CHAPTER 11

Mental note: Roller coaster ride dimulai dari sekarang

xxx

x

xxx

Kandungan Baekhyun sudah memasuki bulan ke-6, bersiap menuju Third Trimester dalam hitungan beberapa minggu. Kesibukannya sebagai seorang model telah terganti sepenuhnya oleh peran seorang istri untuk Park Chanyeol. Ya, Baekhyun memutuskan untuk benar-benar rehat dari dunia modelling yang sempat membuatnya buta dan terobsesi. Tak dipungkiri, terkadang ia masih menyimpan cinta untuk mimpi kecilnya itu.

Tapi sejak resmi menjadi seorang "Park", Baekhyun menjalani keseharian yang 100 kali lebih baik dibanding Byun Baekhyun yang dulu. Bahkan tidak lama lagi, mereka segera disibukkan dengan persiapan acara "Baby Shower" yang sudah dirancang oleh Chanyeol sejak jauh-jauh hari. Tepat ketika kehamilan Baekhyun memasuki bulan ke-7, undangan akan disebar kepada seluruh kolega mereka. Mansion mewah ini pun rencananya akan didekor dengan nuansa Rose Gold saat hari-H.

Dan demi menyambut acara besar itu, Chanyeol juga menyiapkan sebuah project Maternity Photobook. Potret didalamnya memuat gambar-gambar kehamilan Baekhyun yang diambil secara profesional. Sesi foto akan dimulai minggu depan. Baekhyun benar-benar menantikan hari itu karena rindunya untuk kembali berpose didepan kamera dan sorot lampu akan segera terobati.

Pagi ini, Baekhyun memulai harinya seperti biasa. Lepas bangun dan mencuci muka, dia bersiap turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan. Karena semalam Chanyeol sempat request ingin menu ala Mid Eastern, jadilah Baekhyun membuat Roasted Brussel Sprout dengan Falafel dan Kidney Bean Soup sebagai pendamping.

Carrier hamil itu kembali ke kamar usai merampungkan masakannya. Siluet Chanyeol yang masih tertidur dalam posisi terlungkup terlihat tidak berubah sejak Baekhyun meninggalkannya setengah jam yang lalu. Suara dengkuran halus juga belum meninggalkan ruangan. Baekhyun berani bertaruh bahwa Chanyeol masih terjebak di alam mimpi saat ini.

Walau senyenyak apapun suaminya itu terlelap, Baekhyun tetap harus tega untuk membangunkan pria itu. Setumpuk pekerjaan sudah menunggu suaminya yang berprofesi sebagai musisi sekaligus pemilik dari 4 jenis perusahaan yang ia rintis.

Dengan guncangan lembut ditubuh si pria yang tertidur, Baekhyun berucap pada suaminya "Chan, sudah jam 7. Bukankah kau ada rapat nanti jam setengah 9?"

Suara berat Chanyeol yang menggeram rendah mulai terdengar. Otot-otot dilengan dan punggungnya ikut bergerak seiring dengan tubuhnya yang menggeliat kecil. Baekhyun tersenyum melihat pemandangan itu.

"Pagi, suamiku."

"Mm? Pagi, babe..."

Masih dalam keadaan setengah sadar, Chanyeol menyambut ciuman kecil dari Baekhyun dibibirnya.

Ketika Chanyeol mulai melakukan stretching khas orang baru bangun tidur, Baekhyun berjalan menuju walk in closet untuk menyiapkan pakaian. Satu tangannya ia letakkan diatas perutnya yang sudah membesar, seperti sebuah kebiasaan.

Saat kembali, ditangannya sudah ada Jeans hitam dan hoodie biru tua yang merupakan fashion item wajib seorang Park Chanyeol. Kalian tahu, suaminya itu memang bukan seorang CEO. Dia hanya seorang pemilik usaha yang tidak suka memakai jas dan dasi saat bekerja. Itulah kenapa, sampai sekarang tidak banyak publik yang tahu bahwa DJ Loey sebenarnya adalah seorang pengusaha sukses. Selain karena kepribadian Chanyeol yang Low Profile, laki-laki itu juga tertutup untuk urusan pekerjaannya "diluar panggung".

"Ayo Chan, cepat sana mandi nanti kau terlambat. Sarapan sudah siap dibawah."

Chanyeol tidak langsung menjawab. Justru tiba-tiba bayi besar itu malah merengek.

"Istriku..."

"Hm?"

"Mandi berdua?"

"Ck, kau ini. Kenapa manja sekali sekarang. Ya sudah, masuklah duluan nanti aku menyusul."

Secepat kilat Chanyeol langsung turun dari ranjang dengan senyum bodoh diwajahnya, membuat Baekhyun hanya bisa geleng-geleng kepala.

