Shuna mempersembahkan,
让我爱你 [ Ràng wǒ ài nǐ ]
.
.
.
Oh Sehun, LuHan & Oh Sehan ( little Oh Sehun )
Yaoi/Boyslove/Drama/MPreg/Romance.
T-M
Warning; Yaoi area, Mpreg, Not EYD, Not Efektif, TYPO (S), Not plagiat, Cerita pasaran, amatiran, abal-abal, gk suka jgn dibaca, no bash, Hate SIDERS!
Selamat menikmati^^
.
.
.
[ Chapter 01 ]
.
.
.
Anak itu nekat memasuki sebuah gedung bertingkat didepannya. Meskipun beberapa penjaga memperhatikan setiap gerak-geriknya. Ketika berhasil masuk pada bagian Lobby tangan kecil itu menekan sedikit topi di kepala, setujuan menyembunyikan rupanya kepada siapapun.
Ia beralih menghampiri bagian Resepsionis hanya untuk bertanya kepada sosok wanita di sana.
"Jeogiyo..."
Si wanita teralihkan kini langsung berhadapan dengannya. Untuk sesaat wanita itu memperhatikan begitu lekat.
"Ne, ada yang bisa dibantu anak kecil?" Mencoba ramah.
"Apa aku bisa bertemu dengan tuan Oh?" Langsung saja ia bertanya to the point.
Melupakan niat yang justru membawanya pada keadaan sedikit berbahaya. Apalagi mengingat gedung yang ia masuki ini adalah gedung perusahaan seorang pengusaha terkenal.
Ketika itu reaksi si wanita resepsionis berkerut, kembali memperhatikan setiap lekuk wajah anak berusia 13 tahun ini lebih detail. Mencari tahu siapa gerangan si bocah yang berani ingin bertemu dengan boss-nya.
"Maksudmu tuan Oh Sehun nak?" Bertanya.
"Tentu saja, ini perusahaan milik pria itu bukan?"
Agak lancang sebenarnya, dari itu si wanita mulai curiga. Bagaimana bisa ada anak selancang ini?
"Yah, benar. Tapi kenapa anak sepertimu ingin bertemu dengan tuan kami? Apa kau sudah memiliki janji dengannya?"
Argh, ia jadi kesal. Si wanita ini terlalu ingin tahu. Kenapa tidak langsung keintinya saja? Seperti langsung mempersilahkan dirinya masuk dan menemui si pria Oh sang pengusaha kaya raya itu.
"Tidak ada janji, aku hanya ingin bertemu dengannya saja!"
"Kalau begitu, maaf nak tuan Oh tidak bisa ditemui dengan orang yang tidak memiliki janji dengannya, jadi tidak bisa!"
"Kenapa begitu? Tapi aku ingin bertemu!" Kesalnya.
"Tetap tidak bisa, dan juga anak kecil sepertimu untuk apa bertemu dengannya?"
Baik, sekarang si wanita mulai meninggikan nada bicaranya. Mungkin ikut kesal karena harus berurusan dengan anak sepertinya.
"Tidak perlu tau, yang jelas aku ingin bertemu!"
Si wanita menghembuskan nafas kasar, benar kesal. Anak kecil ini memaksa dirinya. Anak kecil yang bahkan tidak dikenal siapa. Lalu bagaimana bisa datang tiba-tiba dan memaksa untuk bertemu dengan tuan mereka.
Tanpa alasan apapun. Sungguh apa maunya anak kecil ini? Datang darimana asalnya? Dan anak itu bahkan masih menggunakan seragam sekolah, bertopi hitam yang menyembunyikan sebagian wajahnya.
Pasti hanya anak iseng.
Karena terlalu malas semakin meladeni anak tersebut, wanita itu tiba-tiba memanggil dua orang penjaga yang ada di depan pintu masuk. Segera menyuruh mereka untuk membawa ke luar anak iseng itu.
"Lekas bawa pergi anak nakal ini!"
Menyadarinya, lantas ia sedikit panik. Belum lagi dua pria berpakaian hitam sebagai penjaga datang ingin membawanya. Jika tertangkap dirinya sudah jelas di bawa ke luar dari gedung ini, dan tidak akan bisa bertemu dengan sosok pria yang selama ini ingin sekali ia temui.
