.


Dragon! Strong!


.

"S-Sial, makhluk macam apa mereka ini!" Seru Ectoplasm seraya menghindari pukulan dari salah satu dari 14 Nomu yang di summon oleh Kurogiri. Dia mengeluarkan uap dari mulutnya dan membentuk beberapa clone untuk melindungi diri. Sayang baginya, Tinju Nomu itu terlalu kuat untuk dia tahan. Dengan mudah, Kepalan tangan Nomu menghancurkan semua Clone miliknya dan mendaratkan pukulan di dada Ectoplasm.

Tak cukup sampai disana, Monster itu menghujamkan pukulan-pukulan berkekuatan penuh ke tubuh pria itu. Yang kemudian ditutup dengan sebuah pukulan telak ke wajah Ectoplasm. Alhasil sang pahlawan pun terpental hebat dibuatnya. Sang Nomu masih belum puas. Dia duduki Ectoplasm yang terbaring ditanah lalu sekali lagi dia lancarkan pukulan-pukulan bertenaga penuh.

"ENYAHHLAAAAAAAAAHH!" Dengan kekuatannya, Present Mic menjerit keras ke arah Nomu yang baru saja menghajar Ectoplasm. Kekuatannya cukup kuat untuk memukul mundur monster itu beberapa langkah, Namun itu tak cukup. Sang Nomu masih bisa berdiri.

Di saat Present Mic sedang fokus menyelamatkan Ectoplasm, Tanpa dia ketahui sebuah Nomu dengan sepasang sayap mendekat ke arahnya dan menyambar dirinya. Di sisi lain, Satu lagi Nomu berbadan kekar sudah bersiap dan langsung melesakkan tendangan ke tubuh Present Mic. Pria malang itu langsung jatuh terguling ditanah. Speaker khusus yang terpasang di lehernya rusak. Darah segar mengalir menuruni kepalanya.

Disisi lain, Power Loader tengah dihajar habis-habisan oleh salah dua Nomu sekaligus. Ia beruntung Exo-Suit miliknya melindunginya dari serangan. Namun hal itu tak akan lama. Sedikit demi sedikit, pukulan dari monster-monster itu mulai merusak armornya.

Tak disangka olehnya, dari belakang tubuhnya datang lagi satu buah Nomu. Nomu itu melesakkan tanganya, menembus armor Power Loader dan meraih tubuh pria itu. Monster itu langsung mencabut Power Loader secara paksa dari Exo-suit yang sedang dia kenakan lalu membantingnya ke tanah. Dengan brutal tubuhnya diinjak-injak. Beruntung berkat Quirknya dia berhasil melarikan diri dari monster itu dengan masuk ke dalam tanah.

Vlad King turun membantu Power Loader. Dengan tenaga penuh dia hantamkan pukulan ke kepala salah satu Nomu. Besarnya tenaga yang dia keluarkan berhasil menghancurkan kepala Monster itu hingga sang Nomu pun tumbang dibuatnya.

Usai dengan satu Nomu, Vlad King beralih ke Nomu yang satunya. Tetapi belum lagi dia sempat menoleh, salah satu Nomu meraih tangan kanan pria itu dan langsung mematahkannya. Tulang lengannya menyembul keluar. Dari bercipratan layaknya air mancur. Tapi berkat Quirknya dia berhasil menghisap darah-darah itu kembali. Lebih dari itu, dengan darahnya dia bentuk sebuah tombak yang langsung dia pancangnya ke kepala makhluk itu. Dia berhasil membunuh dua Nomu sekaligus, namun dia terluka sangat parah.

Midnight merobek sedikit suit miliknya. Dengan begitu, aroma pembius pun menyebar ke segala penjuru. Sayangnya aroma itu tak bekerja pada para monster itu. Nomu itu masih bergerak cepat kearahnya. Di saat itulah, dua lagi guru datang melindunginya, satunya berambut pirang dan satunya lagi bersurai merah muda. Mereka berusaha menghentikan monster itu, tapi dengan mudah Nomu mendaratkan pukulan ke wajah mereka hingga membuat keduanya terlempar jauh.