Usai merapikan tempat tidur dan segala kebutuhan Chanyeol mulai dari pakaian, jam tangan hingga sepatu sudah Baekhyun siapkan, carrier hamil itu masuk ke kamar mandi untuk menyusul sang suami.

"Woohhooo... Sexy."

Chanyeol yang sedang keramas pun masih sempat bersiul dan berkomentar saat melihat Baekhyun melepas bathrobe-nya hingga bertelanjang bulat.

Dia bilang apa? Sexy?

Baekhyun pikir lelakinya itu sudah hilang akal. Lihatlah perut besarnya, pusarnya yang menonjol, bahkan stretchmark dibeberapa tempat sama sekali tidak mengindikasikan ciri-ciri tubuh seksi dimata orang normal.

Ah, Baekhyun lupa. Chanyeol kan memang tidak normal.

Baekhyun mengabaikan suaminya yang mesum itu dan mulai menyibukkan diri didepan washtafel. Dia menyikat gigi lalu membersihkan kembali wajahnya dengan serangkaian skincare. Setelah selesai, ia menghampiri shower stal tempat Chanyeol sedang membilas diri saat ini.

"Geser, aku juga mau mandi."

Chanyeol terkikik tiap kali sosok "Sasy Byun" muncul kembali di diri istrinya. Mau bagaimanapun, Baekhyun yang suka mengomel dan menindas dirinya tidak akan pernah hilang. Itulah yang membuat kehidupan pernikahan mereka jadi penuh warna.

Dan satu hal lagi, jika dulu Park Chanyeol terkenal dengan julukan whipped boyfriend seantero Korea, maka sekarang dirinya sudah berganti status menjadi seorang whipped husband. Peningkatan yang bagus, bukan?

Itu semua terjadi berkat sebuah petisi yang tersebar diantara fans Loey. Isinya? Mereka meminta agar publik mencabut gelar whipped boyfriend dan menggantikannya dengan whipped husband, karena idola mereka kini sudah resmi menikah.

Lalu bagaimana dengan para pembenci Baekhyun yang jumlahnya jutaan itu? Tenang saja, mereka semua sudah gulung tikar. Sebagian fanpage haters yang tidak deactive memilih untuk beralih fungsi menjadi base yang mendukung pasangan "Chanbaek". Ck, ada-ada saja ulah netizen. Bahkan Park Chanyeol sampai harus membuat fake account untuk bergabung didalam komunitas itu. LOL, dia juga sama parahnya.

Termasuk dengan fanpage khusus yang kini banyak memuja sosok Park Baekhyun tak juga luput dari ke-kepoannya. Tidak ada yang menyadari bahwa admin salah satu fanbase Baekhyun di Instagram yang memiliki 56K followers itu adalah seorang Park Chanyeol, bahkan Baekhyun sendiri.

Whipped husband?

614% akurat.

"Geser ih! Badanmu itu besar, ditambah perutku juga besar. Aku tidak kena airnya kalau begini!"

Plok!

Sebuah tepokan jahil mendarat diatas pantat gemuk Baekhyun. Mm, sedikit meremat-remat diakhir tentu saja.

"Jangan marah-marah~ nanti cepat tua~"

Baekhyun memicingkan mata malas melihat suaminya yang kini malah bernyanyi. Cepat-cepat ia mengambil shower puff dan mengusap tubuhnya hingga penuh busa. Kalau berlama-lama dikamar mandi dengan orang mesum, bisa dipastikan nasib pantatnya tidak akan "perawan" lagi saat keluar.

Baru 5 detik memikirkan hal itu, sebuah "pelecehan" pun terjadi. Chanyeol menyelipkan jarinya untuk menusuk lubang Baekhyun dengan kilat lalu kembali mengeluarkannya, membuat sang istri terkesiap menahan nafas.

Kalian tahu? Lubang sensitifnya baru saja ditusuk! Demi langit.

Sebuah pelototan dari Baekhyun membuat Chanyeol terkikik konyol "Hehehe... Sexy~" laki-laki itu melingkarkan tangannya untuk memeluk perut buncit Baekhyun dari belakang, mengajaknya berayun seperti sedang berdansa.

Benar kata orang di internet. Istri yang hamil besar entah kenapa jadi bertambah keseksiannya hingga berkali-kali lipat.

Baekhyun menghela nafas jengah, percuma kalau mau mengajak suami idiotnya ini berargumen pagi-pagi. Mau marah juga bagaimana jika saat ini Chanyeol malah mengajaknya bergoyang-goyang? Tangan lelaki itu sesekali mengelus perut buncitnya yang licin karena sabun, lalu mengecup bahunya dengan sayang.

