URBAN LIFE
[URL]
-Inspiration-
[Disclaimer]
"Naruto, Anime, dan Manga Lainnya..
-Created-
YuukiRassist19
-Get Ready, Start..-
03
-Wanita Itu Merepotkan-
Summary :
Hanya sebuah kisah tentang kehidupan para remaja SMA... dimana persahabatan, konflik, dan cinta terjadi didalamnya
"Wanita, makhluk paling merepotkan didunia. Suka semaunya, egois, tidak mau mengalah dan... pembawa masalah"
Kring.. kring... kring
suara jam weker yang berdering terdengar disalah satu kamar disebuah rumah dikonoha. Membangunkan sang pemilik kamar yang sedang tertidur.
Seorang pemuda remaja berambut pirang jabrik yang merupakan pemilik kamar itu yang tak lain adalah Namikaze Naruto, mulai membuka kelopak matanya. Memperlihatkan iris biru lautannya yang indah. Pemuda itu lalu bangkit dari tidurnya lalu Melihat kearah jam yang ada disebuah meja disamping tempat tidurnya yang masih berdering seakan enggan untuk berhenti walaupun pemuda itu sendiri sudah bangun.
"Jam setengah 6 kah" gumamnya saat melihat jarum jam weker yang menunjukan angka 5:30. Mematikan jam weker itu, lalu diapun bangkit dari kasur lalu berjalan menuju sebuah kamar mandi yang ada dikamar itu. Mengambil handuk yang tergantung dipintu, lalu diapun masuk kedalam kamar mandi, dan mulai melakukan ritual paginya, tak lupa menutup dan mengunci pintu kamar mandinya..
[URL]
Setelah beberapa menit, Narutopun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya. Memperlihatkan perutnya yang lumayan terbentuk untuk remaja seumurannya. Lalu diapun berjalan menuju lemari dan mengambil sebuah seragam berupa sebuah kemeja putih bergaris hitam, dengan blazer hitam dan celana panjang yang juga berwarna hitam.
Memakainya lalu setelahnya diapun berjalan kearah jendela dan membuka gorden jendela itu. Dan terlihatlah langit yang tertutupi oleh awan hitam. Melihat itu, naruto terdiam sejenak.
"Sepertinya hari ini akan hujan..." gumamnya. Lalu diapun berbalik dan mengambil tas disebuah meja belajar, kemudian pergi kearah pintu kamarnya.
Menuruni sebuah tangga menuju kelantai satu. Diapun sampai diruang keluarga rumahnya. Menengok kearah samping kanan menuju ruang makan, dan terlihatlah disana terdapat tiga orang berbeda usia dan gender, juga warna rambut, sedang duduk disebuah meja makan sambil melakukan kegiatan mereka masing masing. Satu orang laki laki yang memiliki rambut yang sama dengannya, baik warna maupun model, sedang membaca sebuah koran. Dia adalah ayah dari Naruto. Namikaze Minato. Sedangkan dua lainnya terlihat sedang memainkan handphone. Mereka adalah adik dan juga kakak dari Naruto. Namikaze Menma dan Namikaze Karin.
Naruto lalu berjalan menghampiri mereka, tak lupa dengan tas yang di jinjingnya.
"Ohayou minna" ujarnya mengucapkan selamat pagi pada mereka bertiga. Mereka bertiga yang mendengar ucapan itu lalu mengalihkan pandangannya pada Naruto yang sedang berjalan kearah mereka.
"Ohayou Naruto/Nii-san" ucap mereka membalas ucapan dari Naruto.
Naruto tersenyum menanggapi balasan dari mereka. Lalu diapun menarik satu kursi lagi lalu mendudukinya.
"Oh kau sudah bangun Naruto... bagaimana kepalamu?" Sebuah suara dari dapur mengalihkan atensinya. Terlihat disana seorang wanita cantik. Berambut merah panjang digerai. Wanita yang merupakan ibunya yaitu Namikaze Kushina.
"Kepalaku, kurasa baik baik saja Kaa-san" jawab Naruto tentang keadaan kepalanya yang sudah membaik dari luka yang didapatnya kemarin saat membantu teman sekelasnya Touka.
"Souka... jika masih sakit, lebih baik kau tidak usah sekolah saja. Akan kukirim surat ijin kesekolahmu nanti" ujar Kushina kembali.
"Tak perlu Kaa-san. Aku baik-baik saja kok, jadi tak usah khawatir" kata Naruto sambil tersenyum.
"Hah baiklah kalau begitu. Tapi lain kali, berhati hatilah saat menyebrang yah" kata Kushina lagi.
Naruto tersenyum kikuk mendengar jika ibunya mempercayai kebohongannya. Memang dia berbohong tentang bagaimana dia bisa pulang dengan keadaan pelipis yang berdarah. Dia menceritakan bahwa saat dia menyebrang jalan, ada seorang pengendara yang tidak sengaja menyerempetnya dan membuatnya terjatuh pada trotar dengan posisi kepala duluan. Dan karena itulah pelipisnya bisa berdarah.