Midnight melompat mundur. Ia tak sadar dibelakangnya sebuah Nomu bersayap telah menanti dirinya. Nomu itu meraih Midnight, membawanya terbang tinggi lalu menukik tajam dan menjatuhkan wanita itu. Hampir saja dia mati, beruntung Ectoplasm menggunakan Quirknya untuk menciptakan Clone dan menyelamatkan wanita itu.

Sementara itu Cementoss masih berdiri diposisinya melindungi Allmight yang sudah melewati batas wajar kekuatannya. Dia menciptakan dinding beton berlapis-lapis yang dibagian tengahnya untuk melindungi dirinya, Allmight dan juga Izuku.

Delapan Nomu berusaha menghancurkan dinding beton Cementoss. Tiap kali dinding hancur, Cementoss membangunnya ulang. Namun akibat kalah jumlah, dengan mudah lapisan dinding Cementoss cepat berkurang. Satu persatu dinding roboh. Hingga akhirnya, semua dinding pun hancur.

Salah satu Nomu mendaratkan pukulan ke wajah Cementoss. Pria itu pun lantas menggunakan kekuatannya untuk menciptakan dinding pelindung. Tapi pukulan monster itu terlalu kuat, dinding itu hancur dan Cementoss kena telak. Tak cukup sampai disitu, hujaman pukulan pun mendarat di tubuh Cementoss sebelum kemudian dia terlempar sampai menghantam dinding.

"Cementoss!" Jerit Izuku. Dia berusaha berdiri. Sekuat tenaga dia paksakan dirinya, namun semua itu tak ada gunanya. Dia bahkan tak bisa bergerak sedikit pun.

Snipe turun tangan. Secepat mungkin dia menembaki semua Nomu yang ada di dekat All Might. Pelurunya berhasil mengenai mereka. Namun sayangnya hal itu tak cukup untuk menumbangkan mereka.

Tak disangka olehnya, satu Nomu terakhir muncul dari belakang tubuhnya. Monster itu langsung meninju wajah Snipe hingga dia jatuh mencium tanah. Nomu itu kemudian menginjak siku Snipe hingga tulangnya patah.

Kini All Might terpampang bebas tanpa ada lagi yang melindunginya. Semua Nomu bergerak menghampirinya. Para murid pun tak tinggal diam. Shoto, Eijiro dan Bakugo mengerubungi All Might untuk melindunginya. Tentu saja ini situasi yang sangat berbahaya.

"Pergilah! Kalian bukan tandingan mereka!" Suruh All Might.

"Berisik! Khawatirkan saja dirimu sendiri!" Bentak Bakugo.

"Jangan bercanda! Kami tak akan meninggalkan mu!" Balas Eijiro.

Shoto menggunakan kekuatannya untuk menciptakan padang es dan membekukan semua Nomu yang ada didekatnya. Tapi tak perlu waktu lama, monster-monster itu bisa dengan mudah meloloskan diri. Mereka bahkan tak terluka sedikitpun olehnya serangan Shoto.

"Heaa!" Eijiro Kirishima melesat menyerang salah satu Nomu. Dengan tangannya yang sudah di perkeras, dia layangkan pukulan ke wajah monster itu. Sang Nomu pun dibuat mundur olehnya. Namun dengan mudah Nomu itu membalikkan serangan berupa pukulan pahit ke tubuh Eijiro.

Bakugo tak tinggal diam. Dia bergerak untuk menyerang. Tapi di saat yang sama salah satu Nomu melesat menebaskan kakinya menghantam rusuk Bakugo. Anak itu langsung jatuh meringsuk. Meringis menahan sakit.

