"Yah, kenapa wajahmu memerah?" Seokjin menyenggol Jimin yang sejak tadi diam dan tiba-tiba saja wajahnya memerah tanpa alasan.

"Huh? Tidak" elak Jimin.

"Belakangan ini kau sering aneh. Ada apa?" Tanya Seokjin serius. "Kau bisa cerita padaku, mumpung sajangnim belum datang"

"Tidak ada hyung"

"Soal Taemin ya?" tebak Seokjin.

"Bukan. Kenapa jadi Taemin?" Jimin mengernyit heran. "Sudah ku bilang kan, hyung. Dia membosankan. Aku tidak cocok dengannya. Tidak di chat, tidak bertemu langsung, tetap saja aku yang memulai obrolan lebih dulu. Itu membuatku bosan" keluh Jimin.

"Lalu ada apa?"

"Tidak ada. Sungguh" Jimin mengalihkan pandangnya ke ponsel ditangannya dimana susunan jadwal artisnya sudah tertera dengan jelas hari dan jam-nya.

"Bagaimana Taehyung?" Tanya Seokjin lagi.

"Lusa dia akan mengadakan fansign. Aku tidak menyangka dia melejit secepat itu" ucap Jimin bangga.

"Dia artis yang berbakat" puji Seokjin. "Sudah menemukan sekolah baru untuknya? Tidak jauh dari sini ada sekolah yang bagus, jaraknya hanya lima menit dari gedung agensi"

"Aku sudah survey beberapa sekolah, hyung. Tapi aku rasa masih kurang cocok dengan lingkungannya. Mungkin aku akan ke sekolah yang hyung maksud atau meminta staf untuk mengecek sekeloh yang hyung maksud. Apa nama sekolahnya?"

"SMA bangtan. Coba saja kesana siapa tau sekolahnya cocok untuk Taehyung"

Jimin mengangguk paham.

.

.

.

CHASE AFTER YOU

.

.

.

"Kenapa aku?" Yoongi mengernyit kesal menatap pada tiket yang diberikan Jungkook padanya. Jungkook adalah adik kelasnya yang sama-sama berada di club musik. Keduanya jadi akrab sejak mendapatkan tugas tampil diacara festival sekolah beberapa bulan lalu. Yoongi bermain piano, Jungkook menyanyi.

"Ayolah, hyung. Hanya minta tanda tangan, setelahnya hyung bisa pulang. Ya.. ya..." Bujuk Jungkook masih terus mengekori Yoongi dari belakang.

"Ajak Yugyeom saja" tolak Yoongi.

"Sudah! Yugyeom juga ikut, hyung" rengek Jungkook lagi.

"Kalau sudah ada Yugyeom kenapa aku juga harus ikut? Lagian kau membeli berapa banyak album milik si Taehyung itu?"

"Hanya empat" jawab Jungkook polos.

"Hanya empat?" Yoongi menghela nafas. "Kau membeli album sebanyak itu untuk apa, Jeon Jungkook? Kau sudah kehilangan akal atau terlalu banyak uang?"

"Hyung, tiga album sisanya akan ku jual lagi setelah mendapatkan tanda tangan Taehyungie" rengek Jungkook.

"Taehyungie?" Yoongi mengernyitkan hidung mendengar panggilan Jungkook pada Taehyung, siartis muda pendatang baru.

"Itu panggilan kesayanganku. Hehehe"

Yoongi memutar bola matanya. "Aku menolak"

"Hoseok hyung saja ikut, masa Yoongi hyung tidak mau ikut" bujuk Jungkook pantang menyerah.

"Kan sudah ada Yugyeom dan Hoseok, kenapa harus ada aku juga? Kau bisa ajak yang lain kan?"

"Salah satu hasil penjualan albumnya akan ku bagi setengah dengan Yoongi hyung" ucap Jungkook akhirnya.

"Begitu dong dari tadi. Kan aku jadi semangat pergi" Yoongi menepuk kepala Jungkook dan mengambil tiket fansign itu dari tangan Jungkook. "Sampai bertemu lusa" Yoongi berjalan pergi menjauh.

"Dasar penjajah" cibir Jungkook kesal.

.

.

.