'Karena tidak mungkin aku menceritakan yang sebenarnya bukan? Bisa bisa aku dimarahi habis habisan oleh Kaa-san dan Tou-san" batinnya kikuk.
"Ha'i Ha'i aku akan berhati hati lain kali Kaa-san" balasnya sambil tersenyum.
Kushina yang mendengar itu tersenyum lalu mengangguk. Kemudian diapun kembali kedapur dan kembali memasak.
[URL]
Saat ini keluarga Namikaze telah selesai melakukan sarapan. Dan terlihat sedang bersiap untuk melakukan aktivitas mereka masing-masing.
"Aku duluan minna" kata Naruto setelah selesai memasang sepatunya. Dan dijawab anggukan oleh Minato, Menma. Dan karin.
"Naruto jangan lupa bawa payung. Sepertinya hari ini akan hujan. Kalian juga" teriak Kushina didapur yang terlihat sedang membereskan piring bekas sarapan.
"Ha'i aku sudah membawanya kok" balas teriak Naruto. Lalu diapun berjalan kearah pintu keluar lalu membukanya.
Terdiam sejenak sambil menatap langit yang terlihat mendung. Diapun menarik nafas lalu mengeluarkannya kembali.
"Semoga hari ini tidak terjadi masalah"
[URL]
Touka POV
Langit kali ini tak seperti biasanya. Udara dingin mengelus pelan kulitku. Pagi hari ini cukup dingin dibanding kemarin. Cahaya matahari tak nampak dikarnakan awan hitam yang menutupinya. Sesekali, manikku menatap layar handphone yang kupegang.
Tak ada yang spesial, aku hanya melihat menit jam disana. Memastikan kalau aku tak terlambat nanti. Kumasukkan kembali benda persegi itu kedalam saku rok milikku. Bersamaan dengan tangan yang lain mengambil sesuatu dari saku rok satunya.
Setelah menemukan benda yang kucari, Aku membuka pelan bungkusnya. Kuambil satu stik pocky dan melahapnya pelan. Rasa manis dari coklat yang berada diujung biskuit itu menjalar dilidahku. Tak puas dengan satu stik, aku kembali mengambil lagi. Bahkan, kali ini aku mengambil dua sekaligus.
"Hnm.. Vanila dan Strawberry.." ujarku pelan
Pocky yang kumakan terdapat banyak rasa. Setidaknya ada lima rasa yaitu coklat, vanila, strawberry, almond, dan susu. Aku menjelaskan semua itu karna aku sangat menyukai Pocky. Persetan dengan orang lain yang menyebutku aneh.
Bicara orang lain, ada satu orang yang terlintas dipikiranku. Surai pirang miliknya dan mata birunya. Pria yang bernama Namikaze Naruto, salah satu teman sekelasku.
Pertemuan pertama kami bisa dianggap biasa saja. Bahkan aku tak terlalu peduli tentang dirinya. Hanya saja, disaat pertemuan kedua kami. Pria itu sempat menolongku dari orang jahat. Yah.. Meski babak belur, tetapi Aku akui ia hebat.
Sebenarnya, walaupun pria itu tak menolongku. Aku bisa mengurusi kelima orang itu sekaligus. Bukannya aku sombong, tapi aku benar-benar yakin. Dan soal kenapa aku benar-benar yakin. Bisa dibilang, aku sedikit ahli dalam bela diri.
"Eh.. Habis.. Kukira masih ada satu stik.."
Aku menatap bungkus pocky yang telah kosong. Kumasukkan itu kedalam saku rok milikku. Aku masih sadar diri untuk tak membuang sampah sembarangan. Lanjut.. Soal yang kubahas tadi, Namikaze Naruto.. Ternyata pria itu adalah berandalan.
Kedengaran kasar memang. Tapi, kata itulah yang pertama terlintas dibenak orang. Maaf saja jika kata-kataku terdengar tak pantas. 'Berandal', semua orang tau istilah itu. Kata yang menurutku sama artinya dengan sebutan 'Sampah'.
Lalu.. Jika kalian bertanya.. Apakah aku membenci 'Berandal'..?!. Jawabannya tidak, itu bukan berarti aku menyukainya. Aku hanya tidak peduli. Mau membenci atau menyukai, itu tergantung situasi dan kondisi yang ada.
Walaupun sebenarnya aku sedikit tertarik padanya dan teman-temannya yang katanya suka mencari masalah dengan sekolah lain. Namun kupikir itu tidaklah sepenuhnya benar, karena dari yang kulihat, dia adalah orang yang baik. Buktinya dia menolongku saat aku sedang dicegat oleh orang orang jahat. Walaupun sebenarnya aku tidak membutuhkannya.
Maka dari itu, aku sudah memutuskan...