Nomu-Nomu itu mendekati Shoto. Shoto pun menciptakan kubah es besar untuk melindungi dirinya. Yang dengan mudah dihancurkan oleh makhluk itu. Salah satu Nomu mencekik leher anak itu lalu membantingnya ke tanah.

All Might tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa menangisi ketidak berdayaannya sementara semua orang berjuang melindungi dirinya. Uap mengepul kian tebal dari tubuhnya. Tak lama lagi, dia akan bertransformasi ke wujud kurus kerempeng miliknya.

Semuanya sudah dikalahkan. Tak ada lagi yang bisa menyelamatkan All Might. Salah satu Nomu berbadan kekar menghampiri All Might, berdiri mantap di hadapan pria itu. Tak lama kemudian, sebuah pukulan keras mendarat ditubuh All Might dan mementalkannya hingga menghantam dinding batu. All Might benar-benar tak berdaya.

Semua 12 Nomu yang tersisa mengerubungi All Might. Mereka semua bersiap untuk membunuh sang simbol perdamaian. Satu persatu dari mereka menyerang tubuh pria itu tanpa ampun. Semua orang yang ada disana tak bisa berbuat apa-apa. Mereka menangis, menjerit, mendapati kenyataan pahit atas pahlawan mereka. Kenyataan bahwa All Might akan segera terbunuh.

DUAARRR

Di tengah-tengah situasi genting itu, sebuah ledakan besar terjadi dan langsung menghancurkan gerbang masuk USJ. Seluruh infrastruktur bangunan berguncang hebat dibuatnya. Dari balik kepulan asap akibat ledakan terlihat sesosok anak muda berjalan dengan santainya sambil menyeret mayat sebuah monster yang tampak asing. Seorang anak laki-laki bersurai perak dengan bola mata merah bagaikan darah. Di pinggangnya terpasang sabuk aneh dengan kepala sabuk berukuran besar berwarna merah maroon. Benda yang selalu dia sebut Evol Driver.

Izuku membelalak tak percaya dengan apa yang sedang dia lihat. Wajahnya yang begitu putus asa kini penuh dengan harap. "Sento-san!" Jeritnya teramat senang.

"Yo. Hisashiburi dana, Izuku." Sapa Sento dengan suara yang terkesan berat. Dia memperhatikan sekeliling. Disana dia mendapati puluhan penjahat, beberapa pahlawan yang terluka parah, All Might yang tengah dikeroyok. Anak-anak kelas 1-a, khususnya Izuku yang terluka parah seperti biasanya.

"Sento? Kiryu Sento si Mad Scientist? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Kurogiri. "Apa kau juga ingin membunuh All Might?"

"Tolong jangan salah paham dulu." Jawab Sento dengan santainya. "Tujuan ku ke sini, hanya untuk membunuhmu dan juga teman-teman mu."

Shigaraki tertawa. "Lucu sekali. Pikirmu kau ini siapa? Kau cuma manusia biasa yang hanya mengandalkan alat!" Ejeknya. "Nomu-Nomu ku ini akan menghancurkanmu dalam sekejap!"

"Kita lihat saja."

Sento mengeluarkan dua buah botol berukuran kecil dari dalam sakunya. Satunya berwarna biru sedangkan yang satunya lagi berwarna hitam. Dia kocok kedua botol itu, lalu dia putar bagian tutupnya. Dia masukkan dua botol itu masing-masing pada slot yang tersedia pada Evol Driver. Diputarnya tuas pada kepala sabuknya, lalu dia ambil pose bersiap. "Nah, mari kita mulai eksperimennya!"

"Dragon! Rider System! Evolution!

Are you ready?

"Henshin"

Dragon! Dragon! Evol Dragon! Fuhahahahahahahaha!"