Ketika dua pria itu sudah siap membawanya, ia mulai memberontak tidak jelas. Masa bodoh jika orang-orang melihat dan menganggapnya aneh.
Karena sungguh, kedatangannya sejauh ini hanya ingin bertemu dengan pria itu. Walau sekali saja.
"Anak nakal ayo pergi!"
Terlambat untuk kabur, dua pria penjaga sudah memegang kedua lengannya.
"Tidak, lepaskan aku!" Ia berteriak memberontak.
"Lepas, aku harus bertemu dengan Oh Sehun sekarang!"
"Diamlah anak nakal, kau sudah mengganggu ketenangan di sini!"
"Tidak, lepaskan...arghh, lepaskan akuu!"
"Astaga anak ini!"
Seperti itulah terjadinya keributan pada gedung perusahaan ini di siang hari. Berhasil menyita perhatian para pekerja di sana.
.
.
.
.
.
.
.
Sehun baru saja usai dengan pertemuannya bersama rekan kerja di daerah Busan. Yang mana memang telah direncanakan, bahkan beberapa hari kedepan ia juga akan bolak-balik Seoul-Busan untuk bisnis baru-baru ini.
Ia terlalu malas untuk menginap disebuah hotel daripada harus bolak-balik seperti ini. Lagipula tidak begitu jauh jaraknya dan masih bisa ia tempuh cukup berkendaraan saja. Mana lagi Chanyeol sering kali meminta bantuannya pada proyek mereka sebelumnya. Lalu bertemu untuk sekadar mengobrol.
Memang cukup padat jadwal yang ia miliki. Sampai-sampai kantornya sendiri jarang ia kunjungi. Dan sekarang ia memutuskan untuk kembali sebentar ke kantornya, hanya untuk mengambil beberapa dokumen.
Mobil membawanya telah sampai pada tujuan, gedung bertingkat miliknya. Sehun turun dari mobil setelah bawahannya membukakan pintu mobil. Dengan angkuh dan sangat menawan, ia melangkah langsung kedalam gedung.
Sampai-sampai baru melangkah masuk dirinya justru dihadiahi oleh keributan kecil. Tepatnya keributan dari dua orang penjaganya sedang membawa sesosok anak kecil berseragam sekolah. Entah apa permasalahan, hingga Sehun harus turun tangan sendiri menghentikan keributan itu.
Sementara para pekerja lain dikejutkan atas kedatangan tuan besar mereka.
"Ada apa ini?" Tanyanya langsung saja mengejutkan semuanya.
Terutama untuk para pelaku keributan, seketika mereka terhenti bahkan sosok anak kecil yang menjadi akibat dari semua ini terjadi.
"T...tuan Oh."
Semua lantas membungkukkan tubuh untuk menghormati sang petinggi. Juga ada guratan cemas mereka pancarkan, bukan karena apa ini semua akibat keributan terjadi tepat ketika mereka tiba di kantor.
Mereka takut jika Sehun akan merasa terganggu. Jika sudah seperti itu pria berkuasa ini tidak akan segan-segan memarahi mereka semua.
"Ma...maafkan kami tuan, h...hanya sedikit ada gangguan," seorang wanita datang untuk menjelaskan.
Sehun samar mengerutkan keningnya. "Gangguan?" Tanyanya lagi.
"N...ne tuan."
Sepasang mata tajam itu masih tertuju pada si sosok wanita yang menunduk takut, kemudian perlahan menatapi seluruh orang yang ada di sana. Sebelum jatuh pada dua penjaga yang sejak tadi sedang memegangi lengan seorang anak kecil.
Alisnya berkerut ketika melihat lebih jelas sosok anak keci itu, yang Sehun sedikit yakini jika anak tersebutlah menjadi biang dari keributan yang ada.
Sementara anak yang ditahan itu perlahan mengangkat wajahnya, berniat ingin melihat sosok pria yang baru saja datang. Dari usahanya untuk melepaskan diri dari dua penjaga itu, tahu-tahu sesosok pria datang dan seakan menghentikan keributan. Sempat ia mendengar beberapa orang memanggil sosok tersebut dengan nada cemas.
Dan, tuan Oh?
Apakah yang dimaksud itu adalah tuan Oh yaitu Oh Sehun?
