hai kalian apa kabar? lama ya gak mampir kemari hehehe...

saya lupa password akun ini hikss.. makanya gak pernah update hampir setahun gak sih? maafkan saya T,T

dan saya kembali untuk meramaikan ff Minyoon di sini, mohon berikan kritik dan saran yang membangun untuk cerita ini ya, lav you ngehehe...

BTS milik Bighit Ent, orang tua mereka dan diri pribadi masing-masing. kecuali Minyoon saling memiliki. aseekk...

saya hanya meminjam nama dan karakter tanpa berniat mengambil keuntungan materil.

Rate : T - M

warning! : typo yang masih bertebaran dan EYD masih jauh dari kata sempurna.

.

.

.

.

.

.

Boost By Pjmseoltang

.

.

.

.

Enjoy!

.

.

.

.

.

.

.

Yoongi di bangunkan rasa haus yang teramat sangat, omega itu kepayahan saat mencoba duduk, Yoongi meringis nyeri merasakan tubuh bagian bawahnya begitu sakit.

"akh!" saat mencoba untuk turun dari ranjang, kakinya terasa sangat lemah, Yoongi jatuh terduduk di lantai, mata sipitnya membola saat melihat cairan yang mengalir di paha dalamnya.

"apa yang terjadi? Tubuhku sangat sakit". Yoongi melihat sekeliling kamarnya, sekarang sudah hampir menjelang petang, Jimin tak terlihat keberadaanya.

"Jimin? Kau dimana?" suara Yoongi serak namun berusaha memanggil suaminya itu, sekali lagi mencoba untuk bangkit dari duduknya namun usahanya sia-sia, kedua kakinya lemas seperti jeli, Yoongi hawatir terlebih melihat sekujur tubuhnya mempunyai banyak bekas gigitan. Dada, perut, hingga paha dalamnya semua ada.

"Jimin? Jimin?" Yoongi terbatuk nyeri kala sosok lelaki Park tak juga menampakan batang hidung, tubuh telanjangnya terpaksa Ia seret hingga bisa duduk di tepian ranjang, tak sengaja netra caramelnya melihat kalender di jam digital. Yoongi terbelakak kaget. Sekarang tanggal 24 oktober yang artinya Ia tak sadarkan diri selama 3 hari belakangan, kepalanya terasa berdenyut sakit ketika mencoba menggali memori 3 hari lalu. Jika tak salah ingat, Jimin dan dirinya terlibat perdebatan sebelum dirinya pingsan, setelah itu ada satu mimpi aneh yang Ia ingat samar.

Sosok singa berbulu putih, rasa terbakar pada tubuhnya dan...

Yoongi tersentak, kejadian 3 hari belakangan berputar di ingatan bagai film yang di putar dalam mode cepat.

Jimin dan dirinya telah mating, rasa panas gairah yang Ia rasakan dan juga bagaimana Jimin mengklaim dirinya. Tangan Yoongi terangkat menyentuh tengkuknya disana terasa sangat nyeri.

"aku Heat? Tapi bagaimana bisa?" Yoongi merasa linglung, semua kejadian terasa samar di ingatan, namun tubuhnya tak bisa berbohong, semua bekas Jimin ada di dirinya terlebih bukti nyata di bawah sana. Wajah Yoongi mendadak terasa panas, jemari panjangnya menyembunyikan paras manis yang di hiasi semburat merah.

"astaga aku bisa gila" kaki rampingnya menghentak ke lantai kamar dan berakhir holenya yang kembali nyeri.

"Yoongi, kau sudah bangun? Apa yang terjadi? Apa kau merasakan sakit di suatu tempat?. Jimin muncul di ambang pintu, pakaiannya terlihat santai dengan jaket tebal di tangannya. Tubuh tegapnya di bungkus sweater turtle neck coklat bata dan celana kain hitam yang terlihat sangat pas di kaki panjangnya. Lelaki itu luar biasa tampan dengan surai raven tersapu memamerkan kening sempitnya. Yoongi masih saja terpesona kala Jimin menghampiri tubuh telanjang itu. Rautnya kentara khawatir.

"aku baik, hanya.. haus" Yoongi tak mampu menatap langsung wajah Jimin, karena Ia akan teringat dengan sorot penuh nafsu di netra emas suaminya yang sekarang telah kembali ke warna hitam.

