Langit gelap perlahan merambat untuk melawan eksistensi dari sisa cahaya sang surya. Burung-burung satu persatu mulai meninggalkan cakrawala dan memilih bersembunyi dalam sarang mereka. Sang dewi malam tak lagi ragu memancarkan sinarnya menggantikan sang surya, seakan menegaskan bahwa ialah satu-satunya penerang yang masih sanggup bersinar meskipun malam telah melahap seluruh cahaya.
Pohon-pohon besar yang menjulang seakan menembus langit membuat suasana semakin kelam.
Sekilas, hanyalah bulan sang dewi malamlah satu-satunya yang bersinar. Namun nyatanya ada sesuatu yang memiliki cahaya lain yang mampu menggeser eksistensi benda langit itu. Ia adalah sosok dengan kobaran api di seluruh tubuhnya.
Kepakan sayap besarnya membawa makhluk itu melayang perlahan dari kepulan awan hitam di atas sana, perlahan semakin mendekati rerumputan basah untuk kemudian sinar itu sirna seiring sepasang kaki tegap berhasil menapak.
Iris hijau tersebut menatap tajam pada cakrawala yang terbentang dihadapannya, seolah berteriak jika ialah penguasa di jagat fana ini. Ranting-ranting pohon, hewan-hewan kecil dan juga seluruh makhluk yang ada disana seketika menunduk, menyerahkan diri mereka kepada sang pangeran kegelapan. Sosok itu adalah penerus kerajaan Hades sekaligus Elysium di masa mendatang. Sosok tampan yang bahkan mengalahkan ketampanan Adonis yang akan menjadi tonggak masa depan dua kerajaan langit yang menjadi tempat perlabuhan seluruh kehidupan yang ada di bumi.
Dia adalah Oriens, sosok tampan yang terlahir dari penggabungan empat raja iblis dari empat penjuru mata angin. Ia adalah simbol dari puncak kegelapan. Dia adalah Park Chanyeol.
"Sehun. Keluarlah! Aku tau kau disini!" Suara rendahnya bagaikan angin bersuhu dingin yang menusuk hingga ke tulang sampai mampu mengantarkan setiap pendengarnya pada persimpangan kematian.
Sunyi masih mengudara sebelum sebuah pergerakan cepat yang menampilkan sekelebat bayangan hitam menyapu eksistensi seluruh makhuk malam yang masih menunduk memberikan hormat pada sang pangeran.
"Oh Sehun! Berhenti bermain-main dan cepat kembali ke kerajaan!" hingga suara lain dari sosok yang tiba-tiba berdiri di belakang pangeran Hades itu berhasil menghentikan bayangan hitam yang sejak tadi berputar-putar di setiap sudut hutan.
Oh Sehun, Sosok laki-laki tampan berkulit pucat seputih salju itu adalah salah satu makhluk yang memiliki keberanian tinggi serta keistimewaan dalam dirinya hingga berhasil membawa sang pangeran kegelapan menginjakkan kakinya di bumi hanya demi membujuknya untuk pulang.
Ia adalah putra kedua dari raja iblis saat ini. Adik kedua dari Park Chanyeol setelah Kim Jongin. Ia adalah anak sang raja iblis dengan selir Oh. Sudah menjadi peraturan di Hades jika hanya pangeran utamalah yang berhak menyandang marga Park pada namanya. Si bungsu yang selalu membuat kedua kakaknya berkacak pinggang akan ulahnya.
"h-hyung. Aku tak mau pulang. Ayah akan mengirimku ke Asphodel lagi hyung. Aku tak ingin merasakan bagaimana tubuhku di gerayangi oleh manusia-manusia hilang ingatan itu dan segala pertanyaan mereka tentang kehidupan mereka yang tidak penting" Sehun melempar wajah memohon pada kedua kakaknya. Tak menghiraukan jika banyak makhluk bumi yang memperhatikan tingkahnya. "Hyung~ biarkan aku disini, hum? Asphodel itu sangat menyeramkan. Aku lebih memilih di hukum ayah untuk pergi ke Tartaros dan melihat tubuh manusia-manusia menjijikkan itu di siksa dan si bakar daripada harus pergi ke Asphodel untuk kesekian kalinya"
Sehun masih berceloteh menceritakan penderitaannya kepada kedua saudara laki-lakinya tentang betapa menderitanya dia jika ayah mereka menghukumnya dengan mengirim Sehun ke Asphodel.
