(Kategori = Ringan)

(SEMI BAKU)

Summary : Isinya hanya keseharian dan sekumpulan Chat WA unfaedah dari NS Family, mereka adalah Keluarga Receh On Going for 2020 Next Year Generation.

Main cast : (parents : Naruto and Sakura) (their childs : Miyuki, Menma, Hanami, and Shinachiku)

Profil :

NARUTO As Papa tamvan/Papa

SAKURA As Ma-chan/Bosqu/Mama

MIYUKI As Kakak

MENMA As Ba-bang/bang Agus

HANAMI As Kak Nana/Nana

SHINACHIKU As Dedek/Adek/Bosqu/Bocil

Desclaimer : Masashi Kishimoto

US (NS)

Pagi ini Sakura Namikaze sedang berbelanja sayuran, kebetulan ada abang-abang penjual sayur yang mangkal didepan kompleks perumahannya. Layaknya ibu-ibu pada umumnya, Sakura keluar rumah hanya dengan dandanan seadanya dan sangat natural. Wanita itu memakai daster berwarna biru muda, lalu rambut cherry blossoomsnya pun dikat cepol sangat santai.

Lagipula untuk apa Sakura harus repot-repot mendandani diri jika ia sudah berstatus sebagai istri orang dan sudah melahirkan 4 buah hati yang telah beranjak dewasa.

Benar tidak?

Hahaha, biarkan saja!

Toh Sakura sudah sadar diri, ia hanya akan tampil cantik dan seksi ketika bersama Naruto seorang!

Karena seluruh jiwa dan raganya hanya akan Sakura abdikan untuk lelaki bermarga Namikaze itu. Sebagai bukti bahwa ia tidak akan pernah mengingkari janji sucinya kepada sang suami tercintahhhhh.

"Bang Shino sayur kol-nya berapaan?"

Tangan lentik Sakura terlihat menimang-nimang bongkahan sayur kubis (kol) yang berbentuk bulat berwarna hijau itu. Ada dua pilihan, antara sayur kubis yang ia pegang di tangan kanan atau kiri!

Sebenarnya kedua sayur kol itu sama tapi menurut Sakura ada perbedaan yang signifikan, dimana sayur kol yang di tangan kiri lebih bersih daunnya. Sedangkan sayur kol yang di tangan kanannya terlalu banyak daun yang digigit oleh ulat.

"Ya ditimbang dulu buk... jadi beli yang mana?" tanya Abang Shino si penjual sayur keliling itu.

Tanpa merasa ragu lagi, Sakura memberikan pilihannya yaitu sayur kol yang ada di tangan kirinya.

Mata emeraldnya dengan jeli melihat angka timbangan, siapa tau nanti abang-abang itu berniat curang padanya.

"Naik sekilo buk, saya kasik 9 ribu 5 ratus" kata penjualnya.

Sakura auto membulatkan matanya. Hanya sebongkah sayur kol saja harganya hampir 10 ribuan.

"Kurangin dong bang! Mahal amat jualan disini.." geramnya.

"Maaf buk Sakura, tapi saya nggak bisa ngasik harga miring... Musim lagi paceklik, banyak pengepul yang stoknya kosong" kilah abang Shino.

Akhirnya Sakura dengan berat hati membeli sayur kol itu setengah kilo dan tak lupa juga Sakura membeli beberapa gram daging ayam, karena Yuki dan Shinachiku sangat menyukainya.

"Bang Shino kreseknya mana!" Sakura masih dalam mode badmoodnya.

"Ini Buk Sakura, tolong jangan galak-galak ya... saya jadi takut jualan disini" ucap abang-abang itu.

Pria paruh baya bernama Shino itu memberikan kresek belang-belang pada Sakura, maklum dia memang penjual sayur yang sopan dan sering jadi langganan ibu-ibu di kompleks perumahan ini.