Karena sudah kepalang hapal, Baekhyun tahu kalimat seperti apa yang akan meluncur dari bibir suaminya yang sedang senyum-senyum itu.

"Babe, satu ronde ya? Aku harus top up energi dulu sebelum rapat."

"Rapat tidak rapat pun alasanmu selalu sama. 'Top up energi, sayang~'. Cih."

Baekhyun mencibir sambil menirukan ekspresi memohon Chanyeol dengan gaya mengejek.

Suaminya malah tambah gemas dan menghujani Baekhyun dengan ciuman kilat di pipi.

"Kita lakukan didepan washtafel ya?"

"Ya sudah tunggu disana sampai aku selesai membersihkan diri."

"Sini aku bantu. Biar cepat."

"Tidak! Tanganmu itu bukan membantu, tapi malah meraba kemana-mana."

Chanyeol terkekeh lagi kemudian membiarkan istrinya mandi dengan tenang.

Laki-laki dominan itu sedang menuntun Baekhyun ke meja keramik dimana washtafel mereka berada. Dimintanya sang istri untuk bertumpu disana lalu menungging.

Chanyeol memandangi tubuh Baekhyun untuk beberapa saat.

"Kau lihat apa?"

Baekhyun sedikit sewot, menatap Chanyeol melalui refleksi mereka di cermin. Sebenarnya dia agak malu karena dipandangi suaminya dalam keadaan begini.

Chanyeol malah tersenyum tampan, membuat darah Baekhyun berdesir. "Aku tidak bercanda saat kubilang bahwa kau sangat sexy. Hanya sekedar memberitahu."

Chanyeol benar-benar keterlaluan.

Siapa yang tahan bila disanjung sampai seperti ini oleh lelaki? Dan Chanyeol itu bukan sembarang lelaki. Dia suaminya Baekhyun; orang yang menjadi teman hidupnya dalam suka dan duka.

"C-cepat selesaikan ini. Nanti kau terlambat."

Untuk menutupi fakta bahwa dirinya tersipu, Baekhyun menunduk dan memerintahkan Chanyeol untuk segera melanjutkan kegiatan mereka yang tertunda.

Sang dominan mengangkat bahu asal sambil tersenyum maklum. Kedua tangannya kini menangkup dua bongkah pantat si carrier, meremat dan melebarkannya seperti seorang pro. Dan dia memang pro dalam urusan memainkan pantat istrinya.

"Aaahh..."

Baekhyun mendesah lembut saat kejantanan Chanyeol tertelan sempurna didalam analnya.

Si dominan meringis nikmat. Dimulainya penyatuan ini dengan tempo sedang, karena tidak ingin kegiatan mereka usai dengan cepat.

Tangan Chanyeol tidak pernah tinggal diam. Diawali dengan usapan lembut pada baby bump di perut Baekhyun, kemudian merambat naik hingga mencapai dadanya yang gemuk; sedikit membengkak karena mulai memproduksi asi.

Diremat dan dipijatnya dada yang lembut itu, merasakan kulit halusnya bersentuhan dengan telapak tangan miliknya yang kasar. Baekhyun terus mendesah karena hormon kehamilan membuatnya semakin needy. Chanyeol menyetubuhinya dengan tepat, menumbuk titik kelenjar kenikmatan itu berulang-ulang.

Chanyeol mengangkat satu kaki Baekhyun dan meletakkannya diatas marmer washtafel. Aksesnya untuk bergerak pun semakin leluasa, membuatnya tak tahan sampai menggenjot dengan cepat. Baekhyun mungkin kehilangan dirinya karena kenikmatan ini, mendesah binal seperti kebiasaannya yang lama. Dia memang hamil, tapi bukan berarti dia melepaskan statusnya sebagai seorang istri yang pandai memuaskan.

Kecupan demi kecupan diberikan Chanyeol diatas punggung mulus istrinya. Pelepasannya sudah mulai dekat, pun dengan Baekhyun saat ini.

Hentakan di 2 menit terakhir membuat Baekhyun bergetar hebat. Bibirnya menganga tanpa suara karena mencapai puncak dalam keadaan over stimulate; Chanyeol terus menumbuk prostatnya padahal dia sudah berada diujung tertinggi.

"Aarrgghh... Aahhh!"

Geraman jantan dari Chanyeol menutup segalanya, membiarkan sel sperma itu tertelan didalam anal Baekhyun hingga meleleh melewati kaki.

Sekujur tubuh si carrier hamil melemas. Dengan sigap suaminya membantu agar kedua tungkai kakinya tetap berdiri tegak. Chanyeol mengecupi wajah sang istri yang masih terpejam pasca ejakulasi hebat tadi.