Daratan Asphodel adalah sebuah tempat di Hades dimana Roh yang tinggal di sana akan melupakan semua ingatan mengenai kehidupan mereka di dunia manusia. Tempat paling kelabu dan suram yang ada di Hades. Penghuninya adalah jiwa-jiwa yang haus akan kepastian tentang jati diri. Mereka akan meronta pada setiap bangsa iblis maupun dewa yang mengunjungi dataran itu guna menanyakan tentang jati diri mereka.
"jika kau tak ingin dihukum ayah seharusnya kau tak kabur ke dunia manusia terus menerus Sehun! Berhenti merengek dan segera kembali ke istana!" Kim Jongin, putra kedua dari raja iblis yang lahir dari rahim selir pertamanya. Ia memicing tajam pada adik bungsunya sebelum memberi hormat pada Chanyeol dan segera melebur bersama hembusan angin.
"kembalilah. Ayah tidak akan menghukummu. Aku akan berbicara padanya" Jika sosoknya yang di kenal sebagai pangeran Oriens adalah sosok dingin yang tak akan ragu untuk menghacurkan dunia dengan apinya. Maka ketika ia menjadi seorang Park Chanyeol terlebih di hadapan keluarganya ia adalah sosok penuh kehangatan yang membawa ketenangan bagi mereka yang mendengar suara rendahnya.
Jika iblis tak mengenal cinta. Maka Chanyeol kebalikan dari sifat itu. Ia begitu mencintai keluarganya. Ayah, Ibu dan kedua adiknya.
Jemarinya bergerak menciptakan sebentuk kepulan asap hitam yang semakin lama semakin menyatu membentuk setangkai bunga mawar untuk kemudian tertanam di sela-sela rerumputan basah. Mawar hitam adalah sebentuk tanda jika dataran tersebut pernah dikunjungi oleh sang pangeran kegelapan.
Selanjutnya seluruh makhluk kembali menegakkan tubuh mereka seiring dengan meleburnya tubuh kedua pangeran mereka bersama hembusan angin malam.
.
.
"Aurora! Dia meninggalkannya beberapa hari yang lalu di daratan bagian utara Norwegia" Park Minho adalah seorang raja iblis yang di kenal dengan kewibawaannya. Raja Hades sekaligus Elysium itu duduk pada kursi kepimpinannya dan tengah memberikan sederetan perintah pada ketiga putranya.
"bukankah ayah bilang dia akan menjauhi daerah kutub?" Jongin memandang bingung pada sang ayah sekaligus sang kakak secara bersamaan. Namun setelah sepersekian detik baik Chanyeol maupun Minho tak juga memberikan jawaban atas pertanyaannya.
Yang ia tau, menurut cerita dari sebuah buku yang menyimpan seluruh catatan tentang makhluk yang mereka cari, sosok tersebut telah lama menghilang dan tak pernah menunjukkan wujudnya. Bahkan banyak kelompok-kelompok yang sama-sama mencari keberadaan sosok itu telah menyebarkan pasukan mereka untuk berjaga di daerah kutub karena konon sosok itu sangat menyukai es dan suhu dingin. Namun nampaknya sosok itu lebih pintar bersembunyi hingga ribuan tahun yang telah berlalu ia seakan menghindari tempat-tempat yang menjadi kemungkinan kemunculannya.
Hingga seluruh usaha yang dilakukan para dewa, kaum iblis dan juga kelompok lain yang mencarinya menghentikan penjagaan mereka di daerah-daerah kutub karena mereka yakin jika 'dia' akan menghindari daerah-daerah tersebut.
"kau benar. Aku tidak tau apa yang membuatnya berani menginjakkan kakinya disana hingga meninggalkan Aurora setelah sekian lama dia bersembunyi"
"ayah. Bukankah ini sangat aneh? Aku yakin jika aku tak pernah menarik satupun orang-orangku untuk berjaga disana. Tapi aku tak pernah mendapatkan satupun dari mereka melaporkan penampakan dari kuda putih itu" Jongin kembali mengutarakan tentang kejanggalan-kejanggalan yang ia rasakan.
