My BF and His Friend

Chanbaek – Kaibaek

Romance-Humor-Friendship

Oneshoot (2 parts)

Warning! Mature, BxB, Bahasa Vulgar, Explicit Content, No Children

.

.

.

Apa Baekhyun pernah bilang kalau dia itu selebgram?

Belum, ya?

Baiklah, sekarang Baekhyun akan memberi tahu kalian semua. Baekhyun adalah seorang selebgram (lumayan) terkenal. Pengikutnya pun sudah mencapai angka jutaan. Ia hobi membagikan kegiatan sehari-harinya (baik foto maupun video) di akun Instagram miliknya—yang ia beri nama baekkie _kyeopta.

(Warning! Dilarang nyinyirin nama akun Baekhyun!)

Makanya Baekhyun cuma mau punya pacar yang tampangnya oke. Biar bisa ia pamerkan di akun Instagramnya. Biasanya kalau sudah putus, Baekhyun akan menghapus semua foto-foto bersama sang mantan. Ya masa masih mau dipajang... nanti cemburu dong pacarnya yang sekarang.

Oh, iya, Baekhyun juga banyak menerima endorse, loh. Tarifnya terjangkau, kok. Ya... sesuailah dengan jumlah followers di akunnya dan ke-famous-an Baekhyun. Bisa nego pula bagi yang memang serius. Eits, tapi Baekhyun pilih-pilih, ya... dia tidak sembarangan menerima endorse -an. Dia anti meng-endorse produk-produk macam obat kuat, pembesar, pemanjang, peninggi (mau ngejek Baekhyun atau apa, hah?), dan lain sebagainya. Obat pemutih juga dilarang, Baekhyun kan kulitnya sudah seputih salju semenjak lahir (tidak perlu obat pemutih lagi). Dia tidak mau menipu followers-nya dengan produk endorse-annya.

Biasanya Baekhyun hanya menerima endorse produk-produk skincare, yang juga ia gunakan untuk menyehatkan dan lebih memuluskan kulitnya. Atau produk kosmetik dengan merk terpercaya. Pokoknya no tipu-tipu.

Duh, kan? Baekhyun jadi banyak bercerita. Padahal dia sedang ingin mengabadikan kegiatan bangun tidurnya—untuk dia unggah ke akun Instagramnya, tentu saja.

Tadi Baekhyun sudah basuh muka, gosok gigi, dan memulas make up tipis-tipis di wajahnya (make up no make up namanya). Piyamanya kali ini adalah hoodie sang kekasih pujaan—yang kalau dipakai Baekhyun panjangnya sampai ke paha mulusnya. Tidak perlu menggunakan celana, karena Baekhyun hanya akan memotret separuh badannya.

Oke, siap. Baekhyun kembali ke tempat tidur, menarik selimut sebatas pinggul lalu mengacak sedikit rambutnya. Jeprat-jepret berbagai angle dengan pose mengantuk imut di pagi hari. Sebenarnya Baekhyun juga ingin mengajak Chanyeol. Tapi saat dia bangun tadi, kekasihnya itu sudah tidak ada di dalam kamar. Mungkin sedang berolahraga di luar.

Selesai sesi foto di tempat tidur, selanjutnya adalah sesi foto sarapan cantik. Pagi ini rencananya Baekhyun akan membuat pancake untuk menu sarapannya—oh, dan susu stroberi. Tenang saja, Bekhyun bisa masak, kok. Lagi pula, sekarang kan sudah ada bahan-bahan instan untuk membuat adonan pancake. Tinggal tuang, goreng, setelah itu tambahkan topping sesuai selera.

And... this is it. Pancake with melted cheese and strawberry milk ala Byun Baekhyun, siap santap.

"Pagi, Baek."

Penis Zayn Malik!—eh, untung Baekhyun tidak kelepasan latahnya. Tidak elit sekali kan latah seperti itu? "Kai!" suara Baekhyun sedikit tinggi. Dia kaget, tahu! Untung juga pancake di tangannya tidak jatuh dan tumpah. Baekhyun lupa kalau sahabat pacarnya ini numpang tinggal di apertemen mereka.

"Maaf, membuatmu terkejut." Si Kai ini malah tertawa, terlihat tidak tulus meminta maaf.

Baekhyun jadi kesal dibuatnya. Apalagi Kai datang hanya memakai celana training tanpa atasan, alias shirtless. Rambutnya masih agak basah, mungkin habis mandi. Kesal, tapi Baekhyun tidak ingin menyia-nyiakan pemandangan kotak-kotak seksi di perut Kai. Huh, Baekkie jadi ingin sarapan roti sobek rasa cokelat.

Tidak. Tidak. Tidak. Abaikan saja Kai. Ingat! Dilarang terangsang dengan sahabat pacar sendiri! Lupakan kejadian malam lalu! Anggap waktu itu Baekhyun dapat bisikan setan sehingga ia terangsang oleh Kai dan muncrat di jaketnya. Lagi pun malam itu kan Baekhyun memang sedang disetubuhi kekasihnya, wajar dong kalau dia muncrat.

Masalah jaket? Tenang saja, Baekhyun sudah mencucinya sampai bersih dan sekarang sudah kembali ke empunya.