Apa yang akan kulakukan disini
[URL]
Saat ini terlihat Naruto tengah berjalan kesekolahnya yang sudah terlihat didepan sana. Dan dia melihat, dua orang gadis tengah berdiri digerbang sekolahnya. Dua gadis yang merupakan anggota OSIS, dan salah satunya adalah Sona Sitri, sang fuku-kaichou. Melihat itu, diapun mempercepat langkahnya kearah mereka berdua.
Disisi lain. Sona saat ini tengah menjalankan tugasnya sebagai anggota OSIS, yaitu mendisiplinkan murid-murid. Seperti menegur murid yang bajunya dikeluarkan, tidak memakai dasi, ataupun terlambat masuk.
Disaat dirinya bersama salah satu anggota OSIS lainnya yang bernama Tsubaki Shinra. Dia melihat didepan sana, Naruto tengah berjalan kearahnya dengan langkah yang sedikit cepat.
Dan saat Naruto sudah berada satu meter didepannya. Dia berhenti lalu menatap kearahnya.
"Sedang melakukan pekerjaan OSIS kah, Sona" katanya dengan wajah yang selalu datar seperti biasa.
"Yah seperti yang kau lihat sendiri Naruto" balas Sona.
"Oh ya, kudengar pelipismu terluka karena terserempet pengendara motor kemarin, apa itu benar?" Lanjut Sona kembali bertanya pada Naruto.
Naruto yang mendengar itu, mengerutkan dahinya. Bagaimana dia bisa tau? Pikirnya.
"Yah memang benar, tapi bagaimana kau bisa tau?" Jawab sekaligus tanya Naruto balik.
"Tidak penting aku tau dari mana.. tapi yang penting apa kau tidak apa apa?" Jawab Sona lalu menanyakan keadaan Naruto.
"Yah aku tidak apa apa" jawab Naruto. Walaupun dirinya agak bingung dari mana gadis itu tau, namun seperti yang dikatakan Sona bahwa itu tidak penting, jadi dia mengabaikannya.
Disaat mereka berdua sedang mengobrol. Satu orang gadis lagi, hanya diam, tidak berniat untuk masuk dalam obrolan mereka berdua.
Disisi lain. Terlihat didepan sana, Touka tengah berjalan kesekolah, dan Naruto melihat itu.
Disaat Touka melewati mereka bertiga. Dalam tayangan slowmotion, saat Touka melewati mereka, dirinya dan juga Naruto melirik satu sama lain. Lalu setelah itu, mereka berdua tersenyum. Lalu Toukapun terus berjalan dengan senyum yang masih terpasang dibibirnya.
Naruto sendiri juga terlihat masih tersenyum saat Touka sudah melewatinya. Dan itu membuat Sona memandang bingung kearahnya.
"Kenapa kau tersenyum, Naruto?" Tanya Sona.
Naruto yang memdengar itu, menatap kearahnya lalu berucap.
"Tidak, tidak apa apa" ucapnya sambil masih tetap mempertahankan senyumnya.
"Hanya teringat pertemuan yang menarik"
[URL]
Disalah satu kelas, terlihat dua orang berbeda gender yang salah satunya adalah Raiser yang kemarin sempat bertemu dengan Naruto dan gengnya. tengah menatap kearah Naruto, Sona dan juga Tsubaki yang masih berada didepan gerbang. Lalu tak lama, terlihat Naruto berjalan masuk kegedung sekolah, meninggalkan mereka berdua.
"Cih, melihat mereka semakin akrab, membuatku semakin ingin untuk segera menyingkirkan si pirang itu" ucap kesal wanita disana yang memiliki rambut merah panjang digerai, dan iris mata blue-green.
"Kau benar Rias, tapi apa kau yakin rencanamu itu akan berhasil" ucap sekaligus tanya Raiser pada gadis yang bernama Rias Gremory.
Rias yang mendengar itu menatap kearahnya sebentar, lalu kembali melihat keluar jendela sambil menyeringai.
"Tentu saja, karena aku sudah memikirkannya matang-matang"
[URL]
Disebuah lorong dilantai tiga KHS. Terlihat Naruto dan Shikamaru tengah berjalan tempat yang biasa menjadi base camp geng mereka.
Setelah sampai didepan pintunya. Lalu merekapun masuk kedalam dan terlihatlah didalam sudah ada Yahiko,Kiba,Choji dan Toushiro.
"Yo Naruto,Shikamaru.. bagaimana pelajaran pertama kalian?" Tanya Yahiko yang seperti biasa tengah duduk disofanya sambil merokok.
"Buruk sekali Yahiko-senpai. Anko-sensei tadi mengajar sambil terus menggoda semua siswa laki-laki" jawab Naruto dengan datar seperti biasa.
Yahiko yang mendengar itu hanya mengangguk maklum karena dia juga tau bagaimana kelakuan guru wanita itu yang selalu menggoda para siswa laki-laki sampai pingsan.
"Oh apa kepalamu baik-baik saja?" Tanya Yahiko dan itu membuat Naruto bingung. Tadi pagi Sona, dan sekarang Yahiko. Sebenarnya dari mana mereka tau?