"Hyung, kau dimana?" Jungkook berdiri didepan gedung tempat acara fansign akan dilaksanakan, ponselnya menempel ditelinga dengan mata yang terus menatap kerumunan. Disampingnya sudah ada Hoseok yang sedang duduk ditangga dengan minuman ditangannya.

"Disini"

Jungkook membalikkan badannya saat mendengar suara berat Yoongi dibelakangnya.

"Akhirnya, hyung" ucap Jungkook lega. "Kau bersama Yugyeom kan hyung? Mana dia?"

"Memarkirkan mobil. Satpam tidak mengizinkan kami parkir disini, jadi ku suruh saja dia memarkirkan mobil didekat toko. Aku malas jalan kaki" Yoongi mendudukan diri disamping Hoseok.

"Kau beli minum dimana?" Yoongi melirik Hoseok yang sibuk minum disampingnya.

"Sebelum kesini aku dan Jungkook mampir membeli minum dulu" jelas Hoseok. "Mau?"

Yoongi menggeleng. "Kapan pintunya akan dibuka?" Yoongi mendongak untuk menatap Jungkook yang masih berdiri mencari keberadaan Yugyeom.

"Sebentar lagi, hyung" jawab Jungkook tanpa memperhatikan Yoongi. "Kenapa Yugyeom lama sekali" kesal Jungkook.

"Banyak sekali yang datang" Yoongi menatap kesekelilingnya dimana ada banyak gadis sedang duduk dikoridor gedung, ada yang membawa kamera dengan lensa super panjang, ada yang membawa bingkisan hadiah, ada yang membawa baner dan banyak lagi pernak-pernik yang Yoongi tidak tahu namanya.

"Soalnya ini pertama kalinya Taehyungie mengadakan fansign" ucap Jungkook berbinar.

"Albumnya saja baru ada. Jelas saja ini yang pertama" cibir Hoseok.

"Berisik!" geram Jungkook. "Yugyeom! Sini!" Jungkook melambaikan tangannya penuh semangat kearah Yugyeom.

"Kalian disini ternyata" Yugyeom berjalan menuju anak tangga dimana Yoongi dan Hoseok duduk sejak tadi.

"Nah, personil sudah lengkap. Ambil ini" Jungkook mengeluarkan album dari dalam tasnya, membagikan pada tiga korban paksaan yang duduk tenang di anak tangga.

"Nanti saat dipanggung dan Taehyung menanyakan siapa nama kalian, bilang saja Chagya, begitu" jelas Jungkook.

"What the food. Kenapa juga aku harus mengatakan itu" Yoongi merinding.

"Kau pikir kami sudah gila, aku menolak" Yugyeom berkeras.

"Akan ku lakukan nanti" Hoseok tertawa, menyetujui usul Jungkook.

"Ck, dasar keras kepala, kalau begitu saat nanti Taehyung akan tanda tangan, bilang saja tidak perlu menulis nama." Kesal Jungkook.

Ketiganya hanya terdiam menanggapi ucapan Jungkook.

Setelah pintu terbuka, keempatnya akhirnya bisa masuk meskipun harus berdesakan dengan fans lain didepan pintu. Keempatnya duduk berbaris dikursi dibagian tengah. Hanya Jungkook yang terlihat semangat diantara keempatnya. Matanya terus menatap panggung yang tertutup tirai dengan tak sabar, sementara ketiga lain sudah sibuk dengan dunia sendiri, Yugyeom mulai bermain game di ponselnya, Hoseok menonton video di youtube dan Yoongi... tertidur.

Suara teriakan heboh dari fans membuat ketiganya terlonjak kaget, Yoongi menatap ke kiri dan kanan dengan wajah panic, sama seperti Hoseok dan Yugyeom, hanya Jungkook yang terlihat heboh dan bersorak keras menatap kepanggung.

"Sialan, ku pikir ada apa" kesal Yoongi.

Terlihat Taehyung sedang menyapa para fansnya dan lagi para fans berteriak heboh. Hampir lima menit keadaan begitu ricuh ditambah dengan suara jepretan kamera yang tidak ada hentinya. Ketiganya kembali sibuk dengan dunia masing-masing, hanya Jungkook yang menikmati keadaan super berisik ini.

Lebih satu jam akhirnya sampai giliran keempatnya berbaris didekat panggung untuk menunggu giliran. Jungkook terlihat gugup, sementara ketiga orang dibelakangnya terlihat jengah dan berdoa agar ini cepat selesai.