Sekarang, lebih baik Baekhyun melanjutkan sesi foto sarapannya. Ia lantas duduk di kursi meja makan. Pertama, foto dulu makanannya. Sepiring pancake dan segelas susu stroberi, dari atas—cekrek, dari samping—cekrek-cekrek, dari samping lain—cekrek-cekrek-cekrek.

Kedua, potong sedikit pancake -nya lalu... cekrek. Eh, tunggu sebentar, Baekhyun monyong-monyong memperhatikan hasil jepretannya. Sepertinya akan lebih bagus jika memperlihatkan tangan Baekhyun saat sedang memotong. Cekrek-cekrek-cekrek. Perfect! Baekhyun senyum puas melihat foto terakhirnya. Jari-jari lentik Baekhyun memang selalu terlihat sempurna di kamera.

Selanjutnya adalah foto selfie. Ambil satu sendok pancake, taruh di depan mulut, senyum imut, mata ke kamera dan...

"Aku bisa bantu memotretmu."

Baekhyun menoleh ke belakang, batal mengambil gambar. Dilihatnya Kai di sana, tengah berdiri—bersandar pada meja pantri—dengan secangkir kopi yang baru saja dibuatnya. Membuat ponsel di tangan Baekhyun otomatis mengarah pada laki-laki itu, dan cekrek.

Apa-apaan?!

Dia sekarang punya foto Kai di ponselnya. Shirtless pula. Dasar tangan nakal!

Berlagak biasa saja (padahal dalam hati malu berat), Baekhyun pun kembali membalikkan badan. Tak menghiraukan Kai yang terkekeh di belakang sana. "Tidak perlu. Konsepnya adalah foto selfie, jadi aku harus mengambil foto sendiri," jawab Baekhyun sebiasa mungkin dan lanjut mengambil foto selfienya. Namun, suara dentingan cangkir ke atas meja tiba-tiba saja mengejutkan Baekhyun. Kini Kai berdiri membungkuk di belakangnya.

"Kau yakin? Aku pernah kursus fotografi, kujamin kau tidak akan menyesal dengan hasilnya," tawar Kai lagi, berbicara persis di samping telinga Baekhyun. Suara dan hembusan napasnya membuat tubuh sensitif Baekhyun meremang. Ugh, si mungil bahkan hampir mendesah. "Bagaimana?"

Dan Baekhyun hampir kembali kelepasan mengumpat saat menoleh ke samping. Bibirnya dengan milik Kai nyaris saja bersentuhan. "K-kau yakin fotonya akan bagus?" Baekhyun refleks menggigit bibir bawahnya, menghukum mulutnya yang mendadak tergagap.

Dia tidak tahu, karena perbuatannya tadi giliran Kai yang mengumpat dalam hati. "Kau tidak akan menyesal, Baek," jawab Kai seraya perlahan menegakkan tubuh. Meraih cangkir kopinya di atas meja dan menyesapnya dengan tampan.

Baekhyun nampak menimbang-nimbang. Menatap pancake dan susu stroberinya seolah meminta persetujuan.

Baiklah, putus Baekyun. Kalau fotonya lebih bagus pasti nanti love-nya juga lebih banyak.

"Oke, boleh dicoba." Akhirnya Baekhyun menyetujui.

Kai tersenyum simpul mendengar jawaban Baekhyun. Disesap kopinya sekali lagi lalu meletakkan cangkirnya ke atas meja. "Aku ambil kameraku dulu."

Begitu Kai berjalan ke kamar tamu (yang menjadi kamarnya saat ini), Baekhyun pun ikut berlari ke arah kamarnya. Meraih lipgloss rasa stroberi di atas nakas dan mengaplikasikannya ke bibir. Baekhyun bercermin sejenak, merapikan dengan jari kemudian bergegas kembali ke meja makan. Bibirnya lebih lembab sekarang. Siap dikecup—eh, maksudnya siap dipotret menggunakan kamera milik Kai.

Tak lama, Kai datang dengan membawa kamera digitalnya. Dia menjajal kameranya dengan memotret sembarang objek yang ada di dapur. Dari caranya memegang kamera, Baekhyun berpikir bahwa Kai cukup profesional dalam hal fotografi.

"Baiklah, bisa dimulai sekarang?" Kai bertanya sembari membenahi letak piring dan gelas di hadapan Baekhyun. Saat Baekhyun mengiyakan, ia mulai mengambil tempat dan mengarahkan kameranya pada Baekhyun. "Jangan menghadap ke kamera, Baek. Kau tahu canded camera, kan?"

Sudah pasti Baekhyun tahu, dia sering berfoto seperti itu bersama teman-temannya. Baekhyun mengangguk antusias.

"Buat senatural mungkin. Nikmati makananmu."

Bergaya natural, tidak menghadap kamera, makan dengan bahagia tapi tetap elegan. Baekhyun mengikuti semua instruksi dari Kai. Cukup mudah bagi Baekhyun sebenarnya, karena dia termasuk seorang yang fotogenik.

"Sekarang menghadap ke kamera, kau bisa berpose dengan gelasnya."

Baekhyun menuruti, mengangkat gelas susunya kemudian ia tempelkan di samping bibir. Dengan kepala sedikit ia miringkan dan tersenyum anak-anak. Cekrek. Ganti pose, cekrek, cekrek, cekrek. Eoh, ada lelehan keju di telunjuk Baekhyun. Ia berpose lagi, memasukkan telunjuk yang berlelehan keju ke dalam mulutnya yang setengah terbuka. Mata Baekhyun lurus ke kamera, menunjukkan tatapan seksinya.