"Sebenarnya aku heran, bagaimana kalian bisa tau sih?" Tanya balik Naruto.
"Oh soal itu, kami tau dari Toushiro yang melihatmu kemarin membantu siswi baru itu" jawab Yahiko.
Naruto yang mendengar itu langsung menatap kearah Toushiro yang sedang duduk dikursi sambil melipat kedua tangan didada.
"Kau melihatnya tapi tidak membantuku? Toushiro" kata Naruto dengan tersirat sedikit nada kesal didalamnya.
"Itu karena aku tau kau tidak membutuhkan bantuan" Toushiro mengucapkan itu sambil masih tetap pada posisinya.
Naruto yang mendengar itu hanya mendengus malas menanggapinya.
"Tapi aku sempat terkejut saat mendengar dari Toushiro bahwa kau sempat terpojok oleh lima murid iwa itu" kata Yahiko.
"Haah memang benar, itu karena aku sempat lengah, makanya aku sampai bisa terpojok oleh mereka" ucap Naruto dengan malas dan itu membuat semua yang ada disana terkekeh, kecuali Toushiro yabg masih tetap dalam posisinya dan juga Shikamaru yang hanya bergumam merepotkan.
"Oh aku tidak menyangka jika Naruto yang dikenal beringas ini bisa lengah juga" celetuk Kiba sambil terkekeh dan itu membuat Naruto mendeliknya.
"Urusai.."
Tok..tok..tok
Suara pintu yang diketuk mengalihkan mereka semua. Mereka menatap kearah pintu masuk ruangan itu dengan pandangan bingung.
"Huh siapa itu? Sona kah?" Ucap Kiba entah pada siapa.
"Aku tidak tau... Naruto buka pintunya" ucap Yahiko lalu memerintahkan Naruto untuk membukakan pintu dan dijawab anggukan oleh Naruto.
Lalu Narutopun berdiri dan berjalan menuju pintu lalu membukanya. Saat membukanya, terlihatlah didepan pintu, seorang gadis berambut biru gelap dengan poni yang menutupi bagian kanan wajahnya, juga iris mata yang senada dengan rambutnya.
Naruto yang melihat gadis itu, memandang bingung kearahnya.
"Kirishima-san, ada apa kau datang kesini" tanya Naruto pada gadis yang ternyata adalah Touka.
"Aku ingin bergabung dengan kalian" jawab Touka sambil tersenyum, dan jawabannya itu membuat Naruto melongo.
"Hah..."
[URL]
"Etto jadi, kau ingin bergabung dengan kami. Kirishima-san?" Tanya Yahiko pada Touka yang saat ini sedang duduk dihadapannya.
Saat ini, base camp milik Naruto dan gengnya sedang dalam kondisi tegang karena siswi baru yang bernama lengkap Kirishima Touka, ingin bergabung dengan mereka.
"Um, aku ingin bergabung dengan kalian" Touka menjawab dengan wajah datar seperti biasa.
"Hah, bukannya aku ingin menolak, Kirishima-san. Tapi kau tau bukan kami ini seperti apa" kata Yahiko dan dijawab anggukan oleh Touka.
"Jika kau sudah tau, kenapa kau ingin bergabung?"
"Aku hanya ingin saja"
Yahiko yang mendengar itu menghela nafas lelah.
"Kau ini..."
"Kukira tidak masalah jika dia ingin bergabung, senpai. Kemampuannya kupikir cukup kuat untuk bergabung dengan kita. Jika tidak percaya, tanyakan saja pada Toushiro. Mengingat dia sudah melihat kami saat bertarung dengan murid dari iwa kemarin" kata Naruto menyetujui Touka yang ingin bergabung dengan mereka.
Yahiko yang mendengar itu langsung menatap kearah Toushiro yang masih setia dengan posisinya sejak tadi.
"Itu benar, kemampuannya memang cukup kuat" ucap Toushiro seakan tau arti tatapan Yahiko padanya.
Yahiko yang mendengar itu kembali menghela nafas. Lalu kembali menatap Touka yang ada didepannya.
"Hah baiklah, kau boleh bergabung, Kirishima-san" kata Yahiko menyetujui keinginan Touka yang ingin bergabung.
Touka yang mendengar itu tersenyum lalu mengucapkan terima kasih pada Yahiko.
"Yosh selamat bergabung dengan kami Touka-san. Dan perkenalkan, namaku Inuzuka Kiba" ucap Kiba sambil memperkenalkan namanya.
"Namaku Akimichi Chuoji. Salam kenal Touka-san" ucap chouji juga memperkenalkan dirinnya.
"Hitsugaya Toushiro" ucap pendek Toushiro memperkenalkan dirinya tanpa sedikitpun merubah posisinya.
"Merepotkan, namaku Nara Shikamaru, salam kenal" ucap Shikamaru tak lupa dengan trademarknya.
"Kau sudah tau namaku bukan.. jadi aku tidak perlu memperkenalkan diriku" ucap Naruti seakan tidak peduli.