Menyadari hal itu dipikirannya, anak 13 tahun ini lekas membawa pandangannya pada sosok pria dewasa di sana. Sosok yang menjadi tujuannya datang kemari.
Dari balik topi hitam yang dikenakan, ia mengangkat wajah agar semakin jelas melihat sosok itu. Maka pada saat itu kedua mata tajam sipitnya mendapati rupa tampan si pria.
Rupa yang bahkan sangat mirip dengan dirinya, bagaikan anak kembar.
Kembali ia mengingat seketika perkataan seseorang padanya selama ini.
Di sisi lain Sehun ikut masih memperhatikan si anak kecil, ia berjalan mendekat walau belum begitu jelas melihat rupa si anak.
"Apa anak ini yang kalian maksud sebagai pengganggu?"
"Y...ye tuan, sungguh maafkan kami."
"Entah darimana, anak ini datang dan memaksa untuk bertemu dengan anda tuan."
"Bertemu denganku?"
"Ne, mungkin dia hanya anak yang suka iseng? Jadi, mohon untuk tidak perlu dikhawatirkan tuan!"
Sehun tidak perduli, justru sedikit penasaran mengapa ada seorang anak berseragam sekolah datang dan ingin bertemu dengannya.
Maka ia semakin mendekati anak tersebut memastikan. Ketika sudah berdiri dihadapannya Sehun agak merunduk, dan anak itu malah menundukkan wajahnya.
"Jadi, kau ingin bertemu denganku?" Ia bertanya pada si anak.
Ada keheningan sempat terjadi beberapa saat. Anak itu pula tampak enggan berkata. Padahal Sehun sudah berdiri di depannya, yang berkata bahwa ingin bertemu. Lalu sekarang kenapa anak itu diam saja seperti ini?
"Tuan-"
Sehun cepat mengangkat satu tangannya keatas, menandakan jika ia masih ingin mengetahui apa tujuan anak ini sebenarnya.
Kembali beralih yang lebih kecil.
"Hey, anak kecil!" Panggilnya.
Sehingga tidak disangka anak itu perlahan kembali mengangkat wajahnya. Terangkat untuk menunjukkan wajahnya kepada pria itu. Wajah yang bisa mengejutkan siapapun melihatnya. Sekalipun itu seorang Oh Sehun.
"Jadi, paman yang namanya Oh Sehun?" Anak itu mengeluarkan pertanyaan.
Deg
Diringi oleh kejutan dari hampir semua orang yang bisa melihat wajahnya di sana. Seperti halnya Sehun. Seketika matanya melotot mendapati wajah itu.
Wajah yang sangat persis dengan dirinya, hingga sulit dibedakan.
"Oh, astagaa..."
Beberapa orang berseru tidak percaya dalam rasa kejutnya. Bagaimana bisa ada seorang anak memiliki rupa yang sama seperti tuan besar mereka? Dan anak itu yang beberapa saat yang lalu telah melakukan keributan ditempat kerja mereka.
Bagaimana bisa?
Sehun jadi tidak dapat menggerakan tubuhnya sendiri.
"Jika benar, syukurlah. Aku masih bisa bertemu dengan paman di sini," anak itu bersuara lagi, bahkan dengan nada bicara yang sedikit, datar?
Sama sepertinya?
"K...kau," Sehun sampai sulit untuk berbicara, rasanya begitu kelu dan ini semua akibat rasa kejut.
Beberapa saat tak terjadi apapun selain saling diam, sampai detik berikutnya anak itu membuat sudut bibir kecilnya terangkat. Tersenyum tipis pada Sehun.
Sekarang ia bisa melihat sendiri secara langsung rupa pria di depannya ini. Tidak lagi dengan segala angan-angannya, atau cerita lama dari orang tuanya ketika membicarakan pria Oh ini. Ia sudah bisa melihatnya dengan kedua mata tajamnya ini.
Rasa syukur, legah dan senang menjalar keseluruh tubuh kecil berbalut seragam itu. Mungkin sudah waktunya ia akan pergi dari sana setelah keinginannya telah tercapai. Ia sempat melirik jam tangan pada pergelangan tangannya.
Sudah sangat siang, ia benar harus segera pulang sebelum sore hari tiba. Dan Baba-nya akan mengomelinya lagi.