"Terimakasih, istriku. Kau yang terbaik."

Apresiasi kecil dari sang suami tiap mereka usai bercinta selalu membuat Baekhyun tersenyum lembut. Tidak ada orang yang lebih menjunjung dan menghargai dirinya seperti yang Chanyeol lakukan selama ini.

Baekhyun jauh lebih berterimakasih karena telah diberi kesempatan untuk menjadi pendamping seorang Park Chanyeol.

e)(o

Seminggu berselang, tim yang bertugas menangani fotografi Maternity Photobook Baekhyun datang ke kediaman megah Park. Chanyeol mengambil libur hari ini karena dia juga terlibat dalam sesi foto, menemani istrinya di beberapa halaman album.

"Sudah lama ya tidak melihatmu tersenyum selebar ini."

Itu Seulgi, bersandar di pinggiran meja selagi menatap Park yang hamil itu tengah dirias. Dia sengaja datang karena Baekhyun tak bisa bekerja didepan lensa tanpa bantuan asisten sekaligus manager kesayangannya itu.

"Kau saja yang sudah jarang melihatku. Asal kau tahu, aku selalu tersenyum seperti ini setiap hari."

"Ya ya ya~ menjadi istrinya Park Chanyeol sudah pasti membuatmu jadi carrier paling bahagia di dunia ini."

Keduanya tertawa karena siapapun tahu bahwa ucapan Seulgi memang 100% akurat.

Dengan kontak lensa biru, make up mata yang lembut dengan sentuhan glitter serta polesan bibir yang pink matte, selesai sudah maha karya sang make up artist diatas wajah sempurna Park Baekhyun.

"Aku harus ke atas dan mengecek bagaimana suamiku sekarang. Takutnya dia salah memilih jas nanti."

Baekhyun berkedip pada Seulgi dan segera menuju lift untuk pergi ke kamar utama. Kesibukan dibawah pun tetap terjadi karena beberapa staff masih menata lampu dan juga properti yang akan digunakan untuk menunjang photoshoot hari ini. Sedikit spoiler, tema pemotretan mereka adalah Roses and Shadow.

"Hey."

Baekhyun muncul dari balik pintu kemudian kembali menutupnya dengan punggung. Chanyeol yang sibuk memangku dagu dengan tatapan fokus ke hamparan pakaian di tempat tidur lantas menoleh.

Baekhyun tersenyum pada suaminya, mendekat sambil terus dipandangi oleh Chanyeol. Matanya yang besar itu menjelaskan bahwa dia sedang terpana.

"Wow... Guess who's this beauty? Park Baekhyun? My lovely wife?"

"Yes, your one and only wife."

Chanyeol memeluk pinggangnya dan mengecup singkat bibir pink itu, kemudian bertukar senyuman.

Masih dipandanginya Baekhyun lamat-lamat. Pucuk kepalanya sudah berhiaskan flower crown. Kemeja satin putih membalut tubuh dan perut besarnya yang menyembul. Kalung berlian indah melingkar dileher jenjangnya. Wajahnya, rambut coklatnya, kulitnya, semua yang ada di diri Baekhyun meneriakkan kata sempurna. Istrinya memancarkan kecantikan yang tak bisa diukur oleh neraca apapun.

Rasanya seperti melihat Baekhyun berjalan menuju altar untuk yang kedua kali.

"Mau kubantu?" Pertanyaan itu membuyarkan Chanyeol dari lamunannya. Ah, ya. Dia memang benar-benar membutuhkan bantuan saat ini.

"Dari sekian banyak pakaian yang sudah kau pilihkan, aku masih bingung mau mengenakan yang mana, babe."

"Baiklah, ini mudah. Sebaiknya kau pakai yang ini... ini... Lalu yang ini."

Dengan cekatan Baekhyun mengambil satu persatu fashion item yang cocok untuk suaminya, yang pasti akan serasi dengan outfit yang dia pakai hari ini.

"Kau tidak memberiku jas? Tumben."

Chanyeol mengambil potongan celana bahan dan kemeja putih yang Baekhyun serahkan padanya.

"Menurut saja apa kataku. Nanti kau juga akan tahu."

Baekhyun mendorong suaminya menuju walk in closet untuk berganti pakaian disana, yang mana hanya dituruti oleh Chanyeol tanpa banyak protes.

"Selagi kau berganti, aku akan siapkan sepatu dan jam tangan untukmu."

Tak sampai 5 menit, Chanyeol keluar dari sana dengan kemeja yang sudah rapi dimasukkan dalam celana dan lengan yang tergulung sampai bawah siku. Setidaknya beberapa tatto yang ada disana masih bisa terlihat.