"Yosh giliranku, namaku Yahiko. Pemimpin geng ini. Salam kenal Touka-san" ucap Yahiko.
Touka yang mendengar mereka memperkenalkan diri mereka, hanya mengangguk sebagai tanggapannya.
"Baiklah kalau begitu aku juga akan memperkenalkan diriku.." ucapnya lalu berdiri dari sofa.
"Namaku Kirishima Touka. Salam kenal minna" lanjutnya memperkenalkan dirinya dan ditanggapi anggukan oleh mereka semua.
Lalu diapun kembali duduk kemudia menatap kearah Yahiko.
"Apa hanya aku anggota wanita disini?" Tanya Touka pada Yahiko.
"Tidak, sebenarnya ada beberapa. Namun sepertinya mereka sedang sibuk, jadi mereka tidak bisa kesini" jawab Yahiko dan Touka habya menggangguk mendengarnya.
"Kalau begitu, aku akan kekantin dulu, apa kalian ingin sesuatu?" ucap Naruto dan itu membuat seisi ruangan menatao kearahnya.
"Aku ingin roti Naruto" ucao Kiba dan dijawab anggukan oleh naruto.
"Tolong bawakan beberapa kripik kentang untukku Naruto" ucap Chouji.
"Aku ingin minuman kaleng, tolong" ucap Toushiro.
Naruto mengangguk mendengar permintaab mereka, lalu diapun beralih pada Yahiko dan Shikamaru.
Seakan mengerti, mereka hanya menggeleng pertanda mereka bedua tidak ingin apapun.
Naruto mengangguk melihat itu, lalu diapun berjalan keluar ruangan itu untuk menuju kantin.
"Kalau begitu aku ikut Naruto-san, kebetulan aku juga ingin sesuatu" perkataan Touka menghentikan langkahnya. Diapun menatap kearah gadis itu yang sudah berdiri dan berjalan kearahnya.
"Terserahlah..." ucapnya lalu kembali melanjutkan langkahnya diikuti oleh Touka dibelakangnya.
[URL]
Disuatu tempat dikawasan KHS. Terlihat dua orang murid KHS tengah membicarakan sesuatu.
"Apa kau gila Rias, ingin melakukan hal itu" teriak salah satu dari mereka yang merupakan seorang laki laki berambut pirang pendek.
Gadis yang merupakan Rias itu tersenyum mendengar perkataan dari laki laki didepannya.
"Tentu saja, dan kupikir kau pasti menyetujuinya mengingat kau menyukai Sona bukan?" Mendengar itu, sang lelaki terdiam seakan membenarkan ucapan dari Rias.
Entah apa yang mereka bicarakan, namun sepertinya mereka sedang membicarakan sebuah rencana. Entah rencana apa itu.
"Huh baiklah.. aku akan ikut dalam rencanamu" kata sang lelaki yang masih belum diketahui namanya.
Mendengar itu, Rias menyeringai senang entah karena apa.
"Bagus, dengan begini. Kita pasti bisa menyingkirkannya"
[URL]
Dilorong KHS. Terlihat Naruto.dan Touka tengah berjalan beriringan. Mereka saat ini tengah menuju kekantin untuk membeli makanan dan minuman untuk mereka dan juga yang lainnya yang ada dibase camp.
"Namikaze...""Naruto" ucapan Touka langsung dipotong oleh Naruto dan itu membuatnya bingung.
"Huh.?"
"Panggil saja aku Naruto, jangan margaku. Sebagai gantinya aku juga akan memanggil namamu" jelas Naruto.
Touka yang mendengar itu mengangguk paham.
"Jadi, apa yang ingin kau katakan?" Tanya Naruto.
Touka terdiam sejenak, sebelum menjawabnya.
"Tidak, tidak jadi" jawabnya dan itu sempat mendapat tatapan bingung dari Naruto. Sampai dia kembali bersikap seperti biasa.
"Souka..."
Dan perjalanan merekapun kembali hening, dan hanya suara langkah kaki dan keributan dari kelas yang mereka lewati.
"Sekarang kau tau kan, maksud dari ucapanku saat kau pertama kali disini.." ucap Naruto kembali membuka pembicaraan.
Touka terdiam sejenak, sebelun mengangguk menanggapu ucapan dari Naruto.
"Yah, aku sudah tau maksud dari ucapanmu waktu itu"
"Baguslah. Aku mengatakan itu dulu, agar kau waspada disini. Karena, asal kau tau, dikonoha kriminalitas sangat tinggi dibandingkan dengan kota lainnya seperti tokyo. Baik oleh penjahat ataupun pelajar. Ditambah polisi disini sangat lambat untuk bertindak. Jadi kau jangan heran jika melihat tindakan kriminal oleh seorang pelajar, ataupun terjadi perang antar sekolah. Namun sekolah tidak menindaknya... karena mereka hanya akan menindak jika itu memang merugikan pihak sekolah" Touka yang mendengar penjelasan dari Naruto tampak membenarkannya melalui anggukan. Memang benar apa yang dikatakan Naruto. Itu dibuktikan dengan kejadian dimana geng Naruto berperang melawan murid dari kumo, Namun polisi tidak terlalu menanggapi hal ini dan juga pihak sekolah tidak mengeluarkan mereka.