Sang fotografer menelan ludah diam-diam.

Cekrek!

Yang terakhir itu terlihat cukup panas.

"Kau ingin melihat hasilnya?"

Oh, sudah selesai? Baekhyun lantas menjilat sungguhan telunjuknya, membersihkan lelehan keju di sana. Menunggu Kai menunjukkan hasilnya dengan perasaan antusias.

Kai meletakkan kameranya di atas meja di hadapan Baekhyun. Membungkuk di sampingnya, dengan satu tangan menyangga pada sandaran kursi tempat si mungil duduk. "Ekspresimu semuanya fotogenik, tidak ingin mencoba jadi foto model, hm?" ucapnya seraya menunjukkan gambar-gambar hasil jepretannya.

"Apa bisa? Aku tidak setinggi kau atau Chanyeol," Baekhyun menimpali sambil lalu, matanya fokus melihat foto-foto dirinya di kamera Kai. Ternyata hasilnya memang memuaskan, serasa sedang melakukan sesi foto studio.

"Foto model tak harus tinggi, kecuali kau ingin menjadi model runway."

Lagi-lagi bulu tengkuk Baekhyun meremang, suara Kai tadi terdengar lebih berat dari sebelumnya. Dan benar saja, sesaat setelahnya Baekhyun merasakan Kai yang mengendusi belakang lehernya.

"Kurasa kau cocok menjadi foto model telanjang."

"A-apa maksudmu?" Dada Baekhyun berdebar penuh antisipasi. Endusan Kai makin ke depan, dari pelipis turun ke rahang bawahnya.

"Pahamu indah, Baek. Pasti akan semakin terlihat indah di kamera."

Kesepuluh jemari Baekhyun otomatis meremas ujung hoodie Chanyeol—yang ternyata sudah tersingkap jauh ke atas, menampakkan keseluruhan paha putihnya. Uh, Baekhyun lupa kalau saat ini ia tidak memakai celana. Ini tidak benar, tapi Baekhyun suka saat Kai memandangi pahanya.

Demi Tuhan, sadarlah Byun 'Bitch' Baekhyun!

"Kau tahu, Baek? Kau punya bakat merangsang setiap laki-laki, gay bahkan straight. Apalagi saat melihatmu melakukan seks. Kurasa kau juga berbakat menjadi bintang porno."

Bukankah seharusnya kalimat Kai barusan termasuk pelecehan? Namun nyatanya tubuh Baekhyun justru gembira mendengarnya. Ia terpejam, membiarkan bibir Kai menghampiri miliknya. Mendesah lirih saat tangan besar Kai mengelusi paha dalamnya. Baekhyun pun terlena, kedua tangannya meraih leher belakang Kai begitu lelaki itu melumat bibirnya. Yang dibalas Baekhyun dengan sama melumat. Mereka berlomba saling hisap—bibir, lidah... apa pun yang bisa dihisap di mulut keduanya. Tangan Kai yang sebelumnya berada di sandaran kursi pun berpindak ke tengkuk Baekhyun, mendongakkannya untuk mempermudah sesi make out mereka.

Bibir Kai tebal, Baekhyun menikmati saat mengulum bibir tersebut. Teksturnya berbeda dari bibir kepunyaan kekasihnya, Chanyeol.

Chanyeol...

Tunggu!

Chanyeol?

Iya, Chanyeol... kekasihmu. Sahabat Kai, dasar bitch!

Mata Baekhyun pun sontak terbuka. Tangannya yang mengalungi leher Kai refleks mendorong dada si lelaki tan, hingga membuatnya mundur sedikit. Hanya sedikit. Baekhyun kan lemah lembut, jadi tenaganya tidak seberapa saat mendorong tadi. Kai memandanginya dengan sorot tajam, bibirnya terlihat basah menggoda. Napasnya satu-dua sama seperti Baekhyun.

"Baek..."

Mulut Baekhyun sudah terbuka, ingin mengumpati Kai tapi tidak jadi. Ini bukan salah Kai sepenuhnya. Baekhyun juga salah. Salah karena hormon pelacurnya. Karena itu, Baekhyun segera bangkit berdiri, memilih untuk kabur saja dari sana, namun... ternyata cekalan Kai lebih cepat menyambar lengannya.

Brakk...

Auh, Baekhyun dibanting (pelan) hingga pantat bahenolnya menabrak pinggiran meja. Kemudian badan Kai yang kekar tanpa baju itu menghimpit tubuh mungil Baekhyun. Memaksa untuk kembali berciuman, tapi Baekhyun menolak. Kepalanya geleng kanan geleng kiri untuk menghindar.

Tolong, Tuhan. Baekkie mau tobat.

"Kai... jangan—ahh! Please... aku pacar sahabatmu. Jangan perkosa aku-hh," Baekhyun mengiba, meminta belas kasihan Kai yang terus meraba-sentuh semua bagian sensitifnya.

"Jangan? Bukankah kau suka diperkosa, hm, Baekkie?"