Wujud Sento berubah menjadi Evol Dragon untuk yang kedua kalinya. Semua orang yang ada disana kembali dibuat kaget olehnya. Mereka tak pernah tahu kalau si mantan penjahat itu punya kekuatan seperti ini. Terkecuali untuk Izuku dan Midnight tentunya. Mengingat mereka berdua sudah pernah melihat wujud itu, walaupun ada sedikit perbedaan pada bagian visor dan armor bahu.

"NOMU!"
Atas perintah Shigaraki, salah satu Nomu yang berbadan kekar itu langsung melesat menyerang Sento/ Evol Dragon. Evol pun tak mau kalah. Mereka berdua beradu tinju dan sama-sama terpental. Evol terpental dan mendarat mulus di dekat Izuku. Sedangkan sang Nomu terlempar hebat ke arah Shigaraki. beruntung Kurogiri dengan sigap menyelamatkan dirinya.

"Hoo, kekuatan warp ya? Ini makin menarik saja." Giliran Evol yang memulai serangan. Dia berlari menuju Kurogiri, bersiap dengan kepalan tinju bertenaga penuh di tangan kanannya. Sekuat tenaga dia lancarkan pukulan, tapi tiba-tiba saja Nomu yang tadi beradu tinju dengan dirinya muncul dihadapannya. Reflek, Sento pun melancarkan pukulan itu ke wajah sang Nomu hingga kepalanya hancur berkeping-keping.

Nomu-Nomu lain bergerak menyerang Kamen Rider Evol. Sebuah Nomu bersayap terbang tinggi di langit lalu menukik tajam ke arah Evol. Karena agilitynya yang lamban, Evol pun tak sempat mengelak dan kena sambar oleh monster itu. Meski begitu, dia berhasil menangkap kaki Nomu itu. Dia pun membanting si Nomu ke tanah lalu menginjak kepalanya sampai otaknya pecah.

Satu lagi Nomu datang, kali ini berbadan kekar. Monster itu menghadang Evol hingga membuat Evol mundur beberapa langkah. Tak cukup sampai di sana, Nomu itu pun melesatkan sebuah pukulan super ke rider itu. Evol tentu saja tak mau kalah. Ia rapatkan jari-jarinya membentuk mata pedang, lalu dia tebaskan ke tubuh si Nomu. Nomu itu pun kena, tubuhnya langsung terbelah menjadi dua. "Fuahahaha! Ini menyenangkan!"

Nomu selanjutnya datang. Gerakannya cepat dengan tubuh yang lebih ramping dari pada sebelumnya. Dia mencoba mencakar Evol, tapi Evol membalas dengan menghantamkan kakinya ke tubuh Monster itu. Dia raih tangan sang Nomu, lalu dia tarik tubuh monster itu mendekat ke arahnya. Selanjutnya, dia lesakkan pukulan kuat yang berhasil menembus tubuh monster itu.

Nomu-Nomu lain ikut menyerang. Namun mereka semua bernasib sama. Kepalanya hancur, tubuhnya robek satu demi satu. Semua orang disana dibuat takjub sekaligus ngeri olehnya. Mereka tak bisa berkata apa-apa. Hanya suara jeritan pada Nomu dan tawa puas Evol yang terus terdengar. Hingga pada akhirnya, hanya tiga buah Nomu yang tersisa.

"Kalian tak akan bsia mengalahkan ku." Ujar Sento yang berdiri di tengah-tengah tumpukan mayat Nomu, dengan tubuh bermandikan daram monster-monster itu. "Kenapa? Karena sejak awal, formula kemenangan, sudah aku tentukan!"

"Tidak!" Jerit Shigaraki. "Kenapa rencanaku selalu saja gagal! Jika saja kau tidak datang, Aku pasti sudah berhasil membunuh All Might! Apa tujuanmu yang sebenarnya! Sok-sokan jadi pahlawan!?"

"Shigaraki! Kita masih punya 3 Nomu yang tersisa." Sela Kurogiri. "Kita masih punya kesempatan untuk membunuh All Might. Terlebih saat ini All Might tak ada yang melindungi."

