JEALOUSY
[Flashback]
Haechan berjalan dengan riang menuju tempat lokernya berada dengan sesekali menunduk sopan kepada beberapa senior yang baru saja menyelesaikan jam sore mereka. 'menjadi siswa senior pasti melelahkan' pikir Haechan dalam hati.
Haechan sendiri masih berada disekolah hingga sore dan tanpa ditemani oleh Lucas dan Jaemin karena dirinya baru saja bergabung dengan club paduan suara dan hari ini adalah hari penyambutan anggota, sehingga mau tidak mau Haechan harus tetap disekolah sampai sekarang.
Ketika hampir sampai di lokernya Haechan melihat seorang anak lelaki yang sepertinya sedang kesulitan memasukan sesuatu kedalam lokernya yang tentu saja terkunci. Bahkan Haechan sempat berpikir mungkin anak itu berniat mencuri sesuatu, tapi sungguh anak itu akan sial karena Haechan tidak punya apa-apa. Setidaknya Haechan sedikit bersyukur dengan hal itu walau terdengar menyedihkan.
'Baru seminggu sekolah bahkan aku akan menjadi korban pencurian, hebat kau Lee Haechan'
Dengan perlahan Haechan mendekati anak itu, berusaha untuk tidak bersuara agar tidak ketahuan dan anak itu akan kabur begitu saja. Saat tepat berada dibelakang anak itu, segera Haechan memegang kerah bajunya dengan kuat sambil berkata "apa yang kau lakukan pada lokerku"
Anak itu sangat terkejut dan refleks mengumpat sekuatnya, untung saja ditempat itu tidak ada orang lain selain mereka.
"Yaampun, kotor sekali mulut dan kelakuanmu. Haruskah aku membawamu ke Gereja untuk bertobat hah?" Haechan berucap dengan ekspresi yang sangat dasar dan terkesan malas. Dia hanya pura-pura seperti itu, tapi dalam hati dia sedang ketakutan bagaimana kalau anak itu malah menyerangnya dengan senjata tajam.
"A-apa maksudmu hah?" anak itu berusaha menjawab dengan percaya diri namun suaranya tentu saja tergagap.
"Hey dasar pencuri, sudah berbuat jahat masih mencoba menantangku?!"
"Siapa yang mencuri, sialan. Kau gila ya?!"
"Dirimu itu yang sialan. kalau tidak mencuri apa yang kau lakukan pada lokerku?!"
"Hah lokermu? Bukannya itu loker Na Jaemin?!"
"Bodoh loker Jaemin berada diatas lokerku. Dasar bodoh kau kelas mana sih?"
[masa sekarang]
Lucas dan Jisung tertawa sangat keras mendengar sepenggal kisah pertemuan Jeno dan Haechan yang terdengar sangat konyol. Tentu saja awal yang konyol membuat masalah mereka sekarang juga sama konyolnya.
Kini Lucas, Haechan, Jeno, Jisung dan Chenle sedang berkumpul dikamar megah milik si kaya Chenle yang luar biasa. Jangan tanya kemana Jaemin Karena tentu saja lelaki kurus itu sedang dalam masa penghindaran setelah pengakuan memalukannya beberapa hari lalu.
Sebenarnya Haechan dan Lucas sudah berusaha untuk mendekati Jaemin agar masalah ini dapat segera selesai namun Jaemin selalu melarikan diri dengan teman barunya dari kelas lain yaitu Ten dan Kun. Bahkan mereka meminta bantuan Ten dan Kun tetap saja Jaemin lebih pandai melarikan diri.
Karena menyerah dengan semua usaha yang sia-sia, disini mereka pun berkumpul dan meminta penjelasan langsung dari Jeno dan Haechan agar setidaknya mereka mengerti dan mendapat pencerahan untuk menyelesaikan permasalahan konyol ini.
"Jika kalian terus tertawa tidak usah dilanjutkan saja Haechan-ah" sepertinya Jeno mulai ngambek dengan teman-temannya ini.