Tidak, jangan lagi!Tubuh Baekhyun melemas, kakinya bergetar layaknya jeli. Baekhyun itu lemah dengan dirty talk. Sepasang tangannya yang semula menahan dada Kai pun perlahan mengendur. Orang bilang, saat diperkosa lebih baik pasrah saja. Nikmati, daripada memberontak nanti malah disakiti. Apa Baekyun juga harus begitu?

Akhirnya Kai berhasil mendapatkan bibir si mungil lagi. Cium, kulum, jilat menggodai Baekhyun agar membuka mulutnya. Baekhyun masih berusaha menolak, meski tak seheboh sebelumnya. Sampai ketika Kai menjambak belakang rambutnya, Baekhyun pun mengerang, yang langsung dimanfaatkan Kai untuk memasukkan lidahnya. Menarik lidah Baekhyun untuk ia hisapi. Saling bertukar saliva. Memperdengarkan decakan basah.

Kai bermain lebih kasar, namun anehnya, Baekhyun seperti makin terangsang karenanya. Jambakan Kai mengencang, lantas benar-benar menarik rambut Baekhyun ke bawah hingga kepala si pemuda cantik terdongak (bahkan Baekhyun sampai bisa melihat langit-langit dapur). Dan dengan sensualnya Kai menjilat mulai dari leher bawah Baekhyun... perlahan terus ke atas mencapai dagunya.

"Ahh-hahh... hiks, Kai~" Baekhyun terisak. Merasakan basah di leher, pula basah di bawah sana. Terpejam erat tak kuasa menahan getaran nikmat tubuhnya. Kedua tangannya dengan frustrasi mencengkeram pinggang telanjang si lelaki tan.

Tersenyum menang, Kai memindah pegangannya ke bawah. Pada bongkahan kenyal milik sang korban. Sementara mulutnya tetap menggodai leher Baekhyun, tangannya meremasi daging sintal tersebut. Kai makin merapatkan diri, tangannya di bawah sana lalu mengangkat tubuh Baekhyun untuk ia dudukkan di atas meja. Seketika menyelipkan badannya di tengah kaki Baekhyun yang baru saja ia buka lebar. Membuat si mungil terpekik kaget dengan suaranya yang lucu.

"Bagaimana kalau aku menggenjotmu di sini? Sepertinya kau suka digauli di tempat terbuka."

Baekhyun menggeleng tak setuju. Napasnya memburu, menatap Kai malu-malu-takut tapi menggemaskan. Ekspresi ketakutan polos layaknya anak-anak, yang justru terlihat lebih menggairahkan di mata Kai. Sesuatu di balik celana training Kai kian mengeras dibuatnya.

"Kau tidak suka digenjot di sini?"

Sekali lagi Baekyun menggeleng. "Aku tidak suka digauli di tempat terbuka," jawabnya melirih. Memunculkan kekehan gemas dari lelaki di depannya.

"Jadi kau ingin kugauli di mana, hm?"

"Jang-an..." katanya dengan gelengan lemah, kubangan air merebak di mata sipitnya. Catatan Baekhyun untuk kalian: kau boleh pasrah dan menikmati saat sedang diperkosa, tapi cobalah untuk setidaknya (pura-pura) menangis, dengan begitu kau tidak akan dianggap murahan.

Kai hanya tersenyum ringan menanggapi lalu berbisik, "Aku akan tetap memperkosamu, Baekkie. Aku tahu kau menginginkannya," sambil menjilat sebulir air mata yang jatuh di pipi si pemuda cantik. Dibuatnya Baekhyun melenguh terkejut dengan mengangkangkan kakinya di atas meja, mendorong tubuhnya hingga terebah kemudian melepas satu-satunya bawahan yang Baekhyun kenakan. "Lihat, kau sudah basah ternyata, Pussy."

Dan Baekyun sukses melenguh keras begitu lidah hangat Kai menyapa bagian senggamanya, menjilati lingkaran luar lubang berkedut si mungil. Mata Baekyun terpejam, antara geli dan ekstasi. Napasnya makin memburu kala lelaki di bawah sana memasukkan dua jarinya sekaligus, serta mengulum bola kembarnya. Baekhyun sungguh tak kuasa, satu tangan menggapai-gapai pinggiran meja untuk dicengkeram, satu tangan ia gigiti putus asa. Kepala mendongak mengeluarkan desah kepasrahan.

"Mmhh-mahh... ahh-ahh-ahh~"

Si pemerkosa tambah gencar menyodokkan jarinya ke dalam lubang kenikmatan, pun mulai mengocok penis (tak seberapa besar) milik korbannya. Berulang kali prostat Baekhyun tergaruk enak. Dan tak sampai lima menit, Baekhyun menjerit bersama keluarnya cairan putih kental yang membasahi tangan Kai—yang langsung ia jadikan pelumas di lubang Baekhyun. Meratakannya di dalam sana sembari ia menurunkan sedikit celananya. Mengeluarkan miliknya yang telah mengeras sempurna, besar dan panjang.

Nikmat sekali rasanya mengocok sambil memandangi lubang berkedut yang juga tengah ia kocok. Dipandanginya si korban yang masih menggelepar sehabis klimaks, terlihat seksi dengan telunjuk yang ia gigiti, mata terpejam, serta lenguhan-lenguhan lirih.