"Ah, sudah siang. Aku harus pulang," serunya tiba-tiba.
"Kalau begitu, senang bisa berjumpa denganmu paman. Permisi..."
Anak itu bergerak dan melepaskan dirinya begitu saja dari dua penjaga tadi. Dua penjaga yang bahkan ikut terdiam karenanya. Setelah bisa bebas, ia melangkah begitu saja meninggalkan mereka semua.
Meninggalkan sosok Sehun yang masih terpaku ditempatnya. Masih terlalu terkejut akibat anak itu. Sungguh bagaimana bisa ini terjadi?
Anak itu?
Ketika kepergian anak itu cukup lama berlalu, barulah Sehun tersadar dari rasa kejutnya.
"T...tuan Oh-"
"Ravi!"
"Yah tuan?"
"Cari tahu semua tentang anak itu!" Pintanya tiba-tiba.
"Dan beritahu kepadaku secepatnya!"
"Baik tuan!"
Sesaat Sehun masih diam berdiri menatap kepergian anak itu, meskipun sosoknya tak lagi terlihat entah telah pergi kemana. Dan satu hal yang mengganjal dalam dirinya. Dan bertanya-tanya.
Siapa sebenarnya anak itu?
.
.
.
.
.
.
.
"Sehan, kau kemana saja hah? Babamu sejak tadi mencari tau!"
"Maaf, aku ada urusan sebentar tadi."
"Urusan apa? Tidak berkelahi lagi'kan?"
Ia berdecak tak suka, bagaimana bisa temannya ini mengira jika ia terus berkelahi. Padahal itu pun ia hanya berkelahi sekali karena diejek oleh anak-anak nakal di sekolah mereka.
"Tidak, dan kau tidak perlu tau!"
Si anak berkacamata itu berengut sebal.
"Ya sudah, lekas temui baba Han sana. Dia sangat cemas padamu!"
"Arrata."
Lekas saja Sehan membawa kakinya berlari segera mungkin menuju rumahnya. Ia memang harus segera pulang, apalagi jika babanya sudah menunggu. Mungkin kali ini ia benar akan kena omelan.
Walau begitu Sehan tidak menyesal pulang telat, dan lebihnya telah berhasil menjalankan rencananya hari ini. Rencanannya yaitu bertemu dengan orang yang selama ini ingin ia temui.
Ayah kandungnya.
.
.
.
.
.
.
.
Sampai pada halaman rumah, Sehan dikejutkan oleh sesosok pria dewasa tengah berlipat tangan didada. Pria yang mana memang sedang menunggu kepulangan dirinya.
"Baru pulang?"
Saat itu Sehan mengusap tengkuknya dan tersenyum canggung. Dia benar akan kena omel sekarang.
"N...ne."
"Sekarang apa yang akan kamu jadikan alasannya?"
"Maafkan Sehan baba..."
Pria itu tampak berhela nafas pelan. Menurunkan kedua tangan didada dan bersikap lebih tenang. Meskipun rasa cemasnya masih terasa. Tapi ketika melihat wajah anak tampannya ini, ia jadi tidak tega untuk mengomelinya.
Jadi ia hanya menyuruh anak itu lekas masuk dan mandi.
"Masuk dan mandilah! Rasanya baba jadi malas memarahimu lagi kali ini," pintanya.
Lantas menurut Sehan melangkah masuk kedalam rumah sederhana mereka. Dengan kepala tertunduk melewati pria tersayangnya itu. Dan baru beberapa langkah melewatinya.
Sehan berhenti, lalu membalikkan tubuhnya sebelum bergerak cepat menghampiri untuk menerjang tubuh babanya itu.
Greb
"S...Sehan..."
"Ba, maafkan Sehan," bisik anak itu begitu pelan hampir tak terdengar.
Sementara Luhan cukup terkejut akibat pelukan Sehan padanya tiba-tiba. Ketika anak itu mengatakan maaf, ia membalas memelukan tubuh yang kecil lebih erat.
Sekarang ia benar-benar tidak bisa memarahi anak itu.
"Memangnya Sehan sudah melakukan apa, sampai meminta maaf begini?"
"Tidak tau, tapi rasanya Sehan ingin melakukannya saja."
