Rainy Day

Pairing : Park Chanyeol x Byun Baekhyun

Rated : Nganu

Genre : Porno

Disclaimer : Mereka milik Tuhan, keluarganya ,dan SM Ent. Milik saya cuma cerita tidak jelas ini.

Warning : Isi tidak jelas. Dapat menyebabkan kantuk, mual, gangguan kehamilan, dan juga kesehatan mata. Random POV. Tidak di edit ulang. Ini PWP bukan?


Zraasshhh

"Ah sial!"

Tap tap tap tap tap

"Hujan sialan."

Aku mengusak rambutku yang basah karena hujan turun secara tiba-tiba. Untung saja halte bis tidak jauh dari tempatku tadi berjalan, jadi aku tidak begitu kebasahan terkena tetesan air yang turun dari langit.

"Chanyeol?"

Saat aku sedang sibuk memeriksa berkas di dalam tasku, aku mendengar suara lembut seseorang memanggil namaku dengan ragu. Bukan suara perempuan, tapi suara lembut seorang lelaki. Aku menoleh ke arah sumber suara yang berada tepat di belakangku. Mataku membulat saat melihat siapa yang memanggil namaku.

"Ah benar itu kau, ku pikir aku salah orang hahaha."

Aku terpaku saat melihat dia tertawa. Ah sial, aku masih saja menyukai matanya yang melengkung cantik membentuk bulan sabit saat tertawa.

"Baekhyun?"

Dia Byun Baekhyun. Mantan crush ku saat kuliah.

..

Ceklek

"Ayo masuk Chanyeol, jangan sungkan haha."

Chanyeol masuk ke dalam apartemen milik Baekhyun setelah di persilahkan oleh pemiliknya. Matanya melihat ke sekeliling ruangan yang tidak begitu luas. Hanya ada dua sofa—satu sofa single dan satu sofa panjang berwarna abu-abu, karpet bulu, bufet dan TV 32inch.

"Mari ke dapur, aku akan membuatkanmu sesuatu untuk menghangatkan tubuh."

Baekhyun berjalan lebih dulu ke arah ruangan yang berada di balik sebuah rak buku besar—yang berfungsi sebagai sekat antara ruang tamu dan dapur. Chanyeol berjalan di belakangnya dengan perlahan—seperti tidak ingin menimbulkan bunyi sedikitpun.

Ia duduk di salah satu kursi di meja makan sedangkan Baekhyun membuat segelas teh panas. Lagi-lagi ia memperhatikan sekeliling, mulai dari rak buku, dan oh, berhenti sebentar di bongkahan kenyal yang di bungkus jeans ketat—terlihat sangat menggoda untuk di remas, sebelum kembali melihat ke arah lain.

Tak

"Minumlah, aku akan mengambil handuk kering di kamar sebentar."

Chanyeol hanya mengangguk kaku dan mengatakan terima kasih secara tidak jelas. Matanya tak sengaja melihat tonjolan kecil di dada Baekhyun karena bajunya yang basah menjadi menerawang. Ia menelan ludah, otaknya mulai memproyeksikan kegiatan-kegiatan tak pantas antara dirinya dengan Baekhyun.

Tangannya meraih cangkir teh di depannya. Di minumnya teh tersebut secara perlahan. Mencoba menenangkan diri dari bayangan yang tak layak untuk di pikirkan. Saat akan meminum cairan panas sedikit manis itu untuk kedua kalinya, Chanyeol di kejutkan dengan kedatangan Baekhyun. Bukannya meneguk cairan itu, ia malah menyemburkannya keluar membasahi permukaan meja.

Tidak. Baekhyun tidak berubah menjadi hantu atau apalah itu. Ia hanya mengganti pakaiannya dengan bathrobe putih yang memperlihatkan paha mulusnya, karena panjang bathrobe itu hanya mencapai setengah paha Baekhyun. Dan juga Chanyeol bisa melihat dada Baekhyun yang terekspos bebas karena tali pakaian tersebut diikat dengan asal.

"Uhuk uhuk!"

