~ Mr. Loey, My Husband ~

~Percayalah Typo Merupakan Karya Terindah~

Happy Reading...

BGM Senorita - Shawn Mendes Feat Camila Cabello

"Baekhyun, maukah kau datang bersamaku ke festival kampus sabtu ini?" Seorang lelaki tampan baru saja mengajak Baekhyun pergi bersamanya ke acara festival kampus akhir pekan ini.

Lelaki tampan itu adalah Seunghun.

Yah, bisa dikatakan Seunghun salah satu mahasiswa populer di kampus Baekhyun. Selain tampan, pemuda itu juga anak orang kaya. Terlebih, pemuda tampan itu juga baik hati. Selalu mengumbar senyum pada setiap orang yang ditemuinya.

Mungkin jika Sunny yang diajak, pasti Sunny tak akan menolak ajakan Seunghun. Tapi, Seunghun mengajak Baekhyun. Tentu saja Baekhyun akan menolaknya tanpa memikirkan-nya lebih dulu.

Ia sudah membuka mulutnya untuk menolak ajakan Seunghun, namun sebuah suara dengan nada yang sarat akan kemarahan terdengar dari arah belakangnya.

"Byun Baekhyun, Kim Sunny!" Chanyeol memanggilnya dan Sunny bersamaan, seraya berjalan ke arah mereka berdua dengan beberapa buku tebal yang kemudian diberikan Chanyeol pada Baekhyun dan Sunny "Kalian berdua bawa itu keruanganku, sekarang!" Chanyeol sempat melirik Seunghun yang memperhatikannya.

Tatapan penuh kekesalan yang terlihat dikedua mata Chanyeol, tidak membuat Seunghun menciut. Ia yang tidak tahu apa-apa hanya menatap Chanyeol biasa saja, dan membungkuk sebentar untuk menghormati Chanyeol yang berstatus Dosen dikampusnya.

"Sepertinya, kau akan mendapat masalah Baekhyun!" Sunny berbisik pelan, tawanya ia tahan kala melihat tatapan membunuh yang diberikan Chanyeol untuk Seunghun.

Park Chanyeol, alias yang memang dikenal cukup galak itu benar-benar terlihat menyeramkan ketika calon istrinya- Baekhyun, ada yang mendekati. Mungkin yang lain berpikir jika kebetulan saja meminta Baekhyun dan Sunny membawakan barang-barang mereka.

Tapi, Sunny yang tahu bahwa Dosen mereka itu adalah calon suami sahabatnya- Baekhyun, ingin sekali ia menertawakan Baekhyun yang akan mendapat hukuman atau mungkin di marahi Chanyeol. Padahal, yang mengajak Baekhyun untuk pergi ke festvival kampus adalah Seunghun.

Sesampainya didalam ruangan, Chanyeol duduk disofa seraya menunggu Baekhyun dan Sunny masuk membawa buku-buku mata kuliah bisnis miliknya. Chanyeol melepas dasi di kerah kemejanya. Menyimpannya di ujung sofa, lalu menyender pada sandaran sofa.

Setelah Baekhyun dan Sunny masuk, ia kembali menegakkan tubuhnya. Meminta keduanya menyimpan buku-buku miliknya itu ke atas meja.

"Miss Kim, kau bisa pulang lebih dulu. Aku harus membicarakan sesuatu dengan Baekhyun!" Chanyeol menatap Sunny, meminta pengertian dari teman calon istrinya itu.

Tentu saja Sunny mengerti, ia bahkan memang berniat segera pergi dari ruangan Chanyeol karena tidak ingin menganggu pasangan itu.

"Tentu Mr. Aku titip sahabatku!" Sunny melambai pada Baekhyun "Sampai jumpa Bee!" Sunny lalu keluar dari ruangan Chanyeol.

Saat itulah Chanyeol segera mengunci pintu ruangannya, menimbulkan keryitan di dahi Baekhyun.

"Hah!" Baekhyun menghela nafas "Aku tahu ini tidak akan cepat selesai. Apa kesalahanku kali ini?" Baekhyun bertanya ketika melihat raut kekesalan di wajah tampan calon suaminya.

Chanyeol mendekat, menarik Baekhyun untuk menempel erat pada tubuhnya. Lalu mengiring Baekhyun untuk setengah berbaring disofa ruangannya. Tangan Chanyeol terulur untuk mengambil dasi miliknya, lalu mulai mengikatkan dasi itu dipergelangan tangan Baekhyun- yang tentu saja mendapat protesan keras dari si mungil.

"Apa yang kau lakukan?" Baekhyun hendak bangkit, namun tubuh kecilnya sudah lebih dulu kembali terbaring karena Chanyeol tak membiarkannya beranjak dari sana.

"Mencoba hal baru dalam bercinta sayang~~~" Chanyeol memangku tubuh Baekhyun untuk membuka resleting rok yang dikenakan Baekhyun.

"Lakukan didalam kamar itu, jangan disini!" pinta Baekhyun, namun Chanyeol menggeleng.

"Tempat yang sempit akan membuat kegiatan bercinta kita semakin nikmat sayang~~" kembali, ia merebahkan tubuh Baekhyun yang sudah setengah telanjang.

Baekhyun hanya mengenakan tshirt atasnya saja, rok dan celana dalamnya sudah tergeletak tak berdaya di atas meja. Chanyeol mengangkat kedua tangan Baekhyun ke atas kepalanya.

"Jangan bergerak dan tetaplah seperti ini!" titah Chanyeol seraya mencium bibir tipis Baekhyun.

Chanyeol menggulung tshirt Baekhyun, membuatnya naik keatas dan kemudian ia gunakan tshirt itu untuk menutupi kedua mata sipit Baekhyun.