"kau haus? Akan ku ambilkan air, kau mau membersihkan diri? Akan kusiapkan air hangat untukmu. Sebentar" tubuh telanjang Yoongi di bungkus dengan jubah mandi, lelaki park itu melangkah lebar menuju kamar mandi dan mengisi bathup dengan air hangat lalu melintas secepat mungkin ke dapur untuk mengambil air putih, semua pergerakan Jimin sangat cepat seolah lelaki itu mempunyai kekuatan super. Yoongi semakin merapatkan Jubahnya karena rasa canggung yang Ia rasakan saat berhadapan dengan Jimin.

"aku sedang menghangatkan sup untuk makan siangmu, kau mau mandi sekarang?. Segelas air putih di terima Yoongi dan meneguknya hingga tandas, omega itu mendesah lega tanpa menyadari reaksi lelaki Park di hadapannya.

"terima kasih, aku ingin mandi. Gerah" Yoongi masih mengalihkan pandangan dari Jimin membuat lelaki tegap itu menghela nafas

"Yoongi lihat aku ketika berbicara. Apa kau marah padaku?". Kepala Yoongi otomatis terangkat, wajahnya kembali memerah saat Jimin menatapnya langsung. Yoongi mengedip semakin canggung.

"aku tak marah padamu, hanya merasa aneh".

"ini mengenai kau yang Heat 'kan?" Jimin merunduk, mengangkat tubuh Yoongi dengan gampang lalu melangkah ke kamar mandi. Yoongi malu-malu merangkul pundak suaminya itu namun tak dapat mengalihkan mata dari rahang tegas di depan matanya.

"apa aku benar-benar Heat? Maksudku, aku tak begitu sadar tiga hari belakangan, jadi ku pikir-"

"ya, dan kau sempat pingsan di beberapa waktu karena kelelahan, namun saat aku akan tidur kau sudah sadar dan kembali menyerangku"

Wajah Yoongi tak bisa lebih merah lagi saat Jimin dengan gamblang menyampaikan apa yang terjadi. Tubuhnya duduk di dalam genangan air hangat bathup, jubahnya telah di lepas santai oleh Jimin tanpa rasa canggung. Jimin tak bisa menghentikan seringainya saat omega itu memeluk diri sendiri seolah menghalau dari pandangan lapar lelaki Park.

"tak perlu malu Yoongi, aku telah melihat semuanya". Jimin menggulung lengan baju dan duduk di tepi bathup. Yoongi tertunduk dalam tak mampu memandang ke arah suaminya, Ia belum biasa telanjang di depan orang lain.

Jimin membelai rambut pirang omeganya, bibir tebal miliknya mengecup lembut kening itu hingga Yoongi menaikan wajahnya, sorot lembut dari netra malam lelaki Park membuat Yoongi tergugu, tubuhnya meremang saat air membasuh tubuhnya, Jimin menikmati bagaimana kulit putih itu akan merona merah saat air hangat membasahi. Sangat indah.

"ku harap aku tak berbuat hal aneh saat Heatku datang, aku sangat malu"

"tak perlu malu, aku milikmu dan kaupun begitu. Jadi bersikap biasalah padaku Yoongi". Pipi bulat itu di sentuh lembut, senyum tak bisa luntur dari belah bibir Jimin, Ia sangat mencintai Yoongi dengan segala apa yang ada di diri omega itu.

"mandilah, atau mau aku bantu" tetap saja, jiwa iseng tak pernah pergi dari seorang Park Jimin, Ia tergelak saat wajah Yoongi menjadi kaku dan kedua pipinya semakin matang.

"aku mau mandi sendiri, kau pergilah. Saat selesai akan ku panggil" Yoongi membasuh wajahnya cepat-cepat. Tubuhnya berputar memunggungi Jimin yang masih tertawa. Gemas dengan tingkah malu-malu Yoongi.

"baiklah, aku ada diluar. Panggil saja jika kau butuh sesuatu" sekecup bibir mendarat di bahu sempit omega itu yang berjengit kaget sekaligus geli. Jemari Alpha itu sengaja mengelus bekas gigitan di tengkuk Yoongi menegaskan bahwa omega itu telah seutuhnya Ia miliki.

Jimin keluar kamar mandi menyisahkan Yoongi yang menenggelamkan diri dalam bathup. Malu sekali rasanya.

Walau malu, Yoongi tak bisa menolak segala bantuan Jimin dalam keperluannya. Jimin membantunya memilih baju, menyiapkan makan siang yang sedikit terlambat dan mencuci piring. Lelaki itu melakukan semua pekerjaannya tanpa menyurutkan senyum, Yoongi ingin bertanya namun setiap kali bibirnya terbuka maka Jimin akan menatapnya seolah Yoongi adalah makhluk langka yang baru menginjak kaki di bumi.