Hanya kebetulan saja hari ini yang belanja cuma Sakura seorang, sungguh apes banget nasibnya Abang Shino yang disemprot oleh istrinya Pak Naruto Namikaze. Wanita itu terlalu pagi menghampiri tukang sayur yang mangkalnya sendirian.

"Ya, kalau abang Shino ngasik saya harga murah, saya pasti nggak akan marah!" ujar Sakura sambil mewadahi belanjaanya ke dalam kresek.

"Saya juga nggak tega jualan mahal-mahal sama langganan Buk, yang ada nanti saya sepi pembeli" balas penjualnya dengan nada meringis.

"Iya-iya saya tau... Abang kok bawel banget sih hari ini?"

Abang-abang itu kehabisan kata-kata. Maunya dia menyahuti tapi takut disikat habis oleh Nyonya Namikaze itu.

"Semuanya 30 ribu buk Sakura.." abang Shino tidak lupa menangih uang untuk belanjaan yang diambil oleh Sakura.

"Nih uangnya, kembalian saya lagi 70 ribu jangan lupa!"

Ibu 4 anak itu memberikan uang pecahan besar pada penjual sayur. Setelah mendapat kembaliannya, Sakura kemudian pulang kerumah.

.

.

.

.

.

.

"Mama kok belanjanya lama sih?"

Saat sampai di ruang tamu, Hanami Namikaze membuat Sakura kaget. Pasalnya gadis cantik itu tiba-tiba muncul dari balik pintu yang terhubung menuju ke dapur. Putri sematawayang'nya itu sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Itu bang Shino ngajakin Mama debat, suka kesel deh kalau Mama nggak dikasik diskon belanja" ucap Sakura lengkap dengan ekspresi jengkel nya.

"Ish... Lagian Mama juga ngapain nawar, kan jadi lama belanjanya" balas Hanami.

"Biar uang belanja bisa diirit dong sayang... Setiap hari kan pengeluaran keluarga kita besar, sementara hanya Papa yang kerja, Mama jadi kasihan sama Papa banting tulang sendirian..."

Percaya atau tidak, hati kecil Hanami meneduh saat mendengar ucapan Mamanya, sebegitu perhatiannya Sang Mama kepada kepala keluarga mereka, membuat Hanami semakin menyayangi orang tuanya.

"Ishhh Mama so sweet banget sama Papa" ujar princess Namikaze itu penuh nada imut.

"Iya dong sayang... Papa kan teman sehidup dan semati Mama, kita berdua berusaha menjadi orangtua yang terbaik untuk kalian. Anak-anak Mama dan Papa yang berharga"

Pagi ini Hanami sukses dibuat ambyar oleh ibunya, langsung saja anak remaja itu memeluk Sakura tanpa ampun.

"Mama~~..." ujarnya dengan nada manja, dan mengalungkan kedua tangannya dipinggang ramping ibunya.

"Nana jangan meluk Mama, nanti seragam sekolah kamu kusut sayang!" titah Mamanya.

"Nggak mau! pokoknya Hanami mau meluk Mama dulu kayak gini!" pinta gadis itu dengan sangat manja.

"Yaampun, anak Mama kok lengket gini sihh, suka heran deh Mama..."

Beberapa detik setelah mendapat protesan dari Sakura, Hanami lalu melepaskan pelukannya.

"Mama mau masak dulu ya, oh iya Papa udah bangun?"

Sakura bertanya sambil mengusap sedikit rambut putrinya.

"Nggak tau Mah, tadi sih Nana cuman liat Babang Menma yang rebutan kamar mandi sama Kak Miyuki" ujarnya.

"Yaudah kamu pakek dulu dasinya atau beresin bukunya. Biar Mama buatin sarapan dulu"

"Siap Bosss!"

Hanami memberikan hormatnya, gadis berbody bak model itu segera melaksanakan titah Mamanya.

Sesibuk itulah Sakura jika pagi menjelang. Ada saja tingkah anak-anaknya yang harus ia atur agar tidak menjadi tuman berperilaku buruk.