"Hei! Aku tidak bisa melihatmu!" protes Baekhyun.

Chanyeol hanya tertawa pelan, tangan lelaki itu membuka kaitan bra milik Baekhyun. Meloloskan payudara indah milik Baekhyun, yang ukurannya semakin besar karena terus dijamah oleh nya.

Tangannya mulai menjamah setiap titik sensitif milik Baekhyun, payudaranya ia kecupi dan ia jilati dengan begitu sensual. Baekhyun mengerang seraya menggigit bibirnya, semakin bergeliat tidak nyaman kala Chanyeol menjamah pusat tubuhnya. Melesakkan dua jarinya sekaligus, sampai lengkingan suara Baekhyun terdengar karena aksi tiba-tiba yang dilakukan Chanyeol.

"Sir..." Baekhyun hendak menggerakan tangannya, namun tangan kiri Chanyeol berhasil membuat ruang geraknya terbatas.

"Sudah kukatakan jangan bergerak sayang~~ tetap seperti ini!" Chanyeol menciumnya.

"Sialan!" Baekhyun mengumpat pelan kala clit nya dicubit oleh jari Chanyeol.

Chanyeol hanya menyentuh Baekhyun dengan jarinya, tapi Baekhyun sepertinya akan segera menjemput puncaknya. Jari Chanyeol benar-benar memporak-porandakan pertahanannya.

"Ahhh ahhhh sir...kumohon!" Baekhyun mendongkak dan mendesah hebat kala kedua jari milik Chanyeol semakin cepat bergerak keluar masuk dalam kewanitaannya.

"Sebentar sayang...aku tidak ingin menyakitimu!" Chanyeol kembali meraup puting payudara Baekhyun, mengulumnya rakus seakan takut jika ada orang lain yang ikut merasakan payudara indah Baekhyun.

Semakin cepat jarinya bergerak, semakin ganas pula ia mengigit dan melumat payudara Baekhyun secara bergantian. Chanyeol masih berpakaian lengkap, sedangkan Baekhyun telanjang dibawah kungkungannya. Chanyeol suka ketika hanya Baekhyun yang telanjang untuknya.

Tubuh mungil itu terhentak-hentak pelan dan menggeliat kala semakin dekat dengan pencapaian-nya. Desah merdu Baekhyun semakin mengudara. Chanyeol melepaskan jarinya, dan menggantinya dengan lidahnya yang mengobrak-abrik kewanitaan Baekhyun.

"Ohhh! Ahhh.." Baekhyun melengkungkan tubuhnya kala dia benar-benar sampai pada puncaknya.

Chanyeol menyesap semua cairan milik Baekhyun seraya tertawa pelan. Mendapati gadisnya terengah hebat hanya karena jari dan lidahnya, Chanyeol selalu merasa puas dan bangga.

"Kita pindah!" Chanyeol menggendong Baekhyun bridal, membawa kesayangannya masuk kedalam kamar kecil diruangannya.

Tempat ini menjadi rumah kedua mereka jika ingin bercinta dikampus. Dan sudah tak terhitung berapa kali mereka bercinta didalam kamar itu.

Chanyeol membaringkan tubuh Baekhyun. Kali ini meloloskan tshirt Baekhyun yang menutupi kedua matanya, lalu ia menggantinya dengan sebuah penutup mata berwarna hitam yang sebelumnya sudah ia persiapkan disana. Rupanya, Chanyeol benar-benar mempersiapkan semua keperluannya untuk bercinta dengan Baekhyun. Setelah memasangkannya, Chanyeol membuka celana dan juga kemejanya. Selanjutnya ia merangkak diatas tubuh Baekhyun yang terbaring pasrah menunggunya.

Ciuman dibibir Baekhyun ia berikan, kala dibawah saja kejantanannya tengah merangsak masuk kedalam pusat tubuh Baekhyun yang sudah sangat siap menerimanya. Baekhyun membiarkan Chanyeol menguasai tubuhnya, ia harus menahan untuk memeluk tubuh Chanyeol. Ikatan dasi dilengannya, dan juga matanya yang tertutup membuat kesan sexy dirinya bertambah. Chanyeol benar-benar mendamba akan suara desahan merdu Baekhyun. Bibir mungil Baekhyun mendesahkan namanya dengan merdu, dengan suara indah yang rela Chanyeol tukar dengan apapun.

Dibawahnya, Baekhyun menikmati Chanyeol yang tengah bergerak mengejar tempo. Memberikan kenikmatan serta kebahagiaan yang Baekhyun sukai. Chanyeol didalam tubuhnya benar-benar luar biasa cocok, seolah-solah ia telah menemukan potongan puzzle yang lama hilang. Chanyeol benar-benar luar biasa menakjubkan. Dan Baekhyun bagi Chanyeol adalah segalanya.

Chanyeol terus mendorong kejantananya dengan tempo yang mampu memporak-porandakan Baekhyun, hingga wanita mungil itu mendesah seperti orang gila.

"Ahhhhh Chanyeol...ahhhh ahhh eummmm..." kadang, bibir mungil Baekhyun mengeluarkan makian karena Chanyeol tak memberikannya sedikit jeda untuk mengatur napas.

Chanyeol mendesis diatas tubuh Baekhyun, suara berat Chanyeol menjadi candu bagi Baekhyun. Ia menyukai Chanyeol yang kerap ikut mendesah dan mendesis, menahan desahan karena jepitan kewanitaannya pada kejantanan lelaki itu.