"Jimin maaf pertanyaanku mungkin akan menyinggung, tapi" Yoongi mengulum bibir.

"apa itu?" nah kan, seringai di bibir lelaki itu semakin lebar hingga Yoongi hawatir Jimin akan merobek bibirnya sendiri.

"apa terjadi sesuatu yang lucu belakangan? Maksudku, apa aku melakukan hal bodoh hingga kau ingin menertawakanku?" Yoongi menghembus nafas panjang saat kalimat panjang keluar dari mulutnya. Jimin menatap lurus padanya, alis tebal lelaki itu terangkat tinggi sesaat kemudian suara tawa mengagetkan Yoongi hingga jeruk yang Ia kupas tergelincir jatuh. 'Hampir copot jantung aing'. Iner Yoongi sembari mengelus dada montoknya.

"haha.. Kenapa terpikirkan olehmu hal itu Yoongi? Tak ada yang salah denganmu sayang" Jimin memutar meja lalu berlutut di hadapan Yoongi. Di pungutnya jeruk yang jatuh tadi lalu meletakan di meja, sekali hentak Yoongi sudah berada dalam pelukannya membuat lengan kurus itu mengalung di leher kekarnya. Jimin tersenyum lagi saat membawa langkah menuju ruang santai mereka berdua.

"Jimin, aku serius bertanya padamu, apa yang terjadi saat aku Heat? Sepertinya kau tak mau berhenti tertawa"

"ada yang salah dengan tertawa? Aku sedang bahagia Yoongi, salah jika suamimu ini sedang bagus suasana hatinya?" Yoongi duduk di sofa dan tanpa beban, Jimin merebahkan tubuhnya berbantalkan kedua paha mulus omega itu. Yoongi terkesiap kala pinggangnya di peluk erat dan Jimin menenggelamkan wajahnya di perut itu.

"nyaman sekali memelukmu Yoongi, rasanya aku tak pernah seringan ini seumur hidupku. Apa karena kau adalah mateku?" lelaki itu bergumam tak jelas karena bicara di perut Yoongi dan itu rasanya geli. Yoongi membawa tangannya ke arah tengkuk, di usap bekas gigitan Jimin disana, rasanya masih hangat dan ngilu.

'mate ya?'

"Yoongi" kepala Jimin terangkat, surainya jatuh menutupi sebagian pandangan, refleks tangan seputih pualam itu menyugar surai kelam Jimin, lelaki itu kembali menyeringai membuat gugup saja.

"ya Jimin, apa yang mau kau katakan?" Yoongi menelan ludah ketika Kepala Jimin semakin terangkat, wajah mereka sangat dekat hingga sulit untuk bernafas normal.

"kau mungkin tak sadar, tapi saat heat kemarin, kau setengah berubah ke bentuk animagusmu, dan itu sangat cantik" Jimin berbicara di depan bibirnya yang terkatup rapat, Yoongi tak bisa memandang langsung ke dalam netra hitam Jimin, itu terlalu mempesona.

"benarkah?" Yoongi berusaha untuk menjauhkan wajahnya namun Jimin tak mau berhenti memburu, semoga lelaki itu tak sadar dengan rona di kedua pipi Yoongi yang semakin lama semakin nampak.

"Aku sangat menyukainya. Jadi maukah kau berubah untukku?" Yoongi membelalak kaget dan kali ini menatap langsung pada netra Jimin yang tersembunyi di kedua kelopak mata asimetrisnya. Lelaki itu tersenyum sangat lebar, sedikit menakutkan jika di lihat sedekat itu. Tangan Yoongi otomatis mendorong dada Jimin menjauh terbawa perasaan gugup.

"apa maksudmu? Aku tak bisa"

"kenapa tak bisa? Bukankah kau sudah sering berubah bentuk?"

"i-itu, aku tak bisa" mata kucingnya melirik antisipasi pada tanggapan Jimin, lelaki itu hanya menatap seolah dirinya berbohong.

"kondisiku sekarang tak memungkinkan untuk berubah Jimin, aku masih lelah" Yoongi memasang ekspresi sendunya, seolah meyakinkan bahwa dirinya benar tak berdaya sekarang. Jimin menatap lama hingga lelaki itu menganggup paham.

"benar juga, kau pasti kehabisan tenaga. Maafkan aku". Sekecup bibir menyentuh pipi bulat Yoongi, Jimin tersenyum tipis penuh pemakluman.

'mwoya? Gampang sekali dia di tipu' dalam hati Yoongi terheran, namun untuk sekarang semuanya bisa aman.

