih Sunbae"

"sama-sama". Yoongi tak bisa berkutik karena Jimin mengeratkan pelukan. Dapat Yoongi rasakan hangat tubuh lelaki itu membuat dirinya nyaman. Dan bolehkan Yoongi berharap pelukan ini bisa bertahan lama?

"Sunbae, mau ikut aku ke pesta? Aku tak percaya diri datang sendiri kesana". Yoongi menaikan alis, tentu saja tak menyangka dirinya akan di ajak serta. Yoongi menggigit bibir, menimang apakah Ia harus ikut atau tidak?.

"mau kan? Lagipula aku tak enak jika pergi begitu saja".

Jimin menatap penuh harap, netra kelamnya itu sangat menginginkan Yoongi ikut dengannya. Kemudian lelaki manis itu mengangguk dan Jimin melebarkan senyum lega.

"tunggu sebentar, aku akan bersiap, tak akan lama". Yoongi melesat masuk ke kamarnya.

Gila! Park Jimin mengajaknya pergi kondangan? Ini bukan mimpi 'kan?

"aw... Ini nyata. Oh my!". Yoongi melompat kecil, lelaki itu melesat ke dressing room miliknya setelah mencubit pipinya sendiri. Hanya memastikan saja Ia masih di dunia nyata. Yoongi memilah cepat pakaian yang pantas untuk Ia kenakan. Keningnya berkerut ketika tak menemukan satupun pakaian yang Ia rasa pantas.

"astaga, kenapa bajuku sedikit sekali?". Lelaki itu menggeser pintu lemari besar di sisi kanan. Kembali memilih pakaian.

Yoongi kau tak sadar? Bahkan dressing room milikmu lebih besar dari kamarmu sendiri. Astaga.

"yes! Ini dia". Lelaki itu melepas semua pakaiannya dan berganti cepat. Satu buah turtle neck peach di padukan coat creem, dan celana hitam. Tentu Yoongi memyempatkan diri untuk Touch up singkat sebelum menyambar tas lalu keluar kamar.

Jimin yang sedang mengajak Holly bermain sedikit kaget karena pintu yang terbuka ribut. Disana Yoongi mengatur nafas tapi bibirnya senyum lebar.

"aku sudah siap. Ayo berangkat". Tanpa sungkan, Yoongi menggandeng lengan Jimin keluar apartmentnya. Jimin tak bisa menahan senyum karena Yoongi sangat semangat. Jimin suka.

Eh?

Maksudnya suka karena Yoongi mau di ajak ke pesta.

Iya itu.

"aku tak membawa mobil tadi karena ku pikir tak pergi ketempat lain selain reuni dan acara nikahan sepupu". Yoongi memutar mata, baginya tak masalah.

"ayolah, tempatnya juga tak jauh bukan? Kita bisa naik bis. Bukankah lebih romantis?". Yoongi kembali tergelak karena menggoda Jimin lagi, sementara lelaki yang sudah ganteng itu mengulum senyum tanpa banyak komentar.

Ternyata, nikahan sepupu Jimin lebih dari meriah karena acaranya di selenggarakan di sebuah aula hotel ternama. Yoongi tak berhenti menggumam kagum.

Wow

"kita sapa sepupuku dulu, ayo". Yoongi memgangguk, Jimin menggenggam tangannya hangat dan Yoongi merasa mereka berdua seperti sepasang kekasih.

Yoongi boleh berharap karena Jimin masih singel, dia juga jomblo. Dan Yoongi tak mau membuang kesempatan mendekati Jimin, walau Yoongi tak yakin Jimin juga gay sepertinya. Bibir itu terlipat menyimpan ragu.

"hei hyung, aku datang".

"oh Park Jimin-ssi? aku sempat tak yakin kau akan datang".

"awalnya begitu, tapi karena ada yang mau membantuku bersiap, jadi aku datang. Selamat hyung". Jimin memeluk sepupu tingginya itu, dan istrinya yang cantik tersenyum ke arah Jimin.

"aku bahkan sulit mengenalimu karena kau sedikit berbeda dari biasanya, kau lebih baik berpenampilan seperti ini sehari-hari agar cepat dapat pendamping". Yoongi memgulum senyum, dalam hati tidak setuju karena bisa jadi Jimin banyak yang naksir padahal dirinya belum mulai penjajakan.

"oh kau membawa teman?". Baekhyun, istri sepupunya itu menyadari kehadiran Yoongi di belakang Jimin, Yoongi tersentak lalu memunduk singkat.

"dia Sunbae yang sudah membantuku memperbagus penampilanku".

"Min Yoongi imnida. Selamat atas pernikahan kalian". Yoongi menyalami dua mempelai itu, Baekhyun menatap lama padanya membuat Yoongi heran.