Baekhyun merasakan gerakan Chanyeol yang semakin cepat dan penuh didalam tubuhnya, jadi ia membiarkan Chanyeol menguasai tubunya dan membiarkan panas membara lagi-lagi membakar sarafnya hingga pusat tubuhnya. Baekhyun membuka kakinya lebih lebar lagi, menarik pinggang lelakinya agar semakin intim. Chanyeol semakin dalam menghujam kejantanannya.

"Baekhyun...sayang~~~" Chanyeol sendiri ikut pening. Baekhyun yang menjepit pusat tubuhnya benar-benar menakjubkan.

Chanyeol menghujam semakin dalam. Tubuh mungil itu mengikuti pergerakannya, terhentak-hentak kala ia semakin cepat tak tahu aturan menghujam kewanitaan Baekhyun.

Kemudian saat Chanyeol menekannya lebih dalam, jeritan Baekhyun terdengar bersamaan dengan napas lega Chanyeol. Mereka terengah-engah mengais udara setelah pencapaian mereka yang menakjubkan.

Chanyeol tersenyum tampan, menyingkirkan sejumput rambut yang menghalangi wajah cantik wanitanya. Mencium bibir Baekhyun dengan penuh, lalu memberikan ciuman pada seluruh wajah simungil. Baekhyun hanya tersenyum ringan saat Chanyeol menghujani wajahnya dengan ciuman.

"Jangan pergi ke festival kampus dengan orang lain, atau aku akan mengikatmu diatas tempat tidur. Dan aku tidak akan membiarkan kau lepas dariku!" Chanyeol kembali menciumnya.

"Yes Sir!" Baekhyun hanya mengangguk patuh.

Chanyeol melepas tautan tubuh mereka dan membawa Baekhyun ke kamar mandi. Ia hanya akan mandi dan kemudian melanjutkan sisa pekerjaannya sebagai Dosen dikampus.

Kalau Baekhyun sih sepertinya akan menunggu Chanyeol dikamar itu, karena kebetulan juga jam kuliahnya sudah selesai. Atau mungkin ia akan pulang, kalau Chanyeol mengizinkan itu juga.

Mereka selesai mandi, Baekhyun memakai kembali pakaian baru yang di sediakan Chanyeol. Chanyeol juga sudah selesai memakai celana dan kemejanya yang baru. Pakaian yang sebelumnya ia pakai, ia simpan dalam sebuah tas kecil bersama dengan pakaian milik Baekhyun.

"Aku ingin pulang!" pinta Baekhyun.

"Sayang, orang akan curiga jika melihat kau keluar dari ruanganku dengan pakaian yang berbeda dari sebelumnya!" Chanyeol mengelus pipi Baekhyun "Tunggu disini sampai jam kuliah selesai, kita pulang bersama-sama!" Ia mengecup bibir Baekhyun sebelum keluar kamar dan mengambil barang-barang Baekhyun "Aku akan memesan makanan!" Chanyeol tidak lupa jika simungil kesayangannya itu belum makan siang.

Jadi, ia memesan beberapa makanan sebelum mengajar dan memberikannya pada Baekhyun yang berdiam diri didalam kamar yang ada diruangan Chanyeol itu. Setelah mengurus keperluan Baekhyun, ia membawa buku mata bisnisnya dan segera pergi dari ruangannya. Ia harus mengajar satu kelas lagi hari ini, setelahnya ia bisa pulang.

Baekhyun hanya bisa menunggu. Ia mengusir kebosanan dengan menonton televisi seraya memakan, makanan yang sudah dibeli Chanyeol untuknya. Ia tak habis pikir dengan calon suaminya itu, sepertinya Chanyeol berniat membuatnya gemuk.

Lihatlah semua makanan yang dipesan lelaki itu. Selain banyak, semuanya juga menganduk lemak. Baekhyun tidak perduli dengan itu, ia melahap semua selagi perutnya masih kuat menampung. Toh, Baekhyun makan banyak-pun ia selalu langsing. Ia tidak pernah mendapati berat badannya naik sampai berkilo-kilogram.

Menunggu sampai dua jam lamanya, akhirnya Chanyeol selesai mengajar. Mereka berdiam diri dikampus sampai jam menunjukan pukul empat sore. Mereka keluar dari ruangan Chanyeol, dan berjalan santai tanpa menaruh curiga akan seseorang memergoki mereka tengah berjalan berduaan menuju tempat parkir. Kampus memang tidak sepi, masih ada beberapa mahasiswa yang berlalu lalang. Baekhyun membawa buku milik Chanyeol, semata-mata agar terlihat jika ia tengah membantu dosen nya itu. Baekhyun masih belum siap hubungan mereka tersebar dikampus.

Sayangnya, mereka lengah. Karena seorang mahasiswi yang sekelas dengan Baekhyun, melihat Chanyeol dan Baekhyun pulang bersama. Dan ia juga merasa heran dengan pakaian Baekhyun yang sudah berganti.

Jika orang lain yang kepergok pulang bersama Chanyeol, mungkin Chanyeol akan merasa hawatir dan was-was. Tapi tidak untuk lelaki itu. Walaupun nanti ada gosip jika ia pulang bersama dengan Baekhyun, dan di gosipkan terlibat sebuah hubungan antara dirinya dan Baekhyun. Chanyeol justru akan senang. Dengan begitu, ia bisa mengumumkan pada publik jika Baekhyun dan dirinya akan segera menikah.

-o0o-

Dan gosip itu benar-benar ada. Dua hari berselang, gosip itu tersebar dengan cepat. Gosip tentang Baekhyun yang jalan bersama Dosen tampan, Park Chanyeol.

Awalnya ia tak perduli. Namun, Baekhyun merasa geram dengan gosip yang tersebar itu. Disini, ia dijelek-jelekan. Orang-orang yang menyebarkan gosip mengatakan, jika ia adalah seorang jalang yang menggoda Dosennya sendiri agar mendapat nilai tinggi dan bagus di kampus.