"Bagaimana?"

"Kau tampan, sayang. Tidak perlu bertanya lagi."

Baekhyun sedikit menyesal telah memuji suaminya karena lihatlah, dia mulai berpose memegang dagu dan tersenyum penuh percaya diri. Sambil memutar bola mata malas, Baekhyun menghampiri suaminya untuk segera memasangkan salah satu jam tangan Rolex mewah seharga mobil sport yang diambilnya dari lemari koleksi.

"Dan ini... sentuhan terakhirnya."

Baekhyun menyampirkan jas hitam polos dibahu tegap suaminya, membiarkan lengan jas tergantung begitu saja tanpa diganggu gugat.

"Lihat, suamiku sudah seperti seorang model."

Baekhyun bersedekap melihat hasil karya tangan dinginnya. Chanyeol benar-benar terlihat stylish dan super maskulin disaat yang bersamaan. Rambut Comma Hair yang ditata keatas hingga menampakkan keningnya, semakin membuat penampilan sang suami terlihat 'panas'.

"Kau memang yang terbaik, istriku."

Chanyeol mengecup kening Baekhyun karena dia juga merasa puas dengan hasil akhirnya.

"Ayo kita turun. Sepertinya semua persiapan dibawah juga sudah selesai."

e)(o

Kain-kain tembus pandang menjuntai panjang dari atas hingga menggeletak tak beraturan ke lantai. Kelopak mawar merah bertebaran dimana-mana. Spring bed king size dengan sprei putih terletak ditengah ruangan, dengan taburan kelopak mawar yang juga tak kalah banyak. Tata lampu diseusaikan sedemikian rupa hingga hingga menciptakan bayang gelap disekeliling tempat tidur.

Set pemotretan sudah siap.

"Akhirnya, model kita pun tiba."

Langkah sepasang suami-istri yang menuruni tangga langsung disambut senyum oleh para crew. Park Chanyeol yang gagah menggandeng carrier cantik yang saat itu tengah memegangi perut besarnya, terlihat begitu serasi dan membuat iri beberapa gadis penata wardrobe.

"Oh iya, selamat atas pernikahan kalian. Maaf aku belum sempat mengucapkan salamku secara langsung kemarin. Asal kalian tahu, meski sudah beberapa bulan berlalu, berita pernikahan kalian masih jadi perbincangan hangat diantara publik."

Chanyeol dan Baekhyun lantas membungkuk sekilas tanda hormat pada seorang pengarah fotografi senior yang mereka sewa jasanya hari ini, menggumamkan terimakasih atas selamat yang diberikan.

"Terimakasih juga Mr. Lee, anda sudah mau berpartisipasi dalam Maternity Photoshoot untuk istriku."

"Suatu kehormatan untukku bisa membantu pasangan paling romantis di Korea."

Baekhyun tersenyum sipu karena tidak henti-hentinya mendapat pujian. Tak sedikit crew yang menimpali bahwa pasangan suami-istri Park terlihat sangat menawan dan mesra jika dilihat secara langsung seperti ini.

Maklum, sudah lama keduanya tak tampil bersama didepan publik terhitung sejak kepulangan honeymoon mereka di Belanda. Hanya Chanyeol yang masih wara-wiri di televisi karena aktivitasnya sebagai musisi masih berjalan seperti biasa. Berbanding terbalik dengan Baekhyun yang hampir seratus persen menarik diri dari dunia model yang sempat membesarkan namanya, fokus mengurus rumah tangga dan juga kehamilannya.

"Baiklah, sebaiknya kita mulai Day 1 pengambilan gambarnya sekarang!"

Tepukan dari sang fotografer senior menjadi gong pembuka bahwa photo shooting segera dimulai.

30 menit berjalan setelah mengambil gambar solo Baekhyun dengan teknik siluet yang memanfaatkan sinar tunggal dari jendela, tibalah saatnya sang suami--Park Chanyeol memasuki set untuk melakukan sesi photo couple.

"Bagus! Sekarang kita coba posisi Back To Back."

Chanyeol yang tak mengerti akan istilah-istilah fotografi tersebut sempatkan tergugu. Sebagai seorang model profesional, Baekhyun tentu sudah hapal diluar kepala arti dari arahan yang diberikan dan mencoba untuk membantu suaminya.

"Aku duduk menghadap kanan dan kau menghadap kiri, lalu punggung kita saling bersandar."

Chanyeol baru bisa mengangguk paham dan langsung melakukan apa yang di instruksikan oleh istrinya. Ranjang itu menjadi saksi bisu setiap pose mesra yang dilakukan oleh keduanya.

"Coba buat tangan kalian saling bersentuhan disana."