Sial untuknya. Di hari hujan yang seharusnya udara menjadi dingin, Chanyeol malah merasa kegerahan. Apalagi saat matanya lagi-lagi melihat tonjolan kecil di dada Baekhyun secara tak sengaja—namun kali ini tanpa penghalang, sesuatu yang berada di antara kedua kakinya mulai berkedut-kedut tidak jelas. Dan itu sangat menyiksa.

"Kau tidak apa-apa Chanyeol?"

Baekhyun bertanya dengan nada penuh kekhawatiran. Tangan lentiknya bergerak mengusap tengkuk Chanyeol perlahan. Dan Chanyeol dapat melihat dada Baekhyun yang sedikit berisi dengan jelas saat Baekhyun berdiri—sedikit menunduk di sampingnya.

Tiga sial. Sial untuk hujan sialan yang tiba-tiba turun. Sial untuk Baekhyun. Dan sial untuk penisnya yang sudah menggembung di bawah sana. Semoga saja Baekhyun tidak melihatnya.

"Aku tidak uhuk apa-apa."

"Benarkah?"

"Yah."

"Baiklah, keringkan rambutmu dengan handuk ini. Aku akan menyiapkan air hangat juga baju ganti untukmu."

Belum sempat Chanyeol mencegah Baekhyun, lelaki itu sudah berlalu kembali masuk ke dalam kamarnya. Ia hanya bisa menghela nafas pasrah. Di usaknya rambutnya menggunakan handuk kecil yang di beri Baekhyun tadi, lalu melirik ke arah celananya yang membentuk sebuah tenda. Yah mungkin berendam di air hangat dapat menjernihkan isi kepalanya.

..

Lima belas menit kemudian

Aku sudah selesai menyiapkan air hangat untuk Chanyeol, dan sekarang waktunya mencari pakaian yang pas untuk tubuh bongsornya.

Aku keluar dari kamar mandi lalu membuka pintu lemari pakaian yang berada tepat di depan kamar mandi di kamarku. Ku lihat satu persatu pakaian yang ada di dalam lemariku, dan ah, pakaian Sehun masih tertinggal beberapa potong lagi disini. Yah semoga saja ini pas untuk Chanyeol.

Setelah meletakkan pakaian kering—juga dalaman tentunya- di dalam kamar mandi, aku langsung keluar dari kamar menuju dapur. Di sana, ku lihat Chanyeol sedang berkutat dengan isi tasnya. Mungkin sedang memeriksa apakah isinya basah atau tidak, entahlah.

"Chanyeol."

Ku panggil namanya, dan dapat ku lihat ia terkejut saat mendengar suaraku. Astaga, apakah aku menakutkan bagi dirinya? Tentu tidak. Pemikiran bodoh.

"Y-ya?"

Oh mengapa ia menjadi gagap begitu?

"Airnya sudah siap, masuk saja ke kamarku, kamar mandinya ada di sudut ruangan. Dan pakaiannya sudah ku taruh di kamar mandi."

"O-oh baiklah, aku permisi dulu."

Ia bangkit berdiri setelah meletakkan tasnya di kursi, lalu berjalan sedikit menunduk dan tergesa ke arah kamarku.

"Ah, anak itu masih saja manis seperti dulu."

Untuk sesaat aku menertawakan ucapanku tadi.

..

Air hangat memang paling pas untuk menjernihkan pikiran, juga menenangkan penisku tentu saja. Setelah berendam selama kurang lebih 10 menit di dalam bathtub, akhirnya penis sialan ini menyerah juga.

Aku sudah memakai pakaian yang di sediakan Baekhyun. Yah, walaupun sedikit kekecilan tapi setidaknya ini masih bisa ku pakai. Sembari mengeringkan rambut, ku buka pintu kamar mandi. Dan pemandangan yang ku lihat benar-benar membuat mataku akan melompat keluar dari tempatnya.

Di sana, di depan lemari pakaian yang terbuka, Baekhyun sedang berjinjit—berusaha mengambil pakaian yang berada di laci paling atas. Namun, bukan itu yang membuatku hampir jantungan. Yang paling mengejutkan adalah, ia tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya. Bathrobe yang tadi di pakai kini tergeletak di lantai.