Yoongi menatap berkeliling dimana ada banyak gadis yang berbisik-bisik dibarisan depan. Mungkin mereka merasa cukup tertarik karena dari semua fans yang datang, hanya mereka beberapa yang laki-laki.

Saat Yoongi menatap kepanggung, seringaian muncul di bibirnya. Sudah seminggu sejak kejadian dia berkelahi dan bertemu Jimin, tidak menyangka dia akan menemukan Jimin disini. Jika tadinya Yoongi benar-benar tidak bersemangat, mendadak keadaan berubah 180 derajat. Yoongi menarik Jungkook kebelakang dengan paksa dan membuat Yoongi berdiri paling depan.

"Yah, hyung! Apa-apaan!" kesal Jungkook.

"Brisik. Mau ku bantu tidak?" Yoongi melirik kebelakang.

Diatas panggung, Jimin sedang sibuk mengurusi hadiah pemberian fans pada Taehyung, juga beberapa staf yang terlihat berlalu lalang diatas panggung. Jimin tersenyum ramah saat mengatakan waktunya sudah selesai dan kini giliran Yoongi naik keatas panggung.

"Halo..." sapa Taehyung semangat saat ada fanboy lagi naik keatas panggung.

"Tanda tangan saja. Jangan banyak Tanya" Yoongi berucap sambil tersenyum lebar.

"Huh?" Taehyung menatap Yoongi kebingungan, sementara yang ditatap sedang menatap Jimin yang sedang berdiri membelakanginya karena sedang bicara dengan staf.

"Chagya, tulis saja begitu" Yoongi menatap Taehyung yang masih kebingungan dengan tangan yang masih memegang album miliknya.

"O-oh, oke" Taehyung mengangguk dan mulai membubuhkan tanda tangan dialbum.

Jimin berbalik dan berjalan kebelakang Taehyung, dia masih belum menyadari keberadaan Yoongi yang terus menatapnya sejak tadi. Jimin mengernyit saat tidak menemukan hadiah apapun dari fans kali ini. Saat Jimin menaikkan pandangannya Jimin tersentak mundur. Dadanya berdebar keras.

"K-kau" ucap Jimin tak percaya.

"Aku mencarimu" Yoongi meletakkan tangannya diatas meja, badannya sedikit maju membuat Jimin bergerak mundur menjaga jarak.

"Waktunya sudah hampir habis" ucap Jimin mengabaikan ucapan Yoongi.

"Wah, aku diabaikan" Yoongi terkekeh. "Apa karena kau malu soal ciuman itu sampai tidak berani menatapku?"

Jimin membolakan matanya, sementara Taehyung sudah melongo mendengar ucapa Yoongi.

"W-waktunya sudah habis" ucap Jimin.

"Aku masih mengingat rasamu, loh" gumanan Yoongi sukses membuat Jimin membolakan matanya dan menatap Yoongi tak percaya.

"Waktunya sudah habis" ulang Jimin lagi. Wajahnya sudah merah padam, membuat beberapa staf menatapnya kebingungan.

"Iya.. iya.. aku pergi. Tidak perlu mengusirku berkali-kali" Yoongi mengambil album diatas meja dan menatap Jimin tajam. "Sampai bertemu lagi. Aku suka rasa coklat ngomong-ngomong"

Jimin menatap tajam pada Yoongi, dia benar-benar malu dan tidak tahu harus merespon apa kali ini. Untuk pergi saja kaki Jimin seolah berkhianat dengan tidak bisa digerakkan sama sekali.

"Aku pergi ya" pamit Yoongi dengan mengedipkan sebelah matanya pada Jimin dan terkekeh, membuat wajah Jimin semakin merah dari sebelumnya. Setelah tersadar dari keterkejutannya, Jimin buru-buru lari kebelakang panggung. Dadanya berdebar terlalu keras dan membuatnya tidak nyaman sama sekali.

Setelah Yoongi turun, kini giliran Jungkook naik keatas panggung. Matanya berbinar-binar menatap wajah Taehyung yang lebih tampan daripada di foto. Jungkook meletakkan albumnya dengan gugup diatas meja dan tersenyum kaku.