Secara naluri Chanyeol meletakkan tangannya diatas punggung tangan sang istri, merematnya lembut hingga mereka tersenyum merasakan sentuhan hangat tersebut.

"Ya Tuhan... Mereka seperti pasangan yang diciptakan oleh surga."

"Marga Park bahkan terdengar sangat cocok dibelakang nama Baekhyun-ssi. Park Baekhyun."

"Saat hamil pun istrinya Loey terlihat sangat cantik ya. Dia laki-laki carrier paling anggun yang pernah kulihat. Sekarang aku mengerti kenapa sejak dulu Loey begitu tergila-gila padanya."

"Pulang dari tempat ini, aku jadi tidak sabar ingin segera bergosip dengan keluarga dan teman-temanku. Sebagian dari mereka adalah penggemar berat pasangan suami-istri Park!"

"Ehem. Sudah hentikan bergosipnya dan lanjutkan pekerjaan kalian."

Permainan tenggorokan dan teguran lembut dari Seulgi memecah kerumunan para gadis-gadis crew yang kini tersenyum canggung. Satu-persatu dari mereka meninggalkan spot gosip dan berpencar untuk melakukan pekerjaan mereka yang sempat tertunda.

Seulgi bersedekap sambil terus melempar senyum pada pasangan yang saling menunjukkan afeksi intens satu sama lain. Banyak hal yang telah mereka lalui dan rasanya sedikit tidak percaya bahwa that-so-called happy ending akan berpihak pada Byun Baekhyun; si cantik yang terkenal bak pemeran antagonis dalam soap opera.

Gadis yang telah menemani Baekhyun selama 2 tahun terakhir itu tak pernah berhenti berdoa agar kebahagiaan yang telah susah payah didapatkan oleh sang sahabat bisa bertahan selamanya.

"Sekarang kita coba Hands On Belly."

Mendengar sebutannya dengan cukup jelas, Chanyeol dan Baekhyun mengangguk paham dan segera mempraktekan pose tersebut yang sebetulnya sering mereka lakukan dirumah.

Chanyeol duduk bersila dibelakang Baekhyun, meletakkan dagunya diatas bahu sempit sang istri, kemudian tangannya melingkar dipinggang dan menyentuh lembut baby bump diperut istrinya.

Diluar kendali Chanyeol tak bisa menahan untuk tidak mengecup pipi putih yang gembil itu dengan sayang. Berulang kali. Hingga Baekhyun harus menyetop bibir pria itu dengan tangannya sambil tertawa.

Kesempatan itu justru dimanfaatkan oleh Mr. Lee dan fotografer lainnya untuk mengambil gambar candid mereka. Tak disangka, diam-diam mereka semua tersenyum karena sangat puas dengan hasil foto yang didapat.

"Mr. Lee, bisa kau memotret kami dari angle atas?"

Chanyeol tiba-tiba buka suara, meminta sesuatu yang sempat tidak diduga oleh Baekhyun

"Tentu saja, Tuan Park. Kebetulan kami membawa cran untuk camera hari ini."

"Baiklah. Aku ingin kalian memotret kami dalam posisi seperti ini," Chanyeol dengan hati-hati membaringkan sang istri, posisi kakinya menghadap kepala ranjang; arah jam 12. Baekhyun hanya menurut saat suaminya meminta untuk menolehkan kepala ke kanan.

Sementara Chanyeol membaringkan dirinya berlawanan arah; kepalanya tepat disebelah kanan sang istri dan posisi kakinya menghadap jam 6.

"Ini mengingatkanku pada cover film favorit Baekhyun, The Faults In Our Star."

Sambungnya lagi, dengan mata yang mengunci tepat didepan retina indah Baekhyun.

"Ah, aku mengerti. Sebuah film adaptasi dari novel terkenal karya John Green."

"Ya, benar sekali."

Sahut si dominan, masih tak ingin melepas pandangannya dari wajah cantik sang istri. Nafas mereka bertemu. Waktu seakan berhenti berputar karena dunia disekitar mereka tiba-tiba terasa sunyi. Hanya suara detak jantung keduanya yang kini mendominasi pendengaran.

"Sebetulnya aku tidak begitu menyukai film itu karena akhirannya yang... hell, kau tau seperti apa, sayang. Tapi kulihat kau menaruh seluruh atensi pada setiap adegan yang kau lihat disana, bahkan menontonnya sampai berulang-ulang. Aku pikir kau akan menyukainya jika kita sedikit mencontek cover mereka yang harus kuakui..." tangannya dibawa untuk menyentuh sudut bibir Baekhyun. "...terlihat sangat romantis."

