Jungkook memiringkan kepalanya, menatap heran pada Jimin yang masih membuang muka dan menutup mata. Kedua tangannya mengepal kuat hingga urat-urat kebiruan itu menonjol menyeramkan. " Kau ini menahan marah atau menahan Horny? " celetuk Jungkook berkacak pinggang melihat tingkah konyol kakak kesayangannya itu.

Jimin tak menjawab, namun menatap Jungkook lemah dengan wajah berkeringatnya yang terlihat sayu, hampir putus asa menahan manisnya feromon omega Taehyung. Si rambut pirang menghembuskan napas panjang dan menggeleng lemah sambil berjalan mundur. " tidak, Taehyung− Kau− maksudku kalian saling mencintai. Aku tidak mungkin melakukan ini Jung. " Ucap Jimin menggigit kuat bibir bagian dalamnya menahan sesak yang datang dari segala arah.

Jimin sukses berbalik dan melangkah menuju keluar kamar Taehyung, mengabaikan suara erangan Taehyung yang terdengar begitu needy dan menggugah jiwa liar siapapun yang mendengarnya. Jimin berhenti tepat di depan pintu, menggenggam gagang pintu kuat-kuat demi mencegah dirinya tumbang dan hilang kesadaran. Sialan, Aroma feromon seorang omega terlalu berbahaya jika dihirup oleh alpha-alpha muda seperti dirinya dan Jungkook, apa lagi keduanya belum pernah mengalami Rut. Dan ia yakin hilangnya keseimbangan tubuh adalah fase dimana sesi rut akan dimulai.

" Kau mau kemana? " tanya Jungkook santai, terdengar seperti tidak sedang terjadi apapun di belakang sana.

Jimin tak berani menoleh, takut mendapati Taehyung sedang dalam posisi yang makin menggugah libidonya yang sedang menggebu-gebu ini. ia mengatur nafasnya dan mencoba berdiri dengan benar, masih sambil memegangi gagang pintu kamar Taehyung agar kendali tubuhnya tetap terkontrol. " A-aku akan berjaga di luar, bahaya jika ada Alpha lain yang mencium aroma Taehyung. " katanya terengah-engah bak sudah menyelesaikan rintangan paling sulit. " Lakukan dengan cepat, Jung. " lanjutnya lalu berjalan terseok keluar kamar.

Yang lebih muda menertawakan kondisi Hyungnya itu, berjalan ke arah Taehyung yang sedang menggulung dirinya di tumpukan baju di bawah kasur. " Kau bukan petarung omong-omong, hyung. " ujar Jungkook sengaja berteriak agar pria di balik dinding itu mendengar jelas hinaan tersiratnya itu. Jungkook kembali terkekeh saat mendengar umpatan pelan khas seorang Park Jimin yang sedang kesal padanya, ia tahu betul bagaimana karakter seorang Jimin yang telah memungutnya dahulu kala.

Jungkook melepas ikatan bathrobe yang melekat di tubuhnya, membiarkan benda berwarna putih itu meluncur mulus dari bahunya dan jatuh ke lantai untuk bergabung dengan kawan-kawannya yang berada di gulungan tubuh Taehyung.

" Taetae juga suka menciumi bajumu omong-omong... "

" Persetan! Akan kumasuki sekarang juga kau Kim Taehyung! "

Pria pirang itu membanting pintu dan berjalan cepat menuju Taehyung dan Jungkook, membuka Supreme mahalnya dan melemparkannya begitu saja. Jungkook tak tinggal diam, diambilnya tubuh ringkih itu bersama baju-baju yang menggulung kemudian dihempaskan secara kasar di atas ranjang. Jimin melonggarkan ikatan di celananya, langsung menjatuhkan diri dan menindih setengah tubuh Taehyung yang tampaknya belum sadar dengan keadaan dirinya yang dalam bahaya.