Sesampainya Sakura didapur, ia melihat Naruto yang sedang membuka bungkus kopi instan dan menuangkannya ke dalam cangkir kramik putih.

"Mah, Papa buru-buru ke kantor hari ini... jadi maaf ya Papa nggak bisa ikut sarapan"

Air panas mengucur saat Naruto menuangkannya kedalam gelas berisi kopi bubuk. Pria jakung itu lalu mengaduk kopinya dengan sendok kecil. Sementara itu Sakura mendesah kecewa karena sang suami tidak ikut sarapan bersama seperti biasanya.

Usai mengaduk kopi, pria berambut cepak itu buru-buru menyesapnya. Tak lupa juga ia melihat setiap gerak-gerik sang istri yang mengeluarkan bahan makanan dan mulai menyalakan kompornya.

"Nanti pulangnya jam berapa?"

"Nggak tau Mah, nanti Papa Wa aja ya" kata Naruto dengan lembut.

Tegukan ketiga, akhirnya kopi miliknya habis. Pria itu memakai jas kerja yang bergelayut di kursi, setelah merasa rapi Naruto lalu memeluk istirnya sejenak dan mencium pipi lalu bibir Sakura sekilas sebelum pergi bekerja.

"Sorry untuk pagi ini... Aku mencintaimu babeeeehhhh..." bisik Naruto penuh desahan.

Itu mulutnya harus di amplas kali ya, gampang banget ngedesahnya!

Didalam hatinya Sakura mengumpat tapi beda halnya dengan reaksi tubuhnya, dimana dia tidak bisa menahan semburat merah di pipinya, lalu telinganya memanas karena merasa malu.

"Pokoknya maksimal pulangnya jam 8 malam! kalau Papa nggak pulang siap-siap tidur diluar!"

Meskipun Sakura memeluk suaminya tapi kata-kata bernada ancaman itu tidak terdengar ragu sedikitpun. Alhasil Naruto meringis saat istrinya mulai otoriter padanya.

"Iya sayang- iyaaaa, nanti Papa telpon kalau ada masalah"

Naruto mengusap-ngusap punggung istrinya, beruntung anak-anak mereka masih sibuk menyiapkan diri di kamar masing-masing. Jadi moment manis itu tidak akan menjadi bahan bullyan Hanami atau Menma yang memang paling usil mengolok-ngolok romansa percintaan kedua orang tua mereka.

"See you soon sayangkuhhhh..." Naruto berangkat, ia mengambil kunci mobilnya dan tas kerjanya diatas meja. Lalu menuju ke garasi.

.

.

.

.

.

"Mah, Papa ke mana?"

Menma yang duduk di meja makan merasa asing karena ia tidak melihat sang Papa ikut sarapan.

"Sudah pergi barusan" jawab Sakura dengan singkat, ia menyuapi Shinachiku yang akan berangkat ke TK pagi ini, tentu saja Sakura meminta bantuan Miyuki untuk mengantar anak bontotnya itu ke sekolah.

"Kok tumben?" kini Hanami juga ikutan heran.

"Mama nggak tau, tadi bilangnya cuman buru-buru aja" sahut Sakura yang bernada frienly seperti biasa.

"Mah, dedek udah kenyang... Nggak mau makan lagi"

Shinachiku menolak suapan Mamanya, padahal belum ada setengah piring anak bungsunya itu makan.

"Nasinya belum habis sayang... aaaaa dulu mulutnya, Dedek nggak boleh makan sedikit"

"Nggak mau..." Shinachiku tetap menolak sampai memalingkan wajahnya.

Sakura sukses berapas gusar.

"Yaudah Dedek mimik dulu susunya... Nanti Mama yang makan sisa nasinya" titah Sakura.

Shinachiku pun mengangguk gemas. Anak lelaki berusia 5 tahun itu mengambil gelasnya dan mimik susu yang sudah Sakura buat.

"Yuki hari ini sibuk tidak?"

Putra sulung dari keluarga Namikaze itu langsung mendongkak menatap Mamanya.