Baekhyun jelas tidak terima.

Jadilah sekarang ia disini. Berhadapan dengan Nancy, yang memangku kedua tangannya didepan dada seraya menatap Baekhyun. Mereka ada dikantin, menjadi tontonan orang-orang. Baekhyun mengabaikan bisikan orang disekitarnya. Ia jelas mendengar mereka berbisik membicarakannya. Namun ia tidak perduli, karena sekarang ia akan memberi pelajaran pada orang yang tengah menyebarkan gosip murahan itu.

Sunny berlari, setelah selesai membaca gosip murahan yang sengaja ditempel di mading kampus oleh teman-teman Nancy. Ia mencari Baekhyun kekantin setelah bertanya pada beberapa orang.

"Kau sialan!" Baekhyun mendekat dan langsung menampar Nancy. Nancy dan teman-temannya kaget atas tindakan yang baru saja dilakukan Baekhyun.

"YAKKK!" Nancy berdiri, menatap tajam Baekhyun dan hendak membalas tamparan yang baru saja diberikan Baekhyun.

Namun Baekhyun menahan tangan Nancy, kini ia mencengkram erat tangan Nancy dengan sekuat tenaga. Menatap nyalang ke arah Nancy, ia benar-benar marah akan gosip murahan yang sudah disebarkan Nancy.

Baekhyun tidak pernah mengganggu orang lain, ia selalu berusaha untuk tidak membuat masalah dengan orang lain. Itu sebabnya ia hanya berteman dengan Sunny, karena hanya sahabatnya itulah yang mengerti akan dirinya. Sekalipun ia pernah bangkrut dan terpuruk, Sunny tidak pernah meninggalkan ia. Sunny tetap berteman dengannya, meskipun ia kerap meminjam uang pada sahabatnya itu.

Nancy bukanlah orang asing bagi Baekhyun. Dia adalah orang yang pernah menjadi temannya dulu, ketika ia masih dikenal sebagai seorang anak dari keluarga Byun. Sebelum akhirnya Nancy menjauhinya setelah tahu ia bangkrut dan kehilangan kedua orang tuanya.

"Aku benar-benar menyesal karena dulu pernah menjadi temanmu. Ah, atau kusebut saja kau itu seorang parasit dan kerap memanfaatkan orang lain?" Baekhyun yang lupa jika Nancy bersama teman-temannya, harus menerima sebuah siraman air putih diwajahnya ketika teman Nancy membantu Nancy.

"Brengsek!" Sunny menembus segerombolan orang yang tengah menonton Baekhyun dan Nancy.

Ia membalas perbuatan teman Nancy dengan menyiram Nancy menggunakaan jus jeruk milik orang lain yang ia sendiri tidak tahu milik siapa.

"SIALAN!" Nancy kesal, ia menatap tajam Sunny dan beralih menatap tajam Baekhyun. Setelahnya, ia langsung menjambak rambut Baekhyun sebagai pelampiasan kekesalannya.

"APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN!" Baekhyun berusaha melepas tangan Nancy dari rambutnya, Sunny juga membantunya dengan berusaha menjauhkan Nancy.

Namun teman Nancy menarik tubuh Sunny.

"Sialan kau Joo Won!" Sunny mendorong tubuh Joo Won sampai tersungkur ke lantai. Dan ia kembali membantu Baekhyun yang sudah terbaring dilantai dengan Nancy yang berada diatasnya.

Baekhyun sebenarnya bisa saja menang dan mengalahkan Nancy, namun sialnya ia terpeleset karena air yang mengenang dilantai. Akibatnya ia harus menerima serangan membabi buta dari Nancy, dan satu orang teman Nancy lainnya selain Joo Won.

Nancy mencakar wajah Baekhyun, dan menjambak rambut Baekhyun seraya hendak membenturkan kepala Baekhyun pada kerasnya lantai keramik kampus. Kedua temannya memegangi kaki Baekhyun agar tak berontak.

Baekhyun sudah mengerang dan merasakan perih di pipinya kala Nancy mencakarnya. Belum lagi kepalanya sudah hendak Nancy benturkan kelantai, jika beberapa security tidak secepatnya merelai mereka.

"LEPASKAN AKU! JALANG ITU HARUS MENERIMA AKIBATNYA KARENA TELAH MENAMPARKU!" Nancy berteriak seperti orang gila ketika security menjauhkan dirinya dari Baekhyun yang berhasil Sunny bangunkan.

"Bee...maafkan aku!" Sunny akan memanggil Baekhyun dengan panggilan kesayangannya ketika ia merasa bersalah ataupun ketika benar-benar merindukan Baekhyun.

Setelah Baekhyun terlepas dari Nancy, ia mengusap pipinya karena merasa ada darah yang menetes dari pipinya. Pipinya terluka karena cakaran wanita itu. Dan Baekhyun benar-benar kacau dengan rambut yang acak-acakan dan wajah yang terluka. Sunny menatap Nancy dengan geram.

Dengan emosi yang meluap-luap ia melangkah mendekat pada Nancy dan hendak menampar wanita itu. Namun Baekhyun menarik tangannya, agar ia tidak membalas perlakuan Nancy. Baekhyun tidak mau sampai Sunny mendapat masalah. Jika hanya ia yang mendapat masalah dari pihak kampus, Baekhyun masih bisa meminta bantuan pada Chanyeol. Tapi jika Sunny yang mendapat masalah, ia takut jika Sunny akan dikucilkan oleh teman-teman sahabatnya itu juga.