Jungkook yang semula meminta Jimin bergabung pun kini malah menyenggol tubuh lebih kecil itu demi mendapatkan bagian tubuh Taehyung lebih banyak dari sang hyung. Dibukanya kancing-kancing piyama itu terburu-buru, mengunci target pada salah satu nipple kecoklatan yang mengintip dibalik kain tipis tersebut.

Jimin menyibak poni abu itu ke belakang, menyesap dan mengendus dalam-dalam aroma manis dari omega yang sedang terbaring lemah di bawah tubuhnya. Bibir tebal kemerahan Jimin menempel begitu saja di belah bibir Taehyung, meredam semua rintihan yang keluar sembarangan di depan dirinya dan Jungkook. Menjulurkan lidahnya dan masuk tanpa permisi ke dalam gua lembap milik sahabatnya tersebut, mengacak-acak isi di dalam sana dan membelit lidah liat tersebut.

Sementara di bawah sana Jungkook sudah tak terkendali, menyesap kuat-kuat nipple cokelat Taehyung, menggigiti kulit tan pemuda Daegu itu sambil satu tangannya merayap ke pusat gairahnya sendiri, mulai menggenggam dan meremas miliknya selagi memanaskan santapan.

" H-nghh! Kookie-hh! " desahn serak itu keluar saat Jimin melepaskan mulutnya, beralih pada bahu tegap Taehyung dan menjilatinya bak menikmati eskrim. Tangan kanan Taehyung berada di leher Jimin sementara yang kiri meremat rambut gelap milik Jungkook, memaksa keduanya untuk makin memanja tubuhnya yang butuh belaian ini.

" chimm- ahh... " Taehyung berucap lirih, desahan seksi itu lebih terdengar seperti sebuah rintihan putus asa. Terbaca jelas dari raut wajahnya yang gelisah seperti menahan sesuatu. " hiks... cepat pulanghhh kookie, chim! "

Jimin mengangkat wajahnya bersamaan dengan Jungkook yang menghentikan sesi menghisapnya. Jungkook menatap Jimin yang sama-sama menatap dirinya dengan senyuman jahil.

" Sepertinya dia belum bangun, kooks. " ujar Jimin membenahi posisinya. Jungkook tertawa dengan nada rendahnya yang menggoda, tubuh telanjangnya ia angkat dan jatuhkan kembali di atas tubuh Taehyung, menyelipkan tubuhnya di antara dua paha Taehyung yang begitu terbuka untuk dirinya. Dua tangannya menyelip ke belakang punggung Taehyung, mengangkat tubuh bersuhu luar biasa panas itu untuk ia dudukkan di pahanya.

Jimin kembali mengambil posisi, berdiri dengan kedua lututnya dan memeluk Taehyung dari belakang, menyimpan kedua tangannya di puting sekeras kerikil itu dan memberikannya pijatan sensual penuh nafsu. " Taehyungie... " Jimin berbisik seksi di telinga kanan Taehyung, mengapit telinga beranting hitam itu dengan kedua bibir lembapnya. Taehyung menggerakkan kepalanya ke arah sumber suara namun masih dalam posisinya yang belum sadar. Kerutan di kening sempit itu menggambarkan kebingungan yang begitu kentara, wajahnya terus bergerak mencari-cari kembali suara yang telah memanggilnya tadi.

" Taetae hyung... " kini wajah omega tersebut berubah haluan ke arah kiri, kembali menampakkan raut bingung yang menggemaskan, membuat dua alpha di sana ketagihan untuk menggodainya terus. Tangan sang omega yang berada di pundak Jungkook bergerak menjauh, seperti meragukan apa yang sedang disentuh dan menyentuhnya itu.