Shigaraki terdiam. Dia memperhatikan situasi. "Kau benar Kurogiri". Balasnya. "Akan aku pancing Kiryu Sento dengan dua Nomu, lalu kita berdua akan menyerang All Might bersama satu Nomu lagi yang tersisa."

"Serang dia!"
Dua buah Nomu melesat ke arah Sento. Sento pun bersiap di posisinya. Namun kemudian dia tersadar. Shigaraki, Kurogiri dan satu lagi Nomu tengah melesat ke arah All Might. Sontak saja dia mencoba mengganti haluan untuk menyelamatkan All Might, namun dua nomu yang datang ke arahnya menahan dirinya.

Kurogiri, Shigaraki dan Nomu makin mendekat ke arah All Might. Izuku yang menyadari situasi pun makin panik. Sekuat tenaga dia berusaha mendekati All Might. Sementara All Might sendiri tak bisa berbuat apa-apa.

"Matilah kau All Might!"

BRAAAKKK

Seeekor Naga besar tiba-tiba saja datang menginjak tubuh Nomu itu dan hampir mengenai Shigaraki dan Kurogiri. Naga itu kemudian berubah menjadi sesosok manusia. Sang Dragon Hero Ryukyu. "Jadi ini yang kau maksud ya Sento? Dasar, lain kali kau harus lebih spesifik. Aku sudah bawa bantuan seperti yang kau inginkan."

Dari langit, Wing Hero : Hawk turun dengan kecepatan tinggi sebelum kemudian menebas dua Nomu yang tengah menahan Sento menggunakan bulu sayapnya bagaikan pedang. Dia kemudian mendarat di samping Sento. "Yo Sento, armor yang keren." pujinya.

Dari arah pintu masuk, beberapa pahlawan pro lainnya berdatangan. Bersama para polisi dan tim medis. Mereka semua langsung bergerak melaksanakan tugas mereka masing-masing menyelamatkan murid-murid kelas 1-A, para guru dan mengalahkan penjahat lainnya.

Shigaraki Tomura kembali terdiam. Dia nampak begitu kesal. Tanpa henti tangannya menggaruki lehernya. "Menyebalkan. Menyebalkan. MENYEBALKAN!"

"Shigaraki, ini tidak bagus! Ayo kita mundur." Ajak Kurogiri. "Tak ada lagi yang bisa kita lakukan!"

"Ready? Go!"

"Tak akan aku biarkan hal itu terjadi." Evol memutar tuas pada Evol Driver. Dengan begitu, kumparan Energi kosmis muncul mengelilingi tubuhnya. Evol memusatkan kumparan energi itu pada tangannya, lalu begitu energinya siap, ia hantamkan pukulan supernya itu pada Shigaraki dan Kurogiri. "CIAO~"

Tak disangka-sangka, tiba-tiba saja Nomu yang tadi dikalahkan oleh Ryukyu muncul dan mendarat tepat di depan Shigaraki. Pukulan Evol pun lantas mengenai Nomu itu. Menciptakan ledakan dahsyat yang menghancurkan segalanya. Termasuk tubuh si Nomu yang hancur berkeping-keping tak bersisa.

Nomu hancur. Tapi Shigaraki Tomura dan Kurogiri sudah tak ada lagi disana. Sepertinya mereka berhasil melarikan diri. Evol pun melepas Evol Driver miliknya dan kembali menjelma menjadi Sento dengan kondisi semula.

Sento tersenyum lega. Tapi kemudian perhatiannya teralihkan pada bongkahan tangan hasil dari tubuh Nomu yang dia hancurkan barusan. Disana terpampang jelas lambang yang sangat familiar baginya. Faust. Tercetak pada bagian punggung tangannya. Sento pun terdiam. Dia teringat pembicaraannya dengan Midnight tadi pagi.

"Faust...Siapa kalian yang sebenarnya?"