Pihak kampus membawa Nancy, Baekhyun, Sunny dan Joo Won ke sebuah ruangan khusus bagian konseling. Didepan mereka ada Miss Jiyoung. Perwakilan kampus, pemegang kendali dikampus. Walau Chanyeol berstatus sebagai pemilik kampus, tapi Miss Jiyoung yang mengambil alih kampus. Wanita itu merupakan adik dari ibu Chanyeol. Lebih tepatnya, tante-nya Chanyeol- Park Ji-Young.

"Kalian seperti bocah TK yang berebut permen!" wanita itu menatap mereka semua yang ada disana dengan tatapan tajam bak predator yang ingin melahap habis mangsanya.

Baekhyun menjadi orang yang paling dalam menunduk. Merasa malu karena orang yang kini dihadapannya jelas ia kenali. Mereka berkenalan di acara pertunangan ia dan Chanyeol, dan Chanyeol mengenalkan wanita itu sebagai tante-nya.

Baekhyun sangat takut sekarang. Ia takut jika apa yang terjadi hari ini akan sampai ke telinga Chanyeol dan keluarganya. Baekhyun takut jika keluarga Chanyeol meminta ia meninggalkan lelaki itu. Baekhyun benar-benar takut sekarang. Ia merasakan tubuhnya sedikit gemetar, ketakutan akan apa yang ia pikirkan barusan. Dan ketakutan jika Chanyeol akan memarahi tindak kekanak-kanakannya.

Tapi, Chanyeol tengah berada diluar negeri sekarang. Calon suaminya itu sedang ada perjalanan bisnis untuk lima hari kedepan. Ia berharap kejadian hari ini tidak sampai diketahui oleh Chanyeol. Walau begitu, Baekhyun tetap takut tentang kemungkinan yang akan terjadi kedepannya.

"Nancy dan Joo Won, kalian akan mendapat hukumanmu. Dan Nancy, aku juga akan mengirim email pada kedua orang tuamu dan mengatakan pada mereka jika kau nyaris membunuh Baekhyun." Miss Jiyoung menatap keduanya, ia juga menatap Sunny dan Baekhyun "Kalian berempat juga harus berbaikan, aku tidak mau kejadian hari ini terulang kembali." Miss Jiyoung menghela nafas "Nancy, Joo Won, kalian berdua bisa pergi. Aku akan memberikan hukuman pada kalian besok setelah kalian merenungkan kesalahan kalian."

Miss Jiyoung menghela nafas lagi dan kemudian berjalan ke arah kotak p3k yang tersimpan di sudut ruangan itu. Memberikannya pada Baekhyun dan meminta Sunny untuk mengobati luka di pipi Baekhyun.

"Aku tidak akan memberitahu Chanyeol tentang kejadian ini. Tapi, aku juga harus menghukummu. Kau dan temanmu harus membereskan buku-buku di perpustakaan selama seminggu! Kau keberatan?" Tanya Miss Jiyoung.

"Ya. Kami akan mengerjakannya!" Baekhyun menunduk seraya memegangi pipinya dengan kapas yang sudah diberi betadine oleh Sunny.

Sunny mengantar Baekhyun sampai ke apartemen Chanyeol. Membantu sahabatnya itu mengobati luka di pipinya.

"Apa yang akan kau katakan jika calon suamimu itu bertanya tentang luka ini?" Sunny menempelkan plester untuk membuat kapas yang menempel di pipi Baekhyun tidak jatuh.

"Gampang! Aku cukup mengatakan, jika aku dicakar se-ekor kucing ketika bermain dengan se-ekor kucing liar dikampus!" Baekhyun melihat-lihat wajahnya dicermin "Tapi, Nancy memang seperti kucing liar. Dia benar-benar mencakarku sepeti kucing!" keluh Baekhyun merasakan perih di pipinya.

"Yeah! Dia benar-benar brutal!" Sunny meng-iyakan.

"Untung saja lukanya tidak harus dijahit. Aku hanya harus ke salon kecantikan untuk menghilangkan bekas cakarannya." Ucap Baekhyun seraya membaringkan tubuhnya diatas karpet berbulu diruang tengah apartemen Chanyeol.

"SIAL!" teriak Baekhyun yang berhasil mengagetkan Sunny "AKU BENAR BENAR KESAL KARENA KALAH DARINYA! AARRRGGGHHHHH!" Baekhyun berteriak layaknya orang gila sekarang.

Dan Sunny hanya menatapnya seraya memutar bola matanya "Kau sendiri kenapa bisa sampai terjatuh?"

Sunny ikut berbaring disamping Baekhyun. Kaki mereka berdua berada disofa. Menatap langit-langit apartemen seraya merasa kesal karena kelakuan Nancy.

"Aku terpeleset! Dan itu karena air yang Joo Won dan kau tumpahkan." Baekhyun menoleh ke arah Sunny ketika mendapati temannya itu tertawa karena merasa bersalah.

"Aku hanya berusaha membantu. Dan aku tidak tahu jika karena itu kau akan kalah dari kucing liar itu!" Sunny memeluk Baekhyun "Maafkan aku little Bee!"

"Hah!" Baekhyun hanya diam "Aku rindu calon suamiku. Aku rindu mendesah dibawahnya!" ucap Baekhyun dengan nada sendu.

"YACKKKK! Kau tidak kasihan padaku yang LDR ini?" Sunny melepas pelukannya pada Baekhyun dan memasang wajah merajuk.

"Makanya, jangan pacaran sama lelaki Amerika!" ledek Baekhyun seraya tertawa. Sunny yang sebelumnya merajuk ikut tertawa.

Tawa Baekhyun memang selalu menular.