Jimin dan Jungkook bertukar tatap, bercakap dengan pandangan dan merencanakan sesuatu. Tak perlu waktu lama, ketika jemari Jungkook menangkup penuh pantat telanjang Taehyung, seraya tangan Jimin menggenggam kuat penis omega tersebut, mulut mereka berdua terbuka lebar di sisi kiri dan kanan lehernya, memamerkan deretan gigi runcing khas seorang alpha. Kedua sisi leher jenjang Taehyung digigit, diterkam dan ditancap begitu dalam menggunakan gigi-gigi milik kedua alpha yang tengah memenjaranya.

Kesadaran pemuda daegu itu sepenuhnya kembali, rasa sakit dan ngilu yang mengelilingi lehernya berhasil menyeret kesadarannya dalam waktu kurang dari 1 detik. Mata kebiruan itu membola seiring menjalarnya rasa sakit di kulit halusnya, mulut itu terbuka lebar sembari menjerit meneriakkan rasa sakitnya yang terlalu mendadak.

Tapi dua alpha yang mengurungnya itu tak membiarkan dirinya larut dalam kesakitan, Omega yang berada dalam masa Heat itu kembali mendesah dan merintih ketika bokongnya yang tak terlalu berisi itu dipijat secara halus namun bertenaga, juga pusat gairahnya yang sukses membuat seluruh tulang-tulangnya seolah meleleh begitu saja.

" Anhhh kahh- kalianhh... " Taehyung tak kuasa melanjutkan omelannya, tubuhnya tumbang begitu saja ke pelukan Jimin yang ada di belakangnya. Terutama ketika tangan Jimin bergerak naik-turun di sepanjang batang kerasnya, Taehyung tak bisa menahan reaksi tubuhnya yang terus menerus menggelinjang karena kenikmatan.

Tubuhnya yang bersandar pada Jimin membuat dada telanjang itu habis diraup oleh alpha muda Jeon Jungkook. Kedua nipplenya dipelintir hampir 360 derajat oleh Jungkook sang alpha yang sedang berada dalam mode buasnya itu. Putingnya terasa hampir putus saat Jungkook menyerang sebelah kirinya, menggigit daging berlapis kulit miliknya yang mungkin setebal 2 sampai 3 cm, hisapannya brutal dan memaksa, Taehyung disiksa habis-habisan malam ini.

" Mmh! Keluarka-nh sesuatu mmmhhh dari shhhph- sini, Taehyung! "

Jungkook seolah menghisap seluruh energinya melalui puting merahnya itu. Tak kalah barbar, Jimin pun bergerak begitu kacau di bawah sana, gerakan yang berasal dari gabungan antara remas, pijat, kocok, dan putar membuat seluruh tubuh Taehyung terguncang dengan sendirinya. Taehyung sudah terlanjur dilanda mas heatnya, bukan waktunya untuk jaga imej atau bersikap malu-malu lagi sekarang, Taehyung ingin memasrahkan seluruh tubuhnya untuk dua alpha muda ini.

Di saat tubuhnya sedang bouncing dan siap menyambut orgasme, tiba-tiba akal sehatnya hinggap di kening berkeringat itu, mengetuk kembali kesadaran sisi humanis miliknya yang sudah hampir hilang.

' Jungkook baru 17 tahun! '

' Jimin! Dia kan- '

Taehyung membuka kedua matanya, melepaskan rematannya di rambut Jungkook dan mencoba mengeluarkan kata kata jelas selain desahan. Namun bagian selatan tubuhnya terlalu menikmati servis dari Jimin dan terlalu menyukai sensasi menabrak ABS seorang Jungkook, membuat pita suaranya tak bisa diajak bekerja sama.

" Mmmahh! Kookhiiee... cuk-mpphh! "

Jimin sialan, umpatnya dalam hati saat Jimin memagutnya kembali.

Tak ada yang bisa Taehyung lakukan, dirinya melawan dua orang alpha muda yang sedang dalam mode liar. Kalaupun ia bisa kabur dari pergumulan ini, Taehyung tidak yakin kalau mereka berdua akan membiarkannya lari begitu saja, belum lagi jika adanya hukuman karena ia lari. Ughh! Membayangkannya membuat tubuh Taehyung merinding mengenal bagaimana menyeramkannya sifat asli seorang Park Jimin dan hasrat menggebu dari Jeon Jungkook.