"oke oke aku dan Jisung akan diam, tuan Lee" Lucas berucap sambil berusaha menahan tawa dengan susah payah.
Haechan memutas bola matanya malas, "baiklah akan ku lanjutkan".
[Flashback]
Kini Jeno dan Haechan sedang duduk berhadapan di salah satu kedai dekat sekolah. Niat Haechan adalah menginvestigasi apa tujuan Jeno yang baru diketahui ternyata sekelas dengan dirinya, bahkan Jeno duduk dengan Hyunjin yang hanya berjarak dua meja dari tempat Haechan tapi dia tidak sadar.
Ya tentu saja karena Jeno merupakan makhluk pucat yang sangat pendiam, menyeretnya ke kedai ini bahkan membutuhkan tenaga yang cukup besar.
"Bisa kau jelaskan apa yang kau lakukan Lee Jeno?"
Jeno terus saja diam berharap Haechan segera menyerah dan ia bisa kabur tanpa harus ketahuan tujuannya. Namun sepertinya Jeno harus menyerah karena Haechan tentu saja memiliki 1000 cara yang ampuh untuk membuatnya membuka suara.
"Baiklah, kau tidak berbicara maka aku akan menelpon Jaemin dan menceritakan semuanya. Bila perlu aku akan menyuruhnya segera kesini" Haechan menyelesaikan kalimatnya sambil memberikan senyum kemenangan, 'skak mat' pikirnya.
"Oke aku menyerah dan letakkan kembali handphone mu. Aku akan jujur padamu"
"Baiklah"
"Jadi aku sebenarnya menyukai Jaemin sejak hari pertama masuk sekolah ..." Jeno menghentikan kalimatnya berusaha melihat ekspresi wajah Haechan, dia pikir Haechan akan tertawa dan segera mengejeknya namun yang ia dapatkan adalah wajah Haechan yang berbinar menunggu kelanjutan kalimatnya sendiri.
Dengan begitu Jeno pun sedikit lega, dia menjelaskan bahwa sudah seminggu ini ia mengirimkan surat untuk Jaemin yang nyatanya nyasar ke loker milik Haechan dan untung saja Haechan belum membaca satu surat pun yang pastinya berisi kalimat menggelikan khas anak sma yang baru merasakan jatuh cinta.
Setelah menyelesaikan penjelasan tersebut Haechan tersenyum prihatin melihat bagaimana frustasinya Jeno ingin menyampaikan perasaan pada Jaemin.
"Kau sangat menyedihkan Jeno, ku beritahu ya bahwa Jaemin sangat membenci hal seperti itu. Walau kau sempat melihatnya menggoda orang dengan kalimat yang tidak kalah menjijikan tapi dia lebih menyukai seseorang yang jujur dan to the point"
"Dan juga saat mengungkapkan perasaanmu buatlah Jaemin susah menolakmu, tunjukkan semua pesonamu. Menurutku kau bahkan cukup tampan jadi mungkin saja Jaemin menyukaimu"
Jeno mengangguk-angguk berusaha mengingat tips yang telah diberikan oleh Haechan secara cuma-cuma.
Mereka terdiam cukup lama sambil memancang ice lemon tea pesanan mereka yang mulai mencair seluruh es nya karena suhu yang sangat panas.
Dengan tiba-tiba Jeno menarik tangan Haechan bahkan sempat sedikit mengelus punggung tangannya. Jujur saja Haechan kaget dan malu baru pernah dirinya diperlakukan dengan lembut seperti itu.
"Jujur, aku menyukaimu. Mungkin kau merasa ini terlalu cepat tetapi jangan menolak ku, berikan waktu padaku agar kita bisa saling mengenal satu sama lain lebih jauh"
Haechan mengumpat dalam hati bagaimana bisa Jeno menjadi semakin tampan ditambah eyes smilenya, kalau berlama-lama begini bisa saja Haechan yang baper pada Jeno. Tapi dia juga berpikir hati Jaemin kan sebenarnya lembut pasti anak itu juga akan luluh.