Miyuki yang kalem sudah terbiasa sarapan dalam kesunyian, layaknya orang yang sedang mengheningkan cipta. Jadi tak heran aura-aura kehidupannya jarang terdeteksi. Kecuali Jika Sakura akan membutuhkan bantuannya, barulah Miyuki dianggap keberadaannya dirumah ini.

Siapa suruh putranya itu diem-diem bae, kan Sakura jadi lupa jika ia sudah melahirkan seorang husbando sejuta umat itu kedunia!

Tak salah sih jika Sakura suka membangga-banggakan Miyuki didepan genk ibu-ibu komplekas perumahan. Karena selain rajin dan pintar, Miyuki juga tumbuh menjadi sosok remaja yang sangat-sangat tampan!

Hampir semua anggota genk ibu-ibu kompleks yang memiliki anak perawan pasti mengincar Miyuki sebagai mantunya.

Estt!

Tapi Sakura tidak akan melepaskan Miyuki dengan mudah, karena mahar untuk melamar putranya itu sangat mahal.

Jangan harap mereka bisa mendapatkan Miyuki hanya dengan bualan dan rayuan.

Idiiewwhh!..

Sakura tidak memerlukan besan yang bermulut besar, tapi yang ia butuhkan adalah besan dengan modal finansial besar.

Hehehe itung-itung agar Sakura juga bisa mendapatkan cipratan agar cepat melunasi cincin kawinnya yang masih ditawan dikantor pegadaian!

Terpaksa deh jari manis Nyonya Namikaze telanjang beberapa tahun kedepan, karena cincin kawinnya belum bisa dilunasi.

"Kenapa Mah?"

Tuhkan dari suaranya saja sudah pasti membuat hati kaum hawa meleh. Miyuki memang imam paket komplit pokoknya.

"Nanti siang Mama kan mau pergi ke percetakan, untuk diskusi sampul dan editing novel barunya Mama.. so Dedek nggak ada yang jemput di TK.. Kamu mau kan jembut Dedek?"

Miyuki nampak berpikir sejenak, hari ini sih maunya Miyuki melanjutkan skripsinya di kampus sambil mencari literatur yang cocok. Tapi jika Mamanya sudah menyuruh Miyuki menjemput Shina, maka ia tidak bisa menolak.

"Yaudah deh iya.." balas Miyuki dengan kalem.

"Okey, makasi ya sayang... Oh iya Menma dan Hanami nanti pulang jam berapa?" tanya nya pada Menma dan Hanami.

"Nana sih pulang seperti biasa Mah, jam 2.. kalau Babang nggak tuh bakalan sibuk atau nggak"

Hanami melirik Menma yang masih makan.

"Hari ini pesenan suku cadang Menma dateng Mah, jadi harus stay di bengkel" ucap anaknya yang mirip dengan leluhur kakek Namikaze.

"Yahhh, terus yang jagain Dedek dirumah siapa? Hanami sama Yuki aja?"

"Mama nggak usah cemas, biar Nana yang jagain Dedek. Lagian kerjaan Mama nggak bisa di skip juga kan, keburu deadline" ucap Hanami.

"Iya sayang itu dia masalahnya"

Sakura yang selesai mencuci piring langsung melepas apronnya dan mulai makan makannan sisa dari putra bungsunya.

"it's oke Ma, Nana bisa kok ngasuh Dedek... Asal ada imbalannya nanti hehehehehe" ucapnya watados.

"itu sih gampang... Entar Mama kong-kalikong sama Papa"

"Deal!" ucap Hanami sambil memberikan jempol tangannya.

Miyuki sih pasrah saja, ia masih bisa mengerjakan skripsinya besok. Dan deadline 2 minggu lagi ujian.

Oke fixs! pakai sistem kebut semalam nggak apa-apa, yang penting skripsinya kelar.

enjoy

kangennya sama Naru Saku :")

sudah tak terbendung rasanya...