"aku paham, kau tentu lelah setelah 3 hari ku hajar di atas ranjang, tapi" kepala Jimin terangkat lagi, seringai kembali terbit di bibir membuat Yoongi menelan ludah.

"aku masih ingin 'itu' ". Lelaki Park kembali merebahkan diri.

"tapi aku tak akan memaksamu, kau pasti lelah" lelaki dewasa itu terkekeh saat melihat ekspresi Yoongi yang matanya hampir melompat keluar. Lelaki manis itu salah tingkah tanpa sengaja memukul bahu suaminya keras.

"apa maksudmu? Kau berniat membunuhku?" semu merah menjalar hingga telinga Yoongi, salah tingkah di tempat menghiraukan Jimin yang mengusap bahunya sambil meringis. Ternyata Yoongi punya kekuatan juga.

"maaf, aku hanya bercanda duh"

"gwenchana? Apa sesakit itu?" tangan putihnya bantu mengelus lengan alot itu, rasa bersalah singgah di hatinya, tentu Jimin tak akan merasa luar biasa sakit hanya karena pukulan Yoongi, tapi sedikit mengerjai Yoongi tak masalah kan? Jimin masih meringis dengan ekspresi kesakitan membuat omega itu semakin hawatir

"coba ku lihat" lengan baju Jimin di singkap hingga pundak, bagian itu memang sedikit merah, Yoongi membawa tangan lembutnya mengusap pundak Jimin sembari meniup daerah itu. Jimin di buat gemas melihat ekspresi Yoongi yang sangat manis

"masih sakit?" dua pasang netra itu saling tatap, Jimin di buat terpesona lagi dan lagi oleh kedua caramel istrinya itu yang di hiasi bulu mata lentik.

"nde masih sakit, mungkin akan berkurang kalau kau cium aku" Jimin berucap dengan nada merengek yang sangat tak cocok dengan wajah tampannya, Yoongi sampai tak berucap lagi ketika matanya jatuh pada bibir tebal suaminya itu yang memanggil untuk di beri kecupan.

"ayolah, bibirku pegal menunggu" rengekan lelaki di pangkuan itu semakin menjadi dan semakin aneh di mata Yoongi, inginnya menjauhkan kepala itu tapi tubuhnya menghianati, Yoongi menelan ludah gugup namun wajahnya semakin dekat hingga kecupan singkat Ia berikan. Kecupan yang sangat singkat bahkan Jimin belum sempat berkedip istrinya itu sudah melarikan diri. Cara larinya sangat lucu hingga Jimin terbahak di tempat.

Istrinya sangat menggemaskan, mengapa lelaki berusia 30 tahun bisa semenggemaskan Yoongi? Rasanya tak rela Yoongi di lihat oleh dunia luar, ingin Jimin mengurung dirinya berdua dengan Yoongi hingga tak ada seorangpun yang bisa memyentuh Yoongi selain dirinya.

Jimin terkadang bisa sangat posesif akan sesuatu, dan Yoongi adalah hal paling berharga di hidupnya.

Yoongi merasa lebih segar setelah berendam air hangat, nyeri di tubuhnya sudah lebih banyak berkurang dan Ia merasa senang dengan itu, saat dirinya memasuki kamar disana Park Jimin sedang berbicara dengan telepon di tangan. Mungkin urusan bisnis.

Karena malam akan terasa lebih dingin, Yoongi memilih mengenakan pakaian yang lebih tebal, celana training yang mencapai mata kaki juga sweater longgar membuat dirinya mengerang nyaman.

"apa yang kau pakai itu?" suara berat Jimin menginterupsi saat dirinya asik memakai kaos kaki bergambar kumamon, Yoongi berpikir lama ketika Jimin menghampiri.

"kita bukan di kutub kenapa pakaian tidurmu seperti ini?" telunjuk lelaki itu naik turun menilai penampilan istrinya. Yoongi tergagap di tempat

"a-aku nyaman memakai ini saat tidur" kedua kaki ramping itu menggantung di ujung ranjang, Yoongi seperti tenggelam dalam pakaiannya hingga Jimin mendengus panjang.

"aku yang tidak nyaman tidur denganmu nantinya, ayolah kita sudah menikah dan kau membuatku seakan tidur dengan anak perawan?"

Yoongi terbelalak mendengar perkataan Jimin, kepalanya menggeleng aktif.

"lalu aku harus pakai apa? Aku tak suka kedinginan tengah malam" wajah polos Yoongi saat mengatakan itu membuat Jimin mengatupkan bibirnya.