"Um, aku mengerti" ucap Touka pendek.
"Baguslah jika kau mengerti... dan sekarang yang harus kita lakukan adalah membeli pesanan mereka yang ada dibase camp... anggaplah ini adalah tugas pertamamu sebagai anggota baru" kata Naruto dan Touka mengangguk mendengar itu.
"Dan semoga dikantin tidak ada 'dia' " lanjutnya yang membuat Touka bingung.
"Dia.."
"Naruto-kun" belum selesai Touka menanyakan siapa yang dimaksud dia oleh Naruto. Sebuah suara cempreng seorang wanita terdengar dibelakang mereka.
Naruto terlihat menghela nafas mendengar suara yang dia kenali itu. Diapun membalikkan badannya kebelakang, diikuti oleh Touka yang penarasan siapa pemilik suara itu.
Dan terlihat seorang gadis yang memakai seragam siswi KHS, memiliki rambut pirang pucat dan iris mata lavender, tengah berlari kearahnya.
"Stop... jika kau berniat memelukku, kupastikan kau hanya akan terjatuh kelantai, Shion" kata Naruto sambil merentangkan lengan kanannya kearah gadis yang dipanggil Shion itu. Membuatnya berhenti tepat didepan Naruto.
"Mou... kau ini Naruto-kun" rajuk Shion sambil mengembungkan pipinya yang membuatnya terlihat manis, namun tidak untuk Naruto.
Naruto yang mendengar itu kembali menghela nafas lelah.
"Siapa dia? Naruto-san" Touka yang ada disamping Naruto bertanya perihal gadis yang baru datang itu.
"Oh dia Shion. Te-" "pacar dari Naruto-kun" belum selesai Naruto menjawab. Gadis Bernama Shion itu memotongnya dengan mengatakan bahwa dirinya adalah pacar dari Naruto.
Touka yang mendengar itu terlihat agak ragu. Lalu diapun menatap kearah Naruto yang terlihat agak kesal saat Shion mengatakan dirinya adalah pacarnya.
"Apakah itu benar?"
"Jangan percaya bualannya"
Shion yang mendengar Naruto membantah bahwa dia adalah pacarnya menggembungkan pipinya kembali.
"Mou akukan memang pacarmu, Naruto-kun"
"Itu hanya perasaanmu saja"
Shion kembali menggembungkan pipinya mendengar Naruto membantah kembali.
Naruto yang melihat itu kembali menghela nafasnya. Lalu diapun melirik kearah Touka yang ada disampingnya.
"Touka-san, bisakah kau duluan kekantin dan membeli pesanan mereka? Aku harus mengurus makhluk ini dulu, nanti aku menyusul" ucap Naruto.
Touka yang mendengar itu mengangguk dan mengucapkan 'baiklah'. Lalu diapun kembali berjalan menuju kekantin.
Melihat Touka pergi, Naruto mengalihkan pandangannya kembali ke arah Shion yang tersenyum senang entah kenapa.
"Huft... haah~"
Narutopun menghela nafas.
"Shion apa maksudmu mengatakan bahwa kau adalah pacar ku..??" Tanya Naruto dengan nada dan wajah datar macam tembok.
"Memangnya kenapa... bukan kah itu bagus..?" kata Shion enteng.
Naruto Swedrop sesaat, lalu kembali memang wajah datar.
"Kau tau...??" "Tidakk..!!" perkataan Naruto di potong Shion.
"Hei.. memotong perkataan orang itu tidak sopan tau...!" Kata Naruto sambil mengerutkan kening tak suka.
"Gomen.. hihi.." Kata Shion sambil tersenyum dengan Watadosnya.
"Cih.." dengus Naruto sambil memutar bola matanya.
Sementara Shion yang mendengar decihan hanya tersenyum. Naruto melipat tangannya di dada sambil memejamkan matanya, lalu membukanya kembali dan menatap Shion dengan tatapan tajam.
Sementara yang di tatap hanya diam dan mulai gelisah dan merasa risih.
"Na..Naruto.. bi..bisakah kau he..hentikan tatapan mu itu.. i..itu membuat ku ta..takut..." kata Shion ketakutan.
"Shion.. aku ingin bicara serius..!"kata Naruto mengabaikan perkatan Shion.
" A..apa..ya ..yang i..ingin k..kau ka..katakan..Apa..apa..??" kata Shion tergagap, padahal niatnya ingin menggoda Naruto namun tak jadi tatkala melihat tatapan Naruto yang tajam serius seperti tak ingin main main.
"Bisakah kau berhenti mengatakan bahwa kau adalah pacarku.." kata Naruto.