Oh, Luhan hampir lupa, meskipun Sehan adalah anak yang tidak begitu suka bergaul dengan anak seusianya. Anak itu tetaplah anak polos kesayangannya. Terlalu polos sampai Luhan amat sayang padanya. Dan rasa cemas begitu memuncak ketika dirinya tidak mendapati kabar apapun dari anak itu.
Seperti hari ini, saat pulang sekolah Sehan belum juga sampai rumah. Padahal Luhan yakin jika anak itu sudah pulang dan tidak memiliki kegiatan apapun lagi. Tapi, saat teman dekat Sehan mengatakan tidak pulang bersama dengan anak itu.
Jadilah, Luhan sangat khawatir sampai panik ingin mencarinya ke luar. Entahlah, rasanya Luhan sangat takut akan kehilangan anak itu. Anak yang selama ini ia jaga dan rawat begitu baik seorang diri.
Saat ini anak itu telah pulang, ia amat bersyukur. Dan meminta maaf padanya-yang tidak tahu apa alasannya.
"Benarkah?"
"Hm," kepala Sehan mengangguk lucu.
Luhan mengulum senyum manis, sambil membelai kepala sang anak lembut. Hal yang begitu disukai Sehan selama ini.
"Baba maafkan kalau begitu," jelas Luhan tidak akan setega itu jika tidak memaafkan si anak.
"Jeongmalyo?"
"Ne, jadi sekarang pergi mandi sana!"
Sehan melepaskan pelukan mereka. Menatap Luhan begitu senangnya. Tersenyum hingga matanya semakin mengecil yang mana mengingatkan Luhan kepada seseorang.
Lalu anak itu menciumnya tepat dikedua pipi. Dan berseru riang sebelum berlari masuk ke kamar mereka.
"Terima kasih babaku yang cantik!"
Luhan hanya menanggapinya dengan senyuman maklum.
Ah, seperti ini saja selalu membuatnya cukup bahagia. Hidup bersama sang anak yang amat ia cintai selain cintanya sendiri.
Hahhh...
Ia berhela nafas lagi lebih tenang, lalu mendongak keatas memandang langit jingga di sana.
"Kau tau Hunna? Sekarang anak itu tumbuh begitu cepat, dan menjadi anak tampan seperti dirimu dulu? Dia bahkan sangat mirip sepertimu..."
Ia bergumam seorang diri, sambil mengingat kembali semua kenangan manis yang pernah terjadi padanya dahulu.
.
.
.
.
.
.
.
"Hunna, aku hamil."
"A...apa? Hamil?"
"Yah, aku hamil."
"B...bagaimana bisa? K...kau'kan?"
"Yah, aku juga tidak tau bagaimana bisa terjadi? Tapi dokter benar mengatakan semuanya, jika aku sungguh hamil."
"Oh, astagaa...aku...ini mustahil."
"A...apa kau baik-baik saja? Apa sekarang kau membenciku Hunna?"
"Apa yang kau katakan Lu?"
"A...aku hanya takut...kau...kau tidak suka in-"
"Tidak Lu, tidak. Bukan maksudku begitu, aku hanya masih tak percaya? Tapi selain itu..."
"A...apa?"
"Aku...aku senang, aku senang itu tandanya kita akan punya anak? Kita...aku akan menjadi seorang ayah? Hahaa..."
"Sungguh?"
"Ne, aku sungguh senang. Oh, astaga...kita akan punya anak haha..."
"Hunna..."
"Tenang saja sayang, aku akan bertanggung jawab. Dan kita akan membesarkan anak ini bersama hm!"
"Hm, aku senang mendengarnya hiks..."
"Ssthh...jangan menangis, yang jelas tetap percaya padaku okay! Aku akan selalu bersamamu."
"Ne, aku percaya padamu Hunna, aku mencintaimu..."
"Aku juga mencintaimu sayang."
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Ff baru neh uehehee...
Ntar yang ff satunya ttp bakal gw up kok
Mau lanjut kaga nih ff? Jadi plis deh yah di review/komen.
Butuh saran/kritik kek, jgn digoipin (?) Mulu, dosa lu lama2 kek gitu, sama aja nanya mencuri -_-
Wes gw tunggu, klo banyak yg minat gw up cepet dah hehe :v