Chanyeol bicara setengah berbisik, hingga vibrasinya yang begitu rendah menggetarkan seluruh sel ditubuh Baekhyun.

"Hey, Chanyeol."

Akhirnya si carrier manis buka suara. Chanyeol membalasnya dengan sebuah deheman lembut.

"Jika... Jika suatu saat aku harus pergi seperti karakter wanita di film itu, meninggalkanmu dan juga anak kita didunia ini... Apa kau akan marah? Apa kau mau memaafkanku?"

Ada getaran halus dibibirnya, tersamar oleh senyum Baekhyun yang berusaha ia tunjukkan sewajar mungkin.

"Tidak akan ada yang pergi, Baekhyun."

"Aku bilang jika, Chanyeol."

"Tidak ada jika, tidak ada seandainya, tidak ada misalkan, dan tidak ada suatu saat. Kau, aku, dan anak kita... Kita akan menjalani hidup ini bersama-sama. Tidak akan kubiarkan siapapun merenggut kalian dariku, bahkan Tuhan sekalipun."

Chanyeol...

Suaminya itu benar-benar tak bisa membiarkannya pergi.

Kau harus bagaimana, Baekhyun?

Chanyeol bahkan menyikapi pertanyaannya dengan denial, seolah mampu melawan takdir mutlak yang telah digariskan oleh Tuhan semudah membalikan telapak tangan.

"Baiklah. Kau benar, Chan. Aku tidak akan bertanya lagi."

Dia berhasil menutupi segalanya dengan sebuah senyum. Walau didalam sana, kehancuran diam-diam menggerogotinya dan rasa takut akan dibenci oleh suaminya semakin nyata setiap hari.

Proses photoshoot berjalan seperti seharusnya hingga petang hampir menjemput. Baekhyun sudah cukup bahagia karena Chanyeol telah menawarkan kesempatan seindah ini; kelak sang anak akan melihat potret ibunya semasa ia mengandung. Baekhyun berharap buah hatinya bisa mengerti bahwa dulu... setidaknya dulu dia pernah mendapatkan kasih sayang ibu saat ia masih berada didalam sana.

Kasih sayang yang tak akan sempat diberikan oleh ibunya setelah ia lahir ke dunia...

Karena semakin hari, rasa takut dan pesimis itu terus menjalar hingga ke serat terakhir impulsnya. Menciptakan sebuah fakta bahwa keyakinannya untuk tetap hidup semakin menipis.

e)(o

Waktu berlalu, tibalah mereka pada malam acara "Baby Shower" Park Baekhyun yang diselenggarakan di mansion megah Park. Para tamu memenuhi undangan, bahkan sepertinya tak ada yang berhalangan datang sama sekali. Dekorasi elegan bernuansa Rose Gold mendapat decak kagum dari siapapun yang baru memasuki ruang utama kediaman ini.

Dengan blouse longgar membalut tubuhnya, Baekhyun tampak anggun bersanding dengan sang suami yang mengenakan pakaian resmi dan mantel panjang sebagai luaran, menerima setiap ucapan selamat yang terus berdatangan dari para tamu.

"Selamat ya, Park Chanyeol dan Park Baekhyun. Aigoo Baekhyunee... Tidak terasa sudah 7 bulan saja, ya."

Luhan yang datang bersama pasangannya, Oh Sehun, mengelus gemas perut buncit Baekhyun saat tiba giliran mereka untuk memberikan selamat. Sehun dan Chanyeol nampak bersalaman dan memeluk jantan satu sama lain. Pria albino itu sedikit menggoda suaminya dengan mengatakan bahwa sebentar lagi dia akan menjadi Daddy paling Hot se-Korea Selatan.

"Baekhyunee-ku juga akan jadi Mommy paling hot sedunia, benar kan?"

Luhan tak mau kalah dan langsung menyombongkan gelar sahabatnya itu pada sang pacar. Suami-istri itu kompak terkekeh dan Sehun sudah pasti tak bisa untuk tidak setuju.

Selama pesta berlangsung, tak terhitung sudah berapa banyak kado berdatangan di kediaman mereka dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bahkan salah satu partner bisnis Chanyeol menghadiahkan mereka satu unit BMW hitam metalic yang akan tiba besok pagi. Walau sudah berkali-kali mereka memperingatkan para tamu undangan untuk tidak memberikan kado apapun, tetap saja orang-orang itu bersikeras. Alasannya cukup klise, mereka bilang sungguh kelewatan bila pasangan seapik Park Chanyeol dan Park Baekhyun tidak mendapatkan kado yang pantas dihari berbahagia mereka.