"kau memikirkan sesuatu Chanyeol?" bukannya menjawab pertanyaan dari putra keduanya. Kini Minho mengalihkan pandangannya pada Park Chanyeol, putra pertama sekaligus calon penerus tahtanya yang sedari tadi hanya diam.
"ayah yakin jika ia hanya bisa merubah wujudnya menjadi satu makhluk? Maksudku. Bisa jadi kita tak menemukannya karena ternyata dia sudah menjelma menjadi makhluk lain"
Jongin dan Sehun saling pandang mendengar penuturan Chanyeol.
"tidak! Dia tidak bisa melakukan itu. Dia hanya bisa merubah wujudnya menjadi satu bentuk lain. Dia tidak mungkin untuk menampakkan wujud aslinya karena setiap ia melakukannya maka Aurora akan menunjukkan keberadaannya. Maka satu-satunya cara untuk dia bersembunyi adalah dengan wujud jelmaannya, kuda putih" Minho masih menampakkan aura tenangnya meskipun kini ia sedang membicarakan satu sosok yang harus segera ia temukan sebelum posisi putranya terancam.
"turunlah ke bumi bersama adikmu Jongin, Chanyeol-ah. Dia benar-benar telah kembali" Minho mengarahkan tangannya pada dinding ruangan besar itu. Setelah sebuah cahaya merah yang berasal dari tangannya menembus dinding tersebut, cermin besar seketika muncul disana dan menampilkan sebentuk cahaya warna warni yang menghiasi beberapa titik langit bumi.
"bagaimana denganku? Ayah aku ingin ikut ke bumi~" Jongin menatap tajam pada adik bungsunya karena lagi dan lagi ia menganggap Sehun tak memiliki sopan santun karena berani merengek pada ayahnya dan juga Chanyeol.
Bagaimanapun, ayahnya adalah seorang raja dan Chanyeol adalah pangeran utama. Terlebih gelar pangeran yang juga di sandang oleh Sehun seharusnya menuntutnya untuk lebih menjaga wibawa.
"kau tetap disini! Bantu Junmyeon di Elysium!" nada mutlak terdengar dari bibir sang ayah.
"ayaaah~"
"Oh Sehun!" Suara rendah Jongin kembali memperingati sang adik.
"Elysium atau Asphodel?!" mendengar ayahnya menyebut dataran suram itu membuat Sehun diam dengan bibir yang sudah membentuk kerucut panjang membuat dua sudut bibir dari kakak sulungnya sedikit terangkat.
"kami mohon pamit ayah" Ketiganya memberi hormat pada sang raja sebelum kembali menjelajahi dunia teleportasi dan menuju tujuan masing-masing.
.
.
"kau bisa menyiapkan segala kebutuhan kita sebagai manusia?" Chanyeol berbalik badan untuk menghadap pada Jongin yang masih berdiri di belakangnya.
"maksud pangeran?" Jongin membeo kecil mendengar perkataan Chanyeol.
"kau harus belajar kepada Sehun untuk memanggiku dengan benar Jongin!" Chanyeol menatap tajam pada adik pertamanya tersebut. Dia benar-benar merasa tak nyaman dengan panggilan Jongin yang terlalu formal padanya. "kita akan berada di dunia manusia dan berbaur dengan mereka. Sebagai manusia"
Jongin kembali mengangkat kepalanya menatap terkejut pada Chanyeol setelah mendengar apa yang baru saja terlontar dari bibir sang pangeran untama Hades itu. "apakah itu perlu h-hyung?"
"aku lebih nyaman dengan panggilan itu" Chanyeol tersenyum simpul pada sang adik. "aku yakin jika dia berada di bumi kemungkinan besar dia berbaur dengan manusia sangat besar Jongin. Kita hanya perlu mengikuti permainannya"
"baik Hyung. Lalu dimana kita akan tinggal?"
"Korea Selatan" Suara Chanyeol terdengar penuh keyakinan.
"bukankah daratan Afrika lebih menjanjikan mengingat populasi kuda disana yang terbesar?"