Sesedih apapun dia, jika Baekhyun sudah berhasil tertawa- Sunny akan ikut tertular tawa renyah Baekhyun.

-o0o-

"Yakin karena dicakar kucing?" Chanyeol sudah pulang setelah lima hari melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.

Saat pulang, wajah bahagianya luntur kala melihat luka di pipi si mungil kesayangannya. Baekhyun berkata seperti apa yang ia katakan pada Sunny tempo hari. Ia berbohong pada Chanyeol, ia berkata jika luka itu karena cakaran kucing. Padahal, itu karena dicakar oleh Nancy.

"Yeah sayang!" Baekhyun tengah duduk diatas pangkuan Chanyeol. Ia terus menciumi tunangan-nya, melepas rindu karena selama lima hari ini tidak bertemu dengan si tampan menggairahkan.

"Lain kali hati-hati sayang!" Chanyeol mencium bibir Baekhyun "Dan kenapa kau tidak mengatakan ini padaku? Harusnya kau mengatakannya padaku!" Chanyeol mengelus punggung Baekhyun yang masih tertutupi pakaian.

"Hanya tidak ingin!" Baekhyun mencium Chanyeol, dengan tangannya yang bergerak melepas kemeja calon suaminya itu.

"Tidak!" Chanyeol menjauhkan tangan Baekhyun "Aku tidak akan membuat kau kelelahan. Ingat, mala. ini ada festival di kampus. Kau dan aku harus menghadirinya juga!"

Yeah. Ini sudah akhir pekan. Dan Chanyeol harus hadir di acara festival kampus yang diadakan setiap tahunnya. Pihak kampus memintanya untuk memberikan beberapa sambutan sebelum pesta dimulai. Walau itu hanya acara festival kampus, namun acara festival dikampus miliknya itu selalu diadakan dengan meriah.

Acara puncaknya adalah pesta dansa yang kadang juga mengundang artis papan atas sebagai bintang tamu. Well, nyaris semua mahasiswa dikampus miliknya memang dari kalangan orang kaya. Tidak heran jika acara festival kampus selalu meriah dengan bintang tamu dari kalangan artis. Selain karena permintaan para mahasiswa, kadang para mahasiswa juga menggalang dana sendiri untuk membuat festival semakin meriah dengan kemewahan-kemewahan yang mereka inginkan.

"Hei! Kau menolakku?" Baekhyun mempoutkan bibirnya lucu. Ini masih jam lima, mereka bisa bercinta sebelum berangkat ke festival dikampusnya.

"Ya. Aku menolak bercinta sekarang!" Chanyeol membawa Baekhyun untuk berdiri "Kau harus tampil mempesona malam ini, itu sebabnya aku sudah menelpon salah satu kenalanku untuk meriasmu." Chanyeol tersenyum tampan pada Baekhyun yang masih terlihat merajuk.

Tak lama kemudian, bell apartemen berbunyi. Chanyeol tidak perlu bertanya siapa yang bertamu. Karena ia sudah hapal jika itu Heechul.

Seorang yang ia kenal yang akan merias tunangannya.

"Oh my goodness!" Heechul memekik senang kala melihat wajah Baekhyun "Hei sweety! Kau benar-benar cantik!" Heechul bahkan nyaris mencubit pipi Baekhyun. Namun, ketika mendapati ada goresan disana, ia cukup terkejut.

"Ok tidak apa-apa, aku bisa menutupi bekas luka ini!" ucapnya girang seraya menarik tangan Baekhyun dan membawa Baekhyun masuk kedalam kamar lain diapartemen Chanyeol.

Sementara Chanyeol hanya tersenyum, melihat wajah kaku dan kaget Baekhyun yang ditarik paksa oleh Heechul.

Merasa curiga pada Baekhyun akan bekas luka yang sudah mengering di pipi tunangannya itu. Ia berinisiatif mencari tahu sendiri. Chanyeol menelpon pihak kampus dan menayakan apa ada kejadian yang ia lewatkan selama lima hari ini.

Pihak kampus tidak ada yang berkata jujur padanya. Sampai akhirnya ia yakin jika tante-nya tahu dan sudah meminta para staff kampus untuk tidak memberitahunya.

"Immo, katakan padaku apa yang terjadi pada calon istriku?" Tanya Chanyeol tanpa berbasa-basi.

"Aku tahu kau akan menanyakan ini!"

"Jadi...apa yang terjadi? Kenapa pipi nya sampai terluka seperti itu?" Chanyeol sesekali melihat ke arah pintu kamar dimana Baekhyun tengah di rias oleh Heechul.

"Ada yang menyebarkan gosip Baekhyun denganmu. Mungkin Baekhyun akan diam jika gosip itu hanya sebatas tentang kalian yang terlibat sesuatu hubungan. Tapi, mereka menggosipkan sesuatu yang berhasil membuat calon istri-mu itu marah."

"Apa yang mereka gosipkan?" Chanyeol masih menunggu tante-nya memberitahu yang sebenarnya.

"Mereka mengatakan, jika Baekhyun adalah jalang yang berusaha mendekatimu. Dan yeah, calon istrimu itu terlibat cekcok dengan salah satu teman sekelasnya dan berakhir dengan saling cakar dan saling jambak. Ah tidak, kurasa Baekhyun yang dicakar dan dijambak!"

Chanyeol mengepalkan tangannya mendengar penuturan tante-nya. Tanpa menanyakan lebih jelas lagi, ia menutup telepon itu lalu menelpon pihak kampus lagi dan meminta rekaman cctv kala Baekhyun terlibat baku hantam dengan Nancy. Eummm, maksudnya keributan.