Baekhyun sedang membantu salah satu tamu untuk memotongkan kue saat langkah sepasang pantofel mendekat dan terdengar semakin nyaring ditelinganya. Atensinya langsung teralih dan benar saja, sosok yang tak ia harapkan untuk dia lihat hari ini tiba-tiba muncul entah darimana.

Dokter Kim Junmyeon.

Dialah dokter yang pernah menanganinya saat di rumah sakit dahulu, yang mendadak menjadi dokter kepercayaan Chanyeol. Dia juga yang pertama kali menemukan fakta tentang cacat pada rahim sang carrier, dan bersikeras meyakinkan Baekhyun untuk langsung menggugurkan kandungannya.

Kenapa dia datang? Ah, sudah pasti Chanyeol yang mengundangnya. Chanyeol pikir selama ini Baekhyun masih berkonsultasi tunggal dengan sang dokter. Padahal dia sudah lama pindah untuk mencari dokter lain yang sekiranya tidak dikenal oleh Chanyeol; memperkecil kemungkinan suaminya mengetahui tentang masalah kesehatan yang dia alami.

"D-dokter Kim." Baekhyun sendiri tak tahu kenapa dia bisa terbata. Tapi lelehan keringat dingin di dahinya sudah cukup menjelaskan bahwa dia memang benar-benar takut dan merasa terancam.

"Senang bertemu lagi denganmu, Park Baekhyun-ssi."

Laki-laki setengah baya itu menunduk singkat sebagai salam, dan Baekhyun berusaha keras mengikuti hingga gerakannya patah-patah.

"Ah, Dokter Kim. Anda sudah datang."

Tuhan...

Seperti sebuah petir, suara ramah-tamah Chanyeol justru mengejutkan dan membuat Baekhyun berjengit kaku ditempatnya berdiri.

"Maaf aku sedikit terlambat, Tuan Park."

"Tak apa. Aku senang Dokter mau memenuhi undangan kami. Oh ya, maaf. Beberapa bulan ini aku tidak menemani istriku check up rutin. Padahal aku sering memaksa untuk ikut tapi seperti yang anda tahu, istriku ini sangat keras kepala. Dia malah menyuruhku untuk tetap bekerja dan meyakinkanku agar jangan terlalu khawatir."

"Ya, istri anda memang sangat keras kepala, Tuan Park."

Baekhyun menegang seketika begitu mendengar perkataan sarkasme dari mulut sang dokter yang tentu hanya bisa dipahami oleh mereka berdua.

"Lagipula anda lah yang menangani Baekhyun, Dokter Kim. Aku pikir aku bisa sedikit merasa tenang selama anda yang menjadi dokter untuk istriku. Anda terkenal sangat berkompeten dibidang ini."

"Mm, C-Chan... B-bisa kau temani aku ke k-kamar mandi?"

Lucunya, disaat seperti ini justru Baekhyun mendadak kehilangan kemampuannya dalam berbohong. Alasan yang dia pilih tentu saja terdengar sangat konyol.

"Kamar mandi? Ey, tidak biasanya kau minta ditemani ke kamar mandi dirumah sendiri, sayang."

Chanyeol justru menggodanya karena jelas saja, suami mana yang tidak geli mendengar permintaan seperti itu dari sang istri.

"A-aku... A-aku..."

"Sebaiknya aku permisi untuk mengambil minuman, Tuan Park. Jujur saja aku sudah menahan haus sejak tadi."

Baekhyun melirik ragu pada sang dokter, masih menahan nafasnya walau ia tahu laki-laki setengah baya ini mulai paham akan situasi dan tak berniat untuk membongkar kebohongan Bakhyun. Ya, setidaknya belum sekarang.

"Baiklah, silahkan Dokter Kim. Aku harap anda menikmati pestanya."

Baekhyun baru bisa mengambil nafas dan mengisi kembali paru-parunya dengan udara begitu Dokter Kim sudah menjauh.

Chanyeol yang melihat butiran keringat diatas kening sang istri sejenak mengerutkan dahinya heran. Tangannya bergerak mengusap peluh itu hingga membuat Baekhyun kembali menegang.

"Kau tidak apa-apa, babe? Kenapa tiba-tiba berkeringat begini? Apa Air Conditioner-nya kurang dingin?"

"Ti-tidak, Chan. Aku tidak apa-apa."

Chanyeol tidak menaruh curiga apapun lagi dan menghentikan pertanyaannya sampai disitu. Baekhyun kembali diberikan kesempatan untuk menghirup nafas lega.

Ya, untuk sementara ini saja. Karena sesungguhnya malam pesta masih berjalan cukup panjang, dan kejadian tak terduga bisa terjadi kapan saja.

e)(o

To be continued

A/N: Ditunggu tanggapannya tentang chapter ini :) terimakasih sudah membaca