"kau tau Xunlu?" Chanyeol kembali memandang Jongin melalui sudut matanya. Masih dengan sebuah senyum penuh kewibawaan disana.
"Pelayan setianya?" Jongin tak tau mengapa Chanyeol tiba-tiba menyebut nama salah satu pelayan setia dari sosok itu.
"Aku melihatnya di sekitar hutan tempat kita menjemput Sehun beberapa hari yang lalu. Kau tau apa artinya bukan?"
Jongin lagi-lagi di buat terperangah akan sesuatu yang terlontar dari bibir Chanyeol.
"mengapa hyung tidak menangkapnya?"
"karena aku yakin dia akan memilih kematian dari pada menunjukkan keberadaan tuannya. Maka dari itu Jongin. Kita akan mencarinya pelan-pelan"
Jongin mengangguk mantap sebelum undur diri guna menyiapkan semua yang Chanyeol perintahkan.
.
.
Brakk
Suara gebrakan pintu mengintrupsi dua gadis yang sedang bercanda gurau di sebuah rumah sederhana yang letaknya tak jauh dari kota Seoul. Keduanya memandang terkejut pada wanita lain yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah dengan wajah memerah dan kemudian wujudnya berubah menjadi seekor kuda berwarna putih dengan pancaran cahaya merah muda dari bagian rambutnya dan kemudian kembali menjadi sosok wanita dengan kedua mata bulan purnamanya yang berwarna biru langit.
"akkhh" tangannya terulur hingga beberapa detik setelah sebuah cahaya putih terpancar dari telapak tangannya, tubuh salah satu dari wanita yang sebelumnya duduk santai di sofa ruangan tersebut sudah terseret di hadapan wanita bermata bak bulan purnama itu. Luhan menahan sakit luar biasa saat lehernya di cekik begitu erat oleh Kyungsoo.
"Kyungsoo! Apa yang kau lakukan?! Lepaskan Luhan!" Sosok wanita lain yang berada di sana segera berlari ke arah kedua sahabatnya. Ia tak tau mengapa Kyungsoo tiba-tiba begitu marah pada Luhan.
"akkhh" Luhan semakin kesakitan seakan kematian sudah berada di depan mata. Ia tak ingin melawan karena ia tau penyebab Kyungsoo sangat marah adalah dirinya sendiri.
"Kyungsoo! ku bilang lepaskan Luhan!" Byun Baekhyun, wanita berusia 24 tahun itu menjerit tak tahan melihat wajah kesakitan salah satu sahabatnya.
Sosok cantik dengan rambut hitam legam itu bersimpuh sembari memandang kedua sahabatnya yang sedang bersitegang. Ia tak berani mendekat, karena dalam penglihatannya Ia melihat bagaiaman selubung transparan berbentuk setengah lingkaran yang membentengi tubuh kedua sahabatnya itu yang sengaja Kyungsoo buat untuk tidak dapat di tembus oleh manusia biasa seperti dirinya.
"aku sudah memperingatimu untuk tidak bertindak ceroboh Luhan!" Kyungsoo membanting tubuh Luhan dengan sangat keras dan jeritan Baekhyun semakin menjadi melihat itu.
"akkhh m-maaf. akhh maafkan aku Kyungsoo"
"kau selalu mengulanginya sialan!" Kyungsoo kembali menyeret Luhan dengan memegang rambut dari wanita itu.
Baekhyun sudah tak bisa menahan tangisnya lagi menyaksikan bagaimana tersiksanya Luhan.
"ak-aku hanya ingin ia segera mengingat semuanya, ini sudah terlalu lama Kyungsoo"
"XUNLU!" Kyungsoo kembali berteriak penuh amarah pada Luhan yang berani menjawabnya. "kau ceroboh! Sudah ku bilang untuk tidak melakukan segala hal semaumu sendiri!" Kyungsoo sudah bersiap mengeluarkan kekuatannya kembali sebelum suara teriakan Baekhyun kembali menahannya.
"Delfin ku bilang berhenti!" serempak Kyungsoo dan juga Luhan menatap pada Baekhyun yang sudah berdiri dengan sebuah cahaya yang mulai memancar sedikit demi sedikit dari tubuhnya.