Shion pun tertawa renyah.
"Naruto-kun kau bercanda ya... fufufu..lucu sekali... hihihi." kata Shion sambil tertawa ringan dengan tangan menutupi mulutnya.
Namun Naruto hanya diam saja dengan Muka datarnya.
"Kau fikir aku bercanda..." Kata Naruto dengan nada datar dan dingin.
Shion yang mendengar perkataan Naruto terdiam dan melihat Naruto yang menundukan kepalanya, hingga Shion tidak bisa melihat Ekspresi apa yang ada di wajah Naruto karna tertutupi surainya.
"Kau... mungkin berfikir ini lelucon atau apalah... tapi sekali lagi kutegaskan.. jangan pernah mengatakan pada orang lain lagi bahwa kau adalah pacar ku..." Kata Naruto dengan mengangkat wajahnya yang datar dingin dan menakutkan.
Sontak Shion yang melihat wajah Naruto terkejut dan ketakutan, namun perasaan itu di buangnya jauh jauh, karna yang mengagetkannya adalah perkataan Naruto yang melarangnya mengklaim Naruto sebagai pacarnya.
"Ta..tapi... Naruto-kun .anu..e..etto.." Kata Shion dengan terbata bata karna panik.
"Dan jangan seenaknya kau mengklaim ku pacar mu di hadapan orang lain... " Kata Naruto tegas.
"Tapi Naruto-kun ... aku melakukan itu karna aku menyukai dan mencintai Naruto-kun.." Kata Shion dengan nada sedikit tinggi.
"Huuh.. meskipun begitu... kau pasti tau apa jawabanku..." Kata Naruto sambil menghela nafas dan melipat kedua tangannya di dada.
"Meskipun begitu aku akan terus mengejarmu agar kau menyukaiku" Kata Shion kukuh.
Naruto pun mengerutkan keningnya sedikit kesal karna perkatan Shion.
"Dengar Shion, kau sudah tau bukan jika aku tidak menyukaimu. Jadi berhenti mengejarku" Kata Naruto kesal.
"Walaupun begitu, aku akan tetap berusaha membuatmu jatuh cinta padaku, Naruto" Kata Shion masih kukuh dan Keras kepala.
"Cih Dasar kelas kepala...!" Kata Naruto kesal dan membuat mukanya.
"Biarin ... diripada kau, dasar cowok Datar kayak tembok..." Kata Shion sambil menggembungkan pipinya dan balik mengejek.
"Terima kasih pujiannya.." Kata Naruto malas.
"Itu bukan pujian Baka...!!" Kata Shion kesal.
"Terserah..." Kata Naruto tak peduli.
Shion yang mendengar perkataan itu mengerucutkan bibirnya dan menghentakan kaki pada lantai karna kesal.
Sementara Naruto yang melihat kelakuan Shion hanya menggangkat bahunya tak peduli. Karna tak ambil pusing dengan kelakuan Shion, Naruto pergi menyusul Touka.
[URL]
Saat ini kondisi langit konoha sedang tidak bersahabat. Langit yang hitam dan terus meneteskan air sepanjang waktunya.
Di KHS, sekolah sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Para murid sudah pulang dengan payung yang mereka gunakan agar seragam mereka tidak basah akibat jatuhan air hujan. Dipintu masuk gedung kelas KHS. Terlihat Touka yang saat ini masih berdiri disana sambil memandang langit konoha. Sungguh sial dirinya tidak membawa payung hari ini. Dia kira hari ini tidak akan huja dan hanya akan mendung saja sepanjang hari, namun sepertinya dugaannya salah.
Mengambil nafas sekali. lalu diapun memutuskan untuk pulang walaupun harus menerjang hujan. Namun langkahnya terhenti saat sebuah genggaman tangan menghentikannya.
Menengok kebelakang untuk melihat siapa yang menghentikannya. Lalu terlihatlah seorang pemuda yang mengenakan seragan KHS, memiliki berambut pirang jabrik dan beriris mata biru laut dengan tas yang digenggam tangan kirinya. Sedang menggenggam lengan kananya.
"Kau bisa sakit jika berniat menerjang hujan" ucap pemuda itu dengan datar.
"Mau bagaimana lagi. Aku tidak membawa payung, Naruto-san" balas Touka pada pemuda yang ternyata adalah Naruto.
Mendengar itu. Naruto melepaskan lengannya lalu membuka tasnya dan mengambil sesuatu didalamnya. Dan itu adalah sebuah payung. Lalu diapun membuka payung itu, lalu melangkah mendahuluinya.
"Ayo.."
Sempat tertegun sejenak. Namun tak lama Toukapun mengangguk mengerti maksud dari Naruto. Lalu diapun mengikuti Naruto dan berjalan sejajar dengannya.
Dan merekapun pulang dengan sebuah payung yang menutupi mereka dari jatuhan air hujan.