Dilebarkan oleh Kai kedua paha Baekhyun, sungguh ia sudah tidak sabar. Kedutan merah di hadapannya seolah memanggil-manggil untuk segera dimasuki. Maka tanpa pikir panjang penis Kai pun melesak masuk dalam sekali hentakan.

"Argh!" Kai menggeram jantan.

Dan Baekhyun terlonjak kesakitan.

Namun Kai tidak menunggu. Ia sedang memainkan peran sebagai pemerkosa sekarang, jadi ia tak ambil pusing dengan Baekhyun yang meronta minta dilepaskan. Kai terus menggenjot, masuk lalu mengeluarkan miliknya dalam tempo konstan.

"Akh! Kai, appo-ohh... keluarkan—hiks, jebal-ssh appo..."

Kai tak peduli, lanjut menumbuki anus Baekhyun dengan seringai di bibirnya. Menatapi Baekhyun yang juga menatapnya memelas. Bibirnya mencebik minta dikasihani dengan sorot mata anak anjingnya. Jari-jari lentiknya meremas kerah hoodie yang ia pakai. Serta tubuh yang terdorong maju-mundur seirama hantaman penis Kai. Nampak seperti hidangan lezat di atas meja makan dalam pandangan sang pemerkosa.

Lama-lama si korban terlalai dari rasa sakitnya. Racauannya masih mengadu kesakitan tetapi selanjutnya melenguh keenakan. "Kai—hiks... appo-engghh... appo... uhh—enghhh... eunghhh~" Burung kecil milik Baekhyun bangkit kembali.

"Ah, shit! Lubangmu menghisapku, Baek," Kai mengumpat nikmat.

Baekhyun ditarik hingga terduduk kemudian dipeluknya erat. Mereka berpelukan, kaki Baekhyun secara otomatis melingkari punggung pemerkosanya. Lengannya memeluk leher Kai sebagai pegangan. Kai terus menumbuknya tanpa lelah, merabai punggung sempit nan halus Baekhyun di dalam hoodie sang kekasih. Peduli setan! Baekhyun tak ingat lagi sedang diperkosa sahabat pacarnya saat ini.

Keras. Baekhyun tahu sekarang seberapa keras penis Kai—yang secara nyata ia rasakan menggesek dinding rektumnya.

Ouh... Baekhyun mengeratkan pegangan tangannya, tiba-tiba Kai mengangkat tubuhnya. Entah mau dibawa ke mana, Baekhyun pasrah saja. Selama penis besar, panjang, dan keras Kai menyumpal lubang nakalnya. Ia mendesah di telinga Kai selama si lelaki tan berjalan menggendongnya. Si penis besar seolah mengaduk-aduk di dalam sana.

Lalu, brukk...

Baekhyun terbanting di atas kasur. Badannya mental-mental dengan kaki mengangkang. Ia mengaduh binal, penis Kai lepas dari analnya. Namun, secepat kilat berikutnya Kai ikut naik ke atas ranjang, membalik tubuh mungil Baekhyun sampai tengkurap. Dan menunggingkan bokong mulusnya.

Plakk! Satu tamparan Kai layangkan pada sebelah pipi si pantat. Baekhyun mengerang, pinggulnya makin naik akibat panasnya tamparan. Plak! Plak! Dua kali di tempat yang sama, menimbulkan bekas memerah di kulit putihnya. Direnggangkan dengan kedua ibu jarinya lubang memerah di hadapannya, lantas meludahinya.

"Sayang sekali kameraku tertinggal di dapur. Lubang bokongmu pasti terlihat menakjubkan di foto, Baek. Oh, atau kau ingin aku merekamnya? Berkedut, memerah, dan basah. Seperti lubang pelacur."

Baekhyun melenguh mendengarnya, menggoyang pantatnya seolah menggodai untuk cepat-cepat dimasuki kembali. Dan Kai cukup tahu kode uke binal macam Baekhyun.

Plakk!

Satu tamparan lagi sebelum penis berurat Kai akhirnya kembali menerobos lubang nakal Baekhyun. Kai langsung tancap gas, membuat si pemuda cantik terus meneriaki namanya. Bunyi-bunyi erotis persenggamaan keduanya terdengar memenuhi kamar tamu. Kepala Baekhyun tertunduk ke bawah, melenguh nikmat dengan tangan-tangan meremasi kain seprai. Saliva membasahi sudut bibirnya, suara ah... ah... ah... terus ia perdengarkan.

Sampai saat Kai menarik belakang rambutnya dan ia pun mendongak, mata Baekhyun seketika terbelalak. Seseorang berdiri di depan pintu kamar. Memandanginya dengan wajah dingin serta tatapan mata yang tak bisa dijelaskan.

"Chanyeol..."

.

My BF and His Friend

.

"Chanyeol..." Baekhyun bingung harus berkata apa. Mengadu bahwa ia diperkosa? Mana mungkin Chanyeol percaya, wajahnya saja menunjukkan kalau ia suka. Suka diperkosa.

Baekhyun kelabakan, hendak melepaskan diri tapi Kai justru menariknya ke atas, memeluk hingga tubuh keduanya bersimbuh dan saling menempel. Kai tak mau melepas penisnya. Malah semakin ganas menumbuki. Padahal ia jelas-jelas tahu Chanyeol ada di sana.