"Tuan putri! Tidak, jangan lakukan itu" Kyungsoo berlari ke arah Baekhyun, mencegah sesuatu yang benar-benar tak boleh Baekhyun lakukan saat ini.
Tubuhnya terpental begitu keras kala ia mencoba menembus cahaya biru menyilaukan yang keluar dari tubuh Baekhyun. Kyungsoo terbatuk dan pada saat yang sama cairan merah pekat menyembur dari mulutnya.
"Kyungsoo!" Luhan dan Baekhyun secara bersamaan berteriak dan berlari ke arah Kyungsoo yang sudah meringkuk tak berdaya di lantai rumah mereka.
Cahaya yang semula keluar dari tubuh Baekhyun seketika meredup dan hal tersebut adalah apa yang menjadi alasan Kyungsoo tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang sudah penuh darah.
"oh tidak! Apa yang aku lakukan? Jangan tutup matamu. Kyungsoo! Maafkan aku hiks" Baekhyun menangis menangkup kedua sisi wajah Kyungsoo dan membawa sahabatnya dalam dekapannya.
"A-Arion~ hh jangan membahayakan dirimu. Jangan menunjukkan wujud aslimu sebelum waktunya. Ku mohon~"
"iyaa. Iyaa. aku tak akan melakukannya lagi hiks. Maafkan aku" Baekhyun semakin mendekap erat tubuh Kyungsoo dengan air mata yang sudah berderai. Luhan hanya mampu terisak di samping Baekhyun. Menyesali segala perbuatannya yang membuat semuanya kacau seperti saat ini.
Baekhyun diliputi rasa sesal luar biasa akan keadaan Kyungsoo. Ia tak tau jika ia adalah monster yang mampu melakukan hal itu pada sahabatnya. Ia tak tau jika hanya demi mengehntikan perubahan tak masuk akal pada dirinya Kyungsoo rela menempatkan diri dalam bahaya.
"aku akan mengobatinya" Luhan mengusap air matanya untuk kemudian meminta Baekhyun bergeser supaya ia dapat mengambil alih tubuh Kyungsoo. "maafkan aku". Ia berbisik pada sahabatnya, dan sebuah anggukan serta senyum teduh kembali ia dapatkan dari wanita cantik bermata bulat yang ada di pelukannya tersebut.
Cahaya jingga memancar dari kedua tangannya sebelum tubuh Kyungsoo melayang dan tertelan oleh cahaya yang di ciptakan Luhan.
Baekhyun hanya memandang datar pada pemandangan tak masuk akal yang lagi-lagi ia lihat. Ia memang sudah tak asing lagi dengan kekuatan supranatural yang di miliki Luhan dan juga Kyungsoo. Ia juga memilikinya, meskipun ia baru mengetahui kenyataan itu setelah Luhan mengajaknya ke suatu tempat yang Baekhyun sendiri tidak tau dimana saat itu.
Ia hanya mengikuti perintah Luhan untuk memejamkan mata dan dalam sekejap dirinya sudah berada di sebuah daratan penuh salju.
Untuk pertama kalinya Baekhyun melihat wujud lain dari dirinya. Baekhyun tak tau makhluk apa sebenarnya ia, Luhan dan Kyungsoo. Namun sejak ia bertemu Luhan dan Kyungsoo yang saat itu datang ke rumahnya, keduanya sering memanggilnya dengan sebutan-sebutan aneh seperti tuan putri, yang mulia dan juga~..
ARION!
.
.
TBC or DELETE?
.
Tengah malam di kasih yang beginian kayaknya asik yaa kan? Wkwkwk. Gak tau ini apa sumpah aku juga gak paham sama jalan fikiranku yang penuh dengan keabsurd'an wkwkwk.
Aku tau ini gak masuk akal banget, tapi setelah menimbang beberapa hari akhirnya aku beranikan buat UP.
Lanjut atau tidaknya FF ini tergantung respon kalian sih wkwkwk karena ini juga pertama kalinya aku bikin ff genre Fantasi dan sumpah ini nekad banget.
.
.
So~ silahkan tulis tanggapan kalian guys, kritik dan saran (tetap dengan bahasa yang sopan wkwkwk) sangat aku harapkan.
.
.
Bay bayyy..