"kau laki-laki? Aku pikir perempuan. Astaga maafkan aku. Kau sangat cantik Yoongi-ssi". Di puji cantik membuat Yoongi salah tingkah, pipinya merona malu, Jimin meraih pinggang sempit lelaki manis itu dan menatap ke arah sepupunya yang terheran-heran.

"bagaimana? Aku cocok dengan Yoongi Sunbae tidak?".

"hey, jangan bercanda". Yoongi malu setengah mati, tanpa sadar memukul bahu Jimin, tapi ekspresi wajahnya tak bisa bohong. Ia sangat senang.

"jangan merayu Jimin, kau tak bisa membuat orang berharap seperti itu apalagi pada lelaki manis seperti Yoongi-ssi". Baekhyun mulai curiga pada Yoongi, dia bahkan tak keberatan di rangkul seintim itu.

"kenapa? Aku suka padanya". Jimin menatap Yoongi dari samping melepas tawa penuh canda, Yoongi memgulum senyum canggung karena candaan Jimin yang di tanggapi serius olehnya.

"kalau begitu segera berikan kejelasan padanya, ya kan Yoongi-ssi?". Baekhyun sangat penasaran, dirinya seolah memojokan Yoongi. Lelaki manis itu semakin salah tingkah.

"ak-aku..."

"sudahlah, berhenti menggoda Yoongi-ssi, silahkan nikmati pestanya Jimin, kami harus menyapa tamu lain". Chanyeol merangkul pinggang istrinya mengajak pergi dari sana, Baekhyun mengedipkan sebelah mata pada Yoongi dan membisikan kata 'semangat' membuat Yoongi menaikan alis.

Apa maksudnya?

"kau tak lapar Sunbae? Ayo cari makan". Jimin masih betah meletakan tangannya di pinggang Yoongi, lelaki manis itu bungkam karena perlakuan Jimin yang berubah banyak.

Sepanjang pesta, Jimin tak pernah jauh dari Yoongi, bahkan saat beberapa kerabat mengajak Jimin berbincang pun Yoongi di ikutkan serta bahkan jika orang lain bertanya Yoongi siapa, Jimin dengan enteng menjawab,

"dia kekasihku"

"calon kekasihku"

"kekasihku yang sudah lama LDR"

Itu, maksudnya apa? Ingin bercanda tapi bercanda tak sejauh itu, Yoongi mulai tak suka dengan sikap Jimin, maka saat mereka sudah meninggalkan pesta. Yoongi memilih diam tak mau menanggapi semua bicara Jimin. Ia tak terima menjadi bahan candaan lelaki itu.

"Jimin, kita berpisah disini saja, selamat tinggal. Terima kasih sudah mengajakku bersenang-senang hari ini". Tanpa melihat wajah Jimin, lelaki manis itu melangkah pergi, hatinya sakit menerima perlakuan Jimin terhadapnya.

"sunbae tunggu!". Yoongi hirau, langkahnya semakin cepat tak mau menoleh.

Grep!

"apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganku Jimin"

"kau marah?"

"tidak, kenapa harus marah?". Yoongi masih enggan melihat wajah Jimin, karena bisa saja lelaki itu menyadari bahwa Yoongi hampir menangis sekarang

"lalu kenapa tak mau menatapku?"

"aku capek Jimin, lepaskan tanganku dan biarkan aku pulang"

"tidak"

"Jimin lepas! Omo!".

Tubuh Yoongi di sentak ke dalam rengkuhan lelaki bercoat Hitam, tubuhnya di peluk erat. Dapat Yoongi dengar suara geraman Jimin dekat telingannya.

"kenapa kau pergi begitu saja? Aku ingin mengatakan sesuatu padamu jadi kumohon jangan pergi dulu Sunbae"

Yoongi terdiam, jantungnya berdegup keras di antara tubuh mereka yang terhimpit, rasanya sesak tapi menyenangkan.

"Sunbae dengarkan aku". Tubuh Yoongi di lepas, kedua lengannya di pegang erat oleh Jimin, sorot lelaki itu menatap lurus pada caramel Yoongi yang tak fokus. Yoongi bingung.

"aku ingin mengatakan sesuatu".

Jimin menarik nafas panjang, dirinya di landa gugup tiba-tiba

"aku akan mengatakan sekali, dan apapun jawabanmu aku akan terima,"

Yoongi menunggu dalam antisipasi. Degup jantungnya semakin ribut kala bibir Jimin memguntai kalimat yang sudah Ia nantikan sejak sekolah dulu.

"Yoongi-ah, jadi pacarku mau?".

END

mwueheheheee...

sesuai janji, ini hanya dua part ya, jangan lupa like dan komen ya, sarangeeekkk *