Byun Baekhyun benar-benar menguji keimanan Park Chanyeol.

Kepalaku berdenyut—pusing, dan dapat ku rasakan kepala yang berada di bawah sana juga berdenyut-denyut. Secara perlahan-lahan ia mulai berdiri tegak kembali, dan membuat gembungan besar di celana pendek yang ku pakai.

Oh sialan. Sekarang ia malah menunduk. Membuat pantatnya menungging tepat ke arahku. Dapat ku lihat lubangnya yang berkerut, juga penisnya yang bergelantungan di antara kedua kakinya.

Persetan dengan semuanya. Lelaki mana yang akan bertahan kalau di suguhkan pemandangan seperti ini. Bukan aku tentunya.

Aku berjalan dengan perlahan. Tepat berada di belakang Baekhyun, langsung ku peluk pinggangnya dan ku tempelkan ereksiku yang masih terbungkus celana pada pantatnya. Tubuhnya tersentak kaget, lalu ia menoleh ke arahku dengan cepat. Tangannya berusaha melepaskan tanganku, namun aku semakin mengeratkan pelukanku pada pinggangnya.

"Apa-apaan kau Chanyeol?!"

Matanya membulat kaget melihatku. Tangannya masih setia menarik tanganku agar lepas dari pinggangnya. Ku tatap matanya, kaget tentu saja lebih mendominasi tatapannya, namun aku tahu ada sesuatu yang lain di baliknya.

"Kau yang apa-apaan Baekhyun. Tidak mengenakan apapun dan berdiri tepat di depan kamar mandi. Kau berniat mengujiku hm?"

Aku berbisik tepat di samping telinganya. Lalu ku jilati cuping telinganya, membuat tubuhnya meremang. Tanganku bergerak meremas penis Baekhyun yang masih tertidur. Sedang tangan satunya memilin putingnya yang sudah menegang karena hawa dingin.

"Hngg..."

Lidahku berpindah tempat ke lehernya yang putih. Ku basahi leher itu dengan liurku sampai mengkilap. Kemudian pindah lagi ke bahunya. Ku torehkan warna merah kebiruan di kanvas putih itu.

Baekhyun hanya bisa melenguh. Tangannya beralih meremas tanganku saat ku kocok penisnya dengan cepat. Dadanya membusung ketika ku remas sekaligus mencubit putingnya yang kemerahan. Kepalanya mendongak pasrah bersandar pada bahuku.

Melihatnya dalam keadaan pasrah seperti ini membuat penisku semakin memberontak di bawah sana ngomong-ngomong.

Ku percepat kocokan pada penisnya. Tubuhnya bergetar saat ia mendapat ejakulasi pertamanya. Ku buka celanaku sebatas lutut, lalu ku sapukan sprema Baekhyun yang mengotori tanganku pada penisku yang sudah berdenyut-denyut—sakit.

Ku tarik pantatnya hingga menungging, dan Baekhyun mau tak mau menumpukan tangannya pada lemari. Tanpa aba-aba, aku langsung memasukkan penisku ke dalam lubang Baekhyun sekali hentak.

Ia menjerit kesakitan, namun aku tak memperdulikannya. Ku tarik lagi penisku hingga kepalanya saja yang berada di dalam, lalu memasukkannya lagi dengan cepat dan kuat. Hal itu kuulangi terus menerus sampai suara kesakitan Baekhyun berubah menjadi desahan kenikmatan.

"Aghhhh ahhh"

Desahannya membuatku semakin bersemangat menggenjot lubangnya. Tanganku kembali bermain di dadanya. Ku tarik-tarik puting Baekhyun dengan kuat, sesekali memilinnya.

Baekhyun semakin mendesah keras, pinggulnya ikut bergerak berlawanan arah dengan gerakanku. Tangannya mengocok penisnya sendiri. Lima menit kemudian kami menjemput kenikmatan bersama.


Note : Dikarenakan keburu asik dangdutan pake lagu jukgetta jadi foreplaynya terpending dulu. Foreplay nyusul apa ga?

Review please ?