"Kai—ugh... lepas. Jebal..." mohon Baekhyun, berusaha melepas belitan tangan Kai di perutnya. "Chanyeol," ditatapnya Chanyeol—yang masih tak bergerak—dengan sirat penyesalan. Tangannya memegangi lengan Kai yang kini malah memasuki hoodie-nya, merabai perut hingga dada lalu mencubit tonjolan sensitifnya. "Kai~ please-hh, hiks—stop," kali ini Baekhyun ganti menatap Kai, memelas agar dilepaskan.

Namun apa yang diucapkan Kai selanjutnya sontak membuat Baekhyun terperangah. "Tenang saja, kami biasa berbagi apa pun sejak dulu. Benar kan, Yeol? Kau tak keberatan kan membagi kekasih cantikmu denganku?"

What the flower...

Tubuh Baekhyun bergidik. Ia memandang Chanyeol takut-takut. Masih terlonjak-lonjak karena sodokan penis sahabat sang pacar.

Chanyeol mulai menghampiri. "Aku tahu kau binal, Baek. Tapi aku tak menyangka kau senakal ini."

"Tidak, Baekkie tidak nakal, Channie..." bantah Baekhyun, menggeleng ketakutan mendengar suara berat kekasihnya. Mimiknya masih tak terbaca. Apa Chanyeol marah? Chanyeol pasti tak suka kekasihnya dibagi. Maka dengan sekuat tenaga (yang tadi tak benar-benar ia gunakan), Baekhyun membebaskan diri dari pelukan Kai. Ia tersungkur di atas kasur. Ugh, penis Kai pun terlepas. Segera ia merangkak ke pinggir ranjang, menggapai Chanyeol yang kini berdiri di depannya.

"Tidak nakal, hm? Tadi aku melihat kau disetubuhi sahabatku. Kau bilang itu tidak nakal?"

"Aniya..." lagi, Baekhyun membantah. Bersimpuh di atas kasur untuk menyejajarkan tinggi badannya dengan sang kekasih. "Kai memperkosaku," adunya kemudian, menunjuk tersangka pemerkosaan yang hanya menanggapi dengan kedikan bahu. Baekhyun sebal melihatnya.

"Dan kau menyukainya."

Damn! Tebakan Chanyeol tepat sekali. Baekhyun gelagapan mencari alasan. Matanya kembali memandang Kai (yang telah dalam posisi duduk bersila di atas ranjang) dan pada penisnya yang masih mengacung tegak. Penis Kai memang nikmat. Baekhyun merasa sayang menganggurkannya begitu saja. Ditatapnya Chanyeol sejurus, "Chanyeol, mianhae," dengan raut melas.

"Kau harus dihukum, Baby," Chanyeol mengultimatum, melepas simpul tali celana olahraganya dengan sebelah tangan mencengkeram dagu Baekhyun. "Menungging. Hisap penisku."

Baekhyun mengerjap. Masih belum mengerti situasinya. Chanyeol sungguhan marah atau tidak, sih? Hukuman menghisap penis? Baekhyun malah akan menganggapnya sebagai hadiah. Oh? Atau Chanyeol sedang bermain peran master and slave, semacam BDSM begitu?

"Kenapa diam? Tidak mau—"

"Mau!" Oh, ya ampun! Baekhyun malu sendiri, di depan dua pria seksi dia berlaku slutty. Baekhyun mengkerut, tak sengaja melihat Kai yang tersenyum melecehkan sambil mengurut penis. U-uh, Baekhyun sebal... dia kan ingin mengurutnya juga.

"Dasar pelacur," Chanyeol juga menertawainya, tawa mengejek lebih tepatnya. Dua kali sudah dia dikatai pelacur, tapi toh Baekhyun tak merasa keberatan. "Tunggu apalagi? Hisap sekarang!"

Dan Baekhyun pun mematuhi. Menungging (dengan siku menumpu pada kasur) sesuai perintah—namun sebelumnya dia buka baju lebih dulu. Baekhyun mau tampil all out! Telanjang sambil hisap-hisap penis panjang.

Pertama-tama, Baekhyun menurunkan celana training (beserta dalaman)kekasihnya hanya sebatas paha—dan, oh! Penis Chanyeol langsung menampar bibirnya. Padahal itu baru setengah keras. Terbaik memang.

Tanpa buang waktu, Baekhyun pun lekas menggenggam, dua tangan sekaligus. Urut ke atas-bawah sembari menjilati ujung kepalanya. Kulum-kulum seperti saat dia mengulum lolilop stroberi kesukaanya. Bedanya yang ini rasanya asin-asin bikin ketagihan. Lidahnya memutari si kepala penis, meratakan cairan Chanyeol yang bercampur dengan salivanya. Putar-putar sampai Baekhyun mendengar desahan berat milik pacarnya. Pasti Chanyeol keenakan, pekerjaan meniupnya memang tak pernah mengecewakan. Tak sia-sia Baekhyun belajar teknik-teknik blow job setiap minggu dari video-video porno langganannya.

Jilatannya beralih pada bagian batang, menjilat naik-turun naik-turun. Sesekali mengikuti guratan urat yang mulai timbul di sana. Baekhyun suka tekstur kasarnya saat menyentuh lidah.