Satu jam berlalu. Baekhyun selesai di rias dan hanya mengenakan bathrobe. Chanyeol masuk kedalam setelah mengusir Heechul. Wkwkwkwk

"Kenapa berbohong padaku?" Chanyeol menciumi telinga Baekhyun dari belakang. Dengan tangannya yang bergerak menelusup kedalam bathrobe yang dikenakan Baekhyun.

"Berbo..aahhhh" Baekhyun memekik kala tangan Chanyeol memainkan pusat tubuhnya.

"Nancy! Kau dicakar Nancy, bukan kucing!" tangan sebelah kiri Chanyeol meremas payudaranya.

Dan Baekhyun kalah, ia mendesah seraya meminta maaf disela-sela desahannya.

"Ok! Aku minta maaf. Aku tidak ingin...ahhhh kau hawatir ahhh..." Baekhyun mendongkak, dan Chanyeol menciumi lehernya dengan sedikit memberi gigitan disana.

Ia tidak akan mendesah, jika saja tangan Chanyeol berhenti memainkan kewanitaannya.

"Kau harus ku hukum!" Chanyeol melepas bathrobe yang dikenakan Baekhyun, ia lalu mengambil sesuatu dari saku celananya.

Jiggle Ball sudah berada ditangan Chanyeol.

Baekhyun mematung kala melihat benda itu ditangan Chanyeol. Saliva-nya ia telan dengan susah payah. Ia tahu benda itu, jelas tahu- sangat tahu.

"Buka mulutmu sayang!" Chanyeol menggantungkan benda itu didepan wajah Baekhyun.

"Kau akan..." Baekhyun tak sempat bertanya kala Chanyeol menatapnya dengan tatapan sarat akan sebuah perintah.

"Kau akan menikmatinya sayang...jadi, sekarang buka mulutmu dan kulum bola-nya!" Chanyeol mencium pipinya yang sudah tak terlihat ada cakaran Nancy disana.

Baekhyun membuka mulutnya, memasukan bola itu kedalam mulutnya dan mengulumnya sebentar sampai benda itu benar-benar basah.

"Penurut sekali!" Chanyeol menciumnya sebentar "Membungkuklah!" dan Baekhyun benar-benar menjadi seorang yang patuh.

Ia membungkuk. Menunggu Chanyeol memasukan benda itu pada kewanitaannya.

"Ahhhh..." Baekhyun mendesah kala benda itu masuk kedalam kewanitaannya.

Dibelakangnya, Chanyeol menyeringai begitu tampan melihat wajah memerah Baekhyun.

Cantik. Itulah yang Chanyeol lihat.

Efek samping dari penggunaan Jiggle Ball ini adalah menstimulasi G-spot, merengangkan otot-otot miss V dan memperbaiki kepadatan otot. Saat benda ini dimasukan kedalam kewanitaan, bola tersebut akan saling mengguncang dan menekan dinding miss V, setiap kali penggunanya bergerak.

Dan itulah yang menyebabkan sensasi kenikmatan luar biasa bagi Baekhyun yang terengah seraya mengigiti bibirnya.

Tenang saja, benda ini aman. Bola ini berbahan silicon yang saling dihubungkan dengan tali agar tidak hilang atau terlepas dan memudahkan penggunanya didalam miss V.

"Hukumannya, kau harus mengenakan itu selama festival. Dan aku akan menunggumu diruanganku, jika kau sudah benar-benar tidak kuat sayang~~~"

Sialan! Chanyeol sengaja membuatnya tersiksa akan kenikmatan karena benda itu.

Chanyeol sendiri sudah siap dengan stelan formalnya. Chanyeol memilih gaun berwarna coklat susu untuk Baekhyun kenakan. Warnanya akan menyatu dengan warna kulit Baekhyun. Dan tunangannya itu akan terlihat sangat cantik sekaligus menggairahkan.

Baekhyun terlihat kesulitan bergerak, ia akan mendesah pelan ketika mendapati kedua bola itu memberikan rangsangan pada kewanitaannnya. Sementara Chanyeol tertawa seraya menjilati bibirnya melihat wajah Baekhyun yang memerah merona.

-o0o-

"Kau kenapa Baek?" Sunny tampak menatap Baekhyun dengan keryitan di dahinya.

Baekhyun terlihat seperti menahan sesuatu, dan ia sesekali mendesah pelan ketika hendak duduk. Sudah setengah jam berlalu sejak Baekhyun datang ke kampus dan menonton Chanyeol yang sebelumnya memberi sepatah, dua patah kata sebagai kata sambutan.

Wajahnya memerah sempurna kala benda itu memberinya rangsangan. Ia benar-benar merasa seolah jari-jari Chanyeol-lah yang ada didalam pusat tubuhnya.

'Sialan! Aku benar-benar sudah tidak tahan!' ucapnya dalam hati, Baekhyun mengabaikan ucapan Sunny, dan segera pergi menuju ruangan Chanyeol.

Berjalan dengan pelan dengan wajah yang sudah memerah merona, dan bibirnya yang terengah.

Jikalau Chanyeol tidak ada di ruangannya-pun, ia akan menelponnya dan meminta tunangannya itu untuk segera melepas benda itu didalam kewanitaannnya.

Baekhyun masuk kedalam ruangan, dan beruntungnya- calon suaminya itu ternyata tengah duduk seraya menyeruput kopi. Lelaki tiu seakan tengah menunggunya datang. Baekhyun mengunci pintu, dan segera menganggkang diatas pangkuan Chanyeol.

"Sir...aku sudah tidak kuat!" Baekhyun mencium bibir Chanyeol, tangannya bergerak membuka kemeja Chanyeol.

Chanyeol tertawa renyah. Lagi-lagi Chanyeol menahan tangan Baekhyun, kini Chanyeol gantian menindih Baekhyun disofa.