"Oh my god, Haechan dan Jeno kalian pacaran?"
suara yang membuat sakit telinga itu berasal dari Chenle teman sekelas mereka juga. Haechan dan Jeno sangat shock kenapa harus ada manusia lain yang mengenal mereka disini bahkan melihat adegan yang tidak seharusnya. Chenle duduk disamping Haechan dengan penuh semangat, ia merasa bangga telah melihat adegan percintaan antara kedua teman kelasnya secara langsung.
Harusnya Haechan tidak kaget dengan kehadiran Chenle karena mereka berdua masuk ke klub yang sama jadi mungkin saja Chenle mampir untuk mengisi perutnya tapi sialnya Chenle malah salah paham dan mendengar hal yang tak seharusnya. Tidak ingin menambah kesalah pahaman dengan sangat terpaksa Jeno pun jujur menjelaskan karena mereka berdua tau kalau mulut Chenle itu tidak bisa diam, bisa-bisa gagal rencananya mendapatkan hati Jaemin.
Setelahnya Chenle cukup kecewa karena menurutnya Haechan dan Jeno cukup serasi namun dihadiahi pukulan di kepalanya oleh Haechan. Chenle pun mengerti dan benar-benar bersumpah tidak akan bocor soal rahasia Jeno ini, tapi dia sering kali tidak tahan menggoda Jeno dan Haechan bahwa mereka pacaran akibat kejadian 'Jeno menembak Haechan' tadi.
Haechan cukup lega mendengar janji Chenle setidaknya rahasia ini akan menjadi aman karena Chenle mungkin bisa dipercaya. Setelah itu Haechan kembali menatap Jeno dan kemudian memberikan senyuman yang sangat manis,
"Tenanglah aku akan membantumu mendapatkan hati seorang Na Jaemin"
Mendengar kalimat Haechan, Jeno pun menetapkan bahwa he's the one and only.
[masa sekarang]
Lucas dan Jisung pun bertepuk tangan layaknya anak sekolah dasar yang seolah baru saja mendengarkan dongeng yang indah.
"Sekarang semuanya sudah jelas kan? aku mau pulang. Malas sekali berkumpul dengan kalian terus" Jeno memang kejam tapi sekalinya kesulitan malah mencari teman-temannya, cih dasar teman tidak tau diri.
"Tunggu dulu, soal Jaemin yang menyukai Haechan itu bagaimana?" ucapan Jisung membuat Haechan, Lucas dan Chenle ikut mengangguk mereka juga butuh penjalasan soal itu terutama Haechan tentu saja.
Jeno terdiam cukup lama, ia menatap Haechan yang terlihat bersemangat ingin mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Tapi Jeno sendiri tidak ingin bercerita karena dia sudah berjanji pada Jaemin dan memang lebih baik Jaemin sendiri yang berbicara langsung berdua dengan Haechan.
"Sudah ya aku pulang" Jeno segera keluar dari kamar Chenle tidak mempedulikan protes keempat orang lainnya.
"YA LEE JENO!!"
.
.
.
TBC
halo semuanya, terima kasih tetap setia membaca cerita ku ini ya, pasti kalian semua kaget kan Jaemin suka sama Haechan? Aku sendiri yang nulis juga kaget bisa mikir kayak gini hehehe
tapi jujur aja aku selalu ngelihat Jaemin itu kadang soft banget ke Haechan aku sampai hampir oleng ke kapal Jaemhyuck T.T
walau ini ff markhyuck untuk beberapa chapter ke depan ga ada Mark dulu ya mau fokus menyelesaikan kisah rumit Jaemin, Haechan dan Jeno dulu ya, maaf kalo ada yang pengen Mark nya ada tapi yang ini aja aku pusing mikirin konflik dan penyelesaiannya hehehe
maaf aku terlalu bacot T.T
terima kasih untuk kalian semua yang sudah review, fav dan follow cerita ini. aku cinta kalian