"Hey, kenapa?" Taehyung tertawa kecil melihat Jungkook yang benar-benar gugup didepannya. Pelan Taehyung mengambil tangan Jungkook dan menggenggamnya erat.

"Aku sangat menyukai Taehyungie" aku Jungkook. Tangan Jungkook mendingin dan berdiri kaku didepan Taehyung. Rasanya mau pingsan berhadapan langsung seperti ini.

"Terimakasih" Taehyung tertawa kecil. "Siapa namamu?"

"Kookie.. panggil Kookie saja biar akrab" Ucap Jungkook tak tahu malu.

Taehyung tertawa lagi. "Baiklah. Masih sekolah?" tebak Taehyung.

Jungkook mengangguk cepat. "Kelas 1 SMA. Di SMA bangtan. Tolong ingat aku, Taehyungie"

Dipinggir panggung, Hoseok dan Yugyeom sedang menutup muka dengan tangan. Mereka malu dengan kelakuan Jungkook saat ini.

"Waktunya sudah habis" ucap staf dibelakang Taehyung ramah.

"Ah, sayang sekali. Sampai bertemu lagi. Kookie" ucap Taehyung dan melepaskan tangan Jungkook.

"Aku mencintaimu, aku fansmu nomor satu, Taehyungie" aku Jungkook.

Taehyung tertawa keras dan menganggukkan kepalanya. "Terimakasih Kookie"

.

.

.

"Bocah sialan itu" geram Jimin sambil berjalan mondar-mandir dibelakang panggung. "Berani-beraninya dia melakukan itu padaku"

"Jim, tidak kedepan?" salah satu staf melirik pada Jimin.

"Oh, ya" Jimin mengangguk dan berjalan kedepan lagi.

Dia kembali sibuk membantu Taehyung mengurusi hadiah dari fans. Saat mata Jimin memadang kerumunan dan menemukan Yoongi yang sedang duduk dan menatap lurus padanya, buru-buru Jimin mengalihkan pandangan. Salah tingkah.

"Hyung, kau kenal yang pucat tadi?" bisik Taehyung saat dia diberikan waktu istirahat lima menit.

"Yang mana?"

"Yang pucat. Yang wajahnya seperti brandalan" bisik Taehyung lagi.

"Tidak"

"Tapi dia terus menatapmu dari tempat duduknya" Taehyung terkekeh, menatap Yoongi dan Jimin secara bergantian.

"Abaikan saja" ketus Jimin.

"Katanya cari pacar. Dia jelas-jelas tertarik padamu hyung. Apalagi" Taehyung tertawa kecil.

"Aku memang mencari pacar, tapi bukan anak SMA juga!" Jimin keceplosan.

"Oh... anak SMA... katanya tidak kenal tapi tau dia anak SMA" ejek Taehyung.

Jimin mendadak salah tingkah lagi. "Cerewet. Pakai waktu istirahatmu sebaik-baiknya, bocah" omel Jimin dan berjalan meninggalkan Taehyung kebelakang panggung.

"Aku pasti sudah gila. Bisa-bisanya aku berdebar-debar karena bocah sepertinya" Jimin memijat pangkal hidungnya. "Tidak-tidak. Dia bukan tipemu Park Jimin. Kau harus punya pacar yang sudah dewasa, memiliki pekerjaan tetap, tampan dan tentu saja harus sopan" guman Jimin.

Saat Jimin sibuk memperingatkan dirinya sendiri tentang tipe idealnya dan merasa cukup berhasil dengan hal itu, Jimin kembali lagi keatas panggung. Meskipun tidak ingin, tetap saja Jimin curi-curi pandang kearah tempat duduk Yoongi, saat tidak menemukan Yoongi ditempat duduknya lagi, Jimin menatap kesegala arah.

"Orangnya ada diluar gedung" goda Taehyung.

"Siapa juga yang mencarinya" kesal Jimin dan kembali sibuk mengurusi para fans.

Ingat, tipe ideal Jimin itu yang sudah dewasa, memiliki pekerjaan tetap, tampan dan tentu saja harus sopan.

.

.

.

TBC

Aloha kakak yorobun. Tiadalah diriku menyangka akan mendapatkan respon seperti ini

:')

*KecupJidatnyaSatu-satu.

Terimakasih atas VoMent nya. Bikin tambah semangat.

Btw, makasih sudah mampir ya... :***