Taehyung memilih untuk pasrah. Ia tak mungkin lepas dari cengkraman dua makhluk ini, dan ia juga tak akan mungkin berlarian di luar dengan keadaan seperti ini. hell! Bisa-bisa diperkosa oleh seluruh alpha di komplek!

Sibuk memikirkan kemungkinan buruk jika dirinya kabur, omega tersebut tak menyadari keberadaan penis tegak milik Jeon Jungkook yang sedang diarahkan ke lubang basahnya. Pinggulnya diangkat oleh sepasang tangan, dan Taehyung tak sempat terkejut karena ia terlebih dahulu mencapai pelepasan pertamanya.

" JIMINHHH! "

Namanya diteriakkan dengan nada melengking, Jimin menyeringai lebar dan menampung seluruh cairan putih itu dengan satu tangannya, mengoleskan cum milik Taehyung ke penis miliknya yang sudah mengacung begitu tinggi. Tangannya yang lain masih setia berada di penis Taehyung, melumuri benda yang tak terlalu mungil itu dengan cairannya sendiri.

Taehyung meneguk ludah, masih menikmati sesi pelepasannya yang terasa menakjubkan hingga tak sadar bahwa kini Jungkook sedang berusaha membobol keperjakaannya.

" Taehh... " Jungkook mengecup lehernya, menjilat sepanjang rahang tegas Kim Taehyung demi mendapatkan atensinya kembali. Kedua tangan Taehyung tiba-tiba sudah berada di belakang, digenggam pergelangannya oleh Park Jimin yang sedang memaksa Taehyung untuk meremas penisnya.

BLESH!

" ARGHHHHH! "

Menjerit kesakitan, lubricant beraroma manisyang menggenang sedari tadi pun tak mengurangi rasa sakit di lubangnya, jelas sekali terasa bahwa darah segar mengalir di sela-sela lubang miliknya yang tersumpal penis Jeon Jungkook.

Taehyung menangis sejadi-jadinya, menangis seperti anak perempuan yang jatuh dari motor. Bukan main, Taehyung bukan sekedar menangis tanpa suara, bahkan pundak penuh peluh itu gemetaran karena rasa sakit yang bukan main ia rasakan sekarang. Bau anyir itu memenuhi sekitar indera penciuman mereka bertiga, membuat yang sedang menangis makin menangis.

Kemudian tubuh telanjangnya mendapat pelukan, dekapan erat dari dua arah yang berlawanan. Tangisnya mereda, semua berkat perlakuan hangat kedua alpha yang sedang menenangkan dirinya ini. butterfly kiss yang bertubi-tubi diberikan oleh kedua alpha itu sedikitnya membuatnya tenang, membuat tubuhnya nyaman berada di tengah tengah dua makhluk tersayangnya itu.

" Kau tidak berpikir aku akan berhenti 'kan? "

Jantung Taehyung kembali berpacu, air matanya berhenti mengalir namun tubuhnya lagi-lagi gemetar. Tak sempat untuk membuka mata untuk menatap adik manisnya, tubuhnya tiba-tiba digoncang dengan kasar oleh tusukan brutal dari sang adik manis.

Tubuh Taehyung kembali memantul-mantul di atas Jungkook, membuat pria di belakang gemas ingin memasukkan penisnya juga ke dalam sana. Namun bercak darah yang bercampur dengan cairan lain membuat dirinya mengerang, mengocok batang kerasnya selagi menanti giliran.

" Hahh... Junghhh... ggaahh! Ssshhh... "

Suara Taehyung buruk untuk kesehatan penisnya, desahan seksi itu membuat batangnya makin berkedut antusias ingin segera dimanjakan.