"Sebentar sayang, aku harus melepas benda itu!" Chanyeol meraba kewanitaan Baekhyun yang tak memakai celana dalam. Sengaja tentu saja.

Chanyeol sentuh pusat tubuh wanita mungil-nya, lalu Chanyeol ambil benda itu dari kewanitaan Baekhyun.

Baekhyun mendesah lega seraya memejamkan kedua matanya. Ia tak sempat mengambil nafas. Chanyeol sudah lebih dulu membawa tubuhnya untuk duduk diatas pangkuannya dan melesakkan kejantanan besarnya pada kewanitaan Baekhyun.

"Ahhh ahhh ahhh..." Baekhyun mendongkak dan mendesah dengan kedua matanya yang terpejam menikmati hujaman kejantanan Chanyeol pada pusat tubuhnya.

Chanyeol mendesis nikmat. Mengejar tempo, menghujam lebih cepat dan keras. Bibirnya menemukan bibir tipis Baekhyun yang menggoda. Mereka benar-benar menikmati kegiatan panas itu dengan saling mendesahkan nama satu sama lain.

"Benda itu benar-benar membuatmu nyaris orgasme huh?" Tanya Baekhyun di sela-sela hujamannya.

Baekhyun hanya mengangguk dengan kedua sipitnya yang menutup, bibirnya meracau kala hujaman itu memberikannya kenikmatan.

Chanyeol memagut bibit tipis Baekhyun, meremas payudara tunangannya itu dari luar, dan menjelajah leher mulus si mungil dengan bibirnya.

"Baekhyun!" Chanyeol menghentakan kejantanannya lebih dalam kala pencapaiannya sampai.

Mereka berdua terengah setelah pencapaian itu mereka capai. Baekhyun memeluk tubuh Chanyeol, mencium bibir lelaki itu lalu tersenyum.

"Tadi itu, menyenangkan." Ucapnya, masih berada diatas pangkuan Chanyeol dengan tautan tubuh mereka yang belum terlepas.

"Mau ronde kedua?" Chanyeol menawari Baekhyun, namun juga langsung bergerak kembali menghujam kejantanannya seraya membaringkan Baekhyun diatas meja- setelah ia memindahkan kopi miliknya.

"Ahhhh ahhhh...sir..." Baekhyun mendesah lagi, hujaman Chanyeol sekarang lebih pelan dari sebelumnya.

Chanyeol juga menurunkan resleting gaun yang dikenakan Baekhyun. Mengulum puting payudara Baekhyun, dan menjilati serta mengigitinya.

Desahan itu kembali terdengar, mengisi keheningan ruangah Chanyeol.

Chanyeol kembali menghujam kejantanannya, semakin bergeeak cepat dan melupakan fakta ia ingin bergerak lembut. Tubuh Baekhyun seakan tak pernah puas untuk ia setubuhi. Dan Baekhyun juga selalu tak pernah puas, jika hanya bercinta sekali dengan Chanyeol.

Dan Chanyeol meledak bersama dengan Baekhyun. Melesakkan kejantanannya lebih dalam dan melebur bersama Baekhyun didalam sana.

"Itu luar biasa." Chanyeol melepas tautan mereka, membersihkan sisa-sisa orgasmenya menggunakan tisu.

Lalu ia juga membersihkan paha dan kewanitaan Baekhyun dari cairan sperma miliknya yang banyak keluar.

"Kau banjir sayang. Ckkkkkk!" Seraya membersihkan paha dan kewanitaan Baekhyun, ia tertawa pelan.

"Yeah! Sperma-mu selalu banyak sir!" Baekhyun merapikan kembali gaun-nya setelah sesi bercinta mereka selesai "Aku akan kembali ke aula." Baekhyun hendak pergi, namun Chanyeol menahannya dan menciumi bibirnya.

"Kita kesana, bersama!" Chanyeol mengapit pinggang Baekhyun dan berjalan keluar dari ruangannya.

"Tapi..."

"Kita ungkapkan hubungan kita. Aku tidak ingin kau menjadi bahan gosip mereka yang tidak tahu apa-apa!" Chanyeol menatap Baekhyun, kembali mencium bibir tipis itu dan tersenyum teramat tampan "Kau segalanya bagiku Baekhyun. Aku tidak ingin milikku terluka dan di sakiti orang lain. Jadi, mari kita ungkapkan hubungan kita malam ini!"

Tangannya yang dicengkram erat, seraya berjalan ke aula kampus. Baekhyun tersenyum, merasa tidak keberatan dengan apa yang ingin Chanyeol lakukan sekarang. Ia akan menuruti keinginan lelakinya. Lagipula kalaupun terjadi sesuatu yang merugikan-nya, Chanyeol akan melindunginya.

Baekhyun menarik tangan Chanyeol, membuat lelaki itu berbalik dan berhadapan dengannya.

"Aku mencintaimu sayang!" Baekhyun mencium bibir Chanyeol. Sedikit mengulum bibir lelaki itu, dan mengerang kala payudara-nya diremas oleh tangan Chanyeol.

Mereka tersenyum seraya saling memagut bibir satu sama lain. Mengabaikan tempat dimana mereka bermesraan, dan semakin menikmati apa yang tengah mereka lakukan sekarang. Hmmmmmm

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Maaf sudah menunggu lama, dan terima kasih untuk dukungannya. Thanks you semuanya. Aku gak bisa berkata banyak selain rasa terima kasihku.

Aku banyak kekurangannya, tapi kuharap kalian bisa suka dengan karya-ku. Sekali lagi terima kasih buat yang udah REVIEW, FAVORITE, FOLLOW.