"kau bodoh atau apa? Kau tak akan kedinginan tengah malam mulai sekarang, aku akan menghangatkanmu sampai kau gerah. mengerti?" kaki panjang itu melangkah, tangan aktif mengacak isi lemari hingga wajahnya berbinar cerah, satu pasang piyama putih bergaris biru muda dengan gambar karakter biskuit bermuka congkak sudah di tangan.

"ini, pakai ini, akan terihat cute jika berpasangan dengan milikku" Yoongi menerima piyama itu, Ia ingat betul paket yang tiba di rumah kala Jimin masih di luar negeri, paket itu berisi dua pasang Piyama yang sedang naik daun, piyama karakter BT21.

"kau pakai itu pasti akan sangat manis, lihat punyaku, lucu kan?" Jimin pamer piyama yang Ia pakai, ada karakter anjing berhoody kuning disana. seringai lebar di bibir suaminya membuat Yoongi tak punya pilihan lain, Ia hendak melepas pakaian ketika Jimin masih di sana bersilang tangan menungu.

"aku akan ganti di kamar mandi" cepat-cepat Yoongi beranjak ketika lengannya di tahan, seringai itu masih disana membuat Yoongi berdebar gugup.

"kenapa harus di kamar mandi? Disini saja, kau malu berganti pakaian di depanku?" Pipi Yoongi tak bisa lebih merah saat tubuhnya di bawa menghadap suaminya itu, sudah pasti Jimin kembali menggoda dirinya.

"kalau kau tak bisa, biar aku saja yang gantikan bagaimana" wajah Jimin terlalu dekat, Yoongi tak bisa menjatuhkan pandangan selain ke torso lelaki itu.

"aku bisa, tolong mundur sedikit, aku tak bisa bergerak"

"maaf, kau seperti punya magnet alami sampai-sampai aku tak sadar selalu menempel padamu", lelaki Park itu mengambil langkah satu kali ke belakang sat menyadari Ia hampir merengkuh tubuh istrinya, Yoongi bernafas lega lalu membalikan badan

"jangan tersinggung, aku hanya belum biasa dengan situasi ini" Yoongi berbisik menahan malu kemudian cepat-cepak berganti pakaian, saat memakai celana karena terlalu terburu-buru ujung celananya terinjak dan Yoongi tak bisa menyeimbangkan diri hingga jatuh kesamping seperti pohon tumbang.

"pfft..." Jimin tak bisa menahan ketawa saat melihat posisi tubuh Yoongi yang setengah berada di atas ranjang sementara pinggul kebawah berada di lantai, lelaki manis itu luar biasa malu karena sedang mempertontonkan pantatnya di depan mata Jimin.

"kau sangat menyukai kumamon hingga pakaian dalammu juga gambar kumamon?" Jimin menahan diri agar tak menertawai Yoongi yang menarik ujung piyamanya demi menutup pantat bulat berbalut dalaman putih dengan gambar kepala kumamon itu, rona merah sudah merambati telinga hingga tengkuk istrinya itu membuat Jimin tak tahan.

"yak! Apa yang kau lakukan!?" maka dari itu dengan enteng tubuh ramping sang omega Ia angkat ke atas ranjang, kedua paha Yoongi otomatis merapat saat dirinya terekspose bebas.

"mengaku saja Yoongi, kau sedang menggodaku hm?" nafas Jimin menerpa wajah bulat Omega itu tak tertahankan, dalam sekejap belah bibir Yoongi sudah di cumbu mesra, lelaki manis terkesiap saat sejumput rasa membelai sela bibir ingin menjamah lebih, bibir itu tersingkap canggung saat lidah panas Jimin menerobos membelai milik Yoongi. Kedua insan itu saling berbagi rasa dalam ciuman panas.

Kala sang dominan sepenuhnya mengungkung tubuh ramping istrinya, saat Yoongi sudah mabuk dalam ciuman, jelas Jimin tak akan menahan diri lagi. Keinginan untuk kembali memanjakan raga istrinya sudah menguasai diri Karena demi apapun di dunia ini, tubuh Yoongi seperti candu yang tak mampu Lelaki Park itu tolak.

*

TBC

.

.

.

saya tahu ini pendek gays, tapi jangan ngamuk ya, nikmati dulu momen manis mereka mwuehehe...

ngomong-ngomong terima kasih atas sambutan yang luar biasa dari kalian untuk cerita ini, saya gak nyangka cerita ini dapat pembaca. terima kasih banyak T,T

see you on next chapter gaysss