" Keparat! " desahnya kemudian menarik pundak Taehyung, membanting tubuh itu hingga jatuh tergeletak dengan kedua kaki yang masih menekuk menyebabkan ngilu yang bukan main. Jimin memasukkan penisnya begitu saja ke dalam mulut sang omega, menjejalkan benda padat itu ke dalam sana tanpa ampun, mendesak masuk dan memaksa Taehyung melahap sosis besar ini bulat-bulat.

" Mphhh! " Taehyung mencakar paha Jimin, meminta ampunan padanya agar memberikannya keringanan. Sungguh dirinya merasa tersiksa dalam posisi ini, Jungkook yang terus menghujamnya di bawah sana dan Jimin yang terus memperkosa mulutnya benar-benar syarat paling berat bagi Taehyung demi mendapatkan kenikmatan semata.

Dalam usahanya memberikan servis pada Jimin dan Jungkook, Taehyung mencoba menormalkan hatinya yang masih merasa bimbang. Jungkook baru saja 17 tahun dan dirinya malah memancing hormon pemuda itu sebelum waktunya, ia merasa bersalah karena menodai anak dibawah umur walaupun nyatanya ia lah yang sedang dinodai di sini. Dan Jimin, sahabat terbaiknya yang sudah ia hapal betul luar dalamnya si pemuda Park, mulai dari fetish hingga kelainannya yang menyukai hal-hal Kinky membuat dirinya merasa malu karena pada akhhirnya ia lah yang dijadikan objek pemuas oleh sang sahabat.

Taehyung merasa sesak, baik dada, paru, maupun penisnya sama-sama mendapat tekanan yang amat menyiksa. Jimin tak lagi membiarkan ia memberikan servis, kini pemuda penyuka hal Kinky itu dengan kasar bergerak keluar-masuk di dalam mulutnya, menjejalkan kembali kepala penis itu ke ujung kerongkongannya, kemudian menariknya hingga sebatas gigi Taehyung sebelum kemudian menusukkannya lagi lebih kuat.

Jungkook tentu saja sama gilanya, pria muda yang baru pertama kali bercinta itu menghujamnya tanpa ampun, mendesah dan menggeram frustasi karena nikmat yang melandanya. Dua penis yang memasuki dirinya itu berkedut antusias, bersiap menembakkan susu kental ke dalam lubang yang berbeda.

Taehyung memejamkan mata, mempersiapkan kerongkongan, hole, dan juga kejantanannya.

" TAEHYUNGHHH! "

Dua alpha itu mencapai puncaknya, bersama dengan dirinya yang juga orgasme untuk dua kali dalam kurun waktu kurang dari 2 jam ini. Bagian bawahnya sibuk dijilati dan dihisap oleh Jungkook, sementara dirinya sibuk dengan lelehan sperma Jimin yang tak sanggup tertelan semua. Jimin menatapnya dari atas sana, kabut nafsu yang melingkupinya terlihat begitu tipis, hanya tatapan penuh kasihnya lah yang membuat Taehyung tersenyum tipis.

Taehyung paham betul Jimin mencintainya sejak masa SMP, dan ia juga sangat tahu pengorbanan yang telah dilakukan Jimin demi dirinya dan Jungkook selama ini. Maka untuk ungkapan terima kasih, Taehyung meraup kembali penis besar itu. Dijilatinya batang panas tersebut sebelum kembali disesap dalam-dalam untuk mengeluarkan seluruh spermanya.

Tubuhnya terlampau lelah untuk melakukan handjob dan blowjob secara bersamaan, namun ia yakin semuanya belum selesai sampai di sini.

Terbukti ketika tiba-tiba Jimin menarik penis di kulumannya, detik berikutnya adalah tubuh Jungkook yang dibalik secara paksa. Posisi berubah, Taehyung tengkurap dengan Jungkook yang tiba-tiba berada di hadapannya dan Jimin yang tiba-tiba mengoyak lubangnya menggunakan jari.

Ohh...

Ronde dua?