Author pov

Seorang lelaki terlihat melangkahkan kakinya di sebuah lorong bar dengan membawa sebuah nampan yang terdapat beberapa minuman beralkohol disana.

Setelah sampai di depan pintu ruang VIP yang memesan minuman , dia mengetuk pintu di depannya dan tak lama terdapat sahutan suara yang menyuruhnya masuk.

Saat masuk dia melihat pemandangan yang sudah sangat biasa di bar tersebut, namun saat dia baru selesai menyajikan minuman salah satu pria yang ada disana memegang pergelangan tangannya.

Lelaki pelayan tersebut tidak terkejut dengan hal yang didapatnya, tentu saja hal seperti ini tidak akan bisa dihindarinya jika bekerja di tempat seperti ini.

Dengan memberikan pandangan dingin yang tentunya meminta tangannya dilepaskan, lelaki tersebut mulai menarik tangannya karena pria di depannya tidak ada tanda-tanda untuk melepaskan tangannya

" Tuan jika ada yang ingin kau katakan padaku kau tak perlu memegang tanganku." Kata lelaki itu dengan dingin yang akhirnya tangannya dilepaskan oleh pria di depannya.

" Kau manis, bisakah kau ikut menemaniku disini?" Tanya pria tersebut, dan tentu saja hal yang sudah sangat sering ditanyakan padanya.

" Aku hanya pelayan disini dan sangat banyak orang diluar sana yang dapat kau sewa dengan uangmu itu."

"Tapi aku ingin kau yang menemaniku." Sahut pria tersebut yang mulai mengeluarkan seringaian dan tangannya sekarang malah mulai memeluk pinggang pelayan tersebut.

'Plak!'

Tangan yang memeluk pinggang pelayan tersebut terhempas saat ditampik dengan cukup kuat oleh pelayan tersebut. Bisa dilihat beberapa orang yang ada diruangan tersebut yang tadinya tidak peduli sekarang mengeluarkan raut terkejut.

"Kurang ajar!" Pria yang tangannya ditampik merasa jika dirinya diremehkan pelayan didepannya, dia mengambil telepon yang ada diruangan tersebut dan mulai menghubungi pemilik bar tersebut.

"Datanglah ke ruang 103 sekarang juga sebelum aku mengamuk!" Setelah mengatakan hal tersebut pria itu mulai memandang pelayan didepannya dengan remeh.

Tak lama seorang masuk ke ruangan tersebut, "Ada apa? Ada yang bisa kubantu?"

"Pelayanmu kurang ajar, dia menampik tanganku dengan keras saat aku hanya memintanya untuk menemaniku."

"Maaf, tapi dia memang hanya pelayan disini dan kurasa kau bisa mendapatkan orang lain yang bersedia menemanimu." Tanpa disangka pemilik bar tersebut membalas dengan sangat santai.

" Wonwoo-ya kau boleh kembali ke tempatmu." Pelayan yang dipanggil Wonwoo pun meninggalkan ruangan tersebut dengan tidak peduli.

Ya dia adalah Jeon Wonwoo, sudah setahun bekerja sebagai pelayan disana dan belum ada yang bisa menyentuhnya.

TOUCH ME

Wonwoo melihat bos nya datang setelah menyelesaikan masalah di ruangan tadi.

"Won kau tidak apa-apa kan?" Diluar dugaan dia tidak dimarahi sama sekali oleh bosnya.

"Tentu, dan kurasa jika aku mengatakan maaf kau sudah terlalu bosan mendengarnya." Jawab Wonwoo dan bosnya hanya tertawa.

"Usahaku tidak akan bangkrut hanya karena orang-orang seperti mereka." Bukannya sombong tapi bar tempat Wonwoo bekerja adalah bar pusat atau bar terbesar dan hanya salah satu dari bar-bar besar yang dimiliki bosnya tersebut.

"Gomawo Soonyoung-ah, dan seperti biasa lebih baik kekasih pucatmu itu tidak perlu tau agar kita berdua selamat."

Terkesan tidak sopan saat Wonwoo memanggil bosanya saperti teman, tapi kenyataannya mereka memang teman.

"Apa kau ingin kupindahkan ke bar lain dan kau bisa menjadi manager disana? " Tanya Soonyoung yang merasa khawatir jika kejadian yang lebih parah dari hal tadi akan terjadi.

"Tidak, aku tidak suka hal ribet seperti itu dan menjadi pelayan dengan gaji manager disini bukankah lebih baik." Tolak Wonwoo yang sebenarnya merasa sungkan.

"Ah benar, dan aku lupa alasannmu memilih untuk bekerja di bar ku yang paling mewah agar kau tidak ketahuan oleh orang tuamu."

TOUCH ME

Jika kalian penasaran kenapa Wonwoo bekerja di salah satu bar mewah di gangnam tersebut, ada beberapa alasan.

Satu, orang tua nya yang berpendidikan tinggi dan bermartabat itu tidak akan berpikir bahwa anak sulungnya akan bekerja di bar dan dia tidak perlu bersusah payah sembunyi berulang kali, buktinya sudah satu tahun lewat dan dia aman. Wonwoo bahkan mengganti nomor dan ponsel canggihnya dengan ponsel jadul agar tidak dapat dilacak dengan mudah, jadi dia hanya bisa menelpon dan mengirim pesan dengan ponsel itu.

Dua, di bar mewah yang hanya didatangi orang-orang penting seperti ini dia tidak perlu berurusan dengan orang-orang yang membutuhkan uang dengan memeras saat mereka tau siapa Wonwoo sebenarnya. Lagipula dandanan Wonwoo cukup berbeda saat dia bekerja di bar, juga orang-orang kaya dan penting yang menjadi pelanggan disini tidak akan repot-repot untuk menghapal wajah pelayan sepertinya.

Tiga, di bar ini dia hanya menjadi pelayan ruang VIP dan cuma mengantarkan minuman beberapa kali karena tentunya pelayan disini bukan hanya dirinya. Wonwoo cukup pintar dengan hanya akan mengantarkan minuman ke orang yang berbeda sehingga mereka tidak akan melihat wajahnya lebih dari sekali.

Terkesan sangat pemilih memang, tapi itu adalah syarat jika Wonwoo ingin bekerja di bar, yang di berikan oleh sepasang kekasih yang menjadi sahabatnya tersebut.

Dan jika kalian penasaran kenapa Wonwoo yang memiliki orang tua yang berpendidikan tinggi dan bermartabat tersebut lebih memilih bekerja di bar, tentunya kalian akan berpikir bahwa Wonwoo itu kaya.

Dan benar, ayahnya pemilik salah satu perusahaan paling besar di Korea Selatan.

Jawabannya akan muncul setelah beberapa hal oke.

TBC

/

/

/

Author baru disini!

Ditunggu comment nya dan terima kasih sudah membaca!