Selama perjalanan, hanya keheningan dan suara rintikan air hujan yang mengisi langkah mereka. Tak ada satupun dari mereka berniat berbicara, sampai Naruto membuka suaranya berniat membuka pembicaraan.
"Ne Touka, kenapa kau pindah dari sekolah lamamu kesini?" Tanya Naruto membuka pembicaraan.
Touka sempat terdiam mendengar itu. Lalu diapun mengembil nafas sejenak lali menjawabnya.
"Ada sebuah hal yang membuatku harus pindah dari sekolah lamaku kesini"
"Hal apa?"
"Maaf aku tidak bisa memberitahumu"
Naruto tertegun mendengar ucapan Touka yang entah kenapa terdengar berbeda. Namun dia kembali seperti biasa.
"Tidak apa-apa jika kau tidak ingin memberitahukannya. Namun ingatlah, jika kau memiliki masalah, jangan sungkan untuk menceritakannya padaku atau yang lainnya. Kami sebagai teman pasti akan membantumu" Touka tersentak saat mendengar ucapan dari Naruto. Diapun terlihat menunduk menyembunyikan ekspresinya saat ini.
"Teman kah..., menurutmu, apa arti teman itu?, Naruto-san" Tanya Touka masih menundukan kepalanya.
Naruto yang melihat tingkah Touka yang agak aneh menurutnya, mengerutkan dahinya bingung. Namun segera bersikap seperti biasa.
"Teman bagiku adalah seseorang yang akan selalu ada bersamamu baik suka maupun duka, selalu mendukungmu, dan mempercayai dirimu..., untuk berteman juga tidak memerlukan waktu yang lama. Cukup saling percaya, maka itu sudah disebut berteman. Walaupun baru bertemu satu hari" Jawab Naruto dengan panjang lebar.
Touka yang mendengar itu tersenyum entah karena apa.
"Aku sudah mempercayaimu, jadi kau juga sekarang adalah temanku. Walaupun aku belum tau apakah kau sudah mempercayaiku sih" lanjut Naruto lagi.
"Aku mempercayaimu kok..., mungkin" Kata Touka dengan pelan diakhirnya sehingga tidak bisa didengar.
Naruto, walaupun bingung dengan perkataan terakhir Touka yang tidak terdengar olehnya karena sangat pelan. Namun dia akhirnya mengangguk dan berkata 'baguslah'.
Dan perjalanan merekapun kembali hening setelah percakapan itu.
Dipersimpangan jalan. Mereka berpisah karena apartemen Touka berbeda arah dengan rumah Naruto.
Disaat Touka sudah hendak pergi. Naruto kembali menahan tangannya, dan itu membuatnya mendapatkan tatapan bingung dari Touka.
"Ini.." ucap Naruto sambil menyodorkan payung yang dipegangnya.
Touka mengerut bingung saar Naruto memnyodorkan payungnya.
"Lalu bagaimana denganmu?"
"Tidak usah pikirkan aku, ambil saja. Lagipula aku sudah biasa kehujanan" Naruto mengatakan.itu sambil menyerahkan payung yang dipegangnya pada Touka.
Menatap sejenak Touka yang masih terdiam. Lalu diapun berbalik dan berjalan menuju kearah rumahnya.
Masih terdiam sambil menatap payung yang sekarang dipegangnya. Lalu diapun menatap kearah punggung Naruto yang sudah agak jauh. Sebuah senyum muncul dibibir tipisnya saat melihat punggung dari pemuda yang memberikan payung yang saat ini dipegangnya.
"Arigatou, Naruto~" gumamnya. Lalu diapun mulai berjalan pulang menuju apartemennya.
Disisi lain. Terlihat beberapa orang agak jauh dari tempat tadi Naruto dan Touka berpisah. Menatap kearah Naruto yang sudah jauh namun masih terlihat. Sebuah seringai muncul dibibir salah satu dari mereka.
"Saa..., saatnya menjalankan rencana"
To Be Continue
[A/N] : yo aku kembali lagi hihi... yosh maaf kalau up nya lama karena aku memiliki banyak masalah didunia nyata jadi... aku tak punya banyak waktu untuk membuat chap 3 ini, tolong maafkan yah hihi...
Yosh dan chap ini merupakan awal dari arc baru.. jika kalian melihat ada kutipan dibawah summary. Maka itu merupakan awal dari arc baru... dan arc ini, sesuai dengan title chapnya yaitu ' wanita itu merepotkan'... jadi arc ini akan menceritakan masalah yang terjadi antara Naruto dan wanita disekitarnya ufufu... jika kalian penasaran, terus aja ikuti ficku ini yah hihi...
Dan ada satu hal yang ingin kukatakan.. bukankah aku sudah bilang jika jangan panggil aku author-_-' panggil aja aku yuuki atau rassist atau apalah terserah kalian. Yang penting jangan panggil aku author. Aku belum pantas disebut dengan begitu...
Oke hanya segitu aja dulu. Jangan lupa tinggalkan review setelah membacanya ya hihi...
@ YuukiRassist19 OUT