"Masukkan, Baek," geram Chanyeol, tanpa disuruh pun Baekhyun sudah akan memasukkan penis Chanyeol ke dalam mulutnya. Dasar tidak sabaran.

Penis besar nan panjang Chanyeol pun Baekhyun lahap seketika. Meski agak kesusahan karena ukurannya, tapi Baekhyun tetap berusaha. Bagian bawahnya yang tak masuk Baekhyun urut, bola-bolanya pun turut. Mulut Baekhyun kan mungil-mungil imut, tak muat kalau harus menelan seluruh penis raksasa Chanyeol. Salivanya sampai tumpah-tumpah saking asyiknya dia menghisap. Naik dan turun kepala Baekhyun. Geraman Chanyeol terdengar makin sering, tangannya juga tak tinggal diam menggerakkan kepala si binal.

"Permisi... boleh aku melanjutkan?" Itu suara Kai.

Melanjutkan apa? Baekhyun penasaran. Didengarnya sang pacar berdeham seperti mengiyakan. Baekhyun mendongak dengan mulut penuh penis. Di atasnya Chanyeol menatap tajam, tak ada senyum jenaka yang biasanya ia tunjukkan. Baekhyun jadi gemetaran, memilih untuk meneruskan pekerjaannya namun tiba-tiba sesuatu mengejutkannya.

"Emh-nyahh!" Baekhyun berteriak, penis Chanyeol tak sengaja terlepas. Sialan, Kai memasukinya lagi tanpa peringatan. Ia hendak menoleh untuk protes tapi Chanyeol keburu menjambak rambutnya.

"Jangan berhenti, bitch," lalu memaksa Baekhyun menelan penisnya kembali.

Membuat Baekhyun tersedak kewalahan, apalagi di belakang sana Kai menggenjot dengan brutal. Menghentak-hentak tubuh Bakhyun hingga penis di mulutnya makin masuk ke dalam. Terdorong ke depan dan ke belakang, ditusuk di setiap lubang. Baekhyun terpejam, berkonsentrasi mengulum kejantanan di mulutnya. Tapi Chanyeol seperti kesetanan, ikut menggerakkan pinggulnya memperkosa mulut Baekhyun. Ia diperkosa depan dan belakang.

Suara 'grrkk, grrkkk' tercekik terdengar dari Baekhyun. Sang kekasih memasukkan kepunyaannya terlalu dalam, melakukan deepthroat hingga Baekhyun kepayahan. Sisi-sisi kepalanya dipegangi agar tak bergerak. Chanyeol mendorong dan mendiamkan penisnya di sana, terdongak menikmati. Si cantik terbelalak, mencengkeram paha Chanyeol sebagai pelampiasan. Enggh... terlalu dalam.

"Puahh... ohokk-ohokk..." Baekhyun terbatuk hebat begitu Chanyeol mengeluarkan penisnya. Menunduk megap-megap dengan liur mengalir ke dagu dan lehernya. Perutnya bergejolak, merasa ingin muntah. Dia terisak, bahkan hidungnya sengau memproduksi lendir.

"Kau bermain kasar Yeol," komentar Kai di belakang, acuh tak acuh sebenarnya. Dibelahnya pipi-pipi pantat Baekhyun, memperlihatkan lubang becek yang seolah menghisap-hisap miliknya.

Chanyeol meremat dagu Baekhyun, memaksa si mungil untuk terdongak menghadapnya. "Dia suka dikasari. Bukan begitu, Baekkie?" balasnya menyeringai—yang ditanggapi rengekan oleh si cantik Baekkie. Diusap-usapkan ujung penisnya pada bibir Baekhyun, lantas meratakan pre-cum-nya di kedua pipi chubby sang kekasih. Terlihat makin seksi saja Baekhyun di matanya. Terisak dengan wajah memerah serta mengkilap oleh lendir. Matanya layu basah, menatap Chanyeol (berakting) memohon belas kasihan. "Hisap lagi," titahnya kemudian.

Mulut Baekhyun kembali penuh, Kai terus memenuhi bagian belakangnya—menusuk sesekali memutar. Baekhyun tak sanggup berpikir lagi, kepalanya dipegangi sementara kekasih raksasanya itu menggerakkan pinggulnya maju-mundur.

"Mmphh... mmphh-mmph..." desahan Baekhyun tertahan penis. Bokongnya tersumpal kejantanan. Dan miliknya semakin menegang, cairannya menetes-netes ke bawah. Tangannya mencengkeram kuat fabrik seprai. Badannya mulai goyah, terengah hampir ke puncaknya. Dia akan keluar tanpa disentuh, binal sekali.

Desahannya pun kian menjadi. Diiringi geraman kedua dominan yang giat mengerjai tubuhnya, Baekhyun merasa terberkati. Berteriak dalam sumpalan penis mencapai klimaks kedua kali.

.

My BF and His Friend

.

Baekhyun kelelahan. Sungguh. Kekasihnya dan sahabatnya itu entah kapan ingin berhenti. Muncrat saja belum, padahal Baekhyun sudah dua kali. Namun, Baekhyun juga tidak bisa (mau) menolak saat kedua dominan tersebut berlaku lebih gila.

Ini menyakitkan, analnya seperti terbelah bahkan melebihi saat pertama kali ia dibobol. Jelas saja, pasalnya kini lubangnya harus menerima dua kejantanan sekaligus, double penetration!—dengan dua giant penis. Tapi Baekhyun suka, dia merasa hebat melakukannya. Hallelujah.

"Emhh... penuh, lubang Bakkie penuhh~" Pemuda binal meracau, suaranya serak—terlalu dalam ditusuk sebelumnya. Punggung telanjang bergesekan dengan dada bidang dan perut kencang (yang sama telanjang) milik sang kekasih, terhentak maju-mundur depan-belakang. Kaki direnggangkan, menampilkan lubang tersumpal dua kejantanan. Jika milik Chanyeol masuk, milik Kai keluar, begitu bergantian terus-menerus dalam tempo semakin cepat.

"Emh—fuck, aku hampir," Kai mengumpat, miliknya sudah berkedut hebat. Kantung pelir pun memberat, ingin segera memuntahkan semen kelelakiannya. Gerakan pinggul mulai tak konstan, cepat dan menusuk dalam. Teriakan si binal pun seolah menjadi pecutan. Ditambah gesekan antar penis di dalam, Kai lantas tak tahan. Menarik sang kebanggaan, mengocok asal dan menyembur tepat di atas perut rata Baekhyun. Beberapa semprotan mani, ia kemudian jatuh terlentang di atas ranjang. Terengah namun terpuaskan. "Shit! Kekasihmu benar-benar memuaskan, Yeol."

Chanyeol tak menanggapi, sekelumit ketidakrelaan muncul di hati kecilnya. Wajar, bagaimanapun Baekhyun adalah kekasih yang ia cintai. Bukan hanya tubuhnya, tetapi juga hatinya. Walau sang pacar nyatanya merasa tak keberatan sama sekali, menikmati malah (sangat). Dia bahkan tengah meratakan cairan Kai ke seluruh perut dan dadanya, menjilati bekas di jarinya, lalu tercengir senang pada Chanyeol. Seperti anak-anak yang diperbolehkan makan permen cokelat oleh orang tuanya.

"Kau menyukainya?" tanya Chanyeol—yang hanya dibalas Baekhyun dengan anggukan malu-malu. Mau bagaimana lagi, kekasihnya memang binal dan nakal. "Bantu aku, Baby," lanjutnya, merasa miliknya pun hampir pada puncaknya. Membantu si kekasih binal untuk menumpukan tangan pada perut berototnya. Sementara dia memegangi pinggul Baekyun.

Mereka bergerak kian bersemangat. Saling tarik dan dorong berlawanan arah. Baekhyun dari atas, Chanyeol dari bawah. Saling tumbuk mencari kepuasan diri. Penis Chanyeol yang makin besar dan tegak berdiri mengenai pas titik kenikmatan Baekhyun. Apalagi dalam posisi mereka saat ini. Perkutut mungil Baekhyun yang tadi berdiri lagi, kini siap meledak.

Napas Baekhyun memburu, mendesah 'ah-ah-ah' dengan mulut terbuka. Tubuh melenting, kepala mendongak. Namun sempat juga memutar pinggul, menggilas penis Chanyeol di dalam lubangnya. Membuat si lelaki dominan mengumpat tak tahan, meremat pinggul si binal sebagai hukuman. Dan si binal makin kelojotan, menghentak makin ke bawah. Melenguh 'uh-uh-uh' sebelum kembali berteriak penuh kenikmatan. Ia keluar untuk yang ketiga kalinya. Lalu semburan hangat menyusul memenuhi senggamanya.

"Ouh... hangat sekali," lirih Baekhyun terpejam, entah sadar atau tidak. Ia ambruk, tak peduli kaki masih mengangkang dan penis yang menyumpal. Badan lemas seperti tak bertulang. Namun euforia memenuhi dirinya. Baekhyun senang, pun bangga telah mampu melayani dua pria sekaligus. Hormon pelacurnya memang luar biasa.

Sebelum gelap memenuhi Baekhyun, ia bisa merasakan Chanyeol mengeluarkan miliknya. Menepukkannya sebentar pada pantat Baekhyun lantas membalikkan tubuhnya. Baekhyun sempat merengek, tapi menurut saat sang kekasih memeluknya. Menuju alam bawah sadar, Baekhyun sayup-sayup mendengar Kai berbicara pada Chanyeol.

.

.

.

"Kekasihmu terlalu binal untuk kau nikmati sendiri, Yeol. Dia pasti akan sangat menakjubkan saat disetubuhi banyak pria sekaligus. Kau tidak ingin mencobanya, hm?"

"Diam kau, hitam."

.

.

My BF and His Friend

.

.

END

.

.

Biasanya cuma baca, akhirnya kesampaian juga bikin fanfik anuan LoL

Aku nggak tahu ini erotisnya dapet atau nggak di pembaca. Humornya juga, aku coba buat Baekhyun jadi cabe di sini (abis aku suka Baekhyun yang kecabe-cabean LoL). Makanya aku bikin agak humor. Tau deh nyampe apa nggak ke kalian. Maklum ya... kan first time (tapi udah coba-coba bikin threesome) hehehe...

Duh, maafkeun kalau kurang memuaskan dan banyak kesalahan.

Makasih kasih buat yang udah mau baca cerita unfaedahku ini. :3 (sama yang kemarin review juga, luph-luph).

Akhir